“Silakan Tuan.” Livy langsung memberikan roti isi untuk El, tangannya bergerak begitu saja, bahkan pandangannya belum terputus dari pria beralis tebal itu. “Aku tunggu di ruangan, datanglah.” El mengerlingkan sebelah mata, kemudian berlalu dari ruang makan.“Apa kali ini aku bisa menghindar?” monolog Livy sembari menatap punggung lebar kakak iparnya.Sebagai rekan bisnis yang baik, Livy mematuhi keinginan investor. Selesai jam sarapan, ia bergegas ke ruangan Presdir Torres Inc, di dalam lift terus menerus menghirup napas, menenangkan diri agar tidak terbawa perasaan.Tiba di depan pintu berukuran besar, sekretaris mempersilakan Livy masuk. Ibu hamil ini berdiri, tidak mendekati El yang menatap penuh kerinduan. Dadanya bergemuruh tak karuan ketika El berdiri dari kursi kebesaran, melepas jas mahal, melonggarkan dasi dan membuka dua kancing atas kemeja. Di mata Livy, El tampak sempurna sebagai seorang pria, lagi, ia terhipnotis dengan penampilan serta senyum kakak ipar.Demi Tuhan, ber
Last Updated : 2023-12-18 Read more