Semua Bab Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi: Bab 171 - Bab 180

815 Bab

Bab 171 Harus Bersyukur

Kayla tidak menyangka bahwa pertanyaan sederhana seperti ini akan membuat Theo marah. "Nggak."Setelah Lusi keluar, Theo didorong masuk. Hasil tes akan keluar setelah dua jam, Kayla pergi menjemput Evi.Ketika melihat berita, dia langsung menelepon Kayla untuk menanyakan alamat dan bergegas datang."Kenapa benar-benar melompat ke danau?" Dia menggenggam tangan Kayla, lalu memandang Theo yang sedang berbaring sambil memejamkan mata di atas kasur ruang gawat darurat. Dia bertanya dengan khawatir, "Apakah hasil pemeriksaan sudah keluar? Apakah Theo baik-baik saja?"Kayla menjawab, "Belum, masih perlu menunggu sebentar lagi. Seharusnya baik-baik saja, Ibu duduk dulu. Jangan khawatir."Evi menyalahkan dirinya sendiri. "Semua ini salahku, aku nggak seharusnya asal bicara di Tahun Baru seperti ini. Ketika mendengar kamu akan melompat ke danau, Theo langsung mengendarai mobil pergi mencarimu. Dia bahkan nggak mengganti sepatu."Theo yang berbaring di atas kasur pun mengerutkan keningnya. "Bu .
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-08
Baca selengkapnya

Bab 172 Theo Sengaja

Sejak bangun, Evi terus termenung. Melihat Theo hendak keluar, dia buru-buru menghentikan Theo. "Kamu mau pergi ke mana?"Theo menjawab, "Kantor."Besok, Perusahaan Oliver baru mulai libur dan hari ini dia perlu mengadakan rapat akhir tahun. Jadi, dia harus pergi ke kantor.Evi memelototi punggungnya dengan kesal. "Kalau begitu nanti bawa Kayla ke sini. Dia pasti sangat kesepian merayakan Tahun Baru sendirian di apartemen yang kecil itu."Mengingat Kayla bersikeras menolak untuk datang ke sini semalam, ekspresi Theo berubah dingin. "Dia nggak merasa kesepian, ngapain Ibu mengkhawatirkannya.""Kamu ...." Evi emosi hingga dadanya terasa sakit. "Wanita mana pun yang menikah denganmu sungguh sial. Apa kecerdasan emosionalmu dikunyah anjing? Pasti ayahmu yang menuruni gen ini padamu."Galih tercengang.Karena Theo tidak bersedia pergi menjemput Kayla, Evi pun harus bertindak. Dia menelepon Kayla. Ketika dia masih memikirkan bagaimana caranya membujuk Kayla datang, panggilan sudah tersambung
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-08
Baca selengkapnya

Bab 173 Berinisiatif Minta Dinikahi Lagi

Semua ini terjadi dengan sangat cepat, seolah-olah hanya dalam sekejap mata. Kayla tidak memikirkan kemungkinan lain lagi, dia hanya melihat Nathan tidak menghindar.Ada banyak orang yang menonton di sekeliling, tetapi para preman itu memegang pisau, tidak ada yang berani mendekat.Kayla menarik tongkat dari kios di samping, lalu menerjang ke depan untuk memukul kepala dan wajah para preman itu.Nathan memandang orang terakhir yang tergeletak di tanah, lalu menarik Kayla masuk ke dalam pelukannya dan menggunakan tangan lainnya untuk menyingkirkan tongkat di tangan Kayla agar tidak menyakiti orang yang tidak bersalah. "Sudah, semuanya sudah kabur."Sekelompok orang itu segera dibawa pergi oleh polisi yang sedang berpatroli. Kayla memandang pakaian Nathan yang robek. Meskipun Nathan mengenakan baju hitam, di bawah penerangan cahaya, darah tetap mengalir keluar. "Ayo pergi ke rumah sakit."Kayla menyadari bahwa akhir-akhir ini dia terus tertimpa masalah dan sering mengunjungi rumah sakit.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-08
Baca selengkapnya

Bab 174 Bagaimana kalau Kita Menjalin Hubungan Lagi

Dia berlutut untuk memeriksa makam. Ketika menyadari makam sudah tertutup rapat, dia pun berbalik sambil menatap Theo dengan marah. "Theo, kalau sakit, pergilah berobat. Jangan menyiksa orang lain!"Mendengar kalimat ini, Theo mengerutkan keningnya. "Kayla, kendalikan dirimu."Bisa-bisanya dia mengucapkan kata-kata kasar seperti ini."Sekarang aku hanya memarahimu, aku sudah cukup mengendalikan diri. Kalau nggak, aku sudah menghajarmu." Amarahnya langsung meluap. "Suruh orang bongkar makam, aku mau membawa Kakek pergi.""Makam sudah disegel, mau dibongkar lagi? Kamu ingin kakekmu pindah berapa kali lagi? Sudah meninggal pun nggak bisa tenang, apakah ini yang kamu sebut sebagai berbakti?"Theo menatapnya sambil tersenyum sinis. "Nggak heran. Saat di Kota Gabara, kamu mengeluh lingkungan kuburan kakekmu sangat buruk dan bersikeras ingin memindahkannya. Tapi setelah kembali ke Kota Bapura, kamu langsung pergi berjalan-jalan dengan pria lain. Kurasa kamu pun nggak berani mengatakan dirimu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-08
Baca selengkapnya

Bab 175 Menyelanya dengan Sebuah Tamparan

Tindakannya sangat menggebu-gebu. Ketika bibirnya hampir mengenai bibir Theo, dia dihentikan oleh tangan Theo.Raline tidak melanjutkan. Selain karena dihentikan oleh Theo, dia juga tidak mungkin mengabaikan harga dirinya demi mendapatkan Theo. Keberanian yang ditimbulkan oleh alkohol hanya bertahan sesaat. Dalam sekejap, kabut di matanya perlahan-lahan memudar dan kesadarannya mulai kembali.Melihat Theo yang berjarak satu telapak tangan dengannya, dia pun tersenyum konyol. "Sekalipun bukan aku, aku nggak akan membiarkanmu bersamanya."Theo mendorongnya menjauh, lalu pergi ke dapur untuk mengambil sebotol air es dan melemparkan air es itu kepada Raline.Raline menggigil kedinginan dan otomatis membuang air es itu.Theo bertanya, "Sudah sadar?"Raline tertegun."Kalau begitu, pergi tidur."...Awalnya Kayla berencana untuk tidur lebih lama di hari Tahun Baru, tetapi pagi-pagi sekali, Warni sudah meneleponnya. "Bibi Warni, ada apa?"Suara Warni terdengar sangat panik. "Nyonya Kayla, Nyo
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-09
Baca selengkapnya

Bab 176 Saudaraan dengan Mantan Suami

"Kalau karena alasan pertama, aku akan meminta maaf secara pribadi. Soal apakah Bibi bersedia menemuiku, nggak ada hubungannya denganmu, kita harus menanyakan pendapat Bibi. Kalau karena alasan kedua, aku akan langsung pergi." Ketika mengucapkan kata-kata ini, mata Raline dipenuhi dengan kepuasan.Kayla memandangnya dengan konyol. "Apa pria di belakangmu nggak memberitahumu bahwa hubungan kami sekarang adalah ... kakak adik."Sebelumnya Evi pernah membahas ingin mengangkatnya menjadi putri angkat, tetapi Kayla menolak. Saudaraan dengan mantan suami adalah hal yang sangat aneh.Theo mengalihkan pandangannya dan menatap Raline dengan ekspresi datar. "Tunggu di sini."Pintu kamar Evi tidak ditutup. Sebelum Theo masuk, Evi sudah berkata, "Pergi undang Nona Raline masuk."Dia telah mendengar kebisingan di bawah.Theo mengerutkan keningnya. "Bu ....""Jangan bicara denganku." Karena terlalu emosional, dada Evi mulai sakit lagi. Dia mengambil napas dalam-dalam, lalu menenangkan diri sebelum b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-09
Baca selengkapnya

Bab 177 Melihatnya Saja Kesal

Jantung Raline sontak berdebar kencang. Sekarang, seluruh internet sedang memberitakan bahwa dia dan Theo berkencan. Dalam sekejap, dia menjadi populer.Namun, sekarang Theo malah ingin mengklarifikasi hal ini.Ini bukan lagi soal membantah hubungan mereka, melainkan seperti sedang mempermalukannya. Siapa pun yang membaca komentar-komentar baik di internet tahu bahwa orang-orang itu dibayar.Raline berkata, "Theo, nggak akan ada yang menganggap serius rumor seperti ini. Berita ini akan segera mereda. Kalau kamu mengklarifikasi, warganet malah akan makin tertarik."Theo belum menutup telepon sehingga manajer Departemen Humas yang berada di ujung lain telepon dapat mendengar suara Raline. Saat ini, Theo sudah bercerai. Sekalipun fotonya bersama Raline tersebar ke media sosial, hal ini tidak akan berdampak pada harga saham Perusahaan Oliver.Membiarkan berita ini perlahan-lahan mereda juga adalah ide bagus.Theo mengabaikannya. "Cari tahu media mana yang melaporkan berita semalam? Tuntut
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-09
Baca selengkapnya

Bab 178 Theo Menyenangkan Wanita

Melihat Kayla tidak bersedia turun dari mobil, Theo pun tidak memaksanya. Namun, dia terus berdiri di depan mobil dan tidak berniat untuk menyingkir. Bisa dibilang ini juga adalah semacam paksaan.Situasi seperti ini terus berlangsung. Suhu di pegunungan lebih rendah daripada suhu di kota, angin kencang yang berembus seperti sayatan pisau.Akhirnya, keheningan ini dicairkan oleh nada dering ponsel Kayla.Nama "Davin" menyinari mata Theo. Ekspresi santai Theo langsung digantikan oleh ekspresi muram.Kayla menjawab telepon. "Davin, ada urusan apa mencariku?"Dibandingkan dengan nada bicaranya pada Theo, nada bicaranya ini terdengar lebih riang.Davin berkata, "Temanku memberiku kembang api, aku ingin bertanya apakah kamu tertarik? Mari pilih tempat untuk menyalakannya."Sebenarnya, dia sengaja pergi membeli kembang api. Dia mengetahui bahwa Kayla tinggal sendirian di Kota Bapura dan sempat berselisih dengan keluarga pamannya beberapa saat yang lalu. Kayla pasti sangat sedih dan dia ingin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-09
Baca selengkapnya

Bab 179 Sebaiknya Kamu Mengencani Beberapa Wanita

Begitu mengakhiri telepon, Theo sama sekali tidak melirik Kayla dan langsung masuk ke dalam mobil.Melihat Kayla selangkah lebih lambat, Theo pun berkata dengan kesal, "Kenapa, apa aku perlu membukakan pintu untuk mempersilakanmu masuk?"Meskipun nada bicaranya galak, tidak terkandung amarah di suaranya, sepertinya dia hanya ingin melampiaskan kekesalannya.Kayla memukul keningnya dengan kuat. Terdengar suara "puk", kulit yang dipukul memerah. Hanya didengar dari suara ini saja, bisa dibayangkan sekuat apa pukulannya.Memang benar, cuaca yang dingin ini menghambat pikirannya. Daripada berpikir bahwa dirinya sudah menindas Theo, lebih baik dia percaya bahwa di dunia ini ada hantu.Dia membuka pintu dan masuk. Saat matanya melirik pembatas di antara kursi pengemudi dan kursi penumpang, dia otomatis mengangkat tangannya untuk mengusap lehernya yang pegal.Apa mungkin dia menyodorkan tubuhnya ke posisi yang begitu tidak nyaman?Theo menyadari tatapannya. "Kalau tahu kamu begitu nggak tahu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-10
Baca selengkapnya

Bab 180 Davin, Kupertimbangkan Dulu

Hari keenam Tahun Baru.Hampir semua kerabat sudah dikunjungi. Besok, orang-orang akan kembali bekerja. Hardy mengajak semua karyawannya berkumpul di lapangan golf.Awalnya, mereka berencana pergi mendaki gunung, tetapi sudah beberapa ini terus hujan dan jalanan sangat licin. Selain itu, juga ada beberapa staf yang sudah tua. Jadi, mereka memutuskan untuk melakukan olahraga yang lebih ringan, seperti bermain golf.Mereka yang tidak suka main golf bisa berjalan-jalan di sekitar.Kayla tidak menyangka akan bertemu dengan Davin dan Carlos di sini.Mereka memakai pakaian olahraga, sepertinya keluar dari lapangan, bahkan kening mereka masih berkeringat.Davin yang duluan melihatnya pun berkata, "Kayla, kebetulan sekali, kamu datang main golf juga?"Kayla menjawab, "Acara kantor."Melihat tubuhnya masih kering, Davin pun tahu dia baru saja tiba. Davin mengangkat dagu untuk menunjuk lapangan. "Ayo main satu ronde?"Kayla tidak tertarik pada golf, dia langsung menggelengkan kepala untuk menola
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1617181920
...
82
DMCA.com Protection Status