"Cepat buka mulut kamu," perintah Mas Samuel. Dengan hati dongkol, aku pun perlahan membuka mulut dan saat sendok itu hampir masuk ke dalam mulutku, tiba-tiba dering ponsel menyelamatkan diriku. "Ada telepon. Aku angkat dulu."Mas Samuel terlihat mendesah. Dan nasi yang tadi ia masukkan ke dalam mulutnya secara. Aku bergidik ngeri, lalu sedikit menjauh dari sana. "Halo, Mbak?" jawabku. Yang menelepon adalah Mbak Yuni. "Serena, kamu di mana? Bisa ke rumah sakit sekarang? Mbak mau jemput Kenzo dulu. Atau mau kamu aja yang sekalian ada di luar buat jemput Kenzo?"Aku menimang sebentar dan akhirnya memutuskan. "Biar aku aja, Mbak. Mbak di sana aja, nggak usah ke mana-mana.""Makasih, ya, Serena. Kenzo ada di kelas 1A, kalau nggak ketemu kamu tanya aja ke guru di sana."Baru aja aku hendak menjawab, Mbak Yuni lebih dulu menyerobot. "Oh, ya, Mbak boleh nitip sesuatu nggak? Mbak pengen makan lontong sayur.""Lontong sayur beli di mana, Mbak?" Jujur, aku memang kurang tahu yang jual lonto
Last Updated : 2024-01-23 Read more