Home / Rumah Tangga / Terjebak Di Ranjang Tuan Muda / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Terjebak Di Ranjang Tuan Muda : Chapter 91 - Chapter 100

130 Chapters

91. Jadi ini rencanamu?

Hinggar-binggar ini sama sekali tak menarik bagi Vida. Apalagi kedatangannya ke Thailand untuk mencari ketenangan setelah dihantam berbagai masalah. Dia juga bukan orang yang bisa meluapkan kekesalan pada dunia malam, tapi demi menjauhkan Davin darinya, dia malah terjebak sendiri dengan segala kebisingan ini.Beruntung Vida mempunyai pribadi yang tak acuh. Meski merasa dirinya lurus, tapi dia bukan orang yang sok suci dan jijik dengan segala kegilaan di tempat tersebut, dia hanya wanita dingin yang jauh dari kepedulian terhadap lingkungan sekitar.Minuman dingin sudah tersedia di depan Vida, setelah Pam membelok mengajaknya masuk ke dalam bar. Tentu saja bukan minuman beralkohol karena dia sedang hamil. Berbeda dengan dua pria dan satu perempuan yang tampak bahagia dengan segala kegaduhan ini, gelas likeur juga berada dalam genggaman tangan mereka dan entah sudah berapa kali mereka menenggaknya.Vida dapat melihat ternyata ketampanan suaminya cukup menarik perhatian para gadis untuk
last updateLast Updated : 2024-02-08
Read more

92. Foto Mesra Membangkitkan Kebencian

Vida yang berada dalam dekapan Davin tentu saja bisa melihat apa yang terjadi antara Mee Noi dan Pam di depan sana. Dia khawatir itu akan berlanjut, mengingat sebelumnya mereka sudah tidak terkendali karena pengaruh alkohol. Dia ingin berdiri untuk menghampiri Pam. Tapi sangat sulit untuk lepas dari dekapan Davin."Kamu mau kemana?" tanya Davin pelan."Lepaskan aku. Ini sudah cukup, suruh temanmu bersikap sopan pada Pam!" Vida menunjukan raut kekhawatiran di wajahnya. Tadi pagi dia yang mengajak Pam untuk keluar bersamanya, jika terjadi sesuatu, tentu saja dia akan sangat merasa bersalah."Bagaimana mungkin aku akan menghentikannya. Lihatlah perempuan itu sangat menikmati sentuhan Mee Noi." Senyum Davin tersungging sadis setelah berucap pelan di dekat telinga Vida, kerena dia memang menempatkan Vida dalam pangkuannya dan memeluknya dengan posisi menyamping."Kak, kapan kamu berhenti menjadi penjahat? Kamu terus memaksakan kehendak untuk mencapai tujuanmu, jangan sampai aku semakin memb
last updateLast Updated : 2024-02-09
Read more

93. Kamu yang Mencoba Meninggalkanku

Di saat Fani begitu gundah setelah melihat kemesraan mantan kekasihnya. Senyum Davin justru mengembang kala melihat Vida dan Pam mulai uring-uringan akibat permainannya dengan Mee Noi. Dia yang tadinya sangat membenci Pam karena berusaha merebut istrinya, kini rasa itu tak lagi begitu dalam, padahal sebelumnya dia sempat berpikir jika Pam benar-benar membuat Vida takluk dan berpaling darinya, Davin tak akan segan memecahkan botol beling dan menancapkan benda tajam tersebut pada wanita belok yang mengincar istrinya. Davin memang bukan orang yang bisa bermurah hati jika ada yang menginginkan miliknya.Tapi melakukan penyiksaan secara pelan ternyata lebih mengasyikkan, daripada langsung pada intinya. Terlebih Vida sudah mengatakan jika dia akan sangat membencinya jika terjadi sesuatu dengan Pam. Itu hanya akan merugikannya saja. Mendapatkan hati dan kepercayaan Vida jauh lebih penting daripada memuaskan egonya.Malam semakin larut, namun hinggar binggar di tempat tersebut belum juga bera
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more

94. Bisakah kamu melepaskanku?

Vida segera memalingkan wajah setelah beberapa saat menatap suaminya. Dia tahu, dia tidak akan mampu menandingi kilat mata Davin yang tajam dan mengunci. Gemuruh di dada juga mulai bergolak kala dia merasa gugup.Senyum samar terbit di bibir Davin, tangannya bergerak lembut meraih dagu Vida, guna menuntun untuk menatapnya."Kenapa berpaling?" tanyanya pelan."Apa memandangmu adalah keharusan?" Vida mencoba untuk menjawab untuk menutupi rasa gugup."Kenapa tidak? Aku adalah suamimu." Suara rendah yang pelan itu sangat menyihir kala mengalun di ruangan sunyi yang memikat hati."Bukankah aku sudah bilang aku ingin berpisah denganmu? Aku menyukai Pam." Suara Vida terdengar bergetar menunjukan keraguan.Membuat Davin menarik senyum simpul dan terlihat mengejek. "Sampai kapan kamu akan berakting?""Aku tidak berakting, aku dan Pam memang mempunyai hubungan yang sangat erat, kami saling mencintai dan kami akan saling membahagiakan."Davin menaikan kedua alisnya masih dengan senyum mencela. "
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more

95. Mendadak Usil

Davin mengembuskan napas pelan, setelah apa yang terjadi mungkin sangat sulit bagi Vida untuk mempercayainya. Davin mencoba bersabar. Lantas kembali membaringkan tubuh dan merengkuh Vida dari belakang."Maaf, aku benar-benar minta maaf," ucap Davin pelan setengah berbisik di dekat telinga Vida, dengan mata terpejam.Vida mengembuskan napas perlahan, tapi tiba-tiba pikirannya kembali pada Pam. 'Apakah Mee Noi mengganggunya?'Setelah sekian lama terdiam, akhirnya Vida kembali membuka suara. "Jika kamu sudah yakin bahwa aku wanita normal, bisakah kamu membuang segala kekhawatiran mu yang tidak mendasar itu saat aku dekat dengan Pam?"Alis Davin berkerut meski matanya terpejam. "Kamu normal, tapi dia tidak. Siapa yang menjamin kamu tidak akan terpengaruh? Aku hanya melakukan antisipasi, aku tidak mau kehilangan kamu ataupun anakku.""Tch, tidak masuk akal," cibir Vida kesal."Vida, aku sangat cemburu, dia bisa mengurusmu selama enam bulan ini, tapi aku tidak. Memang aku yang salah karena t
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more

96. Sangat Mampu

Vida menarik senyum geli tatkala melihat Mee Noi yang terus menggoda Pam yang berjalan di depannya. Ternyata mereka masih meributkan perkara ukuran tiga inci yang menjadi topik perbincangan mereka pada saat bangun tidur tadi. Padahal ini sudah terjeda dengan mandi dan sekarang mereka tengah berjalan menuju restoran untuk makan siang.Sementara Davin sama sekali tak terpengaruh atau tertarik dengan perbincangan tersebut, raut wajahnya datar dan dingin saat dia terus menggenggam jemari Vida dengan begitu erat, mengembalikan ingatan Vida saat mereka berada di Bali. Kala itu Davin juga seperti ini saat melihat Erick melambaikan tangan padanya saat makan malam di Jimbaran.Vida sedikit menarik salah satu sudut bibirnya ke samping saat melirik Davin. Untuk seorang laki-laki sempurna yang yang memiliki segalanya, bukankan ini menunjukan tingkat kepercayaan diri yang rendah? Entah Vida harus bahagia atau sedih, Vida hanya takut ini hanya bentuk dari keserakahan."Aku tidak akan melakukan ini,
last updateLast Updated : 2024-02-13
Read more

97. Memohon untuk Mendekati Suamiku

"Vida kamu di sini?"Refleks Vida menoleh begitu mendengar sapaan lembut dari seseorang. Tapi mendadak senyumnya luruh, raut wajahnya segera dikitari hawa dingin yang membekukan hati.'Fani ...,' gumamnya dalam hati.Fani semakin mendekat dengan wajah lembut, ramah, dan juga riang, sama seperti yang sering dia tunjukan dulu. Jika dilihat sekilas memang sama sekali tidak ada kilat jahat di wajahnya. Selalu baik dan memikat hati."Vida, aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini. Aku sangat senang bisa bertemu lagi denganmu. Bagaimana kabarmu?" Sungguh ironi, setelah apa yang Fani lakukan sebelumnya, bahkan dia masih saja bersikap manis seolah tidak ada dendam yang dia pendam dalam hati.Pam juga menampakan senyum ramah ketika melihat perempuan cantik dengan perangai lembut datang mendekat. Tapi cukup heran ketika melihat Vida yang acuh tak acuh dengan sapaan gadis itu, bahkan Vida langsung melengos dan kembali memilih-milih pakaian yang hendak dia beli, tanpa menjawab sapaan te
last updateLast Updated : 2024-02-13
Read more

98. Dihina

Fani sedikit menarik senyum dari sudut bibirnya, dan itu hampir tidak terlihat. Sedikit puas melihat raut wajah Vida yang masam. Melihat foto yang diunggah Mee Noi kemarin, tentu saja Fani mengira hubungan Davin dan Vida baik-baik saja, terlebih sekarang Vida sedang hamil, mana mungkin bisa mencetak anak jika hubungan mereka tidak akur. Dia sangat berharap setelah ini hubungan Davin dan Vida kembali retak.Setelah mengembuskan napas samar Vida segera melepaskan tangan Fani yang sejak tadi memegang lengannya. Wajah dingin tanpa keramahan itu masih melekat di wajahnya. Dia sama sekali tak tertarik untuk dekat atau menjadi jembatan Fani meminta maaf pada Davin. Gestur yang ditunjukan Fani masih sangat memuakkan bagi Vida.Mengaku merayu suaminya, tapi meminta bantuan untuk minta maaf pada suaminya. Vida seakan ingin tertawa sambil meludahi wajah cantik yang terlihat lembut itu.'Apa aku terlibat sangat bodoh, hingga dia sangat tidak tahu malu meminta bantuan dariku?' Vida membatin sembar
last updateLast Updated : 2024-02-14
Read more

99. Selalu Iri

"Jika kalian tidak mau membayar, cepat lepaskan gaun yang kalian pakai!"Vida mengembuskan napas kasar mendengar hardikan sang pemandu toko, lantas melangkah menuju ruang ganti. Tapi segera ditarik oleh Pam."Vida, kamu mau kemana?" tanyanya bingung."Ganti pakaian lah, kamu tidak dengar. Dia menyuruh kita mengembalikan pakaiannya?" ucap Vida pelan masih dengan ekspresi datar yang benar-benar terlihat santai.Vida sama sekali tak marah atau menyesal dipermalukan seperti ini, toh itu hanya pakaian. Jika perusahaan WJ memang mengalami kemunduran, Vida justru akan sangat menyesal jika bersikeras membeli barang-barang mahal yang menurutnya tidak perlu."Hah?" Pam seakan tidak percaya, Vida menyerah begitu saja.Kelopak mata Fani semakin berbinar cerah. Sepertinya hari ini adalah hari yang paling membahagiakan sedunia, melihat Vida yang biasanya menegakkan dagu dengan sombong, dan arogan, bisa dengan mudah menyerah begitu saja saat pemandu toko menghinanya.'Rasakan itu, dulu kamu dipuji-pu
last updateLast Updated : 2024-02-14
Read more

100. Tanpa Ampun

Fani sedikit mengulum senyum kala melihat Vida terjatuh, tapi sayang sekali Vida masih bisa menyangga tubuhnya dengan tangan hingga perutnya tak sampai membentur lantai. Jika memungkinkan Fani sangat ingin menginjak punggung Vida dari belakang agar Vida keguguran. Tapi Davin dan Pam sudah berlari menghampiri Vida, membuatnya harus kembali playing victim."Vida, maaf. Aku tidak sengaja," ucapnya dengan wajah ketakutan yang dia buat-buat. "Vida, kamu tidak apa-apa 'kan? Perutmu tidak terbentur 'kan?" Kekhawatiran jelas tercetak di paras tampan Davin, kala membantu Vida duduk.Vida menggelengkan kepala meski terdapat kerutan di alisnya yang menyatu.Sementara emosi Pam langsung tersulut, dia segera berdiri dan melabrak Fani dengan penuh kemarahan. "Kamu itu tidak punya mata ya? Bisa-bisanya kamu sengaja menabrak Vida dari belakang, apa kamu tidak tahu jika Vida sedang hamil? Jika perutnya membentur lantai bagaimana, ha?""Maaf, aku benar-benar minta maaf, aku tidak sengaja." Fani masih s
last updateLast Updated : 2024-02-15
Read more
PREV
1
...
8910111213
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status