Beranda / Romansa / Crash Melody / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab Crash Melody: Bab 21 - Bab 30

164 Bab

Crash Melody 21

Jam di dinding ruangan Endra sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Pekerjaan laki-laki itu sebenarnya sudah selesai, tapi dia belum mau beranjak. Selagi menunggu Kara membawakan kopi yang dia pesan, dia malah memikirkan Dania.Entah mengapa meski barubertemu dua kali dengan gadis itu, Endra memilki rasa tertarik yang cukup besar. Seperti kebanyakan laki-laki lain yang tertarik dengan perempuan dari segi fisik dan wajah, Endra juga begitu.Dania memiliki postur tubuh yang ideal. Gadis itu tinggi, ramping, kakinya jenjang dan ya, dia memiliki aset yang cukup menggoda iman. Satu lagi, tentunya Dania cantik. Tapi yang paling membuat Endra tertarik bukan itu. Yang paling membuat Endra tertarik adalah bagaimana cara gadis itu bekerja. Gadis itu tampak ulet dan sepertinya pekerja keras. dia juga tampak baik, polos dan jujur. Kalau saja Endra belum punya sekertaris, dia tidak keberatan kalau Dania jadi sekertaris pribadinya.Pikiran Endra tentang Dania buyar saat ada seseorang yang mengetuk
Baca selengkapnya

Crash Melody 22

Malam ini, Evolution mengisi acara festival musik di Istora Senayan. Selain Evolution ada dua band lain dan empat penyanyi solo yang mengisi acara itu. Evolution didaulat untuk menyanyikan dua lagu di opening dan dua lagu di pertengahan acara. Maka dari itu, mereka datang ke lokasi venue sekitar dua jam lebih awal sebelum acara dimulai.“Air minum Zevan mana, Dan?” kata Sisil. Dia mendekati Dania yang tengah mengeluarkan gitar Raden dari dalam tas.“Itu di atas meja,” sahut Dania. Dia lalu memberikan gitar kepada Raden.“Kenapa? Kurang?” tanyanya ketika kembali ke dekat barisan tas.Sisil menggeleng. “Nggak,” balasnya, “udah cukup itu.”“Si Zevan mana?” kata Sisil lagi, “acaranya satu setengah jam lagi nih. Tuh anak nggak vocalizing apa?”“Tadi gue ngelihat dia di pojokan tenda sih,” sahut Dania, “lagi ngobrol sama vokalis band lain.”Sisil lalu berjalan menyusuri area back stage, berharap menemukan Zevan. Namun, usahanya tak membuahkan hasiL. Dia tak melihat laki-laki itu di mana-man
Baca selengkapnya

Crash Melody 23

Endra melipat laptopnya. Usai melihat jam di tangannya, laki-laki itu lalu berdiri. Dia lalu berjalan keluar ruangannya dan mendekati Kara yang sudah berdiri di luar ruanagnnya.“Kar, mau makan malem dulu nggak?” tanya Endra, “masih jam delapan nih.”Mata kara berbinar. “Boleh-boleh,” katanya sambil mengangguk antusias.“Yaudah yuk,” kata Endra. Dia lalu mulai berjalan.Dengan semangat, Kara berjalan mensejajari langkah Endra.Rupanya Endra menuju sebuah restoran di kawasan Fatmawati. Kara merasa takjub karena restoran itu besar sekali.“Lo kenapa, Kar?” tanya Endra setelah mereka duduk, “kok bengong? Sakit?Kara menggeleng. “Enggak,” balasnya.“Terus?” sahut Endra, “dipilih dong menunya?”“Saya cuma kagum aja, Pak, restorannya gede banget,” kata Kara.Endra tertawa kecil. “Oh,” katanya, “ini emang restoran yang biasa dipake owner-owner buat meeting sih. Gue sering liat ada pejabat juga beberapa kali ke sini. Lo belom pernah ke sini emang?”Kara menggeleng. “Belom,” balasnya.“Yaudah,
Baca selengkapnya

Crash Melody 24

Rita datang bersama Lea ke lokasi syuting video klip yang ada di kota tua sekitar jam delapan pagi. Di sana, semua personel Evolution dan kru sedang mempersiapkan peralatan untuk syuting. Saat melihat Dania sedang menata minuman dan snack di sebuah meja, Rita datang menghampiri gadis itu. Sementara Lea, managernya berjalan mendekati Sisil.“Gimana ... gimana lo sama Endra?” tanya Rita.“Apanya yang gimana?” Dania bertanya balik.“Ih, ga usah pura-pura bego deh lo,” sahut Rita, “ya pedekatenya lah.”Dania tersenyum. “Gue nggak cukup berani untuk melakukan hal lebih jauh, Ta,” balas Dania, “paling kalo gue ketemu dia pas ke rumahnya Ezra ya gue nyapa gitu aja.”“Dih nggak asyik lo,” sahut Rita. Dia menyenggol lengan Dania dengan pundaknya, “tapi kalo ketemu lo, si Endra selalu nyapa kan?”Dania mengangguk. “Iya,” katanya.“Lo ajak dia jalan lah,” kata Rita.“Enggak ah,” sahut Dania, buru-buru, “emangnya gue cewek apaan masak ngedeketin duluan. Lagian dia kan sibuk. CEO kayak dia mana mu
Baca selengkapnya

Crash Melody 25

“Kalo lo konsisten posting foto atau video-video tentang Evolution, lama-lama juga bakalan banyak yang notice lo,” kata Rita.“Semoga ya,” sahut Dania, “tapi emangnya bakalan boleh kalo gue nyambi-nyambi akting sama Sisil?”“Boleh sih kayaknya,” sahut Rita, “asal nggak sinetron stripping saja. Kalo serial kan syutingnya nggak sepadet itu. Jadi, kayaknya gak bakalan ganggu jadwal lo sama Evolution.”Dania mengangguk-angguk. Dia lalu melanjutkan makan. Dengan serius dia memotong pizza-nya.“Eh, Dan ... Dan,” kata Rita sambil menepuk-nepuk lengan Dania.“Apaan sih lo ganggu orang konsentrasi makan aja,” balas Dania. Dia mendongak menghadap Rita dengan mulut penuh dengan pizza.“Ada Endra sama sekertarisnya,” kata Rita.“Mana?” tanya Dania. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri.“Itu lagi mesen kayaknya di kasir,” balas Rita.Dania lalu mengarahkan pandangannya ke meja kasir. Apa yang Rita katakan benar. Di sana ada Endra dan asistennya. Gadis itu sangat cantik. Rambutnya yang dicat cokelat mu
Baca selengkapnya

Crash Melody 26

Dania berjalan mendekati lobi sambil menelfon Rita. Beberapa kali dia menghubungi gadis itu tapi panggilannya tidak direspon. Saat memasuki lift, Dania lalu memasukkan ponselya ke dalam tas selempangnya.Dania menghampiri Rita ke apartemennya karena anting Lea jatuh dan tertinggal di mobilnya. Dia tidak tahu kontak manager Rita itu.Setelah keluar dari lift dan berjalan menyusuri koridor, Dania tiba juga di depan apartemen Rita. Dia merasa ada yang janggal karena pintu itu terbuka. Sepengetahuannya, Rita bukanlah orang yang ceroboh.Perlahan, Dania lalu masuk ke dalam apartemen. Dia lalu membelalakkan mata saat mendengar suara tangis.“Rita ... Ta!” kata Dania sambil berjalan menuju kamar karena dia mendengar suara tangis itu dari sana.D depan pintu kamar Rita, Dania menghentikan langkah. Dia mendekatkan telinganya ke pintu. Untuk memastikan suara tangis itu lagi. Setelah benar-benar yakin bahwa sumber suara yang dia dengar memang dari dalam kamar, Dania lalu membuka pintu. Dia membe
Baca selengkapnya

Crash Melody 27

Zevan menghentikan langkahnya di pintu rumah. Dia melihat Jojo, Raden dan Okan di teras rumah. Jojo dan Okan duduk di kursi yang ada di teras sementara Raden berdiri di depan mereka berdua. “Kalian udah lama di sini?’ tanya Zevan.“Lumayan sih,” sahut Raden, “sekitar lima belas menit.”“Kenapa nggak langsung masuk aja?” tanya Zevan.“Ah, nggak enak lah kita, Van,” sahut Okan, “bertamu itu harus sopan.”Zevan terbahak. “Dih, sejak kapan lo tahu sopan santun?” katanya usai tertawa, “kalo di rumah gue aja lo maen nyelonong udah kayak masuk hutan.”“Ya, kalo rumah lo sih pengecualian,” kata Jojo. Dia lalu tertawa.Zevan geleng-geleng kepala. “Yaudah ayo masuk,” katanya.Zevan lalu menggiring ketiga temannya menemui Sisil di ruang kerjanya di lantai dua rumah Sisil.“Hei, Boys,” kata Sisil ketika Evolution memasuki ruang kerjanya.“Gue mau minta pendapat kalian,” kata Sisil lagi, “kira-kira bagian mana saja yang mau dimasukin dan mau di-cut dari hasil syuting video klip kemaren?”“Oh,” sah
Baca selengkapnya

Crash Melody 28

Dania makan mi instan di atas meja riasnya sambil melihat serial di Netfix di laptopnya. Kaki jenjangnya dia naikkan di atas kursi, membuatnya semakin nyaman. Sedang enak-enaknya menonton, Tiba-tiba ponsel dania yang tergeletak di meja rias berbunyi. Dania lalu mengeceknya. Rupanya ada chat WhatsApp dari nomor tak dikenal. Orang itu juga tidak memasang foto profil.“Siapa sih malem-malem gini iseng banget nge-chat?” gerutu Dania. Dia lalu meletakkan ponselnya lagi dan lanjut makan sambil menatap layar laptop.Selang beberapa menit, ponsel Dania berbunyi lagi. Dania lalu mengecek ponselnya lagi. Dia membelalakkan mata saat melihat chat kedua dari nomor tak dikenal itu.The Cheetah:emang Gue Endra. Gue dapet nomor lo dari Rita. Sory kalo gue ganggu. Gue cuma pengen kenal lo lebih deket. Dania mengetik balasan dengan cepat.IshaDania:Kenapa namanya Cheetah? Kalau dari awal gue tahu yang chat lo pasti gak bakalan gue cuekin soalnya kita udah kenal. Btw, maaf ya. Gue emang gak bisa lade
Baca selengkapnya

Crash Melody 29

“Dan, gue takut,” kata Rita. Tangisnya semakin parah, “gimana kalo gue ternyata beneran hamil dan darah bercampur gumpalan-gumpalan yang keluar itu adalah ....”“Udah, Ta,” kata Dania, beusaha menenangkan Rita, “nggak usah dipikirin.”“Gue nggak bisa, Dan,” kata Rita, “gue menrasa bersalah banget. Gue pembunuh, Dan.”“No,” sangah Dania cepat, “bukan niat lo kan buat minum obat itu. Jadi stop nyalahin diri lo sendiri. Fathannya aja yang kurang ajar.”***Dania mempersiapkan segala kebutuhan Evolution untuk acara on air dengan cekatan. Setelah memasukkan satu demi satu kebutuhan masing-masing personel, dia mengecek lagi isi tas. Setelah memastikan semuanya lengkap, dia lalu berjalan mendekati Sisil yang duduk di kursi ruang tamu rumah Zevan.“Sil, hari Minggu ini Evolution cuma ada satu acara kan ya?” tanya Dania. Dia duduk di samping Sisil.Sisil menaruh ponselnya di pangkuan. “Iya,” jawabnya, “kenapa?”“Enggak ...,” balas Dania. Dia tersenyum canggung, “gue ada acara.”Sisil menganggu
Baca selengkapnya

Crash Melody 30

Endra melipat laptopnya saat Kara masuk ruangannya. Sekertarisnya itu membawa secangkir kopi untuknya.“Makasih,” kata Endra setelah Kara meletakkan cangkir di atas meja.Dulu, Endra selalu melarang setiap kali Kara melakukan itu untuknya. Betapa tidak, membuat minuman untuk orang kantor adalah tugas office girl atau office boy. Tapi karena sudah terlalu sering, bahkan hampir setiap hari Kara melakukannya, akhirnya Endra membiarkannya. Lama-lama lelah juga dia menegur karena Kara tak bisa dilarang.”“Oh iya, Kar, gue boleh nanya sesuatu nggak?” tanya Endra ketika Kara duduk di depannya.“Tanya apa?”“Menurut lo, apa semua cewek tuh suka kalau diajak dinner di restoran yang suasananya romantis?”Kara tak langsung menjawab. Gadis itu gelisah. Dia curiga Endra sedang mendekati seorang wanita.“Kar ...?”“Eh ... tergantung sih, pak,” sahut Kara, “kadang ada cewek yang suka merhatiin tempat, kadang ada juga yang enggak.”“Kebanyakan gimana?” tanya Endra.“Kalo kesan pertama sih kayaknya ya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
17
DMCA.com Protection Status