“Dan, gue takut,” kata Rita. Tangisnya semakin parah, “gimana kalo gue ternyata beneran hamil dan darah bercampur gumpalan-gumpalan yang keluar itu adalah ....”“Udah, Ta,” kata Dania, beusaha menenangkan Rita, “nggak usah dipikirin.”“Gue nggak bisa, Dan,” kata Rita, “gue menrasa bersalah banget. Gue pembunuh, Dan.”“No,” sangah Dania cepat, “bukan niat lo kan buat minum obat itu. Jadi stop nyalahin diri lo sendiri. Fathannya aja yang kurang ajar.”***Dania mempersiapkan segala kebutuhan Evolution untuk acara on air dengan cekatan. Setelah memasukkan satu demi satu kebutuhan masing-masing personel, dia mengecek lagi isi tas. Setelah memastikan semuanya lengkap, dia lalu berjalan mendekati Sisil yang duduk di kursi ruang tamu rumah Zevan.“Sil, hari Minggu ini Evolution cuma ada satu acara kan ya?” tanya Dania. Dia duduk di samping Sisil.Sisil menaruh ponselnya di pangkuan. “Iya,” jawabnya, “kenapa?”“Enggak ...,” balas Dania. Dia tersenyum canggung, “gue ada acara.”Sisil menganggu
Endra melipat laptopnya saat Kara masuk ruangannya. Sekertarisnya itu membawa secangkir kopi untuknya.“Makasih,” kata Endra setelah Kara meletakkan cangkir di atas meja.Dulu, Endra selalu melarang setiap kali Kara melakukan itu untuknya. Betapa tidak, membuat minuman untuk orang kantor adalah tugas office girl atau office boy. Tapi karena sudah terlalu sering, bahkan hampir setiap hari Kara melakukannya, akhirnya Endra membiarkannya. Lama-lama lelah juga dia menegur karena Kara tak bisa dilarang.”“Oh iya, Kar, gue boleh nanya sesuatu nggak?” tanya Endra ketika Kara duduk di depannya.“Tanya apa?”“Menurut lo, apa semua cewek tuh suka kalau diajak dinner di restoran yang suasananya romantis?”Kara tak langsung menjawab. Gadis itu gelisah. Dia curiga Endra sedang mendekati seorang wanita.“Kar ...?”“Eh ... tergantung sih, pak,” sahut Kara, “kadang ada cewek yang suka merhatiin tempat, kadang ada juga yang enggak.”“Kebanyakan gimana?” tanya Endra.“Kalo kesan pertama sih kayaknya ya
Para personel Evolution sedang berada di dalam studio musik. Mereka berempat melakukan latihan untuk acara ulang tahun salah satu kampus swasta besar yang ada di Jakarta. Sementara itu, Dania dan Sisil ada di depan studio musik. Mereka membahas serangkaian promosi yang akan dilakukan Evolution dalam rangka pengeluaran album baru mereka. “Jadi promo album Evolution akan memakan waktu sekitar dua minggu,” kata Sisil, “dia menjelaskan dengan hati-hati pada Dania yang duduk di depannya, “promo dua minggu ini akan dilakukan seminggu sebelum perilisan album dan seminggu setelah perilisan album.” Dania mengangguk-angguk sambil terus memperhatikan Sisil. “Jadi selama dua minggu ini Evolution akan ada acara di TV terus?” tanyanya. Sisil menggeleng. “Nggak selalu di TV,” balasnya, “rencananya sih dibagi. Kalau dalam seminggu awal empat hari di TV dan tiga hari di radio. Terus minggu keduanya empat hari di radio lalu tiga hari di TV.” Dania mengangguk-angguk. Dia takjub karena Sisil begitu de
Hari ini Evolution ada jadwal promosi di sebuah stasiun radio jam sepuluh pagi. Oleh karena itu, Dania berangkat dari rumahnya jam enam pagi. Setidaknya dia harus sampai rumah Zevan jam tujuh tepat paling molor. Meskipun barang yang dipersiapkan tak sebanyak saat akan melakukan konser atau festival musik, Dania tetap harus datang lebih awal. Baginya itu adalah suatu bentuk profesionalisme.Karena jalanan belum terlalu padat, Dania bisa sampai di rumah Zevan dalam waktu empat puluh menit. Kalau macet, jarak dari rumah Dania ke rumah Zevan bisa memakan waktu sampai satu jam.Setelah memarkirkan mobil di pelataran rumah Zevan, Dania lalu buru-buru turun. Dia berjalan dengan cepat menuju ruang tengah, ruang yang selalu dipakai untuk mengumpulkan barang-barang kebutuhan Evolution.“Gue nggak telat kan?” kata Dania ketika dia melihat Sisil di ruang tengah.“Nggak,” sahut Sisil. Dia fokus membalas chat seseorang.“Eh, by the way, gue kebelet pipis deh,” kata Dania, “anterin ke toilet dong.”
“Untuk album ketiga kita ini namanya Kingdom ya,” kata Zevan, “dengan jumlah lagu dua belas lagu.”“Oke,” sahut Tania, “untuk genrenya apa nih?”Zevan menepuk pundak Jojo yang ada di sampingnya, memberi isyarat untuk menjawab.“Genrenya pop-rock,” sahut Jojo, “tapi popnya masih mendominasi. Jadi rocknya sekitar tiga puluh persen lah.”“Kedengerannya seru,” sahut Vivi, “by the way, kalian kan lagi hits banget ini di dunia musik tanah air. Kayaknya hampir setiap hari lagu kalian di puter di stasiun TV dan di radio. Dan kalo aku lihat, penggemar kalian juga banyak banget. Kebanyakan cewek ya. Kira-kira ada nggak sih cewek di luar penggemar, mungkin dari kalangan artis sendiri yang deket sama kalian?”Setelah mendengar pertanyaan dari Vivi itu, otomatis, raut wajah personel Evolution berubah. Mereka tampak terkejut. Sisil juga. Menyadari itu, Tania menendang pelan kaki Vivi, memberi isyarat bahwa tidak seharusnya gadis itu membahas tentang masalah pribadi.Zevan berdehem. “Kalau mengenai
Sebenarnya, Dania bukan tidak pernah ke Bogor. Dania pernah dua kali datang ke kota ini. Pertama saat dia masih kuliah. Kedua sekitar setengah tahun yang lalu bersama dengan Rita. Tapi entah mengapa rasanya dia seperti masih sangat takjub ketika menginjakkan kaki di kota ini.Dia merasa nyaman dan damai. Terutama ketika melihat pemandangan tumbuh-tumbuhan hijau di sepanjang jalan dan di sekitar villa tempat dia menginap sekarang.“Dan, lo nggak tidur?”Dania tersentak. Dia lalu mengalihkan pandangannya dari jendela ke Sisil yang ada di belakangnya.“Jam berapa sih ini?” tanya Dania.“Baru jam sembilan sih,” sahut Sisil.“Oh, lo tidur duluan aja kalo mau tidur,” kata Dania, “gue tutup tirainya ya.”Sisil menggeleng. “Enggak-enggak,” sahutnya, “gue masih mau nemenin anak-anak latihan di studio musik yang ada di samping villa ini. Tadi gue ke kamar mau ambil charger soalnya batre gue lowbat.”“Oh, oke,” kata Dania.“Gue keluar dulu ya,” pamit Sisil.Dania mengangguk. “Salam buat anak-ana
Selama beberapa hari terakhir Dania hobi stalking akun Instagram Endra. Semakin dia merasa dekat dengan Endra justru dia diliputi rasa takut. Bagaimana kalau laki-laki itu sudah mempunyai kekasih? Bagaimana kalau laki-laki itu hanya ingin bermain-main dengannya?Sosok yang paling Dania curigai tentu saja sekertaris pribadi Endra. Dania merasa perlu waspada dengan kedekatan mereka berdua. Maka dari itu dia berusaha mencari informasi tentang Kara dari akun sosial media Endra.Dania tersenyum puas saat akhirnya dia menemukan akun Instagram Kara dari following Instagram Endra. Dengan kepala yang dipenuhi rasa penasaran, gadis itu melihat profil Kara. Rasa curiganya bertambah saat dia melihat banyak foto yang Kara unggah di Instagram. Hampir di semua foto yang gadis itu unggah selalu ada Endra.“Stalking siapa sih lo serius amat sampe nyureng-nyureng,” kedatangan Rita ke ruang tamu mengagetkan Dania. Gadis itu membawa dua gelas jus buah. Satu gelas yang ada di tangan kirinya dia letakkan d
Selama ini, setiap kali Evolution melakukan perilisan album pasti keempat personelnya melakukan siaran langsung di akun Instagram official untuk menyapa penggemar. Selain meminta dukungan, mereka biasanya juga akan membahas funfact di balik penulisan lagu.Saat perilisan album ketiga pun mereka melakukan hal yang sama. Sisil segera mengarahkan para personel Evolution untuk berkumpul di sofa panjang yang ada di studio musik untuk melakukan live.“Guys lima menit lagi kalian bakalan nge-live di akun Instagram offocial Evolutioner ya,” kata Sisil.“Kita masih wajib nge-live di akun pribadi nggak sih abis itu?” tanya Jojo.“Nggak sih,” sahut Sisil sambil menyiapkan ponsel dan tripodnya, “tapi kalau kalian pengen cerita lebih banyak sama Evolutioner secara pribadi, pengen menyampaikan rasa terimakasih kalian atau perasaan personal kalian selama penggarapan album ini ke mereka ya tertserah.”“Kayaknya gue entar mau live lagi sendiri,” sahut Zevan, “tapi bentar aja.”Sisil mengangguk. “Boleh