Home / Romansa / Terpaksa Menikah Muda / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Terpaksa Menikah Muda: Chapter 171 - Chapter 180

187 Chapters

Tamu Yang Tak Disangka

“Kamu kenapa?” tanya Sandra seraya menyentuh tangan wanita itu.Relin gelagapan, ia tersenyum kikuk seraya menggeleng pelan. “Tidak apa-apa.”Sandra menaruh garpu di piringnya, kini mefokuskan atensi secara penuh pada wanita itu. “Kalau ada apa-apa cerita, apa ini berkaitan dengan kesehatan Rendra?”Lagi lagi Relin hanya melempar senyum tipis, lalu kembali menyantap makanan. Pada akhirnya Sandra pun menyerah, berpikir wanita itu sedang tak ingin menceritakan apa yang terjadi.“Tumben kau mengajakku makan siang, apa Rendra tak menangis kau tinggal pergi?” tanya Sandra membuka percakapan.“Tidak kok, dia sama Ibu di rumah. Sebenarnya aku juga hari ini ingin bertemu Erza, pria itu berjanji ingin membawa Rendra ke rumahnya, tentu ada klla juga di sana.”Sandra menyeruput lemon tea di hadapannya, setelah itu berkata,” Perhatian sekali Erza, apa dia sedang belajar menjadi ayah yang baik, mengingat sebentar lagi peri itu akan segera menikah.”Relin tersedak, bergegas Sandra mengambilkan air
Read more

Membaik

Dua minggu setelah kedatangan Relin, Kamila mulai merenung akan sikap kerasnya selama ini.Belum lagi Relin bercerita mengenai hubungan orang tuanya yang memburuk, alhasil perasaan bersalah mulai melingkupinya. “Ibu, ada bunga sama makanan lagi. Sebenarnya siapa yang mengirim ini setiap hari?” tanya Saga sembari menuntun Kamila ke arah pintu utama. Wanita itu mendesah berat, sudah ditebak—pasti ini kerjaan Arkam. Pria paruh baya itu memang pantang menyerah.Kendati demikian, ia juga cukup terharu dengan usaha Arkam. Dia bahkan terus mendesak Aron supaya merayu Kamila untuk menerimanya, sampai sang suami kesal sendiri karena pria itu datang ke rumah sakit setiap hari. “Waw! Bunga cantik itu lagi, apakah Ibu akan membuka toko bunga?” tanya Ayana yang baru saja datang. Kamila menggeleng pelan. “Ini dari Pak Arkam, tolong panggilkan Mbak Sari sama yang lainnya untuk bawa bunga ini masuk, Sayang.” “Siap, Ibu!” seru si kembar sigap. “Mila, kenapa di luar?” Dona bertanya bingung, tapi
Read more

Nasihat Dari Aron

“Aku tak menyangka akhirnya kita bisa duduk berdua serta mengobrol ringan seperti ini,” kata pertama Relin sambil melihat hamparan taman di depannya.Kamila tersenyum tipis, tak terasa sudah dua bulan semenjak mengetahui tentang dia adalah bagian dari keluarga Arkam. Perlahan tapi pasti, ia mulai menerima kehadiran pria itu serta Masayu—selaku sepupu dari ayahnya. Kendati demikian, Kamila belum mau untuk berkunjung ke kediaman Arkam. Tentu saja ia belum siap bertemu keluarga besar ayahnya, dan juga wanita itu sedang fokus pada kehamilannya.“Ya, aku juga berterima kasih karena selama ini kau sudah bersikap baik. Begitu pula dengan Bibi Masayu,” ungkap Kamila.Relin tersenyum tipis, menyeruput lemon teanya pelan. “Tentu saja, bukankah kita sepupu? Lagi pula, Aka selalu berpesan padaku supaya menjagamu. Kau tahu, Aka serta ibuku sangat protektif padamu dan Arfin.”Kamila tertawa pelan, tapi tak urung mengiyakan. “Omong-omong ini undangan buatku dan juga Mas Aron dari Sandra, ya? Lalu k
Read more

Mau Perempuan atau Laki-Laki?

Awalnya Kamila dan Aron ingin surprise saja mengenai jenis kelamin sang anak. Namun, si kembar terus berdebat mengenai adiknya. Alhasil pria itu membujuk Kamila untuk melakukan USG. Toh, usia kandungan sang istri sudah memasuki usia lima bulan.“Aku ikut masuk ya, Sayang,” pinta Aron. Kamila mengibaskan kedua tangan. “Mas di sini saja, biar aku yang kasih surprise nanti.”Aron tertawa pelan, tapi tak urung mengiyakan. Biarlah, yang penting istrinya senang. Pria itu berjalan melangkah ke arah kursi ruang tunggu.“Aron ….”Pria itu mendongak, melihat ke arah wanita yang sedang menatapnya berbinar.“Sandra, untuk apa kau di sini?” tanya Aron bingung.Sandra gelagapan, tapi dengan cepat ia melempar senyum tipis sembari duduk di samping Aron. “Aku sedang menemani sepupuku yang sedang memeriksa kandungan, kau sendiri?”Pria itu mengangkat bahu, membiarkan Sandra menebak-nebak.“Ah, kau sedang menemani Kamila rupanya.” Ia tertawa pelan, mencairkan suasana yang terasa canggung. Tentu saja k
Read more

Terbongkarnya Rahasia Aron

“Cantik sekali.” Kamila menoleh ke belakang, melihat Saga yang menatapnya berbinar. Pipi wanita itu memerah mendengar pujian sang putra, hari ini ia memang akan ke pesta yang Sandra adakan. Kamila mengenakan shift dress dengan rambut bergaya messy bun. Sederhana tapi sangat terlihat anggun dan manis. “Terima kasih, Sayang,” ucapnya sembari memeluk Saga. “Bagaimana jika Ibu jangan pergi saja? Tetap di rumah sama aku dan Yaya.” Kening Kamila berkerut mendengarnya. “Lho … kenapa, Sayang? Kan, Ibu sudah izin waktu itu sama Aga dan Yaya buat pergi ke acaranya Bibi Sandra.” Alih- alih menjawab, Saga justru mengusap pelan pipi Kamila dengan jari mungilnya. Ia tersenyum lembut lalu mencium pipi wanita itu. “Karena Ibu sangat cantik, nanti kalau ada yang mau jadi anaknya ibu bagaimana?” Kamila tertawa, ia mendusel wajahnya pada ceruk leher Saga. Gemas sekali rasanya, mengingat sang putra yang selalu protektif serta cemburuan jika menyangkutnya. “Tidak akan, karena Ibu sama Ayah di sa
Read more

Kau Pembunuh

“Sandra! Mengapa kau mengatakannya pada Kamila?” tanya Relin dengan kekesalan menumpuk.Ia mondar-mandir tak jelas dalam kamar Sandra, masih teringat jelas wajah Kamila yang berubah datar dan dingin. Wanita itu sama sekali tak bereaksi berlebih. Namun, bukanlah ketenangan kerap kali menjadi bom waktu?Relin juga cukup menyesal telah menceritakannya dulu pada Sandra, tak menyangka wanita ini akan ceplas-ceplos seperti tadi.“Relin, aku masih bingung. Mengapa Kamila tak tahu mengenai hal sebesar itu? Dan kau tidak perlu sekhawatir ini, karna aku lihat Kamila baik-baik saja. Dia juga pulang dengan santai serta masih melempar senyum pada Aron,” sahut Sandra.Relin memutar bola mata malas, tingkat kepekaan Sandra memang sangat mengkhawatirkan. “Kau ini, tidak mungkin Kamila mengamuk di pesta ulang tahunmu!” dengkusnya kesal. Sandra mengangkat bahu, mendudukkan bokong pada sofa di kamarnya. Wanita itu mengulum bibir serta mata yang tak lepas dari Relin.“Sudahlah, kau ini terlalu melebihk
Read more

Menjauh

“Mengapa tidak Mas saja yang mati? Jangan kedua orang tuaku!”Kalimat itu terus terngiang di kepala Aron, ia menunduk sembari meremas dadanya kuat. Sakit sekali mendengar itu semua. Namun, ia juga berpikir … apakah dengan kematiannya sakit hati serta rasa kecewa Kamila akan hilang? Aron meremas rambutnya kuat, tak menghiraukan keberadaan Tama serta Dona yang sedari tadi berada di sampingnya. “Istirahat dulu ya, Nak. Besok kita bicarakan lagi dengan kepala dingin,” ucap Dona sembari mengelus punggung sang putra. “Kamila tidak menginginkanku ada di sini, aku akan tinggal di hotel untuk sementara waktu. Sampai dia ingin berbicara lagi denganku. Dan tolong terus pantau kesehatannya,” pinta Aron dengan pandangan lurus ke depan.Awalnya Kamila memang berniat pergi dari rumah ini, bahkan membawa si kembar. Tapi Aron terus memohon-mohon, sampai pada akhirnya wanita itu memberi syarat jika dia tak ingin berada dalam satu rumah dengan Aron. “Bukankah Ayah sudah katakan padamu, coba terbuka
Read more

Menyerahkan Diri

Aron tidak mengetahuinya, tapi ketika pria itu sudah tahu mengenai fakta yang ada. Dia justru bungkam dan menyembunyikan semua ini darinya. Kamila menghembuskan napas berat, pun kala mengingat penjelasan dari Dona. Deringan ponsel di atas nafas membuat lamunan wanita itu buyar, ia segera mengambil benda pipih itu dan melihat nama Sandra yang terpampang di sana. Kamila tergugu, antara ragu-ragu ingin mengangkatnya. Namun, pada akhirnya wanita itu menghembuskan napas pelan. Mencoba menenangkan diri. “Halo, kenapa Sandra?”Hening, tak ada jawaban dari seberang sana. “Kalau tidak ada kepentingan aku tutup teleponnya,” ucap Kamila.“Jangan!” teriak Sandra terdengar panik. “Kamila, aku benar-benar minta maaf atas kekacauan yang terjadi. Kata Relin Aron pergi dari rumah, ya?” Ekspresi Kamila tampak tak suka. Mengapa ada yang tahu butuh hubungannya dengan Aron tak baik-baik saja. Bahkan kepergian Aron dari kediamannya. “Dari mana kau mengetahui tentang hal ini?” tanya Kamila to the poi
Read more

Jeruji Besi

“Ibu, mengapa Ayah selalu menemuiku dan Saga di luar? Memangnya kenapa tidak di rumah saja?” tanya Ayana sembari menatap ke arah Kamila.Gadis kecil itu melihat kembali penampilannya pada cermin, setelah merasa cantik ia kembali menghadap ke arah Kamila.“Ayah sedang bekerja, Sayang. Mungkin setelah semuanya selesai baru dia pulang.” Wanita itu menjawab pelan, meski terdapat kekhawatiran pada raut wajahnya. “Oh … begitu. Padahal aku kangen tahu dibacakan dongeng sama Ayah. Memangnya Ibu tidak kangen sama Ayah?” Kamila melotot kaget, setelah itu tertawa canggung. “Ah, Yaya sangat cantik hari ini. Bagaimana jika sore ini kita ke taman? Ajak Aga juga nanti.” Ia mengalihkan pembicaraan, dan benar saja Ayana langsung mengangguk.“Siap, Bu! Nanti aku boleh makan ice cream ya, soalnya sudah satu minggu aku libur.” Gadis kecil itu mengerjap lucu, berharap Kamila luluh. “Tentu, Sayang. Hari ini Yaya dan Aga boleh makan ice cream, dan sekarang ambil tasnya ya.” Kamila mengacak rambut Ayana g
Read more

Ketakutan Kamila & Aron

“Enam tahun penjara?” tanya Aron dengan wajah kaku. “Benar, Tuan. Namun, hukuman yang sebenarnya dapat bervariasi tergantung pada pertimbangan hakim dan fakta yang terungkap dalam proses peradilan. Hakim bisa saja menjatuhkan hukuman penjara di bawah atau di atas enam tahun. Tapi balik lagi, itu semua tergantung pada keadaan kasus dan pertimbangan-pertimbangan lainnya seperti keadaan pelaku, korban, serta faktor-faktor pengurangan hukuman lainnya.”“Apanya yang enam tahun!” Seruan itu membuat Aron menoleh, ia tersentak ketika melihat Kamila yang menatapnya marah.“Jawab! Kenapa kau lakukan hal ini, Mas!” Kamila memukul dada Aron kuat, meremas kemeja yang pria itu kenakan dengan air mata yang sudah berjatuhan. “Ka–kamila … kau di sini?” tanya Aron linglung. Mengapa sang istri ke hotel tempatnya menginap? Wanita itu mendongak. “Ya, aku ke sini untuk membawamu pulang. Sudah cukup kebodohan yang kau lakukan, Mas. Ayo, lupakan semuanya. Ak–aku ….” Napas Kamila tercekat, tak bisa melanj
Read more
PREV
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status