Home / Rumah Tangga / Terjebak Di Ranjang Tuan Muda / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Terjebak Di Ranjang Tuan Muda : Chapter 101 - Chapter 110

130 Chapters

101. Balasan Setimpal

"Berlutut!"Suara lantang Davin semakin membuat semua orang menahan napas, tak terkecuali Fani yang dalam keadaan tertekan, keringat dingin segera membasahi seluruh tubuhnya yang gemetaran. Fani sungguh tidak menyangka jika Davin akan semarah ini, meski dia sudah memeras otak untuk menjadi orang lemah dan baik hati, tapi kelihatannya apa yang dia lakukan sama sekali tak menyentuh perasaan Davin.Aura kemarahan mantan kekasihnya itu mampu membekukan seluruh udara di dalam toko hingga bernapas dengan leluasa adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Seketika persendian Fani menjadi kaku tak bisa digerakkan karena tegang. Rasanya ingin menelan saliva untuk mengurangi kadar ketegangan di otaknya, tapi tenggorokannya serasa tercekat. Hingga dia tidak tahu apa yang harus dilakukan kecuali berdiam diri sembari menatap Davin dengan binar ketakutan."Kamu tidak dengar apa yang aku katakan? Berlutut dan minta maaf pada Vida!"Suara rendah Davin masih terdengar begitu mengancam, meski dia sama seka
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

102. Tenggelam

Semburat emas memenuhi cakrawala, sinarnya terang menerpa lekuk awan putih laksana kapas yang membumbung tinggi di angkasa. Damai dan tenang membuai mata jernih yang berkilat sendu hanyut dalam lamunan.Vida duduk dengan tenang menatap jutaan liter air yang bergolak, kala kapal pesiar mini yang disewa oleh suaminya bergerak sedang menuju ke tengah lautan.Masih berpikir, jika perusahaan WJ sedang mengalami keterpurukan, bukankah suaminya cukup ceroboh dengan melakukan segala keborosan ini? Vida pun mengembuskan napas kasar, hatinya tidak nyaman dengan segala kemewahan yang diberikan suaminya."Jadi kamu adalah nyonya dari tuan konglomerat?" Pertanyaan Pam membuat Vida menoleh perlahan.Embusan napas samar keluar dari celah hidung Vida. Tapi tak menjawab pertanyaan Pam yang duduk di sebelahnya."Dia terlihat sangat luar biasa, dia juga cukup keren. Tapi dia kasar dan mengerikan, jadi apakah dia juga memperlakukanmu seperti apa yang dia lakukan pada gadis di toko pakaian tadi?" Pam mulai
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

103. Malam Kelam

Byur!Davin terjun ke laut untuk menyelamatkan Vida. Kepanikan yang ditemani oleh gelapnya malam seakan menghimpit jantung yang tengah berdetak kencang tanpa nada, arah pandang yang sangat terbatas tentu saja mempersulit Davin untuk menemukan keberadaan istrinya.Semakin panik ketika napasnya telah habis tapi dia belum juga menemukan Vida, Davin berenang kembali ke atas untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya, kemudian kembali menyelam dengan pikiran yang berkemelut. Tubuhnya nyaris tak berhenti bergerak untuk terus mencari.Jutaan air dingin yang begitu asin layaknya monster laut yang menikam untuk meminta nyawa. Bagaikan kutukan, alam pun kian membuat suasana semakin mencekam, kala angin berembus kencang, juga gemuruh petir putih yang tiba-tiba menyambar, diikuti air hujan yang menghantam permukaan laut dengan kuat, menyamarkan pandangan orang yang ada di atas kapal.Mee Noi dan Pam, serta beberapa awak kapal memang segera mendekat setelah mendengar teriakkan dan suara deburan air.
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

104. Kala Angin Berbalik

"Berhenti menatapku seperti itu. Kamu benar-benar menempatkan aku seperti penjahat yang tidak bisa dipercaya. Aku juga bisa sedih jika diperlakukan seperti itu." Davin protes, namun ada tarikan senyum samar dari kedua sudut bibirnya kala Vida masih terus menatapnya dengan binar ketidakpercayaan.Tidak menunggu Vida menjawab Davin segera memberi sekilas kecupan di bibir tipis, membuat perempuan hamil yang sedari tadi membisu itu sedikit terkesiap.Kemudian Davin menurunkan kepalanya dan jatuh pada pangkuan Vida. Kecupan lembut yang terasa menggelitik sangat bisa Vida rasakan ketika Davin terus bermain-main dengan perut berisi janin miliknya. Itu terjadi cukup lama, hingga Vida mulai tak tahan dan menangkap jari-jari kokoh yang seakan sedang berlari-lari dengan riang menggelitik perutnya."Geli." Akhirnya suara lembut yang terdengar singkat itu keluar dari celah bibir Vida meski ekspresi wajahnya masih terlihat datar. Dan itu malah mengundang senyum lebar bagi Davin yang melihatnya."Ka
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

105. Hari yang Cerah

Semburat cerah menembus celah tirai yang sedikit terbuka, menghadirkan garis yang bertabur debu halus yang berterbangan di udara pada sorot sinar matahari yang memanjang. Vida mengerjapkan mata dengan malas setelah kesadaran kembali sepenuhnya. Sedikit menggerakkan tubuh yang terasa remuk karena aktivitasnya semalam. Meski dia sangat yakin jika Davin sudah berusaha melakukannya dengan lembut, namun nyatanya masih saja tidak ada tempat di sekujur tubuhnya yang tidak merasakan sakit. Mungkin karena rasa rindu yang lama terpendam membuat Davin tak bisa menahan diri untuk mengeksplore seluruh tubuhnya dengan waktu yang lama, hingga Vida merasa sangat kelelahan. Terlebih tadi malam dia baru saja tenggelam di laut. Vida meraba perutnya dan bergumam lirih. "Semoga kamu tidak kenapa-kenapa." Perhatian Vida beralih saat merasakan tiupan samar dari napas hangat dan teratur menyentuh punggungnya yang terbuka. Vida mulai mengalihkan posisi dengan berbalik arah, dan mendapati suaminya masih tert
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

106. Belum Pernah Tertarik dengan Spesies Seperti Kalian

Semakin terkejut ketika tiba-tiba Pam menangis kencang dan menyedihkan. Air wajahnya terlihat sangat suram penuh kesedihan. Membuat Vida tak lagi berselera menikmati sepiring nasi goreng di depannya. Vida mulai menapakkan kaki di lantai, dan bergegas menghampiri Pam yang sedang bersedih."Pam, ada apa?" Vida menyentuh lengan Pam dengan lembut dan hati-hati. Tapi mendadak binar mata indah yang sebelumnya begitu hangat, tiba-tiba berubah dingin dan tajam, kala melihat Mee Noi masih tertawa dan tak berperasaan.Seketika tawa itu terhenti, kala Mee Noi merasa tertusuk oleh tatapan Vida. Hawa dingin segera berpendar menyapu binar wajah Mee Noi yang mulai tenggelam. Aura keanggunan dan juga ketegasan tercetak jelas pada raut wajah Vida yang dalam mode serius, seakan manik indah yang terpancar, menghardik, sama sekali tak menginginkan bantahan. Mee Noi segera menutup mulut, dan diam-diam beringsut pergi mendekati Davin untuk meminta perlindungan."Astaga, istrimu sangat mengerikan!" bisik Mee
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more

107. Selalu Sombong

"Orang lain pasti akan mengira bahwa kita adalah pasangan kekasih jika kamu terus memelukku seperti ini. Sudah, lepaskan aku, sebelum kak Davin salah paham."Kepahitan kembali menyambangi perasaan Pam kala mendengar kata yang diucapkan Vida. Jelas itu seperti menegaskan bahwa Vida adalah milik Davin."Biarkan saja, aku merasa kamu akan segera pergi setelah ini, jadi biarkan aku memuaskan diri," ucap Pam pelan sama sekali tak ingin melepaskan Vida."Pergi kemana?""Dia ingin mengajakmu pulang ke Indonesia 'kan?"Vida tersenyum, ingin menjawab pertanyaan Pam, tapi tidak terjadi ketika ada hentakan yang mengejutkannya.Seorang laki-laki berpostur tinggi dan gagah tengah menatapnya dengan dua pasang mata kelam yang terlihat dingin setelah berhasil menjauhkan Pam darinya.Vida mengembuskan napas mendapati kecemburuan di wajah suaminya. Yang menurutnya itu sangat konyol dan berlebihan.Sementara Pam hanya menatap Davin dengan binar kemarahan yang tak ingin dia luapkan."Aku harap ini yang te
last updateLast Updated : 2024-02-22
Read more

108. Davin, ka-kamu ....

Suara deburan air memaksa Vida melepaskan tangan Davin yang sejak tadi melingkar di perutnya. Dia pun setengah berlari ketika mendekat ke ujung pagar dan menengok ke bawah, menatap riak air yang berwarna putih membentuk lingkaran dan mulai menyebar di air asin dengan rona hijau sage yang sangat menawan.Tidak lama kemudian muncul dua orang di permukaan air dengan sedikit gelagapan. Namun saat Vida melihat Mee Noi segera merengkuh Pam dalam pelukannya Vida pun tersenyum samar."Pam, kamu tidak apa-apa 'kan?" Vida mulai berseru ketika mata Pam menemukannya."Jangan hiraukan kami. Kami hanya bersenang-senang." Tentu saja Mee Noi yang menjawab, kemudian dilanjutkan dengan gelak tawa riang dari mulutnya yang terbuka, meski yang dipeluk memperlihatkan semburan amarah menanggapi sentuhan laki-laki yang baru tiga hari ini bersamanya.Vida mengembuskan napas lega, sementara Davin perlahan mendekat dengan tangan yang bersembunyi di kedua saku celana."Apa Mee Noi adalah jenis pria yang mirip sep
last updateLast Updated : 2024-02-23
Read more

109. Menjauh Lah Dari Kami

"Davin, ka-kamu ...." Kata itu yang mengalun dari mulut Fani kala melihat Davin yang biasanya terlihat luar biasa dengan jas eksklusif, tiba-tiba menjadi pelayan restoran kecil untuk melayaninya.Sementara Davin semakin memicingkan mata mendapati mantan kekasihnya masih berada di Thailand. Kecurigaan menyelimuti perasaan, namun Davin segera kembali menunjukan rona tenang dan dingin sembari bertanya."Jadi kamu ingin memesan makanan? Silahkan memilih menu yang kamu inginkan," Davin menyodorkan daftar menu dengan raut wajah datar dan sekelumit keramahan pada Fani yang masih tertegun.Lama menatap Davin dalam diam, hingga suasana menjadi hening sesaat. Paras cantik yang mendongak tersebut, seperti sedang menunjukan kepedulian yang begitu dalam, setelah melihat penampilan Davin yang berbeda dari biasanya. Tentu saja Davin dapat menebak apa yang ada di pikiran mantan kekasihnya tersebut."Kamu ingin memesan makanan atau tidak?" Davin kembali membuka suara membuat Fani yang selalu menunjukan
last updateLast Updated : 2024-02-24
Read more

110. Davin yang Menyuruhmu?

Tomat, jagung, bawang bombai, dan sayuran lain sudah masuk ke dalam keranjang. Dua orang yang tak sefrekuensi berhasil menjalankan tugas dengan baik meski terus diwarnai dengan pertengkaran di sepanjang jalan.Roda di bawah keranjang terlihat berputar kala Mee Noi menarik benda berisi barang belanjaan tersebut dengan santai. Bibirnya masih tersenyum-senyum menatap perempuan ketus yang tak sekalipun menunjukkan binar hangat ke arahnya."Pam ....""Apa?"Belum sempat Mee Noi menyelesaikan kalimatnya Pam sudah menyahut dengan suaranya yang ketus."Astaga, sedikit lebih ramah apa tidak bisa? Marah-marah sama sekali tidak baik untuk kesehatan." Mee Noi mengerutkan alis kala berucap, sedikit memberi nasehat pada perempuan yang tampaknya sangat keras kepala di sampingnya.Baru saja Mee Noi menutup mulut, tiba-tiba terdengar suara menjijikan dari mulut Pam."Hoek!"Pam segera membekap mulutnya dan berlari menuju selokan yang cukup sepi masih di kawasan pasar. Pam terus mengeluarkan seluruh isi
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more
PREV
1
...
8910111213
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status