Home / Rumah Tangga / 30 Hari Bersama Ceo Angkuh / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of 30 Hari Bersama Ceo Angkuh: Chapter 91 - Chapter 100

265 Chapters

91. Obsesi Sarah

Anna mengedipkan matanya berkali-kali, disertai dengan ekspresi tidak percaya akan ucapan Dominic beberapa detik yang lalu. "Anna," panggil Dominic dengan senyum tipis, mencoba menyadarkan Anna dari lamunannya. "Eh, cepat berdiri, Dom. Kalau ada yang melihat bagaimana?""Jawab dulu. Lagi pula hanya ada kita berdua di sini" Dominic masih tetap bersikeras untuk berlutut di hadapan Anna. Anna menatap sekelilingnya, dan dia baru ingat jika mereka berada di toko kue yang bahkan belum dibuka untuk publik. "“Aku—“ Anna sedikit tergagap. "Will you marry me?" tanya Dominic sekali lagi. Tatapan teduh pria itu seakan menghipnotis Anna untuk membuang semua rasa gugup dan kesalnya pada Dominic selama beberapa hari terakhir."Aku ingin kita hidup bersama, An.""Aku ... masih sangat terkejut, Dom," jawab Anna jujur. Selain itu, dia masih belum siap untuk menikah. Anna takut akan menjadi seperti orang tuanya nanti. Pernikahan yang selama ini dia lihat hanyalah berisi kedua orang dewasa yang ha
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

92. Jangan Bercinta Denganku Lagi!

"Dominic!""Hm, ada apa, Sayang?" Dominic semakin mengeratkan pelukannya, sedangkan kedua matanya terpejam rapat. Anna berbalik hingga dia sekarang bisa menatap wajah pria yang sedang tertidur di hadapannya. Dominic memang belum cukup pulas tertidur, maka dari itu dia masih bisa memberikan respons untuk panggilan Anna tadi. "Bagaimana jika untuk beberapa bulan ke depan kita tidak melakukan sex?"Dominic membuka matanya yang terpejam rapat, dan hampir terlelap tadi. Dia menatap gadis berambut pendek itu dengan alis terangkat, bingung. "Jangan meminta hal yang aneh-aneh," kata Dominic dengan penuh penekanan. "Aku tidak meminta sesuatu yang aneh, Dom. Aku hanya bilang bagaimana jika kita tidak melakukan sex dahulu.""Kau berubah pikiran untuk menikah denganku, Anna? Kau 'kan tau kita sudah sama-sama dewasa, bagaimana kita bisa tidak melakukannya?""Hanya sampai hari pernikahan."Mendadak rahang Dominic yang tadi mengeras, kini perlahan luruh. Pria itu kini tampak bingung dengan apa
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

93. Sisi Lain Elena

Anna merasa jika kehidupannya kini benar-benar sempurna. Dia punya seorang kekasih yang sangat menyayanginya. Dia punya teman seperti Emma, yang bisa membantunya kapan pun. Ya, meskipun sebenarnya gadis itu dibayar untuk menjadi teman Anna. Namun, Anna sama sekali tidak mempermasalahkannya, yang penting dia memiliki teman untuk bercerita saat Dominic benar sibuk seperti sekarang. Semenjak Anna marah karena Dominic tidak memberi kabar waktu itu, sekarang sesibuk apa pun, Dominic selalu berusaha meluangkan waktunya walau hanya beberapa menit, untuk mengirim pesan saja. Setidaknya, dia bisa memberi tahu Anna jika kondisinya baik-baik saja. "Aku keluar sebentar, ya, An." Emma melepas apron yang dikenakan. Sekarang dia membantu Anna di toko kuenya. Emma merasa bekerja seperti ini lebih terasa seperti benar-benar bekerja, daripada hanya menemani Anna mengobrol saja. Dia seperti makan gaji buta! "Mau ke mana?" tanya Anna. Gadis itu meletakkan beberapa jenis roti yang baru saja dipangga
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

94. Hukuman Untuk Keluarga Brown

Dominic menyantap makan siangnya dengan sesekali bertukar pesan dengan Anna. Sepertinya suasana hati kekasihnya itu sedang baik, hingga Anna terus mengirimi pesan dan bercerita tentang banyak hal. Padahal Dominic sudah menawarkan diri untuk menelpon, tetapi Anna menolak dengan alasan takut Dominic sedang sibuk. "Dominic!"Pria itu menghentikan suapan berikutnya dan menatap Adam dengan penuh tanda tanya. Dia bahkan tidak mendengar suara Adam masuk karena terlalu sibuk. "Ada apa?""Aku sudah menemukan pembuat dan penyebar berita tentangmu kemarin."Dominic sedikit tertarik mendengarnya, meskipun dia sudah bisa menduga siapa dalangnya. "Katakan!""Sarah Brown! Kurasa gadis itu benar-benar gila, Dom. Dia sangat terobsesi denganmu."Dominic hanya tertawa sinis menanggapi perkataan Adam. "Jadi, apa yang akan kau lakukan, Dom?" tanya Adam dengan ekspresi kesal. "Jangan mengabaikannya atau dia mungkin saja bisa bertindak lebih.""Menurutmu hal apa yang bagus untuk memberi orang-orang seper
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

95. Wanita Mencurigakan

Dominic membantu Anna melepaskan sabuk pengaman sebelum turun dari mobil. "Kelihatannya kau sangat lelah."Anna hanya mengangguk pelan sebagai jawaban. Pinggangnya seperti ingin terlepas sekarang. "Mau kugendong naik ke atas?" tawar Dominic dengan senyum genit. Berharap Anna mau menerima tawarannya. "Aku bisa sendiri, Dom. Memangnya aku sakit?""Iya. Kau tampak sangat lelah. Sudah kubilang bukan, jangan bekerja terlalu berlebihan.""Hari ini banyak pelanggan baru. Jadi, aku tidak mungkin menyia-nyiakannya. Kan kau sendiri yang bilang 'time is money'. Jadi, aku menggunakan semua waktuku sebisa mungkin."Dominic menghela napas panjang. Jika sudah seperti ini, dia tidak bisa lagi membantah Anna bagaimana pun caranya. Dominic sangat takjub dengan sikap Anna yang pekerja keras, tetapi di sini lain dia takut jika Anna akan jatuh sakit jika terlalu sering kelelahan. "Malam ini aku tidur di apartemenmu. Oke?""Memangnya aku bisa menolak?" tanya Anna dengan nada sindiran. Sontak hal itu
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more

96. Sebab Akibat

"Buka maskermu!"wanita bermasker itu menolak dan hendak berdiri, tetapi Harry mencekal tangannya. Pria itu tersadar jika ada yang tidak beres. Dominic tidak mungkin mencurigai orang jika tidak ada yang salah. "Dia temanmu?" tanya Dominic pada pelayan wanita yang satu lagi. "Saya tidak tau, Tuan."Dominic semakin yakin setelah mendengar perkataan salah satu pelayan di sana. Jadi, dia semakin menatap mata di balik topi tersebut yang sedang menatapnya dengan penuh kebencian. "Buka topi dan maskermu! Kau tidak akan bisa keluar dari sini jika tidak melakukannya."Wanita itu menggeleng kuat, dan berusaha untuk melepaskan diri dari tangan Harry. Meskipun setengah mabuk, tetapi tenaga Harry cukup kuat. "Buka!" bentak Dominic. Wanita itu terkejut mendengar suara Dominic yang menggelegar. Tangannya langsung gemetar dan dia bergerak cepat membuka topi yang dipakainya. Dominic mengamati wajah wanita itu dengan seksama. Setelah melepas topi yang dikenakan, sekarang wanita itu membuka mask
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more

97. Obrolan Ringan

Emma terkejut saat melihat Elena berdiri di depannyaWanita paru baya itu ikut mengantre di tengah banyaknya orang-orang. "Se-selamat pagi, Nyonya. Ada yang bisa saya bantu." Elena tidak langsung menjawab. Dia menatap Emma dengan penuh selidik lalu menghembuskan napas dengan kasar. "Di mana temanmu?""Eh, temanku?" tanya Emma tidak mengerti. "Iya. Temanmu yang kemarin melayani aku.""Akan saya panggilkan, Nyonya." Emma sedikit membungkukkan tubuhnya dan segera lari ke belakang untuk memanggil Anna. Gadis itu tampak berkeringat panas dingin setelah berbicara dengan Elena tadi. Ternyata Dominic dan Elena tidak ada bedanya. Keduanya pintar mengintimidasi lawan bicara mereka. "Anna!"Anna menoleh dengan tangan yang sedang menata beberapa roti yang sudah selesai, dan akan segera dibawa ke depan. "Ada masalah?""Tidak. Di depan ada Nyonya yang kemarin.""Siapa?" Wajah Anna berkerut bingung. "Nyonya yang menjadi pelanggan pertamamu kemarin," jawab Emma yang masih tidak mau memberita
last updateLast Updated : 2024-02-06
Read more

98. Kencan di Tengah Kerumunan

Dominic segera menutup pintu toko, setelah meminta Emma untuk pulang lebih dulu. "Kau sudah datang, Dom?" tanya Anna yang turun dari lantai dua. Dia menatap sekelilingnya dengan kening berkerut. "Di mana Emma.""Sudah kusuruh pulang.""Oh. Kalau begitu ayo kita pulang."Bukannya mengiyakan ajakan Anna, Dominic justru berjalan mendekati gadis itu. "Siapa tamumu tadi?""Eh, apa?" Dominic semakin maju dan membuat Anna mundur dengan sedikit panik melihat tingkah Dominic yang tidak seperti biasanya. Dominic benar-benar menatap Anna dengan lekat, diiringi dengan napas naik turun. Dia terus melangkah maju hingga Anna menabrak dinding di belakangnya. "Dominic.""Siapa tamumu tadi, Anna? Seorang pria?"Anna melongo mendengar pertanyaan Dominic. Lalu dia tertawa dengan kencang sampai perutnya terasa sakit. "Kau cemburu, Dom?""Memangnya aku tidak boleh cemburu? Aku kekasihmu, Anna. Sekarang cepat katakan siapa tamumu tadi?"Anna semakin terkekeh geli. Dominic benar-benar tampak seperti pri
last updateLast Updated : 2024-02-06
Read more

99. Demam Tinggi

Anna melambaikan tangannya pada Dominic yang berada di dalam mobil dengan senyum riang. Setelah memastikan Dominic sudah mengendarai mobilnya lagi, dia segera berjalan dan akan membuka toko kuenya. Namun, saat Anna sedang membuka toko tersebut, gadis itu dikagetkan dengan suara seseorang. "Hei, Nak!"Anna menoleh dan dia langsung terkejut begitu melihat Frank di belakangnya dengan senyum penuh arti. "Kau sudah tidak di Vermont lagi?"Anna mencoba bersikap acuh tak acuh akan kehadiran Frank. Meskipun tangannya mulai gemetar, dia tetap berusaha membuka pintu toko, untuk menghindari ayahnya. Namun, sayang usahanya itu sia-sia saja, dan kunci yang dipegangnya jatuh. "Biar aku bantu," tawar Frank. Dia langsung mengambil kunci yang dijatuhkan Anna tadi, dan membuka toko dalam satu kali percobaan. "Berhasil 'kan?""Kembalikan kuncinya!" Anna berusaha mengambil kembali kunci tersebut, tetapi Frank justru mempermainkannya, dan menyembunyikan benda tersebut di belakang tubuhnya. "Kembali
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

100. Tidur di Sofa Saja Malam Ini!

"Bagaimana keadaannya, Dok?" tanya Dominic pada dokter yang memeriksa Anna di unit gawat darurat. Tadi dia benar-benar panik karena Anna tiba-tiba saja tidak sadarkan diri. "Tidak ada masalah serius. Dia hanya kelelahan saja.""Baiklah. Terima kasih."Dokter di depan Dominic membungkukkan tubuhnya dengan penuh hormat sebelum pergi dari hadapan pria itu. Sementara itu, Dominic duduk di kursi tunggu di samping ranjang Anna. Tangannya menggenggam tangan mungil Anna yang masih terasa panas karena demamnya masih belum turun juga. "Kau benar-benar bekerja dengan keras," ucap Dominic lirih. Dia merasa sangat khawatir. Bukan karena demam saja, tetapi Anna memang gila bekerja sama sepertinya. Gadis itu bekerja tanpa kenal lelah. ***"Dom!"Dominic menoleh dan menghembuskan napasnya dengan kasar saat melihat wajah Anna yang memelas. "Aku tidak mau di rumah sakit. Sebaiknya kita pulang saja, ya. Aku ini hanya demam."Dominic memutar bola matanya jengah mendengar rengekan Anna. "Jika pulan
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more
PREV
1
...
89101112
...
27
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status