Home / Rumah Tangga / 30 Hari Bersama Ceo Angkuh / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of 30 Hari Bersama Ceo Angkuh: Chapter 81 - Chapter 90

265 Chapters

81. Teman Baru

Dominic memilih untuk mengabaikan Adam yang tampak sangat penasaran. Dia segera berjalan kembali menyusul Anna yang sudah jauh di depan sana. "Dia benar-benar gadis itu, Harry?" tanya Adam sekali lagi pada Harry yang berdiri di sampingnya. "Menurutmu?""Oh, Tuhan. Aku benar-benar tidak menyangka. Jadi, gadis itu juga yang terikat kontrak dengan Dominic bukan?""Ya, kau terkejut?"Adam mengangguk cepat masih dengan wajahnya yang tampak seperti orang bodoh. "Ini benar-benar seperti kejutan. Dia menyukai gadis yang dibencinya?""Ya, kira-kira seperti itu!"***Anna menatap seorang gadis yang Adam bawa ke ruangannya beberapa saat yang lalu. Gadis berambut panjang dengan kucir kuda itu menatap Anna dengan senyum ramah. "Halo, Mr. Williams, Ms. Johnson. Perkenalkan saya Emma." Gadis itu membungkukkan setengah tubuhnya di depan Dominic dengan penuh rasa hormat. Tentu saja. Di kota ini siapa yang tidak mengenal Dominic? Putra sulung keluarga Williams yang berhasil menjadikan bisnis milik
last updateLast Updated : 2024-01-27
Read more

82. Hanya Mau Anna Saja!

Dominic menutup pintu mobilnya setelah masuk ke dalam garasi rumah keluarga Williams. Pria itu turun dengan wajah dingin, seolah tidak peduli dengan beberapa pelayan yang menunduk hormat dengannya. Setelah pertengkarannya dengan sang ibu beberapa waktu yang lalu, Dominic sama sekali tidak berhubungan dengan wanita yang sudah melahirkannya itu. Entahlah. Terkadang dia masih sedikit sakit hati karena disalahkan atas kecelakaan Charles. "Dom!" panggil Charles yang tampak senang. Pria itu berjalan menghampiri Dominic meski masih sedikit pincang. "Kau sudah pulang?""Ya, liburan akhir tahun sudah selesai.""Bagaimana kabarmu? Kau sama sekali tidak menelponku ataupun Nyonya Williams. Dia selalu saja membicarakanmu." Terbesit rasa iri dari perkataan Charles. Dominic memang sering bertengkar dengan ibunya, tetapi Charles tahu jika Elena paling menyayangi Dominic dari siapa pun. Dominic menepuk pundak Charles dengan senyum tipis. "Sorry, aku sedikit sibuk. Di mana papa?""Ada di ruang ker
last updateLast Updated : 2024-01-27
Read more

83. Kontrak Terakhir

Dominic benar-benar menepati ucapannya. Dia membawa Charles ke salah satu hotel yang ada di bawah naungan Williams Group. Adiknya itu bekerja di bagian humas, dan memperkenalkannya kepada para pegawai sebagai Charles Williams, bukan sebagai putra bungsu keluarga Williams. Menempati posisi yang rendah memang sudah kesepakatan antara Dominic dan juga Charles. Selama ini, Charles tidak pernah bekerja di perusahaan, dan itulah salah satu alasan Dominic ingin Charles memulai dari bawah. Jika sudah waktunya, Dominic yakin Charles bisa memimpin salah satu anak perusahaan Williams Group. Williams Group sendiri memegang beberapa industri besar di New York, khususnya di bidang pariwisata. Hotel-hotel bintang lima, resort mewah di tengah kota New York kebanyakan bagian dari Williams Group. Bar-bar kelas atas juga menjadi bagian dari bisnis keluarga Williams, yang Dominic besarkan namanya. Sekarang Williams Group mulai merambah bidang konstruksi. Salah satunya perusahaan baru yang Dominic d
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more

84. Satu Bulan

"Dominic!" panggil Anna sekali lagi. Dominic mengacuhkannya begitu saja sejak dia membicarakan kontrak mereka tadi. "Ah, iya.""Jadi, bagaimana dengan hubungan kita selanjutnya, Dom?" "Apakah kontrak kita sekarang masih penting?" Dominic memiringkan wajah dan menatap Anna dengan lekat. "Semenjak hubungan kita terjadi, kontrak itu sudah aku anggap tidak ada. Aku juga sudah mengirimkan uang gaji ke rekeningmu.""Maksudku bukan tentang uang, Dom?" gumam Anna dengan sedikit sendu. Beberapa hari ini dia selalu merasa gelisah dengan hubungan mereka yang. "Aku hanya ingin memastikan jika kontrak kita berakhir, apa hubungan kita juga—“"Sssstttt!" Dominic menutup bibir Anna dengan jari telunjuk lalu menggeleng pelan. "Jangan bicarakan tentang kontrak sialan itu lagi! Hubungan kita akan terus seperti ini, tidak peduli dengan kontrak kerja yang sudah berakhir atau belum.""Dominic!"Dominic mendekatkan wajahnya, dengan mengusap pipi Anna dengan lembut. "Berjanjilah padaku, An. Tidak hanya sat
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more

85. Kau Percaya Padaku?

Dominic benar-benar sibuk setelah kembali bekerja di perusahaan keluarganya. Terkadang dalam beberapa hari dia lembur, dan menghabiskan banyak waktu untuk mengunjungi beberapa hotel dan resort di kota-kota lain. Namun, sesekali Dominic tetap akan menyempatkan waktu untuk menemani Anna terapi, dan berjalan-berjalan bersama di akhir pekan.Perkembangan kaki gadis itu semakin membaik setiap harinya. Sudah hampir satu bulan, dan sekarang Anna sudah bisa berjalan dengan normal. Elena benar-benar menepati ucapannya pada Dominic. Wanita paru baya itu tidak pernah lagi menganggu Dominic dengan perjodohan atau kencan buta yang dia atur. Begitu pula dengan Charles. Pria itu benar-benar bekerja keras untuk membuktikan jika dia mampu menjadi seperti Dominic. Membuktikan jika di dalam darahnya juga mengalir darah keluarga Williams yang pekerja keras. Dominic merasa semuanya berjalan dengan lancar. Hubungannya dengan Anna juga semakin serius. Dia benar-benar tidak bisa lagi melepaskan gadis it
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

86. Kencan Dengan Gadis Lain?

"Dominic, bukan seperti itu maksudku. Aku sangat percaya padamu."Dominic bangkit dan coba mengabaikan Anna yang ingin menyentuh bahunya. Dia sangat lelah beberapa hari ini, dan sikap Anna membuatnya bertambah kesal. Kenapa gadis itu selalu membahas hal yang itu-itu saja? Padahal Dominic sudah berulang kali menjelaskan jika dia sama sekali tidak peduli dengan keadaan Anna. Persetan dengan apa kata orang! "Kau mau ke mana, Dom?""Malam ini aku tidur di luar, dan kau coba pikirkan ucapanku tadi. Jika memang kau tidak percaya padaku, silakan katakan sekarang!""Dominic!" panggil Anna. Dia bangkit dan coba menyusul pria itu. "Jangan mengikutiku, An. Aku sedang tidak mau berdebat. Bukankah sudah berulang kali kukatakan, bahwa aku sama sekali tidak peduli dengan keadaanmu atau apa kata orang?""Dominic, aku tidak bermaksud ...."Dominic mengangkat tangannya, meminta Anna untuk tidak melanjutkan perkataannya. Setelah itu dia memakai pakaiannya dengan cepat, lalu menutup pintu dan menghasi
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

87. Kesalahpahaman

Dominic menarik kopernya dengan wajah lesu. Dia benar-benar lelah setelah pulang pergi ke Washington selama dua minggu ini. Kemarin, di malam setelah dia berdebat dengan Anna, Dominic kembali menerima panggilan yang mengharuskan dia terbang kembali ke Washington saat itu juga. Padahal dia baru kembali dari kota tersebut beberapa jam yang lalu. "Ah, aku benar-benar rindu dengan ranjangku yang empuk!" keluh Dominic. Dia sedang menunggu Adam menjemputnya. Pekerjaannya di Washington benar-benar menumpuk karena adanya kesalahan dalam pembangunan hotel baru. Bahkan, selama seminggu ini dia hanya bisa memikirkan tentang bekerja, dan kembali hanya untuk tidur. Berharap agar pekerjaannya cepat selesai dan dia bisa kembali lebih lebih cepat. Dominic tersenyum tipis saat melihat mobil Adam sudah sampai dan berhenti tepat di depannya. Namun, raut wajah pria itu tampak cukup khawatir saat keluar dari dalam mobil. "Kau sudah lama menunggu, Dom?""Tidak. Pesawatnya baru saja mendarat."Adam ha
last updateLast Updated : 2024-01-30
Read more

88. Hukuman Untuk Pria Tua!

Dominic memijit kepalanya, dan menatap Adam dan Emma secara bergantian. Hari ini dia benar-benar dalam masalah besar. "Kalian berdua pulang saja!"Adam mengangguk dan segera menarik tangan Emma untuk segera pergi dari sana. Dia merasakan suasana yang mulai tidak enak. "Ayo, Emma!"Dominic melonggarkan dasinya, dan menghembuskan napas dengan kasar setelah Adam dan Emma pergi. Dengan sedikit rasa takut, Dominic mengulurkan tangannya untuk mengetuk pintu kamar Anna yang tertutup rapat sejak dia masuk. Tok Tok Tok! "Anna!" panggil Dominic pelan. Namun, dia tidak mendapatkan jawaban apa pun dari dalam sana. Hanya keheningan yang semakin terasa. "Anna, aku boleh masuk?"Dominic meneguk ludahnya dengan susah payah, dan memberanikan diri untuk membuka pintu kamar. Dia harus menyelesaikan masalah ini secepatnya. "Anna ....""Jangan melangkah!" sergah Anna dengan tatapan tajam. "Sayang.""Kubilang jangan mendekat, Dominic! Atau—“ "Oke, baiklah," jawab Dominic pasrah, memotong perkataa
last updateLast Updated : 2024-01-30
Read more

89. Pelukan Pertama

"Selamat pagi, Sayang."Anna mengabaikan Dominic begitu saja. Dia pikir pria itu sudah pulang setelah dibiarkan semalaman, tetapi ternyata Dominic masih berada di apartemennya. "Mau aku buatkan cokelat panas?" tawar Dominic dengan senyum manis. Dia masih berusaha untuk meluluhkan hati Anna. "Boleh."Tidak butuh waktu lama, Dominic menghampiri Anna yang duduk di meja makan dengan tatapan bingung. "Silakan di minum, dan ini sarapanmu." Dominic meletakkan secangkir cokelat panas dan waffle dengan selai blueberry di atasnya. "Thanks. Di mana Emma?""Dia tidak datang hari ini dan untuk beberapa hari ke depan?""Kau memecatnya, Dom?" tanya Anna dengan penuh penekanan. Padahal awalnya dia yang tidak ingin ada Emma di dekatnya, tetapi sekarang justru Anna yang merasa senang dengan kehadiran gadis itu. Emma benar-benar menemani Anna saat Dominic begitu sibuk. "Tidak," jawab Dominic cepat. "Dia hanya libur untuk beberapa hari saja." Dominic sengaja melakukannya. Sampai Anna berhenti mar
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

90. Will You Marry Me?

"Adam, bagaimana dengan permintaanku waktu itu?"Adam terlihat berpikir untuk sesaat, dan langsung mengerti setelah melihat kode dari Dominic. "Kafe yang ingin kau berikan untuk Anna, kan?"Dominic berdeham. "Bagaimana dengan pengerjaannya? Sudah berapa persen?""Sekitar 70 persen. Ada sesuatu yang ingin kau tambahkan?"Dominic mengetuk-ngetuk meja dengan pena dengan berpikir keras. "Apa bisa mengubah konsep dalam waktu tujuh hari?""Mengubah konsepnya?""Hm. Aku ingin buat toko kue saja.""What! Kau gila atau bagaimana, Dom?" pekik Adam dengan mata melotot. Kafe itu sudah hampir jadi, dan tiba-tiba saja Dominic ingin berubah pikiran dengan menjadikannya toko kue? "Aku akan bayar mahal. Kau bilang saja pada mereka, ya!""Tapi ....""Tiga kali lipat. Setelah kupikir-pikir konsepnya tetap sama dengan yang kemarin, tapi aku ingin mengubahnya menjadi toko kue saja. Beberapa hari ini Anna sedang ikut kursus membuat kue."Adam menggaruk kepalanya yang tiba-tiba gatal. "Jadi, kau mengubahn
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more
PREV
1
...
7891011
...
27
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status