All Chapters of Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar: Chapter 91 - Chapter 100

300 Chapters

Bab 91: Cemburu Berlebihan

“Ada apa lagi?” El mengangkat sebelah alis seraya menatap jengah pada wanita di hadapannya.“Ini … aku datang karena ini. Apa kamu sengaja menghindar? Setiap aku datang, kamu pura-pura sibuk.” Suara wanita itu bergetar, satu tangannya menyerahkan map dan satunya lagi terkepal.Sesampainya di ibu kota, El segera ke kantor, selain berkerja, ia juga menemui tamu yang selalu datang selama beberapa minggu ini. Siapa lagi kalau bukan Sonia, seolah tak kapok dan kembali datang ke hadapan mantan suami.“Sebaiknya kamu pulang dan jaga ayahmu! Sudah bagus aku tidak menyertemu ke jeruji besi. Ingat Sonia, kamu selalu ku awasi!” sentak El tak menerima uluran berkas dari tangan wanita itu.Menurut sang presdir hubungan mereka telah usai paska perceraian disetujui pengadilan. El hanya mengawasi Sonia dari jarak jauh, karena cemas mencelakai Livy. Beruntung keamanan yang diberikan Dad Leon sangat ketat, sehingga Sonia tak bisa menemukan keberadaan adik angkatnya.El menegakkan punggung, lantas menump
Read more

Bab 92: Ini ‘kan?

“Kak tidak perlu ke sini! Aku baik-baik saja,” ujar Livy melalui sambungan telepon.Tadi saat keluar dari cafe, tanpa sengaja seorang pengunjung menabraknya. Beruntung Livy tidak jatuh, hanya ponsel dan tasnya yang membentur lantai.Akan tetapi, setelah ia kembali ke rumah, sambungan video tiba-tiba terputus. Ternyata El sengaja mengakhiri panggilan, sebab pria itu telah siap berada di balik kemudi helikopter. Dengan cepat Livy menghubungi Alonso, mencegah El. Jika tidak, pasti pria itu nekat kembali ke desa, padahal pekerjaan di kota sangat banyak.[Sapa lelaki itu? Dia menyentuhmu, Sayang!] El mengetatkan rahang, suasana hati tidak baik-baik saja.“Orang itu tidak sengaja, aku baik-baik saja. Kakak tidak perlu cemas, umm … kalau ada waktu senggang kembalilah ke sini,” kata ibu hamil disusul semburat merah menghiasi pipi. Diberikan kata-kata manis, tentu El melunak dan sumringah. Wajah tampannya memenuhi layar ponsel, pria itu terdiam sembari memandang ke arahnya.Ibu hamil meletakk
Read more

Bab 93: Anak Kita Pasti Sehat

“Bagaimana ini? Tuan El masih di dalam,” gumam Alonso menatap pintu ukiran megah di depannya.Lima menit yang lalu, asisten pribadi ini menerima telepon dari dokter Penelope, sebab ponsel presdir dipegang olehnya. Namun, situasi dan kondisi kurang memungkinkan, di dalam ruangan, El bersama Raja dan Ratu serta beberapa pengusaha pilihan lainnyaSepuluh menit kemudian, seorang pengawal kerajaan membuka pintu, Raja dan Ratu keluar lebih dulu, disusul para pengusaha. Sigap, Alonso menghampiri Tuannya yang berjabat tangan bersama Tuan Marquez dan Nona Manassero. El mengernyitkan kening, langkah tegap dan lebar Alonso menjadi pertanda telah terjadi sesuatu. Belum lagi, wajah itu tampak tegas dan menegang.“Ada apa, Paman?” El yakin masalah perusahaan, proyek atau mungkin Sonia. “Tuan El, sebaiknya segera ke pesawat. Saya telah menghubungi pilot, Anda harus ke Albarracin. Nona Livy melahirkan,” bisik Alonso, berhasil membuat El berlari secepat kilat. Presdir tampan itu tidak peduli rekan p
Read more

Bab 94: Aku Bisa Bantu!

“Alasannya?” alis tebal El tertaut, matanya memicing karena tidak mengerti.Ia bingung mengapa Livy-nya bersikukuh enggan kembali ke ibu kota. Padahal di sana mereka bisa bertemu lebih sering, walaupun El selalu bolak balik luar kota atau luar negeri.Tidak seperti sekarang, ia harus menunggu jadwal kosong barulah mengunjungi Livy di desa. Melelahkan memang, tetapi rasa rindu tak bisa tertahan lagi.“Aku …” Livy mereguk saliva yang terasa kelat membakar kerongkongan. “Katakan!” tegas El, ia melipat tangan depan dada, menatap intens wajah pucat sang kekasih.“Aku …” Lagi, Livy mengatup rapat bibir, ia menggembungkan pipi dan menghela napas. “Di sana terlalu bahaya, Kak. Aku takut Alessandro terluka,” cicitnya.Sedangkan El tampak muram, mana bisa berjauhan dengan Livy dan anaknya. Saat ini, ia mencoba menenangkan ibu muda, memeluk, lalu membelai kepala serta sepanjang tulang punggung. Sebelum membawa Livy kembali ke kamar, keduanya berhenti sejenak di lorong sepi. Sama-sama menghadap
Read more

Bab 95: Harus Menikah Denganku

“Aku … apa bisa, Kak? Sudah lebih dari 20 tahun?” Livy mendongak, menatap lamat kekasihnya.“Hu’um itu mudah. Tunggu saja, tidak sampai satu minggu pasti ketemu, kecuali …” El merunduk kepala, menjepit rahang Livy, membuat ibu muda mengerutkan kening. “Kecuali disembunyikan Daddy, itu yang susah.”Seketika Livy mencebik, bibir merah mudanya sungguh terlihat manis di mata El. Alhasil, lelaki ini mendekatkan wajah dan menyesap lembut candunya. Tanpa sadar, El membaringkan tubuh Livy di atas ranjang, memenjarakan wanitanya. Ia menahan kedua pergelangan tangan sang kekasih di atas kepala, bergerak liar menuruni ceruk leher dan bermain di area sensitif, memberi gigitan kecil hingga suara protes keluar dari bibir ibu muda.“Kak El! Jangan! Belum boleh!” pekik Livy, mungkin saja suaranya terdengar ke luar kamar. “Kakak lupa kalau aku baru melahirkan, tunggu dua bulan lagi!” Mendengar larangan yang keluar dari bibir candunya, menyebabkan El menjauh dan menatap tidak suka. Ia telah menahan ha
Read more

Bab 96: Mau Lagi?

“Uh … Kak, Ini geli, terlalu pelan,” protes Livy sembari menundukkan kepala.“Kalau begini, enak?” El berhenti sejenak dari kegiatannya membantu sang kekasih mengeluarkan ASI.“Pelan-pelan! Itu terlalu kuat. Hati-hati Kak, jangan sampai terbuang percuma!” bawel Livy.Sedangkan El kembali melakukan aktifitas menyenangkan menggunakan tangan. Kendati harus menahan diri supaya tidak terbawa arus, karena gairah yang menggebu.Pria ini tanpa malu konsultasi dengan Penelope dan mengikuti saran konselor laktasi pada salah satu siaran video. El mempraktikannya, mulai dari pijat oksitosin hingga Livy merasa rileks dilanjutkan dengan pijat di area sumber nutrisi.Tanpa ragu, El lakukan demi buah hati. Sebab Al sangat membutuhkan ASI segar ibunya, bayi itu masih terlalu lemah untuk dibawa pulang.Hasilnya, mencengangkan, entah keberuntungan atau El memang berbakat dalam urusan pijatan. ASI yang diperoleh Livy cukup banyak bagi bayi berusia beberapa hari. “Aku hebat ‘kan?” El mencolek bahu sang k
Read more

Bab 97: Kembali

“Umm, cukup Kak. Ini jauh lebih baik dibanding tadi.” Livy mengangkat sedikit bahunya, ia menolehkan kepala ke belakang menatap penuh kerinduan, pada sosok rupawan berwajah tegas yang kini memiliki garis lelah.Tadi, setibanya di rumah, El langsung memijat punggung Livy. Selama seminggu ini absen dilakukannya, karena sibuk berkerja, pria ini ingin turut andil dalam proses meng-ASIhi. “Ada apa?” tanya El dengan suara parau dan mata sayu.“Berputar, Kak!” perintah Livy yang membuat El menautkan alis. “Ayo, Kak!”El patuh, ia memutar tubuh 180 derajat, hingga bagian punggung tepat di depan wajah Livy. Perlahan, tangan mulus mulai menyentuh area otot kekar bagian belakang yang terasa kaku. “Seharusnya Kakak langsung tidur, besokk ‘kan mau ke rumah sakit menjenguk Al. Tidak perlu memijit aku,” tandas Livy sembari memberi pijatan agar lelah minggat dari raga sang kekasih.“Tapi sekarang kamu yang memijit punggungku,” balas El terkekeh gemas karena wanitanya sangat bawel.Tak ingin tangan i
Read more

Bab 98: Masa Lalu

‘Musnahkan semua hasil pencariannya! Lebih baik Livy tidak tahu! Aku harap dia tidak pernah mencari tahu tentang ibunya’ “Ini makan yang banyak, Sayang,” tukas El sembari memotong kecil-kecil daging kalkun panggang dan menuang salad hijau di piring Livy.Sedangkan ibu muda ini terkesiap, sejak duduk di ruang makan ia melamun. Percakapn di ruang kerja El terngiang, hatinya perih karena El menutupi hasil penyelidikan tentang ibunya. Ia yakin pria itu mengetahui sesuatu hal yang penting, tapi kenapa harus dirahasiakan? “Tapi aku kenyang, Kak,” tanggapan Livy tanpa menolehkan kepala. Nafsu makannya menguap, padahal perut masih membutuhkan makanan sebagai sumber tenaga dan nutrisi untuk Al. Livy memilih meneguk segelas susu hangat dibanding menyantap daging yang telah dipotong oleh El.“Kamu kenapa?” bisik El sedikit mendekatkan kepala.“Aku? Mungkin ngantuk.” Livy mengigit bibir bawah tetap menatap lurus.“Aku suapi.” Paksa El, menjulurkan garpu dengan potongan daging kalkun gurih dan l
Read more

Bab 99: Kamu Kenapa? Jangan Menangis!

Setelah menikmati waktu berdua, jalan santai menyusuri trotoar dan membeli churros serta bicara dari hati ke hati. Livy tidak murung lagi, ia menerima kenyataan dan jalan takdir. Seandainya sang ibu tidak membuangnya, mungkin … saat ini ia tidak bertemu dengan El dan mendapat keluarga baru yang sangat baik melebihi keluarga kandung. Livy juga tidak menolak pergi ke makam ibu, hanya saja ditunda, sampai Al benar-benar bisa ditinggal.“Kamu yakin ini cukup?” tanya El memandangi botol kaca ASI berukuran 100 mili.“Iya Kak, tadi pagi sebelum bangun tidur ‘kan sudah. Lagi pula ini sisanya, terima kasih.” Livy menolehkan kepala, ia tersenyum manis pada calon suami yang selalu sigap membantu.“Sama-sama, apa pun untukmu , Sayang.” El memutar tubuh Livy-nya, menangkup pipi, membelai lembut dengan ibu jari dan menyatukan bibir. Ia tidak pernah bosan menghisap rasa manis dari candunya, ini sangat menyenangkan dan pasti membuat rindu. Pasalnya sore ini El berangkat ke luar negeri untuk menghad
Read more

Bab 100: El Menghilang?

“Ini Tuan, sepertinya Nona merindukan Tuan Fabregas,” ucap Alonso sembari menaruh tab ke atas meja.“Ck, kenapa harus?! Terbuat dari apa hatinya sampai merindukan pria jahat itu?” geram El.Setelah mengakhiri sesi telepon bersama Livy, lelaki ini memerintah Alonso mencari tahu penyebab wanitanya menangis. El tidak percaya sang kekasih masih mengharap ayah angkatnya berbaik hati.“Bagaimanapun, sejak kecil sampai dewasa Nona hidup bersama Tuan Fabregas. Nona Livy tulus menyayangi mantan mertua Anda. Hanya saja, pria itu tidak bisa melupakan masalah yang telah terjadi,” pungkas Alonso merasa iba setelah melihat rekam CCTV.“Paman benar.” El menghela napas panjang, ia tidak tahan kembali ke Kota Madrid, memeluk Livy-nya dan memberi wanita itu berjuta kasih sayang.Namun, sayang, paska dua hari di Birmingham, El terpaksa menunda jadwal pulang. Sebab, urusan mendesak lain menuntut di selesaikan. Ia pun terbang menuju Zurich-Swiss, menemui Presdir Cwell Grup terkait pengembangan teknologi ke
Read more
PREV
1
...
89101112
...
30
DMCA.com Protection Status