Sebenarnya, Dania bukan tidak pernah ke Bogor. Dania pernah dua kali datang ke kota ini. Pertama saat dia masih kuliah. Kedua sekitar setengah tahun yang lalu bersama dengan Rita. Tapi entah mengapa rasanya dia seperti masih sangat takjub ketika menginjakkan kaki di kota ini.Dia merasa nyaman dan damai. Terutama ketika melihat pemandangan tumbuh-tumbuhan hijau di sepanjang jalan dan di sekitar villa tempat dia menginap sekarang.“Dan, lo nggak tidur?”Dania tersentak. Dia lalu mengalihkan pandangannya dari jendela ke Sisil yang ada di belakangnya.“Jam berapa sih ini?” tanya Dania.“Baru jam sembilan sih,” sahut Sisil.“Oh, lo tidur duluan aja kalo mau tidur,” kata Dania, “gue tutup tirainya ya.”Sisil menggeleng. “Enggak-enggak,” sahutnya, “gue masih mau nemenin anak-anak latihan di studio musik yang ada di samping villa ini. Tadi gue ke kamar mau ambil charger soalnya batre gue lowbat.”“Oh, oke,” kata Dania.“Gue keluar dulu ya,” pamit Sisil.Dania mengangguk. “Salam buat anak-ana
Selama beberapa hari terakhir Dania hobi stalking akun Instagram Endra. Semakin dia merasa dekat dengan Endra justru dia diliputi rasa takut. Bagaimana kalau laki-laki itu sudah mempunyai kekasih? Bagaimana kalau laki-laki itu hanya ingin bermain-main dengannya?Sosok yang paling Dania curigai tentu saja sekertaris pribadi Endra. Dania merasa perlu waspada dengan kedekatan mereka berdua. Maka dari itu dia berusaha mencari informasi tentang Kara dari akun sosial media Endra.Dania tersenyum puas saat akhirnya dia menemukan akun Instagram Kara dari following Instagram Endra. Dengan kepala yang dipenuhi rasa penasaran, gadis itu melihat profil Kara. Rasa curiganya bertambah saat dia melihat banyak foto yang Kara unggah di Instagram. Hampir di semua foto yang gadis itu unggah selalu ada Endra.“Stalking siapa sih lo serius amat sampe nyureng-nyureng,” kedatangan Rita ke ruang tamu mengagetkan Dania. Gadis itu membawa dua gelas jus buah. Satu gelas yang ada di tangan kirinya dia letakkan d
Selama ini, setiap kali Evolution melakukan perilisan album pasti keempat personelnya melakukan siaran langsung di akun Instagram official untuk menyapa penggemar. Selain meminta dukungan, mereka biasanya juga akan membahas funfact di balik penulisan lagu.Saat perilisan album ketiga pun mereka melakukan hal yang sama. Sisil segera mengarahkan para personel Evolution untuk berkumpul di sofa panjang yang ada di studio musik untuk melakukan live.“Guys lima menit lagi kalian bakalan nge-live di akun Instagram offocial Evolutioner ya,” kata Sisil.“Kita masih wajib nge-live di akun pribadi nggak sih abis itu?” tanya Jojo.“Nggak sih,” sahut Sisil sambil menyiapkan ponsel dan tripodnya, “tapi kalau kalian pengen cerita lebih banyak sama Evolutioner secara pribadi, pengen menyampaikan rasa terimakasih kalian atau perasaan personal kalian selama penggarapan album ini ke mereka ya tertserah.”“Kayaknya gue entar mau live lagi sendiri,” sahut Zevan, “tapi bentar aja.”Sisil mengangguk. “Boleh
Kafe teman Endra rupanya sangat luas. Parkirannya tak hanya didominasi oleh motor, tapi juga ada banyak mobil. Dania sempat takjub melihatnya. Sirkel Endra benar-benar sangat keren kalau teman-temannya memang pengusaha semua begitu.Di kafe itu rupanya ada dua bagian. Satu bagian di depan yang tersambung langsung dengan pelataran parkir. Sementara bagian kedua dipisahkan oleh taman dengan bagian kafe yang pertama. Dania dan Endra memilih tempat duduk yang ada di bagian kedua.“Emm ka ... mu nggak lagi banyak kerjaan?” tanya Dania. Dia mencoba menepis rasa gugupnya saat memanggil Endra dengan sebutan kamu.Endra tersenyum. Senyumnya dalam dan manis sekali. Dania seperti meleleh dibuatnya. “kalau aku banyak kerjaan, aku nggak akan bisa ngajak kamu jalan ke sini, Dan,” balas Endra.Dania tersenyum canggung. “Eh iya, sekertaris kamu itu namanya siapa?” tanyanya, sengaja memancing.“Kara,” jawab Endra, “kenapa?”“Enggak,” sahut Dania, “ini ... dia cantik ya.”“Kenapa jadi bahas dia sih?” k
Seharian ini, Rita ada sesi pemotretan untuk iklan produk pakaian dalam dan dilanjutkan dengan peragaan busana koleksi salah satu desainer ternama tanah air. Gadis itu merasa lelah sekali. Dengan perlahan, dia melepaskan kedua sepatu hak tingginya.Saat berjalan menuju rak sepatu, Rita mendengar pintu apartemennya terbuka. Dia melihat Fathan ketika berbalik. Dia lalu berjalan mendekati kekasihnya itu.“Kenapa wajahnya surem gitu?” tanya Rita.“Tadi ada nasabah yang marah-marah,” katanya sambil menyalakan televisi. Dia lalu melemparkan tubuhnya ke sofa.“Marah kenapa?” tanya Rita. Dia ikut duduk di sofa.“Ada nasabah yang ATM-nya keblokir,” jawab Fathan. Dia lalu mengeluarkan ponsel, “padahal kan salah dia sendiri ya masukin pin ga benet sampe tiga kali. Eh pas gue minta sebutin data buat kroscek dan gue tanya ngambilnya di ATM mana malah marah-marah.”Rita tertawa. Dia lalu menyandarkan pundaknya ke pundak Fathan. “Itu udah risiko sebagai customer service, Yang,” katanya, “ya kalo uda
Ketika Dania kembali dari dapur, semua orang sudah bersiap di teras rumah. Mereka sudah mau berangkat rupanya.“Lo lama banget deh,” kata Sisil, “ngapain aja?”Dania berusaha menunjukkan wajah netral meski sebenarnya dia ingin tersenyum setiap detik. “Ta ... tadi gue sama sekalian mampir ke toilet,” balasnya.Selama melakukan perjalanan dari rumah Zevan ke bandara, Dania terus mengecek ponselnya. Dia berharap ada pesan dari Endra. Tapi karena beberapa kali mengecek dan tak juga melihat ada WhatsApp dari laki-laki itu, akhirnya Dania beralih ke Instagram.Dania melihat beberapa postingan di Instagramnya tentang aktifitas Evolution. Di semua postingan itu selalu mendapat banyak suka dan komentar. Fakta itu membuatnya senang. Semakin banyak yang mengenal dia, maka semakin mudah jalannya untuk bisa terjun ke dunia seni peran.“Sil, gue dulu suka banget seni peran pas masih sekolah,” kata Dania pada Sisil yang ada di sampingnya. Dia berniat menceritakan keinginannya untuk terjun di dunia s
“Gue nggak nyuruh lo maki gue ya,” kata Okan, “gue nyuruh lo jawab.”Zevan tampak berpikir selama beberapa detik. “Kalo nggak salah setengah tahun yang lalu,” jawab Zevan, “Dua ronde. Doggy sama enam sembilan.”Okan tertawa puas. Dua member Evolution yang lain juga.“Enak banget ya, Van, sampe nambah?” kata Jojo setelah tawanya reda.“Iya, mana enam sembilan lagi,” Raden ikut menyahut, “gue aja kalo jajan gak pernah sampe jilat-jilat.”“Bangke lo semua ya!” maki Zevan. Dia lalu memutar botolnya lagi dengan cepat.Botol itu berputar tiga kali sebelum akhirnya berhenti di depan Raden. Melihat itu, Okan menyeringai puas.“Truth or dare?” tanya Okan. Dia tahu kalau di anatara semua personel Evolution, selain Zevan, Radenlah orang yang paling tidak suka rahasianya diketahui. Dia yakin kalau Raden akan menjawab “dare” sehingga dia bisa mengerjai gitaris Evolution itu.“Dare,” jawab Raden.“Kita suruh ngapain ya enaknya, Guys?” kata Okan sambil tersenyum-senyum licik.Okan lalu meminta Zevan
Setibanya di kamar, Dania segera melemparkan tubuhnya ke ranjang. Dia lalu mengambil ponselnya dari tas dan mengirim chat WhatsApp untuk Rita.IshaDania:Ta, pengalaman pertama lo pacaran gimana sih?Balasan dari Rita datang dalam hitungan detik.Rita:Pengalaman pertama ngapain?Heh, jangan bilang lo udah ehm ... ehm sama Endra. Lo tau kan maksud gue?IshaDania: Enggak lah. Kejauhan. Orang kiss doang.Rita:Oh kiss. Ya gitu deh. Enak dan mendebarkan. Rasa karamel. Wakaka. Emang lo rasa apa?IshaDania: Degdegan aja. Nggak ada ah rasa karamel apaan. Lo kira permen!Rita:Ya bercandhaa, Sheyeng. Eh, terus lo yakin cumma kissing doang?IshaDania: Iya lah. Emang mau apa lagi? Lo jangan mikir yang aneh-aneh ya. Gue nggak akan ngelakuin sejauh hubungan lo sama Fathan.Bisa digorok Ibuk sama Bapak kalo mereka tau.Rita:Enggak ML juga sih maksud gue, Dan.Masa sih tangan Endra gak ke mana-mana? Dia gak ada elus-elus buah kembar lo gitu?IshaDania:Enggak lah!Rita:Ih sayang banget.Pada