Home / Rumah Tangga / Terjebak Di Ranjang Tuan Muda / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Terjebak Di Ranjang Tuan Muda : Chapter 111 - Chapter 120

130 Chapters

111. Mau Lari Kemana, hmm?

"Davin yang mengatur semua ini?" Pam mulai menatap tajam Mee Noi dengan tatapan menelisik.Mee Noi mendengkus santai, dan tersenyum, dia juga tidak menyangkal. "Awalnya iya. Tidak ada suami yang tidak khawatir jika mempunyai ibu mertua yang agak lain, juga teman istrinya yang aneh sepertimu. Dia hanya berusaha mempertahankan pernikahannya dengan melakukan pencegahan. Tapi setelah aku pikir-pikir ternyata kamu tidak buruk. Jadi anggap saja aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Ayo kita menikah."Ini untuk ke sekian kalinya Mee Noi melamar Pam. Tapi setelah mengetahui ada campur tangan Davin tentu saja hatinya menjadi sangat kesal."Katakan pada Davin, sekarang aku lebih bersemangat merebut Vida darinya."***Rona kelam kembali tiba. Restoran baru saja tutup beberapa jam yang lalu. Penghuni rumah Nia juga sudah pulang dan masuk ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Davin yang baru saja melihat Vida masuk kamar mandi segera tersenyum, dia tahu istrinya pasti hendak gosok gigi, sebe
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

112. Kembalilah Aku Akan Tinggal

"Baiklah aku akan membiarkanmu tidur, tapi jawab dulu pertanyaan ku." Kadar sensual di suara Davin sudah berkurang, Vida pun mulai merasa nyaman.Vida kembali memutar bola mata dan berucap. "Katakan.""Kenapa tadi siang kamu tidak marah ketika Fani datang ke restoran?"Mata Vida melebar, mencoba menelisik dan membaca maksud pertanyaan suaminya dari raut wajah tampan yang diterpa temaram lampu kamar yang masih terlihat terang. "Bukankah itu bagus?"Davin langsung memicingkan mata, ada semburat ketidakpuasan dengan pertanyaan sekaligus jawaban dari Vida. "Hanya begitu?""Hmm, dia cukup baik hari ini. Aku tidak mempunyai alasan untuk marah-marah." Suara Vida yang lembut terdengar sangat ringan tanpa beban membuat Davin terdiam menatap istrinya.Bahkan saat ini Vida tidak tahu atau memang tak ingin tahu, bahwa Fani masih berusaha menjatuhkannya di mata publik, membuat hati Davin sakit sekaligus tidak terima istrinya diperlakukan seperti itu.Davin sangat tahu istrinya memang orang baik ya
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more

113. Bergeraklah dari Nostalgia

"Jika kamu sangat sibuk. Kamu bisa kembali ke Indonesia. Aku akan tinggal di sini."Davin terdiam. Hanya garis tegas di lehernya yang bergerak naik turun. Bola matanya yang pekat tak beralih sedikitpun dari Vida, namun tatapan tajam sama sekali tak terlihat di sorot mata tersebut, begitu datar dan tenang layaknya keheningan malam."Silahkan, jika kamu ingin berpikir aku sangat egois. Aku tidak keberatan," imbuh Vida dengan santai dan datar, menampakan sisi lain Vida yang dingin dan tenang yang sudah pernah Davin jumpai sebelumnya.Davin sama sekali tak mengubah raut wajahnya meski kata-kata Vida terdengar sarkas di telinga. Dia masih terlihat santai dan tenang saat berucap. "Bahkan aku tidak pernah berani untuk berpikir demikian."Alis Vida terangkat, dan bertanya datar. "Benarkah? Kenapa?"Kini Davin mulai mengunci mata Vida lekat. "Aku tahu kamu tidak berniat mengusirku. Kamu hanya terus mengujiku. Dua bulan aku memang gagal melindungi mu dari cercaan dan juga hinaan dari netizen. Ma
last updateLast Updated : 2024-02-28
Read more

114. Kamu Meragukan Ku?

"Apa hamil?" Perempuan paruh baya yang baru saja membuka pintu kamar memekik terkejut.Vida dan Pam juga terbengong beberapa detik. Tapi Vida segera tersadar dan berhambur mendekati suaminya. Tangan kanannya merengkuh lengan Davin. Sementara tangan kirinya merebut ponsel dan mematikan panggilan terhadap Mee Noi."Bibi, jangan terlalu terkejut. Kak Davin memang suka bercanda, jangan pedulikan ucapannya." Vida mulai berdalih untuk menghindari ketegangan di wajah Pam dan juga ibunya.Sementara ibunya Pam langsung menelisik paras tampan Davin yang terlihat tenang tanpa senyuman. Hatinya seakan menolak semua ucapan yang dilontarkan Vida. 'Masa iya, orang yang pendiam dan jarang menampakan senyum seperti itu, suka bercanda?'Vida mulai sedikit was-was melihat tatapan ibunya Pam yang menelisik suaminya, dia kembali mengambil inisiatif untuk pergi dari tempat itu, sembari tersenyum tipis. "Bibi, sebaiknya kami pulang dulu, biar Pam bisa istirahat. Pam, cepat sembuh ya, kami pulang dulu. Ayo, K
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more

115. Tujuan Kita Sama

Suara gemericik air terdengar begitu nyaring ketika Davin menyusul Vida ke kamar. Sepertinya Vida benar-benar mandi setelah meninggalkannya di meja makan dengan binar kemarahan.Sampai gemericik itu tak lagi terdengar, Vida belum juga muncul dari balik pintu kamar mandi, membuat Davin tak tahan untuk berdiam diri dan menunggu. Dia segera membuka pintu sliding yang berbahan kaca buram, dan mendapati Vida yang sedang gosok gigi.Cermin lebar yang terpasang di depan wastafel menunjukan Vida yang berbalut handuk putih yang melilit di dada, hingga tampak dari belakang punggung ramping dengan kulit putih yang cerah terawat, saat rambut hitam yang biasanya menjuntai panjang ditekuk ke atas dan digulung dengan handuk putih pula.Diam-diam Davin mendekat dan memeluk Vida dengan lembut dari belakang. Tidak berucap apa-apa, hanya sesekali mencium pundak dan punggung Vida yang terbuka dengan begitu menghayati. Vida juga tak berucap apa-apa, dia masih melanjutkan aktivitasnya menggosok gigi."Apa y
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more

116. Aku Akan Lebih Bahagia Dari Kalian

"Aku tahu kamu menyukai Vida. Aku bisa membantumu mendapatkan Vida jika kamu mau."Pam menatap Fani tajam, lantas mengembuskan napas kasar sembari tersenyum remeh. Tangannya juga bergerak perlahan, kemudian melipat di depan dada sembari menyandarkan punggungnya ke belakang. Belum berucap apa-apa masih menatap Fani lekat."Bagaimana?" Suara Fani kembali mengalun lembut terbawa angin pantai yang yang sedang berembus.Pam tersenyum miring dan berucap. "Hanya orang bodoh yang mau mempercayaimu. Kamu berusaha mencelakai Vida."Senyum Fani terus mengembang indah sama sekali tak terpengaruh dengan dengan ucapan Pam yang ketus. "Nama mu Pam 'kan?"Pam tidak menjawab, dia malah membuang pandangan dengan acuh tak acuh ke arah lain."Pam, maaf ya, saat itu aku berusaha menyakiti Vida. Dulu aku merasa hanya sendirian, jadi aku berusaha mendapatkan apa yang aku miliki dengan caraku sendiri. Jika aku tahu kamu menyukai Vida, aku tidak akan mungkin berusaha melukainya, sebenarnya aku juga sangat men
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more

117. Ulang Tahun

Meski Thailand sedang musim hujan. Udara panas di bulan Agustus memang cukup tinggi, tapi nyatanya tak menyurutkan para pelancong yang ingin menikmati indahnya suasana pantai Pattaya. Bangku berpayung yang berjajar rapi di pinggir pantai menampakan puluhan turis yang sedang bersantai menikmati limun segar. Menyibukkan restoran kecil yang tampak ramai sore ini."27,5 baht," ucap Kla sembari menyodorkan limun segar pada pelanggan."Wow, tapi di list harganya 55 baht.""Iya, hari ini putri kami ulang tahun jadi diskon 50%," terang Kla ramah."Oh, terima kasih."Dari arah lain seorang wanita paruh baya yang baru saja melayani pelanggan segera bersuara ketika melihat putrinya membawa dua piring besar yang berisi aneka olahan seafood yang baru saja di masak oleh koki."Vida, kenapa kamu yang membawanya? Kamu istirahat saja, ini adalah hari spesial untukmu. Kamu harus menjadi putri raja hari ini." Nia mengambil alih piring yang ada di tangan Vida."Ibu, jangan berlebihan. Ini bukan ulang ta
last updateLast Updated : 2024-03-03
Read more

118. Niat Jahat yang Terulang

"Hai, Vida. Tadinya aku ingin makan malam di restoran ini, tapi ternyata kamu sedang ulang tahun. Aku tidak bisa menahan diri untuk menyapamu. Selamat ulang tahun ya, semoga apa kamu inginkan tercapai di umurmu sekarang." Seperti biasa tak ada sedikitpun binar jahat yang terpancar dari wajah cantik Fani, begitu lembut dengan senyum yang terlihat tulus.Vida perlahan menarik senyum samar dan berucap datar. "Terima kasih.""Ayo-ayo, segera duduk dan nyalakan lilinnya." Nia memecah kekakuan dengan suaranya yang renyah dan riang mengembalikan atmosfer ruangan menjadi menyenangkan seperti sebelumnya.Lilin yang menyala sudah ditiup setelah Vida make a wish. Suara tepukan tangan menyambut diiringi suara gelak tawa yang menyenangkan. Kue yang di potong Vida segera melayang ke mulut Davin, Nia, dan Kla secara bergantian saat Vida menyuapi mereka."Giliranku." Pam juga tak ingin melewatkan jatah suapan dari tangan Vida yang menurutnya sangat membahagiakan.Meski alis tebalnya sedikit terangkat,
last updateLast Updated : 2024-03-03
Read more

119. Muak

"Ah!" teriakan terdengar bersamaan dengan tumpahnya kuah tom yam panas ke lantai. Bukan dari mulut Vida, melainkan Davin. Dia baru saja meninju panci panas agar Vida tidak menubruk panci tersebut. Sementara tangan kirinya menahan tubuh Vida agar perutnya tidak membentur meja.Seketika perhatian semua orang tertuju pada suara panci yang jatuh dengan keras ke lantai juga kuah merah yang muncrat kemana-mana. Musik segera dimatikan dan berhambur menghampiri Vida yang tampak panik."Kak, tanganmu terkena panci dan kuah panas!""Astaga ... Bagaimana ini bisa terjadi?" Nia juga terlihat sangat khawatir."Bilas dengan air mengalir!" Kla juga berseru dengan panik.Dengan cepat Vida menarik Davin menuju wastafel dan menyiram tangan suaminya yang tampak merah, dengan raut wajah suram penuh kecemasan."Bagaimana bisa terjadi?" Semua orang masih membuntut untuk menengok keadaan Davin sekarang.Dicemaskan oleh begitu banyak orang tentu saja membuat Davin tidak nyaman. Dia tidak suka dikasihani seper
last updateLast Updated : 2024-03-03
Read more

120. Hadiah Terbaik

"Tidak akan pernah!" Davin tak kalah tegas dibanding Vida. Kilat mata nya masih terarah pada Fani dengan penuh kebencian. "Mencoba menyakitimu dan bayi kita. Aku tidak akan pernah mengampuninya!"Vida berusaha melepaskan botol itu dari tangan Davin, tapi nyatanya genggaman dari tangan kekar itu sangat kuat hingga Vida benar-benar sangat kesulitan."Kak, lepaskan botolnya!" Vida berteriak tapi tak ada tanggapan dari Davin, hingga pikirannya mulai kacau, memicunya melakukan sesuatau yang seharusnya tidak dia lakukan di saat genting seperti ini. Kedua tangan Vida tiba-tiba meraih pipi Davin dan mencium bibirnya dengan begitu dalam, membuat Davin tersentak dan terkejut dibuatnya.Seketika tubuh Davin yang tadinya begitu tegang tiba-tiba menjadi melemah saat matanya terbuka lebar, merasakan ciuman Vida yang begitu menekan dan teramat dalam, hingga menghentikan napasnya untuk beberapa detik.Perlahan Mee Noi melepaskan Davin saat tubuh tegap itu tak lagi melakukan perlawanan. Dia sendiri mul
last updateLast Updated : 2024-03-04
Read more
PREV
1
...
8910111213
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status