" Mereka benar-benar kelelahan," " Aku juga mengantuk," sahutku jengah "kau belum menjawabku, Alice," sergah James sedikit kesal Aku menghela nafas panjang. Entahlah, rasanya aku belum siap menjawabnya. " Bolehkah aku mempertimbangkannya lebih dulu?" pintaku jujur. Mata James menyiratkan keterkejutan, tapi dia tetap mengangguk. Malam itu, Setelah membenahi posisi tidur ayah dan ibu, aku pergi kekamar lain. Berusaha menjauhi James agar dapat berpikir jernih. Bukan tanpa alasan aku mengindarinya. Dia memiliki daya tarik yang kuat bagiku. Butuh waktu untuk berpikir waras saat didekatnya. Entah berapa lama termenung sambil memeluk lutut, sampai aku ketiduran. Kilasan penolakan James, bandara, air mata, peluhku, semuanya tergambar jelas dalam mimpi yang tak beraturan. Hari-hari hampa yang ku jalani saat itu, menyisakan ruang kosong tepat disudut hatiku yang paling dalam. Luka-luka itu tersimpan disana. Tidak, bukan tersimpan. Aku sengaja membuatnya menjadi poj
Terakhir Diperbarui : 2024-07-15 Baca selengkapnya