Semua Bab Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi: Bab 141 - Bab 150

815 Bab

Bab 141 Aku Tidak Menginginkannya, Kamu pun Tidak Boleh Memilikinya

Nada bicara ini ....Kalau Kayla tidak salah, ini adalah pertama kalinya mereka bertemu. Mereka bahkan tidak mengetahui nama satu sama lain dan tentu saja tidak pernah berkelahi sebelumnya. Namun, wanita ini malah menatapnya dengan tatapan merendahkan, bukankah ini sangat aneh?Meskipun Nathan adalah pria yang ramah dan tidak banyak berinteraksi dengan wanita selama beberapa tahun ini, dia tetap dapat merasakan aura permusuhan yang luar biasa dari nada bicara Alice.Tepat ketika dia mengerutkan kening dan hendak mengatakan sesuatu, Kayla mengangkat alis sambil bertanya, "Tahu apa?"Awalnya Alice hanya ingin memperingati Kayla secara diam-diam, tetapi karena dia memperburuk situasi, Alice pun tidak sungkan. "Apakah Kak Nathan tahu kamu sudah menikah?"Kayla terdiam.Ups, situasi menjadi kacau.Kayla menoleh untuk melihat Nathan yang mengerutkan kening dengan kuat. Dia ingin meminta Nathan menjelaskan hal ini secara pribadi. Meskipun perkataan Alice agak kasar, dia dapat memaklumi sikap
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-25
Baca selengkapnya

Bab 142 Sepertinya Ia Patah

Theo terus menatap Kayla sambil mengerutkan kening. Saat dia melontarkan kalimat itu, dia sudah menyesal. Dia lebih memilih untuk dimarahi atau dihina oleh Kayla daripada diabaikan seperti ini.Setelah berpamitan pada Nathan, Kayla mengambil tasnya dan hendak pergi. Dia mengabaikan Theo.Theo mengikutinya. "Maaf, aku nggak sengaja. Aku nggak bermaksud seperti itu."Mungkin karena dia jarang meminta maaf, saat ini sikapnya terlihat sangat canggung, berbeda dengan Theo yang biasanya sombong.Apa pun yang dia katakan, Kayla tidak menanggapinya.Dia mengusap alisnya dengan tidak berdaya. "Kayla, kamu mau ribut sampai kapan?"Menurutnya, diam dan mengabaikannya adalah mencari masalah dengannya. Selain itu, sikap ini tidak dapat menyelesaikan masalah.Kayla tetap diam.Kayla datang ke sini dengan mobil pengawal. Namun, sekarang dia sangat membenci semua orang dan benda yang berkaitan dengan Theo, jadi dia memutuskan untuk naik taksi.Namun, sebelum dia melangkah, Theo sudah menghentikannya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-25
Baca selengkapnya

Bab 143 Apakah Kamu Pernah Menyukaiku Selama Tiga Tahun Menikah?

Kayla tertegun.Dia menoleh ke arah Theo yang sedang duduk di kursi dengan ekspresi datar. Saat ini, dia tidak dapat menebak apa yang Theo inginkan. "Dokter bilang pendarahanmu sudah berhenti. Kamu hanya perlu pulang beristirahat dan akan segera sembuh."Tempat ini bukan rumah sakit swasta yang sepi dan dilengkapi dengan fasilitas yang setara dengan kamar hotel bintang lima. Jika dibandingkan, Keluarga Oliver mempunyai dokter pribadi dan pembantu yang tentunya lebih pandai merawat pasien daripada rumah sakit umum yang ramai ini.Theo menatapnya sambil tersenyum santai. "Takutnya nanti berdarah lagi. Tempat tinggalku terpencil dan nggak ada seorang pun di sekitarku pada malam hari. Kalau aku pingsan karena kehabisan darah, bukankah aku akan meninggal?"Kayla menggertakkan giginya sambil mendelik Theo. "Apa yang kamu inginkan?""Tinggal di rumahmu ...."Sebelum Theo selesai berbicara, Kayla sudah menoleh ke arah dokter dan berkata, "Dokter, tolong biarkan dia dirawat inap."Theo terdiam.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-26
Baca selengkapnya

Bab 144 Davin, Perhatikan Sikapmu

Bella setuju dengan perkataan Kayla. Awalnya, dia hendak mengumpat Theo juga, tetapi melihat Davin masih berada di sini, dia sungkan untuk menghina Theo di depan Davin. Oleh karena itu, dia pun menahan diri dan menyerahkan barang di tangannya kepada Kayla. "Ibuku membawakan oleh-oleh untukmu. Ini makanan, aku takut rusak jadi segera membawakannya padamu.""Bantu aku ucapkan terima kasih pada Bibi.""Oh ya, bagaimana kondisi vas yang sedang kamu perbaiki itu? Pemiliknya sudah mendesakku. Katanya mereka sekeluarga akan pergi ke luar negeri, jadi ingin mengambilnya lebih awal."Kayla menjawab, "Sudah selesai, aku akan pulang mengambilnya sekarang juga."Bella yang menerima pekerjaan itu, jadi Kayla bisa menyerahkan vas itu pada Bella.Awalnya, Bella ingin mengatakan bahwa dia memiliki kunci rumah Kayla dan akan pergi mengambil vas itu sendiri. Namun, melihat Kayla begitu ingin pergi, dia pun mengurungkan kata-katanya.Kayla tidak seperti ingin pulang mengambil barang, terlihat jelas dia h
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-26
Baca selengkapnya

Bab 145 Fakta Malam Itu

Davin mengerutkan keningnya sambil menggelengkan kepala. "Maaf, malam itu aku benar-benar nggak tahu Kayla datang mencariku. Mungkin pelayan itu menerima uang yang dia berikan, tetapi nggak menyampaikan pesannya."Bagaimanapun, saat itu Kayla lemah dan mudah ditindas.Namun, apa pun yang dikatakan Davin, Bella merasa dia sedang berbohong. "Kalau bukan karena jam tanganmu yang dibuat secara khusus dan hanya ada satu di dunia ini, Kayla nggak akan salah mengenali orang dan ...."Tidur dengan Theo, bahkan terpaksa menikah dengannya.Saat itu, Kayla sangat gugup. Setelah minum beberapa gelas bir, dia mulai mabuk dan terlelap di atas meja. Seseorang datang untuk memapahnya, dia tidak sempat melihat wajah pria itu, tetapi dia melihat jam tangan yang dipakai pria itu.Selain Davin pernah mengatakan bahwa jam tangannya dibuat secara khusus dan hanya ada satu di dunia ini, Kayla juga memberikan tip kepada pelayan untuk membantunya menyampaikan pesan kepada Davin. Oleh karena itu, Kayla langsung
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-26
Baca selengkapnya

Bab 146 Theo, Kamu Sungguh Menyebalkan

Davin bukanlah orang yang mudah merasa bersalah. Dia terlihat ramah, tetapi hatinya sangat dingin. Hanya sedikit orang yang benar-benar bisa masuk ke dalam hatinya dan berteman baik dengannya. Namun, sekarang hatinya dipenuhi dengan amarah, tekanan dan penyesalan. "Jadi, malam itu kamu sadar?"Theo menjawab, "Ya."Dia sadar. Dia tahu Kayla pergi dengannya karena menganggapnya sebagai Davin. Kemudian, dia juga meniduri Kayla secara paksa.Tanpa basa-basi, Davin melayangkan tinju ke wajah Theo. Meskipun dia jarang berkelahi, dia sudah dilatih sejak kecil.Bagaimanapun, orang-orang yang memiliki latar belakang seperti mereka sering ditargetkan oleh musuh yang berniat busuk.Pukulan ini sangat kuat.Theo mundur selangkah, lalu mengangkat tangannya untuk mengadang pukulan. Pada saat yang sama, dia pun mengangkat kakinya untuk menendang lutut Davin.Ruangan ini tidak luas dan tidak kedap suara sehingga orang-orang di luar dapat mendengar suara perkelahian mereka.Kayla tidak turun ke bawah.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-26
Baca selengkapnya

Bab 147 Dia Mengungkapkan Perasaannya

Pertarungan terus berlanjut dan tidak ada yang mementingkan keterampilan bertarung lagi. Mereka hanya melayangkan pukulan-pukulan dasar dengan ganas dan brutal.Suara Kayla pun berubah karena panik. "Theo ...."Suara ini bukan hanya tidak dapat menghentikan Theo yang sedang emosi dan kehilangan kendali, sebaliknya malah membuat serangannya menjadi lebih kuat.Pada dasarnya, Davin jarang berkelahi dan terlihat jelas dia tidak dapat menandingi Theo. Kayla mencoba untuk menahan Theo, tetapi Theo yang sedang marah sama sekali tidak mempunyai akal sehat dan hampir menghempaskan Kayla.Namun, Kayla sudah mempersiapkan diri. Ketika Theo melayangkan pukulan, dia langsung memeluk lengan Theo dan mengerahkan seluruh tenaganya untuk menghentikan Theo.Sekuat apa pun Theo, Theo tidak bisa melepaskan diri dari pelukannya.Ketika Kayla menghentikannya, akal sehatnya pun perlahan-lahan kembali. Namun, amarah dan keinginannya untuk menghabisi Davin melonjak. Sepasang matanya menjadi sangat gelap, dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-27
Baca selengkapnya

Bab 148 Jangan Menyesal kalau Kehilangan

Sejak Theo mengusir perawat itu di siang hari, tidak ada seorang pun yang berani memasuki bangsal nomor 507 lagi. Theo masih duduk di samping ranjang dengan pakaian yang sama dan luka di punggung tangannya sudah berhenti meneteskan darah. Langit di luar jendela juga perlahan-lahan menjadi gelap.Posisi Theo sama sekali tidak berubah. Kalau bukan karena dia masih mengedipkan matanya, dia seperti patung yang tidak bernyawa.Ruangan tidak kedap suara sehingga suara orang berbicara dan suara langkah kaki dari luar dapat terdengar jelas. Mendengar kritikan-kritikan dari orang di luar, Theo terlihat makin menyedihkan, seperti hantu.Malam hari, suara di luar ruangan tidak lagi terdengar dan suasana menjadi sangat hening."Klik."Suara kenop pintu yang ditekan terdengar jelas di ruangan yang sunyi. Jangankan menoleh, Theo bahkan tidak membuka matanya dan hanya berseru dengan nada dingin, "Pergi."Orang yang datang bukan hanya tidak pergi, tetapi juga masuk.Terdengar suara "buk", bangku yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-27
Baca selengkapnya

Bab 149 Melihat dengan Mata Kepala Sendiri

Melihat sikap cueknya, Raline pun berkata dengan nada dingin, "Aku dan Theo hanya berteman. Jangan menyamakan semua orang denganmu. Kamu dan Davin-lah yang keterlaluan, dengan status apa kamu merawatnya?"Ketika melewati stasiun perawat, dia sudah menanyakan keseluruhan kejadian.Dia melirik kantong yang dipegang Kayla, lalu berkata, "Toko ini lumayan jauh dari rumah sakit, kamu sungguh perhatian. Apakah kamu membawakan untuk Theo juga?"Saat Kayla hendak menjawab, dia melihat Theo berjalan keluar dari bangsal. Luka di tubuhnya sudah diobati dan dibalut dengan kain kasa putih.Seketika, kata-kata yang Theo ucapkan tadi muncul di benaknya dan suasana hatinya pun menjadi buruk. "Daripada terus mengawasiku seperti seekor lalat, sebaiknya kamu pikirkan bagaimana cara untuk menaklukkannnya setelah kami bercerai. Dengan begitu, kamu bisa menjadi Nyonya Oliver."Theo berjalan mendekat. Matanya tertuju pada Raline dan dia pun berkata pada Raline, "Ayo pergi, aku akan mengantarmu pulang.""Oke.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-27
Baca selengkapnya

Bab 150 Terluka Parah

Pengawal itu langsung bereaksi. Dia segera berbalik untuk mengalihkan pandangannya ke arah taman. Raline tidak mengenakan pakaian!"Nyonya Kayla, pasti ada salah paham. Saat aku pergi, Pak Theo sudah mabuk berat dan nggak sadarkan diri."Mata Kayla berubah muram. Dia menundukkan kepalanya untuk mengambil ponsel di tasnya. Tangannya agak gemetaran dan bahkan beberapa kali menjatuhkan ponselnya.Pengawal itu sangat panik. Dia melirik apa yang dilakukan Kayla dari sudut matanya.Tak disangka, Kayla bukan hanya tidak pergi, tetapi malah masuk dengan membawa ponsel.Pengawal itu tertegun. Hasil ini tidak sesuai dengan dugaannya. "Nyonya Kayla, Anda ...."Kayla menyalakan lampu di ruang tamu dan cahaya yang silau pun menerangi dua orang yang berpakaian tidak lengkap di sofa. Dia mengangkat ponselnya untuk memotret mereka berdua.Saat ini, Raline sedang memegang kancing kemeja Theo. Hari ini, dia mengenakan sweter sabrina berwarna hitam dan tubuhnya terhalang oleh sofa. Itu sebabnya Kayla men
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
82
DMCA.com Protection Status