“Kamila,” panggil Tama sekali lagi. “Eh, em … maaf Ayah, aku melamun,” jawab Kamila kikuk. Ia melihat kembali tablet yang Tama sodorkan. “Baik, Ayah jelaskan sekali lagi,” ulang Tama.” Kamu hanya perlu mengawasi operasional, dan membuat laporan keuangan. Nanti Ayah suruh manajer di restoran itu yang mengajarimu.” Kamila tersenyum tipis seraya membaca deskripsi jobdesk pada benda pipih di depannya. Ia sebenarnya ingin bekerja menjadi chef saja, tapi Aron tak mengizinkan. Berakhir dengan tawaran Tama yang menyuruh Kamila menjadi asisten manajer di restoran Dona.“Ayah yakin jika kau pasti bisa mengembangkan restoran itu, kau juga berbakat dibidang memasak, bukan?” Kamila mengangguk pelan. “Kau bisa berkontribusi dalam mengembangkan inovasi makanan baru,” lanjut Tama. “Baik, Ayah. Aku akan mengusahakan semuanya dengan baik,” balas wanita itu. Tama tersenyum lega, sangat yakin dengan kemampuan Kamila. “Mengenai berita yang beredar saat ini, apakah kau merasa terganggu?” Kamila terdia
Read more