Share

Tes DNA

Author: Ana j
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
“Jelaskan siapa itu Kamila!” Aron menatap Bimo tajam, setelah sang ayah mengatakan hal itu, Tama tiba-tiba mengeluh sakit kepala, yang langsung mendapatkan penanganan oleh tim medis. Dan di sinilah Aron sekarang, di ruang kerjanya sembari menunggu jawaban Bimo.

“Apa yang Tuan Tama katakan pada Anda?” tanya Bimo tenang.

“Saya mempunyai istri yang bernama Kamila, dan kami sudah memiliki anak.” Aron tersenyum remeh. “Sangat mustahil, padahal yang saya cintai dari dulu hanya Relin. Mana mungkin saya mau menikah dengan perempuan selain dia.”

Bimo menghembuskan napas berat, ini juga salahnya karena memberitahu Tama begitu cepat. Namun, ia juga tak punya pilihan lain, karena setelah sadar pria itu justru mencari Kamila.

“Jika saya mengatakan apa yang Tuan Tama utarakan adalah kebenaran—apakah Anda percaya?” Bimo bertanya pelan.

Aron mendengkus, “Kau jangan membual! Kau tahu jika hanya Relin satu-satunya wanita saya dari dulu!”

“Anda menikah karena wasiat mendiang Tuan Abraham,” balas Bimo
Ana j

Aron apa Bastara?

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Ana j
uhuyyyy tetep aron nih, warga
goodnovel comment avatar
Ana j
*jenggot hweeee :(
goodnovel comment avatar
Ana j
Sekrang biarin dia yang kebakaran jenglot
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terpaksa Menikah Muda   Aron VS Bastara

    “Ibu, maafkan kami.” Saga beserta Ayana mendekat pada Kamila, tak lupa menundukkan kepala. Setelah pukul delapan malam, barulah mereka berani menyapa kembali ibunya, dikarenakan tak bisa tidur sebelum dibacakan dongeng oleh Kamila. Ayana serta Saga juga merasa bersalah ketika melihat mata Kamila yang membengkak, pasti ini semua karena mereka yang tiba-tiba tantrum dan meminta ayah. Padahal sebelumnya sudah berjanji tak akan membahas perihal itu karena akan membuat sang ibu sedih. “Sini, Sayang. Tidak mau memeluk Ibu?” Kamila tersenyum lembut seraya merentangkan kedua tangan, membuat si kembar langsung berlari dan memeluknya erat.“Aku sayang Ibu, maaf telah membuat Ibu menangis.” Anak laki-laki menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Kamila, matanya juga ikut berkaca-kaca.“Aku juga, Ibu. Janji tidak akan mengulanginya lagi,” kata Ayana tak mau kalah. Kamila terkekeh serak, lalu mencium pipi si kembar. “Wah, ada yang berbaikan rupanya.” Bastara datang sambil memakai jaketnya, pri

  • Terpaksa Menikah Muda   Bukti Akurat

    “Aron tak kunjung bisa membuat menantu saya pulang?” tanya Tama datar, sudah dua minggu pasca ia tersadar dari koma. Dan sekarang ia sudah kembali pulih. Meskipun belum bisa berjalan, karena kakinya masih terasa kaku.“Belum, Tuan. Dua minggu yang lalu saat kami menemuinya—justru Tuan Aron berdebat dengan Nyonya Kamila, dan mengancam hal yang tak seharusnya diucapkan. Tapi untung saja saya bisa membujuknya untuk menyetujui jika si kembar melakukan tes DNA dengan ayahnya,” jelas Bimo panjang lebar.Tama mendengkus, “Anak itu, awas saja jika ingatannya sudah pulih. Saya sendiri yang menghukumnya karena tak mengakui darah dagingnya sendiri!”Bimo memang sudah menceritakan bagaimana Aron sampai amnesia, serta Kamila yang pergi karena permasalahannya dengan Dona serta Relin. Pun ketika Aron ingin menggugurkan cucunya, Tama yang mendengar itu semua tentu murka luar biasa. Ia bahkan menarik fasilitas Dona untuk beberapa waktu, sampai wanita itu menyadari kesalahannya.“Jadi, kapan hasilnya ak

  • Terpaksa Menikah Muda   Rencana Aron

    “Aku sudah bilang, Mas. Jika hubungan Relin dan Aron itu adalah kemustahilan, tapi Mas sendiri yang mendukung Relin sampai sejauh ini.” Masayu menatap sang suami penuh kekecewaan, merasa malu pada Tama karena masalah ini. “Aku hanya mendukung demi kebahagiaan putri kita,” kelit Farzan.Masayu menghembuskan napas berat. “Tidak ada namanya kebahagiaan jika merebut milik wanita lain, dari dulu aku tidak setuju dengan rencana kalian. Tapi kalian tetap memaksakan kehendak.”“Lantas aku harus bagaimana, Ayu? Ini semua sudah terjadi, dan kau tahu secinta apa Relin pada Aron, begitu pula sebaliknya. Belum lagi Rendra yang sangat dekat dengan pria itu,” ungkap Farzan lelah. Masayu membuang pandangan ke arah lain, lalu kembali menatap ke arah sang suami. “Mas jangan mendukungnya lagi, dan jangan terlalu memanjakannya. Mengenai Rendra nanti aku yang menjelaskan perlahan pada cucu kita.” Final Masayu tak mau dibantah.Berbeda halnya dengan Relin, kini wanita itu sedang memarahi sang putra yang t

  • Terpaksa Menikah Muda   Anda Cemburu Tuan?

    “Paman mau menemani Ayana tidur malam ini?” tanya gadis kecil itu penuh binar. Aron tersenyum simpul. “Tentu, kau mau Ayah—em … Paman temani tidur setiap hari pun tidak apa-apa.” Ia mengatupkan bibir, tak tahan menyebut dirinya dengan panggilan itu, andai saja Kamila tak melarangnya. Ayana terdiam sesaat, lalu mendekat ke arah Aron. “Apakah boleh aku panggil Ayah?” pintanya malu-malu. Aron tergugu, pria arogan itu bisa merasakan jika jantungnya berdegup kencang sekarang. “Bi–bisa,” ucapnya terbata-bata. Lalu memangku Ayana dan memeluk gadis itu penuh kehangatan. Tanpa diketahui jika seorang wanita sedang menutup mulutnya menahan tangis dari balik tembok ruang tahu. Kamila tahu jika si kembar membutuhkan sosok seorang ayah, dan ia tak bisa menampik jika baik Saga serta Ayana pasti sangat bahagia mengetahui jika sang ayah berada di dekatnya. Akan tetapi, sepertinya hanya Ayana yang mampu mengekspresikan rasa bahagianya, karena Saga masih terlihat kaku dan menghindar dari Aron. “

  • Terpaksa Menikah Muda   Ingatan Tentangmu

    “Seharusnya Ayah tak perlu ikut campur atas pilihanku!” Seorang pria menawan yang sudah memasuki usia dua puluh lima tahun itu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, meskipun dalam pengaruh alkohol, ia masih bisa mengendalikan diri. Ah … salahkan saja sahabatnya yang mengerjainya dengan minuman yang tak pernah disentuh ini, menyesal pun sudah terlambat. Akan tetapi, sepertinya dewi fortuna tak berpihak padanya. Karena mobilnya kehilangan kendali, dan hal terakhir yang ia lihat adalah tubuh sepasang suami istri terpental begitu saja, sebelum kegelapan menyelimutinya. Lima tahun kemudian, ketika hidupnya sedang tenang dan damai. Ia dikejutkan oleh sang kakek yang akan menjodohkan dengan wanita—yang tentunya tak selevel dengannya. Kamila Cahaya, dari namanya saja sangat tidak menarik, begitulah pikir Aron. Tetapi ia salah, ternyata wanita itu cukup menawan dengan wajah manisnya. “Kau jangan sampai jatuh cinta padanya, Aron. Ingat, hanya Relin wanita satu-satunya yang pantas

  • Terpaksa Menikah Muda   Syarat Dari Kamila

    “Tuan, Anda akan tetap seperti ini terus atau bagaimana? Karena saya akan pulang melihat si kembar,” ucap Kamila yang mulai Jengah dengan tingkah Aron. Sudah lima jam ia berbaring di samping pria itu, untung saja hospital bed ini muat untuk dua orang. Ia bahkan sudah membuang rasa malunya ketika suster datang untuk mengecek keadaan Aron.Bagaimana tidak, Aron sama sekali tak mau melepaskannya. Pria itu memang mengatakan jika sudah mengingatnya, dan tentu saja Kamila cukup shock melihat perubahan sang suami.“Diamlah, Sayang. Memangnya kamu tidak merindukanku?” tanya Aron sambil memeluk Kamila, tak ada rasa gengsi atau semacamnya. Justru kini perasaan pria itu semakin membuncah, aneh memang—si arogan bersikap seperti ini. “Tuan, saya sungguh tidak nyaman. Apalagi ini masih di rumah sakit, Anda seharusnya beristirahat dan saya akan pulang setelah itu.” Kamila berucap serius.Aron melepas kasar pelukannya, lalu memunggungi Kamila, membuat wanita itu mengerutkan kening. “Tuan …,” pangg

  • Terpaksa Menikah Muda   Pertemuan Menantu & Mertua

    “Mas, kenapa semua aset atas nama anaknya Kamila? Bukankah seharusnya Mas minta pendapatku juga? Tidak memindahkan ke mereka begitu saja,” ungkap Dona penuh kekesalan. Tapi masih bisa ia tahan karena tak ingin memancing keributan dengan Tama, belum lagi kartu kreditnya yang masih ditahan oleh sang suami. “Aku yang berhak memutuskan semuanya. Lagi pula, aku memberikan Saga serta Ayana adalah hartaku sendiri. Jadi, tak ada salahnya,” jawab sama santai “Tapi Mas—” “Sudahlah Dona, aku ingin istirahat. Kau bisa keluar sebentar, dan tolong panggilkan pengacaraku, ada yang ingin aku sampaikan padanya,” sela Tama cepat. Dona mengepalkan tangan kuat, ingin membantah tapi tak bisa. Ia pun menghentakkan kaki kuat, lalu keluar dari ruang rawat inap Tama. Tama yang melihat itu menghela napas berat, sebenarnya ia juga menerima laporan dari Bimo tentang semua yang terjadi di sana. Membuatnya tak sabar untuk bertemu dengan kedua cucunya. Di sisi lain, Relin berada di salah satu tempat hiburan m

  • Terpaksa Menikah Muda   Ketakutan Dona

    “Tapi aku tidak suka jika Kakak kembali lagi padanya!” Kamila menghela napas ketika mendengar suara keras Arfin dari seberang sana, ia tahu jika sang adik sedang marah besar. “Arfin, dengarkan Kak Mila—”“Kakak yang dengarkan aku, pria itu tidak baik. Apalagi keluarganya, aku lebih setuju Kak Mila dengan Kak Tara saja. Jelas dia lebih segala-galanya dibandingkan Tuan Muda Dewangga yang sombong itu.” Aron yang duduk di samping Kamila menekuk wajahnya, sedangkan perempuan itu menggigit bibir—menjadi serba salah sekarang. Padahal ia ikut dengan Aron karena Ayana yang tak bisa lepas dari pria ini. “Arfin, nanti Kakak hubungi lagi, ya?” ungkap Kamila. “Ya, besok siang mungkin aku akan pulang. Di rumah ada Kak Tara, bukan?” tanya Arfin.Kamila mengangguk walau tak terlihat oleh Arfin. “Ada, nanti Kak Mila infokan padanya jika kau akan pulang.”“Jaga diri baik-baik. Dan aku tidak terima jika Kak Mila kembali lagi pada pria itu, aku tutup dulu jika begitu.” Bersamaan dengan panggilan te

Latest chapter

  • Terpaksa Menikah Muda   Selesai

    Kamila menatap kosong ke depan, Aron yang sejak tadi memeluknya ikut merasa sedih. Ini semua adalah mimpi buruk baginya, ia hanya tertidur sebentar di mobil. Lalu tiba-tiba sudah berakhir di rumah sakit, setelah siuman justru menerima berita kehilangan sang buah hati. “Aku egois ya, Mas? Andai aku tidak membuntuti Relin, mungkin anak kita masih ada di sini,” kata Kamila setelah kebisuan panjang. Wanita itu mengusap perutnya yang rata, satu bulan berlalu. Duka itu masih menyapa, sakit dan perih akan kehilangan yang tak pernah terduga. “Sayang, dengarkan aku.” Aron menangkup wajah Kamila, menatap mata wanita yang dicintainya itu. “Kau boleh bersedih, tapi jangan berlarut-larut. Aku tidak mau Ayana serta Saga merasa tersisihkan.” Kamila tertegun, tanpa sadar sudah abai dengan keberadaan si kembar lantaran larut akan kesedihan. “Ayana, Saga ….” Lirih wanita itu. “Ya, mereka takut mendekat padamu. Terkadang Ayana maupun Saga hanya melihatmu dari celah pintu,” jelas Aron, membuang pa

  • Terpaksa Menikah Muda   Benar-benar Pergi

    Nyatanya, kebahagian itu tak pernah berpihak padaku ~Kamila Cahaya *** Semua yang terjadi di hadapannya begitu cepat, menarik napas pun terasa sulit. Kamila memegang tangan dingin Aron. Ia bodoh dan ceroboh, sehingga melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang. “Tolong! Siapa pun tolong!” Wanita itu menjerit seraya memukul kaca mobilnya. Tak berselang lama, suara pecahan kaca serta teriakan orang-orang mulai terdengar. Sedangkan Kamila, bukannya merasa lega. Justru ia semakin panik kala melihat darah yang mengaliri betisnya. Kamila tercekat, napasnya memburu tak beraturan. Ia menoleh ke arah Aron, memegang tangan sang suami kuat. Sebelum kegelapan merenggut kesadarannya. *** Masayu duduk lemas tak bertenaga setelah menerima kabar jika mobil yang Relin serta Sandra tumpangi menabrak pembatas jembatan. Lantas jatuh ke bawah dan sampai sekarang tak bisa ditemukan. Belum lagi Kamila, Aron serta Bimo kecelakaan di lokasi yang sama dengan Relin, tapi bedanya mereka hanya

  • Terpaksa Menikah Muda   Mengejar Relin

    “Mas .…” Kamila menyentuh pelan bahu Aron. Ia menggigit bibir bawah ketika melihat tatapan kosong sang suami. “Mila, Erza pergi untuk selamanya. Apakah sikapku keterlaluan selama ini? Aku kecewa padanya. Tapi bukan berarti dia—” Napas Aron tercekat, pria itu mendongkak, menghalau air mata yang hendak keluar. Ia kembali menunduk, melihat gundukan tanah di hadapannya. Erza memeng tak bisa diselamatkan, pria itu ditemukan sudah tak bernyawa. Mengingat terlalu banyak menghirup asap, serta luka bakar yang yang didapat. “Mas, aku tahu jika ini pasti sangat berat. Ada aku di sini, Mas tidak sendiri.” Kamila memeluk sang suami, ia bisa merasakan napas lelah pria itu yang berhembus di ceruk lehernya. “Tuan, hujan sudah mulai turun. Apakah tidak sebaiknya kita berteduh?” tanya Bimo pelan. Tak tahan melihat Aron yang mendapat kesedihan secara bertubi-tubi. Bimo sudah menganggap pria itu seperti adiknya sendiri, dan ia ikut merasakan kesakitan Aron.Aron melepas pelukannya dari Kamila, lant

  • Terpaksa Menikah Muda   Pergi Untuk Selamanya

    “Kemungkinan besar dia dijatuhi hukuman seumur hidup, mengingat Erza juga terlibat dalam pembunuhan berencana. Ayahnya pun sudah tutup mata dan memutuskan hubungan dengan Erza. Sementara Relin, hingga saat ini belum ditemukan,” jelas Tama menatap ke arah Aron yang sedang menatap jauh ke depan. Satu bulan sejak terakhir kali ia bertemu dengan Erza, Tama ingat betul kala orang tua Panji menyumpahi Erza dengan kemarahan membeli buta, tak lupa mengutuk menantunya yang tidak lain adalah Relin, meskipun wanita itu menghilang entah ke mana.“Apa si Brengsek itu menyesali semua perbuatannya?” tanya Aron dingin, setelah keheningan panjang.Tama menghembuskan napas berat, meneliti ekspresi sang putra yang terlihat kecewa serta marah. “Tentu saja dia menyesal, seperti yang Ayah katakan satu bulan yang lalu. Jika dia ingin bertemu denganmu untuk meminta maaf, tapi mengingat kau yang tak mau melihat wajahnya. Jadi, Ayah tidak bisa memaksa.”“Syukurlah dia sadar diri, memang orang jahat sepertin

  • Terpaksa Menikah Muda   Hukuman Erza

    “Setelah saya selidiki semuanya, ternyata Tuan Erza juga yang membakar kebun apel Anda. Dia mengaku telah mengambil cincin Tuan Farzan dan ditaruh di lokasi kejadian, agar kecurigaan kita mengarah padanya,” jelas Bimo. Pria itu menyesal karena dulu sempat berburuk sangka pada Farzan, tapi siangka Erza adalah dalang dari semua ini. Sungguh, tak pernah terbesit dalam pikirannya. Bimo kembali mengalihkan atensi pada Aron, terlihat jelas wajah kecewa serta terluka sang tuan. Ia turut sedih, mengingat Aron serta Erza berteman sejak kecil.“Lalu mengenai kasus Panji bagaimna?” tanya Aron setelh kebungkamn yang cukup panjang. “Sedang diurus oleh pengacara Anda, Tuan Erza juga sudah ditahan. Tadi siang ketika saya ke selnya, dia berpesan ingin melihat Anda,” ungkap Bimo hati-hti. “Tidak akan.” Aron mengeraskan rahang. “Jika saya bertemu dengannya, saya tak yakin jika dia masih bernapas esok hari.” Pria itu mengepalkan tangan, sudah seminggu sejak kematian Rendra, ia sama sekali tidak sudi

  • Terpaksa Menikah Muda   Kematian Rendra

    “Tunggu dulu, apa maksudnya jika Erza mendonorkan darahnya pada Rendra?” tanya Aron. Mencegah Erza yang hendak mengikuti Relin. “Mengapa kau memikirkan itu! Yang terpenting sekarang kami harus menyelamatkan Rendra!” bantah Relin kuat, menatap Aron tajam. “Bukan maksud saya seperti—” Perkataan Aron terhenti ketika dokter serta suster tergesa-gesa menuju ruangan Rendra. Mereka semua yang melihat itu tentu saja panik. Relin yang hendak masuk langsung dihentikan oleh Farzan. Membuat wanita itu menangis karena panik. “Mas ….” Lirih Kamila sembari memegang lengan Aron. Pria itu tersentak, baru menyadari jika sang istri sedari tadi bersamanya.“Tidak apa-apa, semuanya akan baik-baik saja,” kata Aron lembut. Berbanding terbalik dengan tatapan tajamnya ke arah Relin serta Erza. Satu jam berlalu, seorang dokter keluar. Pria itu menatap keluarga pasien dengan wajah tak terbaca. Lalu berucap, ”Pasien tidak bisa diselamatkan. Dia terlalu banyak kehilangan darah, ditambah lagi dengan penyakit

  • Terpaksa Menikah Muda   Janggal

    “Jadi, aku sudah boleh pulang?” tanya Aron sekali lagi. Kamila mengangguk pelan, sudah pukul delapan malam. Lantas mereka keluar dari hotel, menuju kediaman Dewangga. “Apa pun yang terjadi ke depannya, kau harus percaya padaku.” Aron mengecup punggung tangan Kamila, mengabaikan Bimo yang seperti nyamuk di antara mereka.“Ya, asalkan jangan sembunyikan hal besar lagi dariku,” jawab Kamila. Aron mengangguk, mengusap rambut wanita itu lembut. Lalu menyandarkan kepala Kamila di dada bidangnya. “Mengenai Relin, ternyata dulu Mas tidak direstui, ya?” tanya Kamila pelan. Tubuh Aron terlihat menegang, tapi dengan cepat rileks kembali. “Ya, itu dulu. Sekarang ada dirimu da si kembar. Kami juga sudah bahagia dengan jalan hidup masing-masing.” Kamila terdiam, ia pikir Relin begitu diterima di keluarga Aron, mengingat dulu Dona sangat menyanjung sang sepupu.“Tuan, kita disuruh ke rumah sakit. Rendra jatuh dari tangga, dan keadaannya drop.”Perkataan Bimo menyentak Kamila dari lamunannya, b

  • Terpaksa Menikah Muda   Ketakutan Kamila & Aron

    “Enam tahun penjara?” tanya Aron dengan wajah kaku. “Benar, Tuan. Namun, hukuman yang sebenarnya dapat bervariasi tergantung pada pertimbangan hakim dan fakta yang terungkap dalam proses peradilan. Hakim bisa saja menjatuhkan hukuman penjara di bawah atau di atas enam tahun. Tapi balik lagi, itu semua tergantung pada keadaan kasus dan pertimbangan-pertimbangan lainnya seperti keadaan pelaku, korban, serta faktor-faktor pengurangan hukuman lainnya.”“Apanya yang enam tahun!” Seruan itu membuat Aron menoleh, ia tersentak ketika melihat Kamila yang menatapnya marah.“Jawab! Kenapa kau lakukan hal ini, Mas!” Kamila memukul dada Aron kuat, meremas kemeja yang pria itu kenakan dengan air mata yang sudah berjatuhan. “Ka–kamila … kau di sini?” tanya Aron linglung. Mengapa sang istri ke hotel tempatnya menginap? Wanita itu mendongak. “Ya, aku ke sini untuk membawamu pulang. Sudah cukup kebodohan yang kau lakukan, Mas. Ayo, lupakan semuanya. Ak–aku ….” Napas Kamila tercekat, tak bisa melanj

  • Terpaksa Menikah Muda   Jeruji Besi

    “Ibu, mengapa Ayah selalu menemuiku dan Saga di luar? Memangnya kenapa tidak di rumah saja?” tanya Ayana sembari menatap ke arah Kamila.Gadis kecil itu melihat kembali penampilannya pada cermin, setelah merasa cantik ia kembali menghadap ke arah Kamila.“Ayah sedang bekerja, Sayang. Mungkin setelah semuanya selesai baru dia pulang.” Wanita itu menjawab pelan, meski terdapat kekhawatiran pada raut wajahnya. “Oh … begitu. Padahal aku kangen tahu dibacakan dongeng sama Ayah. Memangnya Ibu tidak kangen sama Ayah?” Kamila melotot kaget, setelah itu tertawa canggung. “Ah, Yaya sangat cantik hari ini. Bagaimana jika sore ini kita ke taman? Ajak Aga juga nanti.” Ia mengalihkan pembicaraan, dan benar saja Ayana langsung mengangguk.“Siap, Bu! Nanti aku boleh makan ice cream ya, soalnya sudah satu minggu aku libur.” Gadis kecil itu mengerjap lucu, berharap Kamila luluh. “Tentu, Sayang. Hari ini Yaya dan Aga boleh makan ice cream, dan sekarang ambil tasnya ya.” Kamila mengacak rambut Ayana g

DMCA.com Protection Status