Semua Bab Terpaksa Menikah Muda: Bab 81 - Bab 90

187 Bab

Ingatan Tentangmu

“Seharusnya Ayah tak perlu ikut campur atas pilihanku!” Seorang pria menawan yang sudah memasuki usia dua puluh lima tahun itu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, meskipun dalam pengaruh alkohol, ia masih bisa mengendalikan diri. Ah … salahkan saja sahabatnya yang mengerjainya dengan minuman yang tak pernah disentuh ini, menyesal pun sudah terlambat. Akan tetapi, sepertinya dewi fortuna tak berpihak padanya. Karena mobilnya kehilangan kendali, dan hal terakhir yang ia lihat adalah tubuh sepasang suami istri terpental begitu saja, sebelum kegelapan menyelimutinya. Lima tahun kemudian, ketika hidupnya sedang tenang dan damai. Ia dikejutkan oleh sang kakek yang akan menjodohkan dengan wanita—yang tentunya tak selevel dengannya. Kamila Cahaya, dari namanya saja sangat tidak menarik, begitulah pikir Aron. Tetapi ia salah, ternyata wanita itu cukup menawan dengan wajah manisnya. “Kau jangan sampai jatuh cinta padanya, Aron. Ingat, hanya Relin wanita satu-satunya yang pantas
Baca selengkapnya

Syarat Dari Kamila

“Tuan, Anda akan tetap seperti ini terus atau bagaimana? Karena saya akan pulang melihat si kembar,” ucap Kamila yang mulai Jengah dengan tingkah Aron. Sudah lima jam ia berbaring di samping pria itu, untung saja hospital bed ini muat untuk dua orang. Ia bahkan sudah membuang rasa malunya ketika suster datang untuk mengecek keadaan Aron.Bagaimana tidak, Aron sama sekali tak mau melepaskannya. Pria itu memang mengatakan jika sudah mengingatnya, dan tentu saja Kamila cukup shock melihat perubahan sang suami.“Diamlah, Sayang. Memangnya kamu tidak merindukanku?” tanya Aron sambil memeluk Kamila, tak ada rasa gengsi atau semacamnya. Justru kini perasaan pria itu semakin membuncah, aneh memang—si arogan bersikap seperti ini. “Tuan, saya sungguh tidak nyaman. Apalagi ini masih di rumah sakit, Anda seharusnya beristirahat dan saya akan pulang setelah itu.” Kamila berucap serius.Aron melepas kasar pelukannya, lalu memunggungi Kamila, membuat wanita itu mengerutkan kening. “Tuan …,” pangg
Baca selengkapnya

Pertemuan Menantu & Mertua

“Mas, kenapa semua aset atas nama anaknya Kamila? Bukankah seharusnya Mas minta pendapatku juga? Tidak memindahkan ke mereka begitu saja,” ungkap Dona penuh kekesalan. Tapi masih bisa ia tahan karena tak ingin memancing keributan dengan Tama, belum lagi kartu kreditnya yang masih ditahan oleh sang suami. “Aku yang berhak memutuskan semuanya. Lagi pula, aku memberikan Saga serta Ayana adalah hartaku sendiri. Jadi, tak ada salahnya,” jawab sama santai “Tapi Mas—” “Sudahlah Dona, aku ingin istirahat. Kau bisa keluar sebentar, dan tolong panggilkan pengacaraku, ada yang ingin aku sampaikan padanya,” sela Tama cepat. Dona mengepalkan tangan kuat, ingin membantah tapi tak bisa. Ia pun menghentakkan kaki kuat, lalu keluar dari ruang rawat inap Tama. Tama yang melihat itu menghela napas berat, sebenarnya ia juga menerima laporan dari Bimo tentang semua yang terjadi di sana. Membuatnya tak sabar untuk bertemu dengan kedua cucunya. Di sisi lain, Relin berada di salah satu tempat hiburan m
Baca selengkapnya

Ketakutan Dona

“Tapi aku tidak suka jika Kakak kembali lagi padanya!” Kamila menghela napas ketika mendengar suara keras Arfin dari seberang sana, ia tahu jika sang adik sedang marah besar. “Arfin, dengarkan Kak Mila—”“Kakak yang dengarkan aku, pria itu tidak baik. Apalagi keluarganya, aku lebih setuju Kak Mila dengan Kak Tara saja. Jelas dia lebih segala-galanya dibandingkan Tuan Muda Dewangga yang sombong itu.” Aron yang duduk di samping Kamila menekuk wajahnya, sedangkan perempuan itu menggigit bibir—menjadi serba salah sekarang. Padahal ia ikut dengan Aron karena Ayana yang tak bisa lepas dari pria ini. “Arfin, nanti Kakak hubungi lagi, ya?” ungkap Kamila. “Ya, besok siang mungkin aku akan pulang. Di rumah ada Kak Tara, bukan?” tanya Arfin.Kamila mengangguk walau tak terlihat oleh Arfin. “Ada, nanti Kak Mila infokan padanya jika kau akan pulang.”“Jaga diri baik-baik. Dan aku tidak terima jika Kak Mila kembali lagi pada pria itu, aku tutup dulu jika begitu.” Bersamaan dengan panggilan te
Baca selengkapnya

Kebohongan Yang Terbongkar

“Jadi, bisa kau jelaskan kenapa membuat cucuku seperti itu?” tanya Tama tenang, tapi sarat akan penekanan. Sementara Aron, menghela napas gusar sembari menatap ibunya datar. Ia sangat terkejut mendengar teriakan Kamila, dan setelah mengetahui penyebabnya. Darah pria itu langsung mendidih, apalagi melihat sang putra yang menangis keras. “Ak–aku hanya bercanda, Mas. Lagi pula, aku tidak menyangka jika Saga akan menghindar.” Dona meremas kuat tangannya, biasanya ia yang membuat orang merasa terpojok. Dan kini mengapa malah dirinya yang berada di posisi tak mengenakkan ini.“Tapi Anda seharusnya tahu, jika tidak ada bercanda yang menyakiti. Apalagi sampai menjewer anak saya, sebagai ibunya. Tentu saya sangat keberatan,” timpal Kamila dingin. Jangan salahkan jika dirinya melawan, karena keadaan yang membuatnya seperti ini. Dan tentu saja semua pelajaran hidup yang diterimanya, mungkin dulu ia akan diam saja seperti orang bodoh yang tak bisa membela diri. Akan tetapi, berbeda dengan seka
Baca selengkapnya

Ayana Cepu

“Ibu, boleh aku meminta tolong ambilkan sup dagingnya?” tanya Saga pada Kamila.“Tentu sayangku, tunggu sebentar.” Wanita itu mengambil mangkok kecil yang ada di sebelahnya, lalu menung sedikit kuah beserta isinya pada piring yang berisi nasi putih. Dan memberikannya pada Saga. “Em, enak! Masakan Ibu memang tidak ada duanya!” Saga menggelengkan kepala sambil mengunyah pelan. “Iyalah, siapa dulu dong. Ibunya Ayana gitu, loh!” sahut gadis kecil yang sibuk dengan buku gambarnya.Saga mendelik.”Selalu saja ikut nimbrung, dasar aneh!” Kamila yang melihat pertengkaran itu terkekeh serak, lalu mengusap lutut Saga yang tampak membiru. “Setelah ini istirahat, ya? Sudah pukul dua siang,” ungkap wanita itu. “Baik, Ibu. Oh, ya. Kapan kita kembali ke rumah Paman Tara? Aku sungguh tidak nyaman di sini,” kata Saga seraya mengambil botol air di atas nakas, dan meneguk isinya perlahan. Kamila terdiam, jika yang ini ia masih belum memiliki jawaban, karena Aron pasti tak akan membiarkannya pergi beg
Baca selengkapnya

Tuan Arogan Beraksi

“Aron!” Aron yang hendak membuka pintu mobilnya menjadi terhenti kala mendengar suara itu, ia menoleh—melihat eksistensi seorang wanita yang ia lupakan beberapa hari belakangan ini. “Kita harus bicara,” ucap Relin to the point dengan wajah pucat pasti. “Tidak, bisa. Saya akan—”“Jika kau memang seorang pria sejati, tentu kau akan megiyakan ajakanku. Karena ini berhubungan tentang kita, dan aku benar-benar frustasi kerang!” ungkap Relin menggebu-gebu. Netranya memerah, menatap Aron marah.Pria itu tertegun, lalu menghela napas pelan. “Saya tidak bisa, besok saja.” Relin menggeleng kuat. “Tidak bisa, apa kau akan berlaku bak pengecut sekarang? Dulu kau yang menjanjikan sebuah pertunangan, bahkan pernikahan. Tapi setelah wanita itu kembali, justru kau mencampakkanku begitu saja!” teriak Relin tanpa sadar, untung parkiran sedang sepi, dan juga di sini hanya mobil para petinggi rumah sakit saja. Aron bersedekap, kali ini memusatkan atensinya pda Relin. “Kau tahu sendiri jika saya sedan
Baca selengkapnya

Kamila Bertemu Relin

[ Bisa kita bertemu sore ini?]Sebuah pesan singkat terpampang tatkala Kamila baru saja membuka ponsel. Baru hendak mencari tahu siapa gerangan nomor tak dikenal ini, pesan baru kembali masuk. Membuat wanita itu mengulum bibir ketika mengetahui siapa yang mengirimkannya. [ Saya Relin, tentu kau tidak lupa, bukan? ]Kamila menghembuskan napas berat, terhitung sudah satu bulan ia di kediaman Dewangga, dan jujur saja ia tak pernah melihat batang hidung Relin. Kamila tak tahu apa yang Aron lakukan sehingga Relin tidak pernah menampakkan diri di sini.Setelah memikirkan keputusan yang akan diambil, Kamila mulai mengetikkan sesuatu. [Baik, kirim saja lokasinya.] Setelahnya ia menutup ponsel, kembali menghadap ke arah cermin seraya mengoleskan pelembab pada wajah. Suara pintu kamar mandi terbuka—membuat Kamila menoleh, wajah wanita itu memerah ketika melihat Aron yang hanya menggunakan handuk saja dan memperlihatkan perut sixpack-nya. “Selamat pagi, aku pikir kau masih tidur.” Aron men
Baca selengkapnya

Menyulut Emosi Kamila

Perkataan Kamila membuat Relin tersinggung, dan sekarang mengapa wanita ini begitu berani melawan secara terang-terangan? “Kita bukan orang asing, bahkan dulu berteman, bukan?” imbuh Relin, sarat akan desakan. Kamila tersenyum simpul. “Jika kita memang berteman, lalu di mana dirimu ketika saya difitnah serta saat bayi saya akan digugurkan?” Ia tersenyum kecut. “Justru kau menikmati peranmu waktu itu. Dan saya bisa ingatkan jika kau lupa.” Relin mengeraskan rahang ketika menerima sindiran pedas itu. “Mengapa hanya diriku yang kau salahkan? Padahal yang paling berperan membuatmu menderita adalah Bibi Dona serta Aron!” Relin pun baru tahu jika penyebab alerginya kambuh malam itu adalah ulah Dona serta Atika, tentu saja ia tak salah di sini. Karena dirinya adalah korban. “Saya pikir kau begitu dekat dengan Ibu mertua, tapi tetap saja melemparkan kesalahan padanya.” Kamila mengangkat bahu, tak lupa melirik ponselnya yang bergetar—menampakkan panggilan dari Aron. Tanpa mengangkatnya, i
Baca selengkapnya

Insiden Di Kolam

“Sekali tidak, tetap tidak. Kau tahu sendiri Aron sedang memperjuangkan rumah tangganya, dan kau dengan seenaknya menghadirkan wanita lain. Aku tak masalah Relin ke sini, tapi untuk menginap—jangan harap,” ungkap Tama serius. Yang mampu membuat Dona menipiskan bibir.“Sebegitu bencinya ya, Mas sama Relin?” Dona menyorot Tama dalam. Pria itu memijat pelipis. “Aku tak ingin membahas perihal ini, puluhan kali aku jelaskan bukan itu alasannya. Sekarang kau suruh saja Relin pergi, sudah pukul sebelas malam.” Tama menarik selimut, lalu membelakangi Dona. Wanita itu mengepalkan tangan, tapi tak urung pergi dari kamar untuk menemui Relin di ruang tamu. Keesokan harinya, Kamila dikejutkan oleh si kembar yang berada di samping kiri dan kanannya. Wanita itu menggeliat, menguap sebentar dan mengucek mata. “Pulas sekali, dan kapan mereka ke sini?” Monolognya serak, khas suara bangun tidur. Kamila membenarkan letak selimut Ayana serta Saga, lalu melihat sekeliling kamar. Keberadaan Aron tak ter
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
19
DMCA.com Protection Status