Home / Romansa / Terpaksa Menikah Muda / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Terpaksa Menikah Muda: Chapter 141 - Chapter 150

187 Chapters

Peringatan Aron

“Bimo, bisa kau lembur hari ini? Sekitar pukul lima sore saya langsung pulang karena ada rencana bersama si kembar dan Kamila,” kata Aron. “Bisa, Tuan. Saya juga sudah memetik buah apel yang diminta oleh Nyonya Kamila,” jawab Bimo.Pukul satu siang wanita itu ingin memakan buah apel, dan Bimo yang harus memetiknya langsung. Alhasil ia bergegas ke kebun, mau gimana lagi—ia juga sangat menyayangi Kamila, dan menganggapnya seperti adik sendiri. “Lantas mengapa tak langsung bawa ke rumah? Kau ini aneh sekali,” gerutu Aron. Ada-ada saja celah untuknya menyalahi Bimo. “Nyonya Kamila sendiri yang ingin dibawakan ke rumah sakit dulu, lalu setelah itu saya diminta untuk menitipkannya pada Tuan. Entahlah, saya juga tidak mengerti,” jelas Bimo. Aron manggut-manggut. “Kalau istri saya mengatakan seperti itu, tidak masalah. Masih bisa diterima oleh logika.” Terserah tuannya saja, Bimo tak ingin menimpali. Aron sepertinya sudah cinta buta dan tuli pada istrinya. “Bimo, apa kau bisa membantu s
Read more

Bukan Kamila Yang Lemah

Tak terasa kandungan Kamila memasuki usia enam minggu, bertepatan dengan pertunangan Erza. Hari Ini ia juga akan bertandang ke sana bersama keluarga kecilnya. Kamila mengenakan kebaya panjang dengan potongan yang memperlihatkan keanggunan. Sentuhan bahan sutra berwarna marun tua mengalir lembut, wanita itu juga memilih aksesori berupa anting, yang membuat penampilannya tampak semakin elegan. Ah, ia sangat berterima kasih pada Agni. Karena wanita itu terus memberikan instruksi soal penampilan lewat video call. “Sayang kau sudah—” Aron terpaku, pria itu menelan ludah susah payah melihat istrinya yang sekali berdandan mampu membuatnya tak bisa berkata-kata. Kamila menggigit bibir bawah, ia meremas kedua tangan gugup. Apakah dirinya sejelek itu sehingga Aron hanya diam membisu di tempat?“Mas … aku—”“Cantik sekali, Sayang,” sela Aron cepat. Ia melangkah lebar menuju sang istri, menangkup wajah Kamila penuh kekaguman, dan mengusapnya perlahan. “Kenapa harus berdandan secantik ini? Aku
Read more

Wanita Teman Lama Aron?

Seorang wanita melihat dari kejauhan. Ia memang datang ke pertunangan ini, tapi mengasingkan diri dari keramaian. Netranya terus melihat pasangan yang sedang tertawa sembari bercanda ria. Jika ditanya menyesal, tentu saja rasa itu timbul. Namun, mau bagaimana lagi?“Relin, kau di sini?” tanya Kamila heran. Ia baru saja keluar dari kamar mandi dan menuju tempat acara, tapi siapa sangka ia bertemu dengan wanita ini di samping villa yang jauh dari keramaian.“Ah, ya, aku baru datang. Ibu yang menyuruh karena tidak enak juga sama Erza,” jawab Relin pelan. Baik ia dan Kamila memang sudah mengubah gaya bicara agar tak terlalu formal. Terdapat kerutan pada kening Kamila ketika mendengar penjelasan wanita di depannya. Namun, ia tetap mengiyakan.“Relin, maaf lama di toilet.”Suara itu membuat Kamila menoleh—melihat wanita yang tadi menghampirinya di dalam toilet sembari berkata hal yang tidak-tidak.“Santai saja, Sandra. Aku juga tidak akan ke mana-mana selain di sini,” balas Relin kalem.“J
Read more

Menyadarkan Relin

Sejak semalam gelagat Kamila terlihat aneh, sampai pagi ini. Aron menyentuh punggung tangan wanita itu, membuat sang empu tersentak kaget.“Ada masalah, Sayang?” tanyanya pelan.Kamila tersenyum tipis, ia tak menjawab. Justru sekarang wanita itu mengelus perutnya sembari menatap jauh ke depan, sesekali memejamkan mata kala menghirup udara pagi yang teras segar.“Kenapa, Ibu Mila? Sedang bad mood, ya? Apa yang bisa kulakukan untuk mengembalikan suasana hatimu?” Pria itu bertanya beruntun seraya menatap dalam sang istri.Kamila menoleh sambil tersenyum lebar. “Tidak ada, aku hanya menikmati suasana pagi. Ternyata menyenangkan duduk di taman sembari melihat orang berlalu lalang.”Jika sedang tak malas, ia sering mengajak Aron duduk di taman yang ada di kompleks perumahan mereka. “Tidak, pasti ada sesuatu karena sikapmu sangat berbeda, Sayang. Aku bisa merasakan itu,” tuntut Aron walau nadanya penuh kehati-hatian.Kamila menghela napas lelah, terkadang menjengkelkan juga ketika Aron begi
Read more

Kamila & Arkam

“Kata Rendra dia punya kolam baru, Bu. Anak itu sendiri yang memberitahu aku di sekolah tadi pagi,” celetuk Ayana seraya menatap ke arah Kamila. Sudah pukul tiga sore, dan mereka menuju kediaman Relin. Tentu saja dengan berjalan jalan kaki. Toh, jaraknya tak jauh dari rumah mereka. “Tidak, Yaya. Rendra punya mobil remote control, bukan kolam renang,” timpal Saga. “Kamu tadi tidak dengar, ya? Dia bilang kolam renang, jangan ngeyel kalau dikasih tahu! Perkataanku itu selalu benar, lihat saja nanti!” balas Ayana tak mau kalah. Kamila yang mendengar itu mengacak gemas surai si kembar. “Ayo, lebih baik cek sendiri di rumah Rendra.”Kamila dan putra putrinya memasuki pagar rumah besar itu, lantas langsung melangkah ke pintu utama. Bertepatan dengan Masayu yang keluar membawa Rendra. “Mila,” sapa Masayu seraya memeluk wanita itu. “Aduh, si kembar juga sudah di sini saja.” Ia mencubit gemas pipi Ayana serta Saga setelah melepas pelukannya dari Kamila. “Ayo, aku tunjukkan kolamku, ada ju
Read more

Tidak Ada Titik Temu

“Selamat pagi, Nyonya. Anda mau sarapan apa hari ini?” Pria itu mengusap lembut pipi sang istri.Kamila tersenyum ketika membuka mata, dan melihat Aron yang menatapnya lembut. “Memangnya Tuan mau masak apa hari ini?” Alih-alih menjawab, ia justru bertanya balik.“Terserah apa pun yang Anda inginkan, Nyonya. Saya usahakan untuk menghidangkannya.” Aron bangkit dari tidurnya, pria itu membenarkan rambutnya yang acak-acakan. Lalu menaruh tangan di dada—seolah siap melayani Kamila.“Baik, tolong buatkan saya muffin, tapi jika tidak enak—Anda sendiri yang harus menghabiskannya,” tentang wanita itu tersenyum miring.“Siap! Tunggu sebentar.” Aron bangkit dari kasur dan melangkah keluar. Bahkan ia tidak sadar hanya mengenakan celana piyama tanpa atasan.Kamila berdecak melihat itu, membayangkan tubuh sang suami dilihat oleh para pelayan membuatnya tak suka. Ia bangkit dari kasurnya dan menuju kamar mandi, setelah itu keluar menyusul Aron.Berhubung ini weekend, mereka akan menghabiskan waktu
Read more

Pergi Begitu Saja

“Nyonya, biar saya saja yang lanjutkan masakannya. Ini sudah pukul lima sore, jika Tuan Aron pulang dan melihat Anda di dapur, pasti dia akan marah.” Nasihat Sari, berharap wanita di depannya ini mendengarkan. “Tapi ini tinggal menambah coklat saja.” Kamila tetep kukuh, padahal wajahnya sudah belepotan oleh tepung. “Bagaimana jika Anda bermain bersama si kembar saja? Pasti mengasyikkan sembari menunggu Tuan Aron pulang, dan adonan brownies ini saya yang ambil alih.” Sari kembali memberi penawaran dengan tutur formalanya, walau Kamila sudah menyuruhnya bersikap biasa.“Kau mungkin lupa jika si kembar sedang jalan-jalan sore bersama Kakek dan nenek mereka,” sahut Kamila santai. Sari menggaruk tengkuk yang tak gatal, pusing memikirkan alasan apalagi. “Pantas saja aku tidak menemukanmu di kamar,” celetukan itu membuat Kamila menoleh. Ia meringis kala melihat sang suami yang sedang bersedekap dada. “Kau membantah lagi, Nyonya?” Aron melangkah mendekat, menyentill pelan ujung hidung wan
Read more

Aron & Sandra

“Hai, kau ke sini,” sapa wanita cantik yang sedang berbincang dengan Relin. Aron mengangkat bahu, lalu mengambil duduk pada sofa. “Di mana Rendra?” tanya pria itu to the point, karena tujuannya ke sini hanya menemui anak laki-laki itu. “Wah, kau mengabaikanku? Benar-benar Tuan Dewangga ini!” Wanita cantik itu terkekeh, membenarkan duduknya dan menatap Aron dengan pandangan tak terbaca. “Dia sedang ada di kamarnya, kau langsung ke sana saja. Maaf ya, merepotkanmu.” Relin menyahut, sebenarnya Rendra menangis dan mencari Erza. Namun, berhubung ia sungkan menghubungi pria itu. Akhirnya ia meminta Aron ke sini dan mengatakan Rendra ingin bertemu serta bermain. Aron yang mendengar perkataan Relin langsung bangkit dari duduknya, dan bergegas menuju kamar Rendra tanpa mengucapkan apa pun. “Sungguh, pria itu memang sangat susah ditebak,” celetuk Sandra sembari bersedekap dada. Relin tersenyum singkat. “Bagaimana dengan butiikmu, apa ada yang bisa aku bantu?” tanyanya tanpa menjawab celet
Read more

Noda Itu ....

Kamila mengerang perlahan tatkala membuka mata, melihat jam di atas nakas yang sudah menunjukkan pukul enam pagi. Astaga, ia ketiduran. Padahal niatnya untuk menunggu Aron, wanita itu melihat sekeliling kamar, tak ada tanda-tanda keberadaan sang suami. Wanita itu menguap sebentar, lalu bergegas mencuci wajah. Setelah itu melangkah menuju lantai satu, mencari keberadaan Aron. Tidak mungkin sang suami tidur di ruang kerjanya, bukan? Akan tetapi, langkahnya terhenti kala melewati dapur. Ia tergugu saat melihat Aron dengan apron yang membungkus dada telanjangnya. Pria itu benar-benar, kebiasaan sekali tidak memakai baju ketika keluar dari kamar. Perlahan tapi pasti, Kamila melangkah mendekat. Napasnya tercekat ketika Aron langsung menoleh. “Maaf jika aku mengganggu, Mas,” ucapnya kikuk. Aron menatap datar, lalu kembali mengiris tomat di hadapannya. Kamila terdiam, ia menjadi serba salah. Alhasil menyaksikan pria itu yang sedang membuat sandwich dalam diam. Sepuluh menit berlalu, A
Read more

Kehebohan Di Rumah Sakit

Aron tampak cerah pagi ini, Bimo saja terheran-heran melihat sang majikan. Namun, biarlah— ia tak ingin memikirkannya, justru bagus karena dengan begitu ia bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan tenang“Selamat pagi, Tuan. Hari ini ada meeting selesai makan siang.” Lapor Bimo.Pria itu tersenyum lebar. “Baik, persiapkan semuanya. Hari ini kau tak perlu mewakili saya.” Aron berucap santai karena suasana hatinya sangat membaik, mengingat tadi malam ia makan malam romantis bersama sang istri. Apalagi sikap lembut Kamila yang membuat berdebar kala mengingatnya.“Siap, Tuan!” jawab Bimo saraya kembali mengambil duluk. Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu, disusul oleh eksistensi seorang manajer yang melangkah masuk dengan wajah pucat pasif“Selamat pagi, Tuan Aron. Saya ingin menginformasikan jika ada pihak berwajib yang ingin bertemu,” ujar pria itu.Sontak saja Aron langsung bangkit dari duduknya, begitu juga dengan Bimo.“Ada apa memangnya?” tanya Arun to the point.“Sekitar
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
19
DMCA.com Protection Status