Home / Horor / Teror Ghaib / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Teror Ghaib: Chapter 101 - Chapter 110

163 Chapters

Teror Ghaib 102

Emma sebenarnya sedang mengerjakan tugasnya di kamar. Dia terlihat fokus sekali menatap layar laptop. Namun fokusnya teralihkan saat ponselnya berbunti. Dia mengerutkan kening karena ada panggilan dari nomor tidak dikenal. Meski dengan ragu, akhirnya Emma mengangkat telfonnya.“Halo ... siapa ya?” tanya Emma saat dia menempelkan ponsel ke telinga.“Halo, Emma, ini aku Desy. Kamu bisa tolong aku nggak? Aku lagi butuh bantuan urgent banget.”Emma mengerutkan kening. Bantuan? Kalau urgent sekali kenapa Desy tak meminta tolong pada kedua temannya dan malah meminta tolong padanya?“Emma? Kamu denger aku kan?” ulang Desy.“I ... Iya. denger,” kata Emma.“Jadi kamu bisa tolong aku nggak?” kata Desy,“Emangnya kamu mau minta tolong apa?” tanya Emma.“Aku lagi di jalan dan kena copet. Motor aku kehabisan bensin juga. Kamu bisa dateng ke sini nggak?” tanya Desy.“Memang kamu lagi di mana?” tanya Emma.“Aku nggak tau ini di mana. Aku shareloc aja kamu ya,” kata Desy.“Boleh ... boleh,” kata Emma
last updateLast Updated : 2023-12-25
Read more

Teror Ghaib 102

Emma sebenarnya sedang mengerjakan tugasnya di kamar. Dia terlihat fokus sekali menatap layar laptop. Namun fokusnya teralihkan saat ponselnya berbunti. Dia mengerutkan kening karena ada panggilan dari nomor tidak dikenal. Meski dengan ragu, akhirnya Emma mengangkat telfonnya.“Halo ... siapa ya?” tanya Emma saat dia menempelkan ponsel ke telinga.“Halo, Emma, ini aku Desy. Kamu bisa tolong aku nggak? Aku lagi butuh bantuan urgent banget.”Emma mengerutkan kening. Bantuan? Kalau urgent sekali kenapa Desy tak meminta tolong pada kedua temannya dan malah meminta tolong padanya?“Emma? Kamu denger aku kan?” ulang Desy.“I ... Iya. denger,” kata Emma.“Jadi kamu bisa tolong aku nggak?” kata Desy,“Emangnya kamu mau minta tolong apa?” tanya Emma.“Aku lagi di jalan dan kena copet. Motor aku kehabisan bensin juga. Kamu bisa dateng ke sini nggak?” tanya Desy.“Memang kamu lagi di mana?” tanya Emma.“Aku nggak tau ini di mana. Aku shareloc aja kamu ya,” kata Desy.“Boleh ... boleh,” kata Emma
last updateLast Updated : 2023-12-26
Read more

Teror Ghaib 103

Emma membuka maatanya perlahan. Saat matanya terbuka sepenuhnya, dia melihat, Desy yang juga baru terbangun. Gadis itu terbaring di sampingnya.“Kita ada di mana?” tanya Emma. Dia lalu menatap sekeliling. Dia membelalakkan mata saat mengetahui jam menunjukkan pukul dua dini hari.“Ini rumah Sabrina sih,” kata Desy. Dia lalu bangkit duduk.“Hah? Kenapa kita bisa ada di sini? Aku harus pulang,” kata Emma. Dia lalu bergegas turun dari ranjang.Desy menahan Emma. “Kamu mau naik apa?” tanyanya, “nggak ada taksi jam segini.”Emma lalu terdiam dan merengung. Berbagai macam pertanyaan berkecamuk di kepalanya. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa dia bisa ada di rumah Sabrina? Apa semua yang terjadi merupakan rencana gadis itu?“Bentar, aku telfon Sabrina biar dia ke sini. Soalnya aku juga nggak tahu kita kenapa dan gimana bisa ada di sini? Kan aku juga habis pingsan sama kayak kamu,” kata Desy.Desy lalu mengeluarkan ponselnya dari saku celana dan menelepon Sabrina.Sabrina datang dalam hitung
last updateLast Updated : 2023-12-26
Read more

Teror Ghaib 104

Tony melihat lagi video Emma dengan teliti. Walaupun setiap kali melihat video itu dadanya sakit, dia memaksakan diri karena dia ingin tahu siapa pemeran laki-laki di video itu. Dia harus membongkar semua drama ini. Dia yakin Emma tidak akan melakukan hal itu dengan sengaja.“Aku nggak yakin Emma ngelakuin ini dengan sengaja,” kata Tony, “mustahil. Aku gandeng tangannya aja dia risih dn langsung dilepasin, apalagi sampe kayak gini.”Jake yang duduk di samping Tony berdecak. Mereka mana peduli Emma ngelakuin itu dengan sengaja atau enggak, Tony? Yang mereka tau yang ada di video itu Emma dan seorang cowok. Ya udah,” katanya.Tony mengerutkan kening. Kamu nggak pengen tau gitu siapa yang ngerekam video ini dan yang nyebarin video ini?” tanya Tony pada Jake. Dia heran mengapa Jake terlihat santai sekali.“Ya pengen lah. Malah aku udah bisa nebak itu pelakunya siapa,” kata Jake.“Siapa?” sahut Ethan yang sedang berusaha membuka toples berisi keripik kentang.“Sabrina lah. Siapa lagi,” sah
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more

Teror Ghaib 105

“Kata Tante Lily, Emma maih belum bisa diganggu,” sahut Tony.Jake menghembuskan napas kasar. “Keadaanya masih parah banget ya?” tanyanya.“Dia masih suka ngamuk-ngamuk karena mahluk astral itu jadi lebih mudah nguasain dia kalo dia sedih,” sahut Tony.Ethan mengambil pisau dan mengupas buah belimbing yang dia ambil dari halaman rumah. “By the way, kita jadi menginterogasi Indra nggak nih?” tanyanya sambil mengupas.“Boleh,” sahut Tony, “kapan? Yang pasti nggak bisa sekarang karena aku nggak tau rumahnya.”“Besok di kampus?” tanya Jake.“Iya, deal gitu aja deh,” sahut Ethan.Jake lalu beralih pada Tony yang tampak melamun. “Kamu gimana? Setuju nggak kita nyamperin Indra besok di kampus?” tanya Jake.“Bentar deh, kok aku yakin banget ya, ini ada hubungannya sama Sabrina,” kata Tony. Pikirannya tampak menerawang.“Iya, aku juga tau kalo Sabrina selama ini suka musuhin Emma. Tapi kan, di video itu sama sekali nggak ada Sabrina. Kamu jangan aneh-aneh lah jatohnya fitnah,” sahut ethan.“Iy
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more

Teror Ghaib 106

Tony, Ethan dan Jake berjalan menuju ruagan rektor dengan perasaan waswas. Mereka bertihga sama-sama tahu kalau mereka akan ditanyai tentan Emma. Saat sampai di ruang rektor pikiran mereka bertiga semakin kacau.“Perasaanku nggak enak nih, Jake,” kata Ethan.“Aku juga,” sahut Jake, “tapi yaudah sih. Kita sudah nyampe di sini juga. Masak mau balik lagi. Entar kalo ditanya-tanya, jawab sebisa kita aja.”“Permisi!” kata Tony sambil mengetuk pintu.Bu Martha mengalihkan pandangan dari kertas-kertas yang ada di mejanya ke arah pintu. Wanita berkaca mata itu lalu tersenyum ramah. “Eh kalian,” katanya, “masuk-masuk.”Tony, Ethan dan Jake lalu masuk ke ruangan Bu Martha. Tony yang duduk, sementara Ethan dan Jake berdiri.“Aduh, maaf ya, dua yang lainnya jadi berdiri. Apa saya panggilin petugas biar diambilin kursi dulu?” kata Bu Marta.“Oh, tidak perlu, Bu. Tidak apa-apa,” sahut Jake.“Baik, jadi maksud saya memanggil kalian datang ke sini adalah untuk menanyakan tentang Emma,” kata Bu Marta,
last updateLast Updated : 2023-12-28
Read more

Teror Ghaib 107

Lily membuka pintu rumahnya saat mendengar papan kayu itu diketuk dari luar. Dia tersenyum setelah membuka pintu dan melihat Bu Marta berdiri di hadapannya.“Selamat malam,” sapa Bu Marta.“Selamat malam, “ balas Lily. Dia lalu mempersilakan rektor tersebut untuk masuk dan duduk.“Sebentar, saya panggilkan suami saya, Bu. Nanti kita ngobrol bersama,” kata Lily.Yang datang ke ruang tamu lebih dulu Robin. Dia menyalami Bu Marta. Lily datang sepuluh menit kemudian dengan membawa naman berisi tiga gelas jus.“Maaf, seadanya, Bu,” kata Lily saat meletakkan gelas ke meja.“Ah, merepotkan saja,” kata Bu Marta.Lily tertawa kecil. “Tidak apa-apa, Bu,” katanya. Dia lalu duduk di sebelah Robin.“Begini, Bu Lily dan Pak Robin, maksud kedatangan saya ke sini adalah untuk menanyakan tentang Emma,” kata Bu Marta memulai pembicaraan.“Silakan, Bu, segala informasi yang Anda butuhkan pasti akan kami jawab,” sahut Robin.“Tersebarnya video Emma di kampus membuat kita semua sangat terkejut dan sangat
last updateLast Updated : 2023-12-28
Read more

Teror Ghaib 108

“Kalau Bu Marta tidak keberatan, bisa nggak kita ke kediaman anak itu lain waktu?” kata Lily setelah menyimpan nomor telepon, “kalau melalui telepon saja kok rasanya kurang afdol.”Bu Marta mengangguk. “Boleh ... boleh,” katanya, “kalau weekend saya mungkin bisa.”“Baik, terima kasih, Bu,” kata Lily.Bu Marta mengangguk lagi. “Saya kira cukup sampai di sini dulu, Bu lily, Pak Robin,” kata Bu Marta sambil menatap Lily dan Robin bergantian, “lain kali, kalau saya ada pertanyaan lagi tentang Emma, semoga kalian tidak keberatan kalau saya datang lagi.”“Oh, tentu saja tidak, Bu,” kata Lily.Setelah saling bersalaman, Lily dan Robin lalu mengantar Bu Lily hingga ke pagar rumah.***Jake menghampiri ibunya di ruang kerja. Wanita yang kesehariannya sibuk dengan profesinya sebagai fashion designer itu tampak fokus menatap layar laptop. Dia baru menoleh ke pintu setelah Jake mengetuk papan kayu itu untuk yang ketiga kali sambil memanggil namanya.“Eh, Jake, ada apa kamu malam-malam gini nyampe
last updateLast Updated : 2023-12-29
Read more

Teror Ghaib 109

Lily membawa semangkuk kolak labu kuning kesukaan Emma. Dia berharap anak gadisnya itu mau makan. Namun setelah tiba di kamar Emma, anak gadisnya itu hanya mau makan sebanyak empat sendok. Tak sampai separuh isi mangkuk dimakannya. Lili menghembuskan napas panjang. Dia lalu meletakkan mangkuknya ke atas nakas.“Emma, makan dong, kalo kamu nggak makan, nanti kamu sakit,” kata Lily. Dia menyibakkan rambut Emma yang menutupi pipi.Anak gadisnya itu jarang mau mengurus penampilannya belakangan ini. Jangankan menyisir rambut, mandi saja kalau tidak dipaksa Lily ke kamar mandi dia tidak akan menyentuh air.“Emma, Ibu mau bicara sama kamu,” kata Lily. Dia mengarahkan wajah Emma padanya.Emma menatap Lily, tapi dia tak bersuara.“Emma, kamu bener selama ini nggak punya pacar?” tanya LilyEmma menggeleng. Dia lalu mengalihkan pandangannya dari Lily yang duduk di tepi ranjang ke tengah-tengah lagi. Pandangannya kosong.“Gimana? Dia mau makan?” tanya Robin yang baru saja masuk ke kamar Emma.Lil
last updateLast Updated : 2023-12-29
Read more

Teror Ghaib 110

Merasa tak puas dengan hasil pembicaraannya dengan Ethan, Jake lalu mendatangi Tony untuk berdiskusi. Keesokan harinya, ketika tiba di kampus, dia lalu mendatangi Tony di kelasnya.“Hei, Tony, aku mau ngomong sama kamu,” kata Jake setelah duduk pada kursi yang ada di depan meja Tony.“Ngomong apa? Ngomong aja,” kata Tony.“Aku curiga sama Sabrina,” kata Jake, “nggak tau kenapa aku yakin banget kejadian di video itu dibikin pas Emma nginep dan pingsan di rumah Sabrina.”Tony mengangguk-angguk. “Aku juga mikir gitu,” katanya, “malah aku yakin banget nget kalo cowok yang ada di video itu Indra.”“Kamu setuju nggak kalo kita interogasi Emma?” tanya Jake.“Setuju aja sih. Tapi apa dia mau ngaku?” tanya Tony.“Sumpah, Sabrina licik banget,” kata Jake.“Kalo kita tanya temennya aja gimana?” usul Tony.Jake mengerutkan kening. “Maksud kamu si Anne sama Desy?” tanya Jake.Tony mengangguk.“Emangnya kapan mereka pernah keliatan nggak bareng Sabrina?” tanya Jake.Tony tertawa. “Kamu mau nggak be
last updateLast Updated : 2023-12-30
Read more
PREV
1
...
910111213
...
17
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status