Semua Bab 30 Hari Bersama Ceo Angkuh: Bab 101 - Bab 110

265 Bab

101. Percakapan Hangat

Dominic benar-benar memperlakukan Anna dengan sangat baik, bahkan terkesan berlebihan menurut Anna. Tentu saja hal itu membuat Anna kesal dan terharu sekaligus. Bagaimana tidak? Hanya karena demam saja, Dominic meminta kekasihnya itu untuk tinggal di rumah sakit selama tiga hari. Dalam tiga hari itu juga, Dominic sama sekali tidak pernah beranjak dari sisi Anna. Dia menyuapi Anna makan, membantu Anna membersihkan tubuhnya, dan mendengarkan semua cerita gadis itu. Seperti sekarang. "Apa kau tau, Dom? Wanita itu masih sangat cantik meskipun usianya sudah tua. Aku ingin tetap seperti itu nanti," ucap Anna dengan wajah berseri-seri. Ah, dia baru ingat. Sudah hampir empat hari, Anna tidak bertemu dengan Elena, seseorang yang sering mampir ke toko kuenya, dan bercerita tentang banyak hal. "Kau pasti akan tetap cantik meskipun sudah tua nanti.""Jika aku sudah boleh keluar dari rumah sakit, mari kita temui ibumu."Dominic meletakkan sendok yang dipakai untuk menyuapi Anna, dan menatap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-11
Baca selengkapnya

102. Mengajari Calon Ibu Mertua

Anna mendadak menjadi diam saat Dominic menanyakan tentang Frank. "Sayang—“"Ya, kemarin dia datang untuk meminta uang, dan aku pakai uang toko untuk sementara. Maafkan aku, Dom. Aku tidak memberitahumu sejak awal.""Kau sakit karena memikirkan hal itu?" tanya Dominic seolah tidak peduli dengan uang yang sudah Anna pakai. Anna menatap Dominic dengan bimbang. "Aku tidak tahu.""Kau masih takut dengannya?""Terkadang." Anna segera berdiri dan membawa piring bekas makanannya tadi. Dia tidak ingin membahas tentang Frank lebih jauh lagi, dan Dominic paham itu. "Mari, aku antar," tawar Dominic pada akhirnya. ***Sarah menatap dua pria yang salah satunya masih tampak muda. Dua pria yang sekarang sedang berdiri di hadapannya. "Cari tahu di mana gadis ini tinggal!"Pria muda itu menatap foto yang Sarah berikan. Dia sedikit menyipitkan matanya karena foto yang tidak jelas, setelah itu memperlihatkan foto tersebut ke satu rekannya, seorang pria yang sudah cukup berumur. Namun, sebelum itu,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-12
Baca selengkapnya

103. Rencana Belanja Bersama

Keesokan harinya, Anna bersiap dengan cepat. Pada akhirnya, dia setuju untuk mengajari Elena membuat kue, tetapi dengan syarat mereka akan tetap belajar di toko kuenya. Rasanya Anna masih sungkan jika harus pergi ke rumah wanita paru baya tersebut. Anna menatap Dominic yang masih tidur dengan pulas di atas ranjang. Semalam pria itu pulang hampir tengah malam, dan datang ke apartemen Anna untuk hanya menumpang tidur. "Sepertinya dia benar-benar kelelahan." Anna mengecup kening Dominic sekilas, lalu berdiri dan menyambar tasnya. Dia sudah memutuskan untuk tidak membangunkan Dominic. Sepertinya pria itu masuk siang hari ini hingga belum bangun juga. Tidak seperti biasanya. "Aku pergi dulu, Dom. Sampai jumpa!" ucap Anna pelan seraya menutup pintu. Sebelum berangkat tadi, Anna sudah menyiapkan sarapan dan note untuk Dominic. Jadi, dia bisa pergi dengan tenang sekarang. ***Anna melambaikan tangannya dengan senyum lebar, saat melihat Elena yang sudah berdiri di depan pintu toko kue.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-12
Baca selengkapnya

104. Berbelanja dengan Nyonya Williams

Anna sudah tidak punya pekerjaan lagi di dapur, dan dengan Emma yang menyakinkannya, akhirnya Anna setuju untuk pergi berbelanja dengan Elena. Mungkin, lebih tepatnya menemani wanita paru baya itu berbelanja. "Kau tidak ingin ganti pakaian dulu?" tanya Elena. Anna terdiam, dan dia langsung memperhatikan dirinya dari atas sampai bawah. "Apa pakaianku cukup buruk?"Elena menggeleng pelan. "Pakaian itu cocok untukmu!" Elena bukannya tidak menyukai cara berpakaian Anna, yang memakai jeans panjang dipadukan dengan sweater tipis berwarna merah muda. Hanya saja, biasanya gadis-gadis yang sering diajak berbelanja, atau yang akan dikenalkan pada Dominic pasti akan sangat berlebihan dalam hal berpakaian. Ah, kenapa tiba-tiba Elena jadi mengingat putra sulungnya itu? Mereka sudah lama tidak berjumpa, dan Dominic masih belum datang ke rumah dengan janjinya pada waktu itu. "Kalau begitu aku tidak perlu ganti baju lagi," ujar Anna, yang langsung diangguki oleh Elena. Sebelum mereka pergi, A
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-13
Baca selengkapnya

105. Apa Aku Akan Benar-Benar Mati?

Frank mengernyit kesakitan dengan memegang punggungnya yang terasa nyeri. Pria itu pun menoleh, lalu menggeram kesal saat melihat seorang wanita paru baya yang berani memukulnya. "Nyonya," panggil Anna saat Elena datang. Elena kembali ke toko karena ada beberapa barang milik Anna yang tertinggal di mobilnya. "Siapa kau? Berani-beraninya menggangguku?" bentak Frank yang membuat nyali Elena sedikit menciut. "Pergi dari sini atau kulaporkan polisi!" gertak Elena. Bukannya takut, Frank justru tertawa mendapatkan ancaman seperti itu dari Elena. "Nyonya, sebaiknya Anda pergi saja.""Ayo, Anna. Aku antar kau pulang, dan melaporkan preman ini ke polisi." Elena memberanikan diri berjalan melewati Frank yang menatapnya dengan tajam. Lantas, menarik tangan Anna. Anna ingin mengikuti langkah kaki Elena, tetapi mereka berdua berhenti saat Frank mengeluarkan sebuah pisau, yang membuat kedua wanita itu berteriak ketakutan. Frank tertawa puas mendengarnya. Pria tua itu mengacungkan pisau tepa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-13
Baca selengkapnya

106. Tolong Selamatkan Dia!

Dominic memarkirkan mobilnya sedikit jauh dari toko kue Anna. Mata pria itu tampak sedikit bingung saat melihat keramaian di depan toko. Serta ada ambulance dan juga mobil polisi. "Apa wanita pemilik toko ini baik-baik saja?""Aku mendengar suara tembakan tadi, dan rekanku yang menelpon polisi, tapi sayang sepertinya polisi cukup terlambat.""Bagaimana nasib wanita itu, ya? Para preman yang masuk tadi pasti bukan pencuri, tidak ada uang atau barang yang hilang."Dominic mengernyitkan keningnya sebentar karena mendadak pikirannya menjadi kosong. Entah mengapa tiba-tiba saja jantungnya berdetak kencang, dengan kedua lutut yang terasa lemas. Wanita pemilik toko? Bukankah itu artinya Anna? "Anna," lirih Dominic dengan suara tertahan. Pria itu mencoba menghilangkan semua pikiran buruknya, lalu berjalan cepat masuk menuju ke dalam toko. "Maaf, Sir. Anda tidak boleh masuk," ucap salah satu anggota kepolisian yang berjaga di pintu masuk. "Biarkan aku masuk. Di dalam, ada—“"Dominic!"
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-14
Baca selengkapnya

107. Temukan Mereka!

Setelah hampir empat jam lampu di depan ruangan operasi menyala, akhirnya operasi selesai dengan adanya dokter yang keluar menghampiri Dominic yang tampak kacau balau. "Bagaimana dengan keadaannya, Dok?""Saya sangat bersyukur, Tuan. Semangat hidup Nona Anna sangat tinggi, setelah mengalami syok hipovolemik tadi, kini keadaannya mulai membaik. Beruntung Tuan Williams mendapatkan darahnya dengan cepat, kalau terlambat sedikit saja, mungkin kita tidak bisa berbuat lebih. Luka tusuknya cukup dalam dan sedikit mengenai organ vital, itulah sebabnya dia kekurangan banyak darah tadi."Dominic menundukkan wajahnya dengan napas lega. Di dalam hatinya dia terus mengucapkan rasa syukur dan terima kasih karena Tuhan masih mau mendengar doanya. "Jadi, kondisinya sudah benar-benar aman, Dokter?" tanya Hamilton kali ini. Dokter itu tersenyum tipis. "Untuk sekarang iya, tapi kami akan tetap memantau keadaannya sampai besok malam. Oleh karena itu, untuk sementara Nona Anna akan tetap berada di ruan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-14
Baca selengkapnya

108. Jangan Tidur Terlalu Lama, Anna

Orang-orang yang Adam perintahkan bergerak dengan lebih cepat, daripada kepolisian. Dalam waktu dua puluh empat jam setelah kejadian, mereka berhasil menemukan kedua pria yang menyerang Anna. Tidak dipungkiri uang memang senjata paling ampuh. Saat Dominic berani membayar mahal orang-orang yang Adam perintahkan, mereka semua langsung bekerja dengan cepat. Dominic menatap kedua pria berbeda usia yang sudah babak belur, yang sedang duduk di atas kursi dengan tangan terikat. Terlebih lagi saat dia menatap pria kurus yang sudah tampak tua—pria yang sudah menyerang Anna dengan pisau kemarin. "Ka-kami hanya dibayar untuk melakukan ini, Tuan." Pria yang masih muda itu terbatuk dengan tatapan sayu kepada Dominic. Wajahnya sudah penuh luka lebam karena sebelum Dominic datang, mereka berdua dipukuli lebih dulu. "Jadi, kalian makan dari hasil membunuh orang?""Tidak. Kami baru pertama kali menerima pekerjaan seperti ini." Dia menginjak kaki rekannya, si pria tua yang sudah terkapar. "Hei, p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-15
Baca selengkapnya

109. Jangan Tinggalkan Aku Lagi!

Harry dan Austin terkejut saat melihat kedatangan Elena ke dalam ruang perawatan Anna. Elena yang melihat keberadaan Harry dan Austin mencoba untuk bersikap biasa saja karena hubungannya dengan Austin yang tidak cukup baik. "Tante ke sini?""Tolong berikan ini untuk Dominic," jawab Elena tanpa menjawab pertanyaan yang Harry lontarkan. Dia menatap Dominic yang terlelap di atas sofa. "Ah, iya." Harry menerima paper bag yang diberikan Elena dengan gugup. "Ini—“"Ini pakaian Dominic. Dari kemarin dia belum berganti pakaian."Harry mengangguk paham meski dia tampak kebingungan, kenapa Elena bisa tahu tentang keberadaan Dominic di sini. Elena segera melangkahkan kakinya untuk keluar dari dalam kamar Anna, tetapi tiba-tiba saja wanita paru baya itu berhenti dan dia menatap Austin dalam diam. "Austin.""Ada yang bisa saya bantu, Tan?""Aku titip Dominic pada kalian berdua. Pastikan waktu makannya tidak terlewat."Bukan hanya Austin saja yang melongo kebingungan, Harry juga mengalami hal y
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-15
Baca selengkapnya

110. Gadis Berjiwa Besar

"Dominic!"Dominic tersentak saat Anna kembali memanggil namanya. Dia masih sedikit bingung saat Anna menanyakan tentang keadaan Elena. Haruskah Dominic beritahu jika Elena itu adalah ibunya? "Sepertinya kau butuh istirahat, Dom.""Ah, iya. Keadaan wanita yang kau tanyakan tadi baik-baik saja."Anna terlihat lega saat mendengar perkataan Dominic. Setidaknya tidak ada orang lain yang terluka. "Kau kenal dengan wanita itu?" tanya Dominic yang sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya. "Aku ... hanya mengenalnya begitu saja, tidak tahu juga siapa namanya. Ah, kami lupa berkenalan.""Kalian sering bertemu?"Anna tampak mengingat sesuatu sebelum menjawab Dominic. "Tidak terlalu sering, tapi kalau dia mampir ke toko kue, kami selalu bercerita banyak hal. Dia juga mengajakku belanja kemarin," kata Anna dengan senyum lebar. Dia seolah tidak merasakan sakit pada bekas operasi di perutnya. "Dia sebenarnya—“ Saat Dominic hendak memberitahu siapa sebenarnya Elena, terdengar suara ketukan pi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
27
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status