Beranda / Romansa / Terpaksa Menikah Muda / Pertemuan Menantu & Mertua

Share

Pertemuan Menantu & Mertua

Penulis: Ana j
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Mas, kenapa semua aset atas nama anaknya Kamila? Bukankah seharusnya Mas minta pendapatku juga? Tidak memindahkan ke mereka begitu saja,” ungkap Dona penuh kekesalan. Tapi masih bisa ia tahan karena tak ingin memancing keributan dengan Tama, belum lagi kartu kreditnya yang masih ditahan oleh sang suami.

“Aku yang berhak memutuskan semuanya. Lagi pula, aku memberikan Saga serta Ayana adalah hartaku sendiri. Jadi, tak ada salahnya,” jawab sama santai

“Tapi Mas—”

“Sudahlah Dona, aku ingin istirahat. Kau bisa keluar sebentar, dan tolong panggilkan pengacaraku, ada yang ingin aku sampaikan padanya,” sela Tama cepat.

Dona mengepalkan tangan kuat, ingin membantah tapi tak bisa. Ia pun menghentakkan kaki kuat, lalu keluar dari ruang rawat inap Tama.

Tama yang melihat itu menghela napas berat, sebenarnya ia juga menerima laporan dari Bimo tentang semua yang terjadi di sana. Membuatnya tak sabar untuk bertemu dengan kedua cucunya.

Di sisi lain, Relin berada di salah satu tempat hiburan m
Ana j

Haloooo, semoga kalian masih mengingat cerita ini wkwkkwk Maaf lama update, karena ada bebrapa kendala. Btw ada yang nungguin nextnya gak niih???

| 3
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (12)
goodnovel comment avatar
Yen Anton
nenek sadis
goodnovel comment avatar
Yen Anton
perempuan baik km karmila
goodnovel comment avatar
Ana j
Up besokkk, bisa cek spoilernya di IG aku ya, Warga ^_^
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terpaksa Menikah Muda   Ketakutan Dona

    “Tapi aku tidak suka jika Kakak kembali lagi padanya!” Kamila menghela napas ketika mendengar suara keras Arfin dari seberang sana, ia tahu jika sang adik sedang marah besar. “Arfin, dengarkan Kak Mila—”“Kakak yang dengarkan aku, pria itu tidak baik. Apalagi keluarganya, aku lebih setuju Kak Mila dengan Kak Tara saja. Jelas dia lebih segala-galanya dibandingkan Tuan Muda Dewangga yang sombong itu.” Aron yang duduk di samping Kamila menekuk wajahnya, sedangkan perempuan itu menggigit bibir—menjadi serba salah sekarang. Padahal ia ikut dengan Aron karena Ayana yang tak bisa lepas dari pria ini. “Arfin, nanti Kakak hubungi lagi, ya?” ungkap Kamila. “Ya, besok siang mungkin aku akan pulang. Di rumah ada Kak Tara, bukan?” tanya Arfin.Kamila mengangguk walau tak terlihat oleh Arfin. “Ada, nanti Kak Mila infokan padanya jika kau akan pulang.”“Jaga diri baik-baik. Dan aku tidak terima jika Kak Mila kembali lagi pada pria itu, aku tutup dulu jika begitu.” Bersamaan dengan panggilan te

  • Terpaksa Menikah Muda   Kebohongan Yang Terbongkar

    “Jadi, bisa kau jelaskan kenapa membuat cucuku seperti itu?” tanya Tama tenang, tapi sarat akan penekanan. Sementara Aron, menghela napas gusar sembari menatap ibunya datar. Ia sangat terkejut mendengar teriakan Kamila, dan setelah mengetahui penyebabnya. Darah pria itu langsung mendidih, apalagi melihat sang putra yang menangis keras. “Ak–aku hanya bercanda, Mas. Lagi pula, aku tidak menyangka jika Saga akan menghindar.” Dona meremas kuat tangannya, biasanya ia yang membuat orang merasa terpojok. Dan kini mengapa malah dirinya yang berada di posisi tak mengenakkan ini.“Tapi Anda seharusnya tahu, jika tidak ada bercanda yang menyakiti. Apalagi sampai menjewer anak saya, sebagai ibunya. Tentu saya sangat keberatan,” timpal Kamila dingin. Jangan salahkan jika dirinya melawan, karena keadaan yang membuatnya seperti ini. Dan tentu saja semua pelajaran hidup yang diterimanya, mungkin dulu ia akan diam saja seperti orang bodoh yang tak bisa membela diri. Akan tetapi, berbeda dengan seka

  • Terpaksa Menikah Muda   Ayana Cepu

    “Ibu, boleh aku meminta tolong ambilkan sup dagingnya?” tanya Saga pada Kamila.“Tentu sayangku, tunggu sebentar.” Wanita itu mengambil mangkok kecil yang ada di sebelahnya, lalu menung sedikit kuah beserta isinya pada piring yang berisi nasi putih. Dan memberikannya pada Saga. “Em, enak! Masakan Ibu memang tidak ada duanya!” Saga menggelengkan kepala sambil mengunyah pelan. “Iyalah, siapa dulu dong. Ibunya Ayana gitu, loh!” sahut gadis kecil yang sibuk dengan buku gambarnya.Saga mendelik.”Selalu saja ikut nimbrung, dasar aneh!” Kamila yang melihat pertengkaran itu terkekeh serak, lalu mengusap lutut Saga yang tampak membiru. “Setelah ini istirahat, ya? Sudah pukul dua siang,” ungkap wanita itu. “Baik, Ibu. Oh, ya. Kapan kita kembali ke rumah Paman Tara? Aku sungguh tidak nyaman di sini,” kata Saga seraya mengambil botol air di atas nakas, dan meneguk isinya perlahan. Kamila terdiam, jika yang ini ia masih belum memiliki jawaban, karena Aron pasti tak akan membiarkannya pergi beg

  • Terpaksa Menikah Muda   Tuan Arogan Beraksi

    “Aron!” Aron yang hendak membuka pintu mobilnya menjadi terhenti kala mendengar suara itu, ia menoleh—melihat eksistensi seorang wanita yang ia lupakan beberapa hari belakangan ini. “Kita harus bicara,” ucap Relin to the point dengan wajah pucat pasti. “Tidak, bisa. Saya akan—”“Jika kau memang seorang pria sejati, tentu kau akan megiyakan ajakanku. Karena ini berhubungan tentang kita, dan aku benar-benar frustasi kerang!” ungkap Relin menggebu-gebu. Netranya memerah, menatap Aron marah.Pria itu tertegun, lalu menghela napas pelan. “Saya tidak bisa, besok saja.” Relin menggeleng kuat. “Tidak bisa, apa kau akan berlaku bak pengecut sekarang? Dulu kau yang menjanjikan sebuah pertunangan, bahkan pernikahan. Tapi setelah wanita itu kembali, justru kau mencampakkanku begitu saja!” teriak Relin tanpa sadar, untung parkiran sedang sepi, dan juga di sini hanya mobil para petinggi rumah sakit saja. Aron bersedekap, kali ini memusatkan atensinya pda Relin. “Kau tahu sendiri jika saya sedan

  • Terpaksa Menikah Muda   Kamila Bertemu Relin

    [ Bisa kita bertemu sore ini?]Sebuah pesan singkat terpampang tatkala Kamila baru saja membuka ponsel. Baru hendak mencari tahu siapa gerangan nomor tak dikenal ini, pesan baru kembali masuk. Membuat wanita itu mengulum bibir ketika mengetahui siapa yang mengirimkannya. [ Saya Relin, tentu kau tidak lupa, bukan? ]Kamila menghembuskan napas berat, terhitung sudah satu bulan ia di kediaman Dewangga, dan jujur saja ia tak pernah melihat batang hidung Relin. Kamila tak tahu apa yang Aron lakukan sehingga Relin tidak pernah menampakkan diri di sini.Setelah memikirkan keputusan yang akan diambil, Kamila mulai mengetikkan sesuatu. [Baik, kirim saja lokasinya.] Setelahnya ia menutup ponsel, kembali menghadap ke arah cermin seraya mengoleskan pelembab pada wajah. Suara pintu kamar mandi terbuka—membuat Kamila menoleh, wajah wanita itu memerah ketika melihat Aron yang hanya menggunakan handuk saja dan memperlihatkan perut sixpack-nya. “Selamat pagi, aku pikir kau masih tidur.” Aron men

  • Terpaksa Menikah Muda   Menyulut Emosi Kamila

    Perkataan Kamila membuat Relin tersinggung, dan sekarang mengapa wanita ini begitu berani melawan secara terang-terangan? “Kita bukan orang asing, bahkan dulu berteman, bukan?” imbuh Relin, sarat akan desakan. Kamila tersenyum simpul. “Jika kita memang berteman, lalu di mana dirimu ketika saya difitnah serta saat bayi saya akan digugurkan?” Ia tersenyum kecut. “Justru kau menikmati peranmu waktu itu. Dan saya bisa ingatkan jika kau lupa.” Relin mengeraskan rahang ketika menerima sindiran pedas itu. “Mengapa hanya diriku yang kau salahkan? Padahal yang paling berperan membuatmu menderita adalah Bibi Dona serta Aron!” Relin pun baru tahu jika penyebab alerginya kambuh malam itu adalah ulah Dona serta Atika, tentu saja ia tak salah di sini. Karena dirinya adalah korban. “Saya pikir kau begitu dekat dengan Ibu mertua, tapi tetap saja melemparkan kesalahan padanya.” Kamila mengangkat bahu, tak lupa melirik ponselnya yang bergetar—menampakkan panggilan dari Aron. Tanpa mengangkatnya, i

  • Terpaksa Menikah Muda   Insiden Di Kolam

    “Sekali tidak, tetap tidak. Kau tahu sendiri Aron sedang memperjuangkan rumah tangganya, dan kau dengan seenaknya menghadirkan wanita lain. Aku tak masalah Relin ke sini, tapi untuk menginap—jangan harap,” ungkap Tama serius. Yang mampu membuat Dona menipiskan bibir.“Sebegitu bencinya ya, Mas sama Relin?” Dona menyorot Tama dalam. Pria itu memijat pelipis. “Aku tak ingin membahas perihal ini, puluhan kali aku jelaskan bukan itu alasannya. Sekarang kau suruh saja Relin pergi, sudah pukul sebelas malam.” Tama menarik selimut, lalu membelakangi Dona. Wanita itu mengepalkan tangan, tapi tak urung pergi dari kamar untuk menemui Relin di ruang tamu. Keesokan harinya, Kamila dikejutkan oleh si kembar yang berada di samping kiri dan kanannya. Wanita itu menggeliat, menguap sebentar dan mengucek mata. “Pulas sekali, dan kapan mereka ke sini?” Monolognya serak, khas suara bangun tidur. Kamila membenarkan letak selimut Ayana serta Saga, lalu melihat sekeliling kamar. Keberadaan Aron tak ter

  • Terpaksa Menikah Muda   Hukuman Permulaan

    “Ayah, apa tidak mengapa menyuruh Ibu pergi?” tanya Kamila menatap ke arah Tama. Ia masih mengingat jelas bagaimana Dona berteriak serta menyalahkannya atas pengusiran yang Tama lakukan.Pria paruh baya itu tersenyum tipis. “Terhitung sudah dua puluh kali kau mengatakan hal seperti ini dari kemarin.” Kamila tersenyum tak enak, walau marah luar biasa pada Dona. Tapi ia tidak mungkin membiarkan rumah tangga sang mertua hancur karena kejadian kemarin.“Sudah, tidak usah dipikirkan, Dona itu tak bisa hidup tanpa kemewahan. Ini adalah hukuman berat baginya, biarkan saja dia introspeksi diri. Kau jangan khawatirkan apa pun, lebih baik cepat temui Aron, dia menelpon terus sedari tadi,” ungkap Tama terkekeh geli. Kamila mengangguk kikuk, Aron memang benar-benar. Ditinggal sebentar saja sudah tantrum, padahal Kamila hanya pergi ke ruang kerja Tama. Waniat itu lantas pamit seraya menuju lantai dua, tapi suara panggilan dari belakang punggung menghentikan langkahnya.“Nyonya, bisa minta waktuny

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikah Muda   Selesai

    Kamila menatap kosong ke depan, Aron yang sejak tadi memeluknya ikut merasa sedih. Ini semua adalah mimpi buruk baginya, ia hanya tertidur sebentar di mobil. Lalu tiba-tiba sudah berakhir di rumah sakit, setelah siuman justru menerima berita kehilangan sang buah hati. “Aku egois ya, Mas? Andai aku tidak membuntuti Relin, mungkin anak kita masih ada di sini,” kata Kamila setelah kebisuan panjang. Wanita itu mengusap perutnya yang rata, satu bulan berlalu. Duka itu masih menyapa, sakit dan perih akan kehilangan yang tak pernah terduga. “Sayang, dengarkan aku.” Aron menangkup wajah Kamila, menatap mata wanita yang dicintainya itu. “Kau boleh bersedih, tapi jangan berlarut-larut. Aku tidak mau Ayana serta Saga merasa tersisihkan.” Kamila tertegun, tanpa sadar sudah abai dengan keberadaan si kembar lantaran larut akan kesedihan. “Ayana, Saga ….” Lirih wanita itu. “Ya, mereka takut mendekat padamu. Terkadang Ayana maupun Saga hanya melihatmu dari celah pintu,” jelas Aron, membuang pa

  • Terpaksa Menikah Muda   Benar-benar Pergi

    Nyatanya, kebahagian itu tak pernah berpihak padaku ~Kamila Cahaya *** Semua yang terjadi di hadapannya begitu cepat, menarik napas pun terasa sulit. Kamila memegang tangan dingin Aron. Ia bodoh dan ceroboh, sehingga melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang. “Tolong! Siapa pun tolong!” Wanita itu menjerit seraya memukul kaca mobilnya. Tak berselang lama, suara pecahan kaca serta teriakan orang-orang mulai terdengar. Sedangkan Kamila, bukannya merasa lega. Justru ia semakin panik kala melihat darah yang mengaliri betisnya. Kamila tercekat, napasnya memburu tak beraturan. Ia menoleh ke arah Aron, memegang tangan sang suami kuat. Sebelum kegelapan merenggut kesadarannya. *** Masayu duduk lemas tak bertenaga setelah menerima kabar jika mobil yang Relin serta Sandra tumpangi menabrak pembatas jembatan. Lantas jatuh ke bawah dan sampai sekarang tak bisa ditemukan. Belum lagi Kamila, Aron serta Bimo kecelakaan di lokasi yang sama dengan Relin, tapi bedanya mereka hanya

  • Terpaksa Menikah Muda   Mengejar Relin

    “Mas .…” Kamila menyentuh pelan bahu Aron. Ia menggigit bibir bawah ketika melihat tatapan kosong sang suami. “Mila, Erza pergi untuk selamanya. Apakah sikapku keterlaluan selama ini? Aku kecewa padanya. Tapi bukan berarti dia—” Napas Aron tercekat, pria itu mendongkak, menghalau air mata yang hendak keluar. Ia kembali menunduk, melihat gundukan tanah di hadapannya. Erza memeng tak bisa diselamatkan, pria itu ditemukan sudah tak bernyawa. Mengingat terlalu banyak menghirup asap, serta luka bakar yang yang didapat. “Mas, aku tahu jika ini pasti sangat berat. Ada aku di sini, Mas tidak sendiri.” Kamila memeluk sang suami, ia bisa merasakan napas lelah pria itu yang berhembus di ceruk lehernya. “Tuan, hujan sudah mulai turun. Apakah tidak sebaiknya kita berteduh?” tanya Bimo pelan. Tak tahan melihat Aron yang mendapat kesedihan secara bertubi-tubi. Bimo sudah menganggap pria itu seperti adiknya sendiri, dan ia ikut merasakan kesakitan Aron.Aron melepas pelukannya dari Kamila, lant

  • Terpaksa Menikah Muda   Pergi Untuk Selamanya

    “Kemungkinan besar dia dijatuhi hukuman seumur hidup, mengingat Erza juga terlibat dalam pembunuhan berencana. Ayahnya pun sudah tutup mata dan memutuskan hubungan dengan Erza. Sementara Relin, hingga saat ini belum ditemukan,” jelas Tama menatap ke arah Aron yang sedang menatap jauh ke depan. Satu bulan sejak terakhir kali ia bertemu dengan Erza, Tama ingat betul kala orang tua Panji menyumpahi Erza dengan kemarahan membeli buta, tak lupa mengutuk menantunya yang tidak lain adalah Relin, meskipun wanita itu menghilang entah ke mana.“Apa si Brengsek itu menyesali semua perbuatannya?” tanya Aron dingin, setelah keheningan panjang.Tama menghembuskan napas berat, meneliti ekspresi sang putra yang terlihat kecewa serta marah. “Tentu saja dia menyesal, seperti yang Ayah katakan satu bulan yang lalu. Jika dia ingin bertemu denganmu untuk meminta maaf, tapi mengingat kau yang tak mau melihat wajahnya. Jadi, Ayah tidak bisa memaksa.”“Syukurlah dia sadar diri, memang orang jahat sepertin

  • Terpaksa Menikah Muda   Hukuman Erza

    “Setelah saya selidiki semuanya, ternyata Tuan Erza juga yang membakar kebun apel Anda. Dia mengaku telah mengambil cincin Tuan Farzan dan ditaruh di lokasi kejadian, agar kecurigaan kita mengarah padanya,” jelas Bimo. Pria itu menyesal karena dulu sempat berburuk sangka pada Farzan, tapi siangka Erza adalah dalang dari semua ini. Sungguh, tak pernah terbesit dalam pikirannya. Bimo kembali mengalihkan atensi pada Aron, terlihat jelas wajah kecewa serta terluka sang tuan. Ia turut sedih, mengingat Aron serta Erza berteman sejak kecil.“Lalu mengenai kasus Panji bagaimna?” tanya Aron setelh kebungkamn yang cukup panjang. “Sedang diurus oleh pengacara Anda, Tuan Erza juga sudah ditahan. Tadi siang ketika saya ke selnya, dia berpesan ingin melihat Anda,” ungkap Bimo hati-hti. “Tidak akan.” Aron mengeraskan rahang. “Jika saya bertemu dengannya, saya tak yakin jika dia masih bernapas esok hari.” Pria itu mengepalkan tangan, sudah seminggu sejak kematian Rendra, ia sama sekali tidak sudi

  • Terpaksa Menikah Muda   Kematian Rendra

    “Tunggu dulu, apa maksudnya jika Erza mendonorkan darahnya pada Rendra?” tanya Aron. Mencegah Erza yang hendak mengikuti Relin. “Mengapa kau memikirkan itu! Yang terpenting sekarang kami harus menyelamatkan Rendra!” bantah Relin kuat, menatap Aron tajam. “Bukan maksud saya seperti—” Perkataan Aron terhenti ketika dokter serta suster tergesa-gesa menuju ruangan Rendra. Mereka semua yang melihat itu tentu saja panik. Relin yang hendak masuk langsung dihentikan oleh Farzan. Membuat wanita itu menangis karena panik. “Mas ….” Lirih Kamila sembari memegang lengan Aron. Pria itu tersentak, baru menyadari jika sang istri sedari tadi bersamanya.“Tidak apa-apa, semuanya akan baik-baik saja,” kata Aron lembut. Berbanding terbalik dengan tatapan tajamnya ke arah Relin serta Erza. Satu jam berlalu, seorang dokter keluar. Pria itu menatap keluarga pasien dengan wajah tak terbaca. Lalu berucap, ”Pasien tidak bisa diselamatkan. Dia terlalu banyak kehilangan darah, ditambah lagi dengan penyakit

  • Terpaksa Menikah Muda   Janggal

    “Jadi, aku sudah boleh pulang?” tanya Aron sekali lagi. Kamila mengangguk pelan, sudah pukul delapan malam. Lantas mereka keluar dari hotel, menuju kediaman Dewangga. “Apa pun yang terjadi ke depannya, kau harus percaya padaku.” Aron mengecup punggung tangan Kamila, mengabaikan Bimo yang seperti nyamuk di antara mereka.“Ya, asalkan jangan sembunyikan hal besar lagi dariku,” jawab Kamila. Aron mengangguk, mengusap rambut wanita itu lembut. Lalu menyandarkan kepala Kamila di dada bidangnya. “Mengenai Relin, ternyata dulu Mas tidak direstui, ya?” tanya Kamila pelan. Tubuh Aron terlihat menegang, tapi dengan cepat rileks kembali. “Ya, itu dulu. Sekarang ada dirimu da si kembar. Kami juga sudah bahagia dengan jalan hidup masing-masing.” Kamila terdiam, ia pikir Relin begitu diterima di keluarga Aron, mengingat dulu Dona sangat menyanjung sang sepupu.“Tuan, kita disuruh ke rumah sakit. Rendra jatuh dari tangga, dan keadaannya drop.”Perkataan Bimo menyentak Kamila dari lamunannya, b

  • Terpaksa Menikah Muda   Ketakutan Kamila & Aron

    “Enam tahun penjara?” tanya Aron dengan wajah kaku. “Benar, Tuan. Namun, hukuman yang sebenarnya dapat bervariasi tergantung pada pertimbangan hakim dan fakta yang terungkap dalam proses peradilan. Hakim bisa saja menjatuhkan hukuman penjara di bawah atau di atas enam tahun. Tapi balik lagi, itu semua tergantung pada keadaan kasus dan pertimbangan-pertimbangan lainnya seperti keadaan pelaku, korban, serta faktor-faktor pengurangan hukuman lainnya.”“Apanya yang enam tahun!” Seruan itu membuat Aron menoleh, ia tersentak ketika melihat Kamila yang menatapnya marah.“Jawab! Kenapa kau lakukan hal ini, Mas!” Kamila memukul dada Aron kuat, meremas kemeja yang pria itu kenakan dengan air mata yang sudah berjatuhan. “Ka–kamila … kau di sini?” tanya Aron linglung. Mengapa sang istri ke hotel tempatnya menginap? Wanita itu mendongak. “Ya, aku ke sini untuk membawamu pulang. Sudah cukup kebodohan yang kau lakukan, Mas. Ayo, lupakan semuanya. Ak–aku ….” Napas Kamila tercekat, tak bisa melanj

  • Terpaksa Menikah Muda   Jeruji Besi

    “Ibu, mengapa Ayah selalu menemuiku dan Saga di luar? Memangnya kenapa tidak di rumah saja?” tanya Ayana sembari menatap ke arah Kamila.Gadis kecil itu melihat kembali penampilannya pada cermin, setelah merasa cantik ia kembali menghadap ke arah Kamila.“Ayah sedang bekerja, Sayang. Mungkin setelah semuanya selesai baru dia pulang.” Wanita itu menjawab pelan, meski terdapat kekhawatiran pada raut wajahnya. “Oh … begitu. Padahal aku kangen tahu dibacakan dongeng sama Ayah. Memangnya Ibu tidak kangen sama Ayah?” Kamila melotot kaget, setelah itu tertawa canggung. “Ah, Yaya sangat cantik hari ini. Bagaimana jika sore ini kita ke taman? Ajak Aga juga nanti.” Ia mengalihkan pembicaraan, dan benar saja Ayana langsung mengangguk.“Siap, Bu! Nanti aku boleh makan ice cream ya, soalnya sudah satu minggu aku libur.” Gadis kecil itu mengerjap lucu, berharap Kamila luluh. “Tentu, Sayang. Hari ini Yaya dan Aga boleh makan ice cream, dan sekarang ambil tasnya ya.” Kamila mengacak rambut Ayana g

DMCA.com Protection Status