All Chapters of Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi: Chapter 161 - Chapter 170

815 Chapters

Bab 161 Menyuruhnya Aborsi

Di sisi lain, Vino terus mengobrol dengan Theo agar Theo memiliki kesan baik padanya. Dia berharap Theo akan memberikannya jabatan yang bagus, seperti pejabat eksekutif.Dengan begitu, dia hanya perlu duduk di kantor setiap hari, menikmati udara dingin, minum kopi dan memerintahkan bawahan pergi bekerja."Kak Theo, setiap tahun aku mendapatkan beasiswa dari sekolahku. Guru-guru memujiku ...." Ketika dia sedang berbicara dengan penuh semangat, kakinya tiba-tiba terasa sakit. Theo bergegas keluar dari lift dan menabrak Davin yang sedang menggenggam tangan Kayla.Davin buru-buru melepaskan tangan Kayla dan mengulurkan tangannya untuk memegang Vino.Setelah menstabilkan langkahnya, Vino pun berbalik sambil mengumpat dalam hati, 'Sial, siapa yang menginjakku.'Selain orang tuanya yang berada di lift, ekspresi semua orang sangat dingin. Namun, sepertinya orang tuanya lebih kebingungan daripada dia. "Vino, kenapa masih berdiri di luar sana? Cepat masuk, pintu akan segera tertutup."Theo mengu
last updateLast Updated : 2024-01-05
Read more

Bab 162 Wajar kalau Tidur Bersama

Rokok di tangan Theo sudah terbakar habis hingga percikan api mengenai ujung jarinya. Theo menekan puntung rok ke dalam asbak dengan santai. "Aku tahu."Kayla menatapnya sambil tersenyum sinis. Meskipun dia tidak membongkar kebohongan Theo, maksud dari senyumannya sangat jelas.Acara makan-makan ini berakhir dengan canggung.Setelah selesai makan, pamannya Kayla mengajak mereka ke rumah.Kayla menolak. "Setelah melakukan perjalanan yang panjang seharian, aku ingin kembali ke hotel untuk beristirahat. Besok, setelah memberikan persembahan pada Kakek, aku akan pergi mengunjungi Paman dan Bibi."Rika tidak mungkin membiarkan Kayla pergi begitu saja. Meskipun Kayla berkata demikian, tidak ada yang tahu apakah Kayla akan pergi mengunjungi mereka. Bagaimana kalau Kayla langsung kembali ke Kota Bapura tanpa berpamitan? Mereka harus mencarinya ke mana?Hal ini menyangkut masa depan putranya, dia harus mengawasi Kayla dari dekat.Dia segera meraih lengan Kayla dan menariknya ke dalam mobil. Dia
last updateLast Updated : 2024-01-05
Read more

Bab 163 Dia Kesakitan

Theo keluar dari kamar mandi. Melihat orang yang berbaring di atas kasur, ekspresinya langsung berubah. "Kenapa kamu berada di sini?"Entah dari mana Davin mendapatkan buku kimia SMA, dia sedang membaca buku itu. Mendengar pertanyaan ini, dia menjawab tanpa mengangkat kepalanya. "Dia nggak ingin tidur bersamamu.""Aku juga nggak mau tidur bersamamu. Kalau kamu bersikeras untuk tidur di sini, tidurlah di lantai."Akhirnya, Davin mengalihkan pandangannya dari buku itu. Dia melirik ke arah Theo, lalu berbaring di hadapan Theo sambil memejamkan mata untuk tidur.Theo bukanlah orang yang harus tidur di kasurnya sendiri, tetapi malam ini dia agak sulit tidur. Dia duduk di sofa yang ada di balkon, lalu menikmati pemandangan malam luar sambil merokok dengan tenang.Meskipun cuaca di Kota Gabara lebih panas daripada di Kota Bapura, cuaca di sini lembap dan disertai dengan angin sepoi-sepoi.Balkon dan kamar tidur dipisahkan dengan sebuah pintu geser. Saat ini pintu itu tertutup sehingga udara h
last updateLast Updated : 2024-01-06
Read more

Bab 164 Dia Sedang Menebus Kesalahannya

Kayla menggertakkan giginya. Kalau bukan karena dia kesakitan hingga tidak memiliki tenaga, dia sungguh ingin bangun untuk menutup mulut Theo!Theo, kamulah sapi itu, seluruh keluargamu adalah sapi!Perawat itu tidak membiarkan Theo memarahinya. Bertugas di Unit Gawat Darurat pada malam hari saja sudah cukup menguras tenaga, apalagi kalau bertemu dengan anggota keluarga pasien yang menyebalkan. Kalau ada yang berani mempertanyakan profesionalitas kerjanya, dia tidak akan tinggal diam. "Kalau nggak ditekan, kita mana tahu dia sakit maag, sakit perut, usus buntu atau batu empedu?"Menghadapi pertanyaan ini, Theo pun terdiam.Perawat itu memberikan papan nomor sambil berkata, "Pergi ke ruangan nomor 7, antrean berikutnya."Melihat Theo tidak membantah, Kayla pun lega. Dia bangkit dan hendak berjalan sesuai instruksi perawat, tetapi Theo langsung membungkukkan badan untuk menggendongnya. "Senang?"Kayla tidak ingin menjawab pertanyaan yang dapat menimbulkan perselisihan ini, dia menoleh sa
last updateLast Updated : 2024-01-06
Read more

Bab 165 Menyebalkan Sekali

Seiring berjalannya waktu, suasana menjadi sangat mencekam.Kayla memandang kedua orang yang saling bertatapan dengan tajam itu. "Kalian mungkin nggak melihat asapnya, tapi apa kalian nggak merasa panas? Selain itu, aku juga sakit perut, bukan cacat dan perlu dilayani ...."Dia melirik ke meja yang berada di samping tempat tidur sambil berkata, "Letakkan di sini."Sungguh menyebalkan!Vino menatap Theo dengan curiga, lalu melirik Davin. Sebagai pria normal yang menyukai wanita cantik, dia benar-benar tidak mengerti kenapa kedua pria ini menyukai wanita kasar seperti Kayla. Jelas-jelas, mereka tidak terlihat seperti pria yang kekurangan wanita.Mungkin selera bos besar memang berbeda?Setelah Kayla bertanya pada dokter kapan dirinya boleh keluar dari rumah sakit, dia mengusir semua orang, termasuk Theo yang sudah menjaganya semalaman.Dia memejamkan matanya lagi, tetapi suasana di dalam bangsal sudah mulai ramai. Ada yang berbicara, ada yang makan dan terus terdengar suara langkah kaki
last updateLast Updated : 2024-01-06
Read more

Bab 166 Hamil dan Meminta Pertanggungjawaban dari Pria Lain

"Karena aku nggak berhak membuat keputusan, mari tanyakan pendapat Paman." Kayla memandang pamannya yang sedari tadi jongkok untuk mencabut rumput liar dan berusaha untuk menyembunyikan diri. "Tanyakan padanya apakah dia setuju ayah kandungnya di kubur di tempat menyeramkan seperti ini?"Menghadapi begitu banyaknya mata yang menatapnya, paman Kayla tidak bisa berpura-pura bodoh lagi. "Kayla, soal ini kita harus dengarkan bibimu. Kami memang sudah mencari ahli fengsui untuk melihat lokasi, tempat ini bagus ...."Kayla memalingkan wajahnya dengan kecewa. Dia mengeluarkan lilin dan dupa yang dia beli, lalu perlahan-lahan berlutut di depan makam dan bersujud tiga kali.Melihat tindakannya, Rika mengira dia sudah menyerah dan hendak mengatakan sesuatu untuk memperbaiki hubungan.Rika sangat ahli dalam mengucapkan kata-kata manis untuk memperbaiki hubungan. Tepat ketika dia baru berjongkok di samping Kayla dan belum sempat mengucapkan sepatah kata pun, Kayla sudah berkata, "Kakek, tinggalah
last updateLast Updated : 2024-01-06
Read more

Bab 167 Tidak Berharap Padanya

Rika terus berteriak seperti wanita gila. Beberapa hari yang lalu, dia masih adalah seorang tetua yang menyapa Kayla dengan ramah dan memasakkan berbagai makanan untuk Kayla. Namun, sekarang sikapnya berubah drastis.Melihat ekspresi Theo yang sangat muram, paman Kayla pun ketakutan hingga bulu kuduknya berdiri. "Sudahlah, jangan bahas hal ini lagi.""Kenapa kamu begitu pengecut?" Melihat ekspresi ketakutan sang suami, Rika pun marah dan menghempaskan tangannya."Pikirkan sendiri, sebesar apa perkembangan bisnismu dalam dua tahun terakhir sejak makam Ayah dipindahkan ke sini? Kalau nggak, apa kamu bisa mengendarai Mercedez? Mungkin kamu hanya bisa punya traktor!"Mendengar ucapan ini, Theo pun menemukan kesempatan untuk melampiaskan amarah yang menumpuk di hatinya. "Aku nggak tahu selancar apa perkembangan kalian dalam dua tahun terakhir ini, tapi kalau kalian membuatku kesal, aku bisa membuat kalian hidup sengsara."Makna yang terkandung dalam suara datar ini sangat mengejutkan.Emosi
last updateLast Updated : 2024-01-07
Read more

Bab 168 Istri Mau Bunuh Diri

Karena terlalu gugup, Martin memelototinya dengan galak.Kayla dikejutkan oleh reaksi Martin, tetapi dia segera menenangkan diri. "Aku hanya tanya, nggak usah panik."Martin mengerutkan keningnya. "Apa yang bibimu katakan padamu? Kamu juga tahu dia itu orang macam apa, dia bisa melakukan apa pun demi mendapatkan uang."Kayla mengepalkan tangannya yang berada di sandaran tangan sofa. "Kalau begitu, berikan beberapa helai rambutmu. Aku akan pergi melakukan tes, dengan begitu aku bisa menggunakan hasil tes untuk membungkam mulut orang."Tubuh Martin gemetaran, entah karena marah atau gugup. "Kamu lebih bersedia memercayai ucapan bibimu yang sombong itu daripada memercayaiku?"Kayla tidak menanggapi. Sikapnya sangat jelas, dia menginginkan rambut Martin.Setelah keheningan berlangsung sekitar lima menit, akhirnya Martin pun tidak bisa menahan diri lagi. Dia menunjuk ke arah pintu sambil berteriak dengan tegas, "Keluar sekarang juga. Cepat pergi dari sini."Kayla menatap ke bawah. Seluruh e
last updateLast Updated : 2024-01-07
Read more

Bab 169 Theo Sangat Tragis

Mungkin karena pengemudi mobil belakang terlalu asyik menonton pertunjukan, dia tidak sempat bereaksi. Terdengar suara "buk" dan bumper mobil Bentley ditabrak dengan kuat."Kenapa orang di depan berkendara seperti ini? Rem mendadak pula. Sekalipun aku punya dua otak, aku juga nggak akan sempat berhenti." Pengemudi mobil itu menjulurkan kepalanya sambil berteriak dengan kuat, "Kamu merasa dirimu hebat karena mengendarai Bentley, 'kan?"Theo mengabaikannya dan langsung berlari menuju kerumunan.Pengemudi itu mengeluarkan ponselnya untuk memotret. "Oke, bukan hanya rem mendadak, tapi pakai sandal rumah lagi."Oke, karena dia mengendarai Bentley, dia harus bertanggung jawab atas tindakannya. Kompensasi dari perusahaan asuransi tidak cukup, dia harus menanggung semua kerusakan!Theo berusaha keras untuk menerobos melalui kerumunan dan akhirnya sampai di depan. Danau itu sangat tenang, jangankan orang, bayangan pun tidak ada.Dia mengerutkan keningnya sambil bertanya pada seorang bibi di sam
last updateLast Updated : 2024-01-07
Read more

Bab 170 Melepaskan Ikat Pinggangnya

Trotoar berwarna merah di bawah tubuh Theo ternodai air. Dia menekuk salah satu kakinya dan celananya terus meneteskan air.Kayla mengerutkan bibirnya sambil mengulurkan tangan untuk melepaskan ikat pinggang Theo.Mata Theo tertuju pada wajah Kayla. Tatapannya sangat kuat hingga sangat sulit untuk diabaikan. Dia menyipitkan matanya sambil berkata dengan nada main-main, "Kalau tadi aku nggak memanggilmu, apakah kamu hanya akan diam melihatku mati kedinginan?"Kalau satpam itu tidak menyodorkan pakaian ke pelukan Kayla, dia yakin Kayla pasti tidak akan menghampirinya.Kayla melepas ikat pinggangnya dengan serius sambil menjawab dengan pelan, "Ada satpam, kamu nggak akan mati kedinginan."Satpam itu adalah penanggung jawab Danau Motano. Kalau seseorang mati kedinginan di hadapan mereka, anggota korban akan meminta pertanggungjawaban dari mereka.Theo terdiam."Klik." Gesper logam pada ikat pinggang Theo terbuka. Ketika Kayla mengulurkan tangan untuk membuka kancing celana Theo, tangannya
last updateLast Updated : 2024-01-07
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
82
DMCA.com Protection Status