Home / Romansa / Terpaksa Menikah Muda / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Terpaksa Menikah Muda: Chapter 101 - Chapter 110

187 Chapters

Relin Vs Dona

“Apa yang Anda ingin bicarakan?” tanya Kamila setelah mengambil duduk pada gazebo yang terdapat di taman belakang. Dona terdiam, belum juga membuka suara. Hembusan angin sepoi-sepoi membelai wajah wanita itu, tatapannya lurus ke depan sebelum berujar, “ Apa dari sifat saya yang membuatmu terganggu?” kata Dona bertanya balik, tanpa menoleh pada Kamila. Tentu saja Kamila terkesiap mendengar pertanyaan yang Dona layangkan, entah mengapa tiba-tiba wanita ini mengatakan hal demikian. Karena tak mendapat respon, Dona lantas mengalihkan atensi pada Kamila. “Apa pertanyaan saya kurang jelas bagimu?” Kamila tersenyum tipis. “Saya merasa aneh saja Anda berbicara seperti ini,” balas wanita itu apa adanya. “Memangnya tidak boleh bertanya seperti ini pada menantu sendiri?” timpal Dona. Kamila tertegun, menatap Dona serius. “Bukannya tidak boleh bertanya, hanya saja terasa janggal ketika Anda mengatakan, menantu saya,” tekan Kamila di akhir kalimat. Mendengar itu Dona tentu merasa tersinggu
Read more

Belum Siap Menjadi Orang Tua

“Jadi, Ibu yang ke sekolah si kembar?” tanya Aron setelah mendengar cerita Kamila. Kamila mengangguk sambil menyendokkan nasi ke piring sang suami. “Awalnya aku yang akan ku sana, tapi Nyonya Dona mengatakan jika dia ingin menjemput si kembar, dan seperti yang aku jelaskan kepada Mas Aron, jika dia ingin memperbaiki semua ini.” Aron mengerutkan kening, menatap Kamila intens. “Berarti apa kau sudah memaafkannya, Sayang?” Pria itu bertanya hati-hati. Kamila tersenyum tipis seraya mengambil duduk di samping Aron. “Rasanya memang sulit, apalagi ketika mengingat semua yang aku lalui selama ini. Tapi aku ingin melihat apakah Nyonya Dona bersungguh-sungguh atau ada sesuatu di balik itu semua.” Kamila dengan cepat mengusap lembut punggung tangan Aron ketika melihat perubahan dari ekspresi sang suami. “Bukan maksudku menuduh Nyonya Dona yang tidak-tidak, Mas. Aku hanya mengantisipasi jika terjadi hal besar kedepannya, maaf kalau kau tersinggung dengan ucapanku,” ungkap wanita itu pelan.
Read more

Penawaran Untuk Tuan Muda

Dua minggu setelahnya, berita tentang keluarga Dewangga benar-benar lenyap tak tersisa. Tentu saja itu adalah dampak yang bagus bagi Dona, tapi tidak dengan rumah tangganya dan Tama. Pernikahan ini benar-benar terasa dingin, kerap kali ia menahan cemburu serta sakit hati atas perlakuan Tama yang mementingkan pengacara wanita itu daripada dirinya.Contohnya, saat ini. Dona mengepalkan tangan ketika melihat Kenanga sedang bercanda bersama Ayana serta Saga. Tanpa mengacuhkan keberadaannya. “Apakah Nenek Kenanga sering ke negara itu?” tanya Ayana penasaran sembari melihat ke arah benda pipih di tangannya.“Hampir setahun sekali, karena anak Nenek bekerja di Jepang,” jawab Kenanga. “Wah, keren sekali. Pasti dia sering bertemu kartun yang aku tonton setiap pagi, bukankah begitu Saga?” Ayana melirik pada sang kakak. Yang hanya dibalas anggukan pelan.“Ayana juga bisa ke sana jika mau, kebetulan akhir tahun ini Nenek akan pergi ke Jepang,” tawar Kenanga. Gadis kecil yang sudah berusia lima
Read more

Ketegasan Aron

Hening, tak ada respon dari Aron. Tak lama kemudian, pria itu tersenyum simpul. Membuat Arkam terkekeh puas, karena yakin jika Aron menerima tawarannya. Tebakan Arkam benar, bukan? Jika Aron tak mungkin menolak. 20% kepemilikan dapat dianggap sebagai porsi yang besar dan memberikan pengaruh terhadap keputusan perusahaan. Porsi 20% mempunyai hak untuk duduk di dewan direksi, bahkan memiliki pengaruh signifikan dalam pengambilan keputusan strategis pada suatu company.“Tarik perkataan Anda, atau kita batalkan kerja sama ini,” tekan Aron tajam. Raut wajahnya berubah menjadi dingin tak tersentuh. Senyum percaya diri yang Arkam tampakkan luntur seketika, tergantikan dengan wajah terperangah. “Kau menolaknya mentah-mentah? Aron, kau tahu sendiri 20% bukanlah porsi sedikit—” “Dan Anda tahu sendiri jika saya adalah Aron Dewangga,” selanya cepat, “bisa-bisanya menawarkan hal seperti itu pada keturunan Abraham. Mungkin memang perusahaan Anda lebih maju karena bergerak di berbagai sektor indus
Read more

Pengorbanan

“Tuan Aron, semuanya sudah saya bicarakan sama sekretaris Pak Arkam. Jadi, tinggal mengatur jadwal kita pergi dua minggu lagi,” jelas Bimo. Aron memasang raut kusut. “Seharusnya kau biarkan saja kerja sama itu batal.” Bimo yang mengerti hanya menunduk sambil meneliti grafik yang terpampang pada benda pipih di hadapannya. “Lalu apakah kau sudah mengecek kembali kinerja manajer kebun sekaligus sepupu Erza itu?” tanya Aron mengalihkan pembicaraan.“Sudah, Tuan. Kinerjanya cukup memuaskan, dia hanya membutuhkan waktu tiga hari untuk belajar semuanya,” ungkap Bimo. “Baguslah, dengan begitu kita bisa fokus ke rumah sakit,” timpal Aron. “Dan saya minta tolong untuk info para dewan direksi, suruh temui saya setelah makan siang nanti.”“Siap, Tuan,” tegas Bimo. “Lalu mengenai kualitas pelayanan kesehatan dan keamanan pasien, apakah akan dibahas pada meeting esok hari?” “Ya, tentu saja. Menjamin standar kualitas pelayanan kesehatan dan keamanan pasien adalah prioritas kita. Beberapa hari in
Read more

Tersadar

Aron tak pernah merasa setakut ini, masih teringat betul bagaimana kalutnya ia tatkala mengetahui sang istri yang kecelakaan di depan rumah sakitnya sendiri. Tubuhnya yang terbungkus jas begitu lemas, bahkan bernapas pun terasa sulit ketika membayangkan tubuh mungil Kamila terpental, seperti penjelasan orang-orang yang berada di lokasi kejadian. “Kalau sampai istriku kenapa-napa, jangan harap orang yang menabraknya itu selamat,” tekan Aron dalam setiap kalimat. Wajah pria itu memerah dengan rahang mengetat. Tak ada yang tahu jika saat ini ia mati-matian menahan amarah serta rasa takut. Kewarasannya seakan tertinggal jika menyangkut Kamila.Lain halnya dengan Dona serta Relin yang duduk dengan kepala menunduk, mereka mengaku jika sangat ceroboh. Tapi mau bagaimana lagi, karena ini memang musibah.Suara pintu ruangan Kamila yang dibuka menyentak atensi Aron, ia dengan cepat melangkah menuju dokter itu. “Bagaimana? Apakah istri saya baik-baik saja? Katakan iya, jika tidak Anda akan me
Read more

Benar-Benar Berubah

“Mas, aku sudah kenyang ….” Kamila tanpa sadar merengek, pasalnya Aron terus menyuapinya makanan. “Ayo sayangnya aku, tinggal sedikit lagi. Sup ayam ini mengandung protein yang baik untuk proses pemulihan, serta membantu menjaga hidrasi.” Aron mendekatkan sedok itu pada bibir Kamila, mau tak mau sang empu membuka mulut dengan mata berkaca-kaca. Kamila mengunyah penuh kekesalan, Aron persisi seperti ibu-ibu yang cerewet ketika anaknya sedang sakit. “Lho, kenapa nangis?’ tanya Aron khawatir, lalu mengusap air mata sang istri lembut.“Mas, sih! Aku itu sudah kenyang, bahkan mau muntah. Tapi terus dikasih makan!” gerutu Kamila kesal.Aron yang mendengar itu merasa bersalah, lalu memeluk sang istri. “Maaf ya, aku ingin kau cepat pulih, Sayang. Tapi ternyata malah membuatmu tak nyaman.” Kamila menjadi merasa bersalah mendengar nada lirih itu, sudah satu minggu terhitung ia di rumah sakit. Dan Aron menjaganya sangat ekstra. Belum lagi membatasi orang yang menjenguknya. “Bukan maksudku t
Read more

Misi Bimo & Kamila

“Tidak usah, Kak. Toh, kerjaan Kak Tara sangat banyak. Nanti saja ke sini setelah semuanya rampung, jika tetap nekat aku akan marah!” Ancam seorang wanita dari seberang sana. Bastara menghela napas, tapi tetap mengiyakan. “Lalu di mana kedua keponakanku?” “Sudah pulang jika malam, aku tidak pernah mengizinkan mereka menginap di rumah sakit,” jawab Kamila.Bastara manggut-manggut. “Bilang sama mereka, mungkin aku akan ke sana beberapa bulan lagi, dan aku harap Ayana serta Saga suka dengan hadiah yang aku berikan.”Terdengar suara tawa Kamila dari seberang sana, membuat Bastara mau tak mau menarik sudut bibirnya. “Mereka sangat suka, Kak. Tapi itu terlalu mahal, jangan terlalu memanjakan mereka. Apalagi memberikan hadiah dengan harga puluhan juta,” kata Kamila dengan nada serius. Bastara mengangkat bahu, senyum lebar masih terpatri pada bibirnya. “Tidak apa-apa, aku senang memanjakan mereka. Toh, tidak setiap hari, bukan?”Pria itu langsung tertawa ketika mendengar geraman dari Kami
Read more

Akur

Wanita itu berjalan mengendap-endap, melihat sekitar yang tampak sepi. Maklum saja, ini masih pukul lima pagi, dan biasanya Aron akan pulang dulu ke kediamannya. Untung saja semesta juga merestuinya, dikarenakan tumben sekali tak ada yang berjaga di depan ruang rawat inap Kamila. Membuka pintu itu perlahan, ia dengan segera masuk. Namun, matanya melotot ketika melihat Kamila yang sudah terbangun dan menatapnya dalam diam. “Relin? Ada keperluan ada ke sini?” tanya Kamila heran. Relin tergugu, tapi tak urung melangkah mendekat ke sisi hospital bed yang Kamila tempati. “Maaf, apakah saya mengganggumu?” Kamila menaruh buku di tangannya ke atas nakas, lalu mengalihkan atensi pada Relin. “Tidak, memangnya kenapa?” Ia kembali mengulang pertanyaan. Karena jujur saja, setelah ia masuk rumah sakit, baru kali Kamila melihat Relin memunculkan batang hidungnya. “Em … saya—” Relin menunduk, meremas kedua tangannya gugup. Menghembuskan napas pelan, wanita itu mengangkat wajah, menatap tepat pa
Read more

Bulan Madu

Ternyata proses penyembuhan Kamila lebih cepat dari perkiraan, ia hanya membutuhkan waktu sekitar lima minggu untuk pulih. Dan kini wanita itu sudah kembali ke rumahnya, beraktifitas seperti biasa. “Kamila, kalian jadi berbulan madu?” tanya Dona ketika melihat Kamila yang hendak menaiki undakan tangga. Wajah wanita itu bersemu merah, padahal ia dan Aron sudah bertahun-tahun menikah. Tapi bulan madunya malah sekarang, walau sudah menolak—nyatanya sang suami tetap kukuh. “Iya, Bu. Ini lagi menyiapkan semuanya, mungkin ke bandara sekitar pukul satu siang,” jawab Kamila.Dona memang memohon untuk Kamila mengubah gaya bicaranya, dan perlahan tapi pasti. Sekarang sang menantu sudah terbiasa memanggilnya dengan sebutan, ibu.“Ada yang bisa Ibu bantu? Mungkin kau membutuhkan sesuatu,” tawar Dona.Kamila tersenyum tipis. “Tidak ada, Bu. Terima kasih tawarannya.”"Oh, ya. Kenapa tak biarkan saja Saga serta Ayana di rumah? Mengapa harus kalian bawa?" Dona kembali melempar pertanyaan. Kamila m
Read more
PREV
1
...
910111213
...
19
DMCA.com Protection Status