CAFE. "Astaga, Serena!" pekik Bella langsung memelukku. "Gue kangen banget sama lo. Gila."Perempuan itu melepas pelukan tersebut. "Kena angin Bali muka lo makin kinclong aja, Ser.""Bisa aja kamu, Bel." Kami langsung duduk saling berhadapan. Tidak lupa Bella langsung memanggil pelayan dan memesan minum serta camilan untuk menemani obrolan malam ini. "Kabar lo gimana? Ponakan gue kenapa nggak dibawa? Padahal gue pengen ketemu sama Sakti. Anak lo di foto aja cakep apalagi aslinya," cerocos Bella. "Kabar aku baik. Sakti perlu istirahat, Bel, kasian dia belum istirahat cukup semenjak sampai di sini.""Iya, juga, si. Kasian anak lo masih kecil. Umur lima tahun kalau nggak salah, bukan?" Aku pun mengangguk. "Lama juga lo ninggalin Jakarta, ya.""Iya, apalagi sama cafe ini. Kangen banget nongkrong sama kamu, Bel. Di sana aku nggak punya temen banyak, ketemunya sama Mas Elmar terus, bosen.""Ah, bener! Mas Elmar. Itu cowok ikut ke Jakarta juga?" tanya Bella. Aku mengangguk, rada bingung
Read more