Beranda / Romansa / Terpaksa Menikah Muda / Bab 161 - Bab 170

Semua Bab Terpaksa Menikah Muda: Bab 161 - Bab 170

187 Bab

Makan Malam Bersama Sandra

“Sayang, kenapa? Padahal Saga serta Ayana hanya bermain di depan kompleks, tidak ada yang salah, bukan?” tanya Aron sembari menatap Kamila heran.“Tak apa, hanya saja lebih baik di dalam rumah. Ayo masuk, ini sudah sore.” Kamila menginstruksikan si kembar, sedangkan Aron mengikuti dalam diam. Aneh sendiri sebenarnya, tapi ya sudahlah. “Aku ingin menanyakan perihal mobil yang menyerempet Saga. Kata Ibu, pemiliknya supir taksi dan dia mengendarai dalam kondisi mengantuk. Sudah aku perintahkan Bimo untuk mengurus sisanya,” ungkap Aron seraya mengikuti langkah sang istri. Kamila tergugu, ia meremas kedua tangan. Lantas tersenyum simpul untuk menutupi kegugupannya. “Terima kasih Mas, aku tahu Mas pasti mengusahakan agar tak kecolongan lagi.”Aron memeluk istrinya dari samping, sesekali mengecup kening wanita itu. “Tentu saja untuk keluarga kecilku ini, apa pun akan aku usahakan.”Mereka duduk pada sofa yang tersedia, pria itu pun langsung menempeli istrinya. “Sayang, aku juga ingin ber
Baca selengkapnya

Club Malam?

Wanita itu menghembuskan napas pelan, semenjak makan malam yang berlangsung dua hari yang lalu. Ia tampak sering melamun memikirkan langkah ke depan yang akan diambil.Jujur saja, Kamila ingin sekali membangun bisnisnya karena merasa insecure mendampingi Aron yang jelas-jelas sudah sangat sukses.Keceriaan yang ia tampakkan pada kedua anaknya serta sang suami hanya bersifat sementara, dan ketika ia sendiri wajahnya kembali murung. Perasaan sensitif ini terus menginvasinya.“Sayang, Ibu tadi nelpon. Katanya pulang pukul tujuh pagi karena Saga serta Ayana ingin sarapan bersama Paman Arya,” ucap Aron sambil membenarkan letak dasinya.Kamila menoleh, lantas tersenyum simpul. Ia sampai melupakan jika di kamar ini masih ada Aron.“Sepertinya dasi itu baru ya, Mas? Aku tidak pernah melihatnya.” Kamila menatap objek yang dimaksud.“Ini yang dibawa Pak Atma sama Sandra semalam, Sayang. Bagus atau tidak? Agar aku ganti saja.” Kini justru Aron yang kembali bertanyaKamila terdiam, menelan ludah
Baca selengkapnya

Jujur

“Nyonya, tolong jaga pola makan serta jangan terlalu stres. Apalagi kandungan Anda sangat lemah, saya sarankan Nyonya ke dokter kandungan langsung untuk pemeriksaan lebih lanjutnya,” saran Meida selaku dokter keluarga Dewangga.Kamila terdiam, wajahnya masih pucat pasi. Pasalnya saat bangun tidur ia mengeluh sakit pada kepala dan bagian pinggang, membuat Dona panik bukan main dan langsung memanggil dokter keluarga.Akan tetapi, wanita paruh baya itu begitu sangat kesal dengan sang putra yang tak kunjung pulang, ponsel Arun pun tidak bisa dihubungi.“Baik Dokter, terima kasih. Nanti kami langsung menuju ke rumah sakit, apa ada lagi yang akan disampaikan?” tanya Dona ketika melihatkan Kamila yang akan membuka suara.“Tidak ada, Nyonya. Hanya saja tolong perhatikan lebih ekstra mengenai kondisi Nyonya Kamila, karena kandungannya benar-benar lemah,” balas Meyda, membuat Dona semakin terlihat khawatir. “Baiklah jika begitu, terima kasih atas informasinya, Dokter.” Dona berujar pelan semba
Baca selengkapnya

Panik

“Bagaimana? Apa kau sudah mengirim semuanya?” tanya pria itu sembari menatap lurus ke depan. “Sudah, Tuan. Tapi saya pikir cara ini mungkin tak ampuh, mengapa kita tidak langsung saja membuatnya kegu—”“Kau mengatur saya?” sela pria paruh baya itu tajam.Pria dengan tindik di telinganya itu seketika menggeleng kuat. “Mana mungkin saya berani mengatur, Tuan. Ini hanya pendapat saya, tapi selebihnya Tuan yang lebih tahu.” Seringai muncul pada bibir pria paruh baya itu kala mendengar perkataan orang suruhannya. “Bagus jika kau mengerti. Tujuan saya melakukannya untuk menghancurkan mental wanita itu secara perlahan-lahan, karena biasanya mental orang miskin sangat mudah untuk diserang.”Di sisi lain, Bimo menghembuskan napas berat ketika menerima informasi dari seseorang yang ditugaskan menyelidiki tentang latar belakang keluarga Kamila selama ini. Tidak ada jalan lain kecuali berkata jujur pada wanita itu. Jika boleh jujur, ia juga merasa bersalah ketika menyembunyikan semua ini. “Bim
Baca selengkapnya

Terungkapnya Keluarga Kamila

“Tuan, apa yang terjadi dengan Nyonya!” Napas Bimo memburu setelah sampai di Rumah Sakit Dewangga.Aron memijat pelipis, menatap Bimo serius. “Selidiki yang mengirimkan foto saya waktu di club malam bersama Sandra. Sialnya foto itu diambil dari angel yang seakan-akan memperlihatkan saya berbuat tak senonoh,” titah Aron seraya mendengkus kasar. “Berbuat tak senonoh …,” beo Bimo tak percaya.Aron melipat kedua tangan di dada, menatap lurus ke depan. “Ya, jelas-jelas malam itu Sandra muntah-muntah di jas saya. Walau pada akhirnya saya tetap membantu Sandra selayaknya teman biasa.”Aron menghembuskan napas berat, tak menyangka perlakuannya menimbulkan masalah.Lantas siapa yang melakukan seperti ini padanya? Benar-benar mencari perkara.“Sebentar Tuan, apa sebelumnya Anda sudah menjelaskan pada Nyonya Kamila mengenai kejadian pada malam itu?” tanya Bimo dengan raut serius. Aron mengernyitkan kening, lantas menyandarkan punggung pada kursi, dan menatap lurus pada ruangan Kamila. ”Tidak,
Baca selengkapnya

Pernyataan Arkam

“Mas ….” Lirih Kamila.“Kau sudah siuman, Sayang.” Aron berucap pelan, sangat khawatir melihat keadaan sang istri.“Mas aku melihat—”Pria itu langsung memeluk erat sang istri. “Sudah, jangan diteruskan, Sayang. Itu semua hanya akal-akalan orang iseng, dan aku bersungguh-sungguh tidak pernah melakukannya dengan Sandra. Nanti Bima akan menyerahkan buktinya padamu, tapi yang jelas kau jangan stress ya dan memikirkan apa pun. Lebih baik fokus kepada kesehatanmu.” “Lantas bayiku tidak apa-apa,’kan?” tanya wanita itu sendu.“Tidak, Sayang. Anak kita baik-baik saja, yang terpenting sekarang kau istirahat.” Aron mengusap surai Kamila, dan mengecup kening wanita itu.Meski pikirannya sedang melanglang buana, tapi tetap saja ia harus bersikap baik-baik saja di depan sang istri. Dan Jujur Aron begitu penasaran, apa yang akan Bimo lakukan, pria itu suka sekali membuatnya menebak-nebak. Bahkan dia hanya mengatakan hal yang ambigu sebelum pergi entah ke mana. “Aku baru saja bangun, Mas. Masa d
Baca selengkapnya

Tak Bisa Berkutik

“Apa maksud Anda?” tanya Aron. Tatapannya menajam, menyorot pada Arkam. “Kamila … dia adalah cicit saya. Dan sekarang—” Perkataan Arkam terhenti ketika Aron maju, menarik kuat kerah kemejanya, “Tuan!” seruan itu membuat Aron menoleh, terlihat Bimo yang tergesa-gesa melangkah ke arahnya, dengan berani pria itu melepas cengkraman Aron dari kerah kemeja Arkam. “Apa maksudmu menghalangi saya, Bimo!” tantang Aron tajam. “Pria ini sudah mengatakan omong kosong, bagaimana mungkin saya membiarkannya begitu saja!” Alih-alih menjawab, Bimo justru menoleh ke arah Arkam. Ia menatap pria itu kesal. “Bukankah saya sudah memberitahu Anda untuk jangan gegabah? Lantas mengapa langsung ke sini?” Bimo bahkan melupakan kesopanannya karena begitu kesal dengan Arkam, pria ini selalu berbuat semaunya tanpa memikirkan dampak dari apa yang diperbuat. Jika boleh jujur, Bimo cukup menyesal mengatakan semuanya semalam. “Saya hanya ingin menemui Kamila, karena bagaimanapun dia adalah cicit saya. Tentu saja
Baca selengkapnya

Ayah Kamila

“Bu, apa maksudnya jika Kamila adalah sepupuku sendiri?” tanya Relin pada Masayu. Ia tak tenang semalaman karena setelah Bimo membuat keributan, Masayu langsung pulang dari kediamannya diikuti oleh Farzan. Sementara Arkam, bergegas pergi entah ke mana. Lantas sekarang, baru pukul tujuh pagi. Tapi Masayu sudah berada di ruang tamu dengan pandangan kosong ke depan, tanpa membuka suara. “Relin, maaf mengganggu obrolanmu. Aku pamit pulang ya, karena akan bekerja pukul sembilan nanti,” ungkap Kila. Ia memang sudah tak memanggil dengan embel-embel ‘mbak’ lagi. Tentu atas perintah dari Relin. Kila dan Erza juga menginap di sini semalam, tidak tega meninggalkan Relin dengan suasana kacau serta sedikit rasa shock. “Ya, Kila. Terima kasih sudah menemaniku, maaf atas kejadian yang tidak mengenakan semalam.” Kila tersenyum tipis, menepuk punggung Relin pelan. “Kalau begitu aku pamit dulu, Mas Erza sudah menunggu di mobil.” Atensi wanita itu beralih pada Masayu. Namun, ketika tak melihat r
Baca selengkapnya

Pria Nekat

Setelah Kamila pulang dari rumah sakit, Ia merasakan banyak kejanggalan. Salah satunya Bimo yang tak pernah terlihat serta sikap Aron yang semakin protektif. “Ibu!” seru Ayana ketika melihat Kamila. Kamila memeluk si kembar, ia tertawa pelan ketika Ayana serta Saga berebut untuk duduk di sampingnya. “Ibu tahu tidak, jika Nenek sama Kakek lagi ke rumah Kakek Arya,” celetuk saga. Kamila melepas pelukannya, menatap sang putra dengan kening berkerut. “Kapan, Sayang? Karena nenek tidak memberitahu Ibu.” “Sebelum Ibu pulang, makanya kami dijaga sama Mbak Sari,” jawab anak laki-laki itu. “Lagi ngomongin apa sih, serius sekali sepertinya.” Aron datang sambil duduk di samping Ayana, membuat gadis kecil itu langsung memeluk pinggang sang ayah. “Itu Mas, kata saga Ayah sama Ibu lagi ke rumah Paman Arya. Memangnya ada apa ya?” tanya Kamila penasaran. “Asma Paman Arya sedang kambuh, dan tidak ada orang juga yang menjaganya di rumah. Dari dulu Ibu sudah meminta untuk dia tinggal di dekat
Baca selengkapnya

Perasaan Menyesakkan Relin

Napas Aron masih memburu menahan kekesalan karena Arkam dengan lancang memeluk Kamila, padahal sudah satu dua jam berlalu sejak kejadian itu berlangsung. Namun, tetap saja kilat amarah tetap berkobar pada matanya.Ia menoleh ke samping, melihat ke arah Bimo yang memasang wajah tegang. Andai saja pria ini tak datang, mungkin Arkam sudah berakhir di rumah sakit.Benar, Bimo yang menghalanginya dan itu membuat kekesalan Aran semakin menumpuk pada sang asisten.“Kita bicarakan ini dan kepala dingin ya, saya mohon pintar,” pinta Arkam.Ia melihat ke arah Kamila, wanita itu terdiam sajak ia menjelaskan dari awal sampai akhir mengenai kisah tentang Ardan. Jika ditanya apakah menyesal atas perbuatannya dulu, tentu saja iya. Karena bagaimanapun Arkam telah menghancurkan hidup cucu lelaki satu-satunya.“Kamila, Bibi tahu kau mungkin sangat sulit menerima semua fakta ini. Tidak apa-apa jika kau merasa kecewa dan benci terhadap kami, tapi tolong tetap biarkan Bibi berkunjung untuk bertemu denganm
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status