All Chapters of Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi: Chapter 151 - Chapter 160

815 Chapters

Bab 151 Mari Bercerai

Theo memandang Kayla dengan tenang. Dia malah melihat seorang gadis yang tersenyum cerah. Cahaya di mata gadis itu lebih menyilaukan daripada matahari di langit. Tidak seperti sekarang ini, mata Kayla sangat muram dan tidak memancarkan sedikit pun harapan hidup.Bahkan ketika bersembunyi dari para penagih utang pun, dia tidak pernah menunjukkan tatapan seperti ini.Meskipun dia sangat sengsara pada saat itu, dia hidup dengan penuh harapan. Kebencian, kegembiraan, kepanikan dan ketakutan semuanya terlihat jelas.Setelah tiga tahun berlalu ...."Sudah bosan atau karena mengetahui Davin juga menyukaimu?" Theo memandangnya dengan tenang sambil berkata dengan pelan, "Jadi kamu sudah nggak sabar ingin hidup bersamanya?"Kayla tertegun sejenak.Setelah sekian lama, Kayla pun berbicara. Terdengar suatu senyum ambigu di dalam suaranya yang serak "Theo, bagaimanapun kita pernah menjadi suami istri. Apa kita harus saling menyakiti sebelum melepaskan satu sama lain?"Mata Theo tiba-tiba menyusut.
last updateLast Updated : 2024-01-03
Read more

Bab 152 Selamat Bercerai, Sayang

Selain tulisan di atasnya, akta cerai itu hampir tidak ada bedanya dengan akta nikah.Tempat yang familier, dokumen yang serupa dan dua orang yang saling mengabaikan, semuanya mirip dengan situasi ketika mereka mendaftarkan pernikahan. Ketika Kayla masih termenung, Theo sudah mengulurkan tangan untuk mengambil akta miliknya. Tanpa melihat, dia langsung bangkit dan pergi.Keduanya keluar dari Dinas Kependudukan bersama-sama.Kayla berkata dengan pelan, "Kamu yang sampaikan pada Ibu?"Dia tidak tega melihat ekspresi kecewa Evi.Theo memiringkan kepala sambil memandangnya dengan serius untuk beberapa saat. Kemudian, Theo berkata dengan ekspresi datar, "Bukan ibumu lagi, jangan asal panggil."Kayla terdiam.Kebetulan Dafa menghentikan mobil di depan mereka. Sebelum dia keluar dari mobil untuk membukakan pintu, Theo sudah membuka pintu dan masuk. "Jalan."Suhu udara hari ini menurun beberapa derajat. Meskipun tidak turun hujan, langit mendung dan angin kencang terus berembus. Dafa memandang
last updateLast Updated : 2024-01-03
Read more

Bab 153 Bertemu Lagi

Malam hari, Carlos menelepon Theo untuk mengajaknya pergi ke Vetro.Ketika membuka pintu, Theo tidak menyangka Davin juga berada di dalam. Lukanya belum sembuh, dia memakai sweter dan celana panjang santai. Saat ini, dia sedang menyesap seteguk anggur di tangannya.Theo mengerutkan keningnya sambil berjalan mendekat.Mereka duduk di kedua sisi Carlos dan mengabaikan satu sama lain. Suasana menjadi sangat canggung, bahkan pelayan yang bertugas untuk menuangkan anggur pun menegakkan punggung mereka hingga sosok mereka terselimuti oleh bayangan gelap.Carlos bersandar ke belakang dengan santai, lalu menyilangkan kaki rampingnya sambil menyipitkan matanya untuk memandang dua orang yang fokus menyesap minuman masing-masing tanpa memedulikan orang lain. Melihat situasi ini, Carlos pun mencairkan suasana. "Menyebalkan sekali. Kita sudah berteman sejak kecil, hanya berkelahi, apa perlu sampai putus hubungan?"Hari ini dia mengajak mereka keluar untuk memperbaiki hubungan.Theo mengangkat kelop
last updateLast Updated : 2024-01-03
Read more

Bab 154 Alasan Bercerai: Pria Mengalami Disfungsi Seksual

Nathan berkata sambil tersenyum, "Kamu sudah merenung selama setengah jam sambil memegang segelas jus ini, kalau memang nggak rela ...." Dia terdiam sejenak, lalu menasihati dengan tulus, "Cari orang lain dan alihkan perasaanmu padanya. Contohnya aku, pandai merayu wanita dan jago berkelahi, ahli dalam segala sesuatu, aku juga bisa belajar memasak dan nggak keberatan dengan ekspresi sedihmu saat ini. Kamu harus menghargai pria sebaik aku, kalau nggak nanti direbut orang lain."Kayla tertawa terbahak-bahak sambil menggelengkan kepalanya. "Nggak, aku nggak sanggup memacari sahabatku.""Kalau begitu kamu tertarik dengan sekelompok pria gemulai ini?" Nathan berbicara sambil mendelik Bella. Jelas-jelas, Bella bilang dia adalah penggemar yang sangat menantikan Nathan dan Kayla bersatu, tetapi dia malah mengajak sekelompok pria feminin untuk menemani mereka minum bir.Kayla meletakkan jus yang memanas karena genggamannya. "Nggak tertarik juga, jadi aku berencana untuk pulang dan tidur."Berga
last updateLast Updated : 2024-01-03
Read more

Bab 155 Apakah Kamu Masih Ingat Detail Malam Itu?

Perusahaan Oliver.Melihat sekretaris barunya ragu-ragu untuk berbicara, Theo mengerutkan keningnya. "Ada apa?"Bagaimana mungkin seseorang yang jarang memakai WhatsApp dan lebih memilih untuk menangani urusan melalui telepon memainkan Instagram? Jadi, sekalipun postingan itu viral, saat ini dia masih belum tahu.Sekretaris itu meletakkan tablet di depannya. Terlihat dua komentar Kayla yang ditandai dengan lingkaran merah.Sulit baginya untuk menyampaikan hal-hal ini secara langsung.Theo segera membaca isinya dan akhirnya matanya pun tertuju pada komentar yang bertuliskan "pria mengalami disfungsi seksual dan nggak mampu memenuhi kebutuhan dasar suami istri".Sekretaris yang berdiri di samping itu tidak berani bersuara. Dia tidak bisa melihat ekspresi Theo, tetapi dapat merasakan tekanan yang terpancarkan dari tubuh Theo.Satu menit ....Lima menit ....Sepuluh menit sudah berlalu, tetapi Theo masih tidak berbicara. Sekalipun layar tablet sudah otomatis meredup, Theo tetap tidak menga
last updateLast Updated : 2024-01-04
Read more

Bab 156 Kamu Jatuh Cinta Padaku, Ya?

Theo menundukkan kepalanya untuk mencium Kayla. Tangannya yang berada di punggung Kayla perlahan-lahan mendarat ke pinggang Kayla.Melihat wajah yang makin mendekat, Kayla membuka mulutnya untuk menggigit bibir Theo.Gigitannya sangat kuat hingga bibir Theo langsung bercucuran darah dan dipenuhi dengan bau yang menyengat."Pfft ...."Theo menarik napas, lalu melepaskannya. Namun, sebelum Kayla mengulurkan tangan untuk mendorongnya menjauh, dia sudah menggenggam jari telunjuk kanan Kayla dan menempelkan ke area verifikasi sidik jari.Setelah terdengar bunyi "bip bip", pintu terbuka.Theo merangkul pinggang Kayla dan langsung menggendongnya. Tubuhnya tiba-tiba terangkat ke udara, bagian atas tubuhnya berbaring di tubuh Theo dan dia terpaksa melingkarkan kakinya ke pinggang Theo.Theo membuka pintu, lalu masuk dan meletakkannya di atas lemari yang berada di depan pintu masuk.Keseluruhan proses ini hanya memakan waktu beberapa detik. Kayla bahkan tidak sempat mengucapkan kata-kata perlawa
last updateLast Updated : 2024-01-04
Read more

Bab 157 Selamat Pagi, Mantan Suami

Setelah meninggalkan apartemen Kayla, Theo hendak pergi ke kantor, tetapi Evi meneleponnya untuk menyuruhnya pulang.Begitu mobil berhenti, dia memijat keningnya dengan tertekan dan menghabiskan sebatang rokok sebelum turun dari mobil.Suasana di ruang tamu sangat mencekam.Warni tidak berada di sana. Ayah dan ibunya duduk di sofa dengan ekspresi dingin, mereka bahkan tidak menoleh ke arahnya ketika dia membuka pintu.Theo mengganti sepatunya sambil memanggil, "Ayah, Ibu."Saat dia hendak duduk, Evi sudah mendeliknya dengan tajam. "Apa aku menyuruhmu duduk? Benar juga, sekarang Pak Theo sangat berkuasa. Bercerai pun nggak mengabari terlebih dahulu, duduk di sofa bukanlah apa-apa!"Theo tercengang.Dia sudah menduga Evi akan marah ketika mengetahui hal ini. Awalnya, dia hendak mencari waktu yang tepat untuk memberi tahu Evi, tak disangka kabar perceraiannya malah menjadi berita utama.Dia berkata dengan tidak berdaya, "Bu, kalau Ibu marah, boleh memarahiku. Jangan katakan hal-hal aneh s
last updateLast Updated : 2024-01-04
Read more

Bab 158 Senang Bisa Menyingkirkannya

Awalnya Evi datang untuk mengajak Kayla pergi jalan-jalan sekalian menguji isi hati Kayla. Tak disangka, dia akan melihat pemandangan seperti ini. Senyuman di wajahnya membeku, pemandangan ini sontak membuat wanita cerdas sepertinya menganga. "Ini, duriannya makanlah. Kayla, mari bertemu di lain hari, kamu ...."Dia melirik ke arah Nathan. Melihat tatapan posesif Nathan, dia pun tidak tahu harus berkata apa dan terpaksa menarik Theo pergi.Sebelum Kayla mengucapkan sesuatu, keduanya sudah pergi.Ketika pintu lift tertutup, dia langsung menurunkan tangan Nathan yang berada di pinggangnya. "Kamu kurang kerjaan? Sengaja cari masalah dengannya?""Bukannya dia yang kurang kerjaan? Sudah berpisah masih saja menggunakan berbagai cara untuk muncul di hadapanmu. Apa dulu kamu menikah dengannya karena dia terus mengganggumu?"Melihat Kayla hendak berbalik dan masuk ke dalam, Nathan pun mengikutinya, tetapi dihentikan oleh sebuah tangan. "Aku harus bekerja, pergilah. Aku nggak akan berpikiran sem
last updateLast Updated : 2024-01-04
Read more

Bab 159 Kembali Menjadi Istrinya

Sudut mulut Theo tiba-tiba mengerut. Dia mengalihkan pandangannya sambil berkata, "Pak Martin juga sudah dengar. Aku nggak berjodoh dengan putri Bapak. Tolong kembalikan uang yang kuberikan dalam waktu seminggu."Saat ini, ekspresi Martin berubah drastis. Jumlah uang yang Theo berikan dulu tidaklah kecil. "Dulu kamu memberikannya secara sukarela, kenapa malah memintanya kembali?""Aku memberimu uang agar kamu berhenti menggangu istriku. Karena sekarang kami sudah bercerai, apa yang kamu lakukan padanya nggak ada hubungannya denganku. Soal sukarela ...." Theo meletakkan pena perekam suara di atas meja. "Pak Martin, apakah kamu ingin mendengar apa yang kamu katakan saat itu?"Ekspresi Martin berubah muram. Dia menggertakkan giginya sambil berkata, "Nggak usah."Ponsel Theo yang berada di atas meja berdering. Dia melirik nama penelepon, lalu berkata, "Maaf, aku pergi menjawab telepon dulu." Setelah berkata demikian, dia bangkit dan berjalan keluar.Martin menatap Kayla dengan galak. "Ruju
last updateLast Updated : 2024-01-05
Read more

Bab 160 Kenapa Kamu Berada di Sini?

Theo mengangkat matanya untuk memandang Davin. Kemudian, dia berkata dengan nada dingin, "Apa kamu memesan seisi pesawat?"Davin terdiam."Baru bercerai sudah nggak sabar mengajakmu pergi menemui orang tua?"Davin tidak menjawab dan memilih untuk mengabaikan Theo.Di sepanjang perjalanan, suasana di kabin kelas satu sangat dingin, bahkan disertai dengan aura mencekam.Setelah pesawat mendarat dan sinyal di ponsel kembali aktif, Kayla melihat pesan yang dikirimkan pamannya. Pamannya akan datang menjemputnya ke bandara.Pamannya adalah pria yang menurut pada istri dan bibinya hanya peduli pada uang. Jadi, selama beberapa tahun ini, kedua keluarga hanya saling mengirimkan salam saat Tahun Baru.Dia menelepon pamannya hanya untuk memberi tahu bahwa dia akan pergi mengunjungi makam kakeknya. Bisa dibilang ini hanyalah formalitas, dia bahkan sudah memesan hotel.Setelah membalas "oke" pada pamannya, Kayla bangkit dan berjalan mengikuti arah keluar. Ketika melewati kabin kelas satu, semua kur
last updateLast Updated : 2024-01-05
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
82
DMCA.com Protection Status