Home / Rumah Tangga / 30 Hari Bersama Ceo Angkuh / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of 30 Hari Bersama Ceo Angkuh: Chapter 61 - Chapter 70

265 Chapters

61. Dasar Mesum!

Dominic menarik tangan Anna, dan membawa gadis itu berjalan ke belakang kantor. Menuju hutan pohon pinus, setelah rapat mereka bersama dengan orang-orang dari perusahaan jasa iklan berakhir. "Dom, kau mau membawaku ke mana?""Ikut saja."Anna tidak lagi berbicara. Dia hanya mengikuti Dominic yang masih memegang tangannya. Menyusuri jalanan bersalju, dan pepohonan yang menjulang tinggi. Sampai Anna melihat danau yang belum pernah dia lihat di depan matanya, dan itu membuat sorot mata Anna berbinar kagum. "Wah, kau tahu dari mana ada danau di sini?""Kau lupa, ya? Aku pemilik Sky Crystal," jawab Dominic dengan wajah sombongnya, dan sukses membuat Anna mencebik. "Aku tahu di mana saja letak-letak danau di sini. Kau tau ada air terjun di sini?""Air terjun?" tanya Anna dengan wajah tidak percaya. Dia tidak tahu jika di sekitar resort ada air terjun. "Kau tidak tahu?"Anna menggeleng pelan. "Ck, sayang sekali. Di musim semi nanti aku akan mengajakmu ke sana.""Memangnya di musim semi
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more

62. Di Antara Dua Pria

"Kau melihat Anna, Emily?" tanya Austin pada Emily yang sedang duduk santai di depannya. Sudah beberapa jam sejak rapat berakhir, dia sama sekali belum melihat keberadaan Anna. Gadis itu hilang begitu saja, tanpa mengatakan apa pun. Emily hanya menggeleng. Mereka duduk bertiga bersama Harry di kantor Austin. Menunggu jam makan malam, dan berencana makan bersama nanti. "Dominic juga tidak kelihatan sejak tadi," gumam Austin. Namun, dia tidak terlalu memikirkan Dominic karena Dominic adalah seorang pria. Hanya Anna yang menjadi pikirannya sekarang. "Harry!" panggil Emily dengan nada manja. Gadis itu bergelanyut pada lengan Harry. "Kau tahu tidak, kemarin Anna menanyakan sesuatu denganku?""Apa?" Austin mengacak rambutnya kasar karena frustrasi saat dia diabaikan oleh pasangan yang sedang dilanda rindu di hadapannya itu. Jadi, Austin memutuskan untuk keluar mencari Anna. Namun, sebelum Austin melangkahkan kakinya keluar, perkataan Emily membuatnya mematung. "Dia bertanya padaku, k
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more

63. Cemburu

"Dom, sepertinya akan turun hujan salju lagi. Kita harus cepat kembali." Dominic menatap langit yang mulai menggelap di atas mereka. Setelah beberapa menit duduk dalam diam karena Anna mendiamkannya begitu saja, akhirnya Dominic setuju untuk kembali. "Ayo, dan maaf untuk yang tadi," ucap Dominic pada akhirnya. "Ah, sudahlah. Lupakan saja! Pria mesummu sepertimu memang susah," decak Anna yang masih pura-pura kesal. Sebenarnya dia hanya merasa malu tadi. Itulah sebabnya, Anna tidak banyak bicara sejak Dominic menciumnya. "Kau menikmati pemandangan di sini?" tanya Dominic sembari berjalan. Tanpa izin terlebih dahulu, Dominic mengambil tangan Anna, menggenggamnya dengan lembut dan memasukkan tangan mungil itu ke dalam saku mantelnya. "Udaranya mulai sedikit dingin," ucap Dominic dengan melirik ke arah Anna sesekali. Anna hanya mengangguk dan mengulum bibirnya. Dia cukup terpukau dengan perlakuan Dominic. Ternyata pria seperti Dominic tahu cara bersikap lembut. "Kau baik-baik saja
last updateLast Updated : 2024-01-14
Read more

64. Mari Kita Lakukan!

"Apa?" "Kau tidak dengar, ya? Aku cemburu malam itu. Kenapa harus Austin yang mengangkat panggilan dariku," jelas Dominic. Sekarang dia tidak akan menutupi perasaannya lagi. "Kau mabuk, ya!" Anna berusaha melepaskan tangan Dominic yang masih memegang pinggangnya. "Aku sadar, Anna.""Kali ini aku tidak suka dengan candaanmu, Dom. Kita tidak punya hubungan apa pun. Jadi, kenapa kau harus cemburu?"Jika mendengar perkataan Anna itu kemarin, mungkin Dominic akan mundur dan menyadari jika mereka tidak memiliki hubungan yang spesial. Namun, sekarang Dominic tidak akan melakukan itu. "Setelah malam itu kau masih bilang kita tidak punya hubungan apa pun?"Anna bergeming. Tiba-tiba saja darah gadis itu berdesir saat dia mengingat malam sebelum Dominic kembali ke New York. "Kita tidak—“Anna langsung menghentikan ucapannya, saat Dominic menarik pinggang dan mengecup bibirnya. Mata gadis itu membulat sempurna, saat Dominic tidak hanya sekadar mengecup. Pria itu menciumnya cukup lama, men
last updateLast Updated : 2024-01-14
Read more

65. Kau Hanya Milikku!

Anna tidak menjawab. Namun, gadis itu memberanikan diri, menyentuh bibir Dominic lantas mengecup bibir milik pria itu sesaat. Merasakan hal itu, Dominic tidak mau hanya diam saja. Jadi, dia mulai mengambil alih, menyentuh kepala Anna, membenamkan tangan besarnya di antara rambut cokelat milik Anna. Menarik tengkuk gadis itu dan mulai mengecup bibirnya. Sementara itu, Anna memejamkan matanya, dia berusaha menikmati setiap sensasi aneh yang baru pertama kali dirasakan. Tangan mungil milik Anna terulur merengkuh tubuh Dominic yang besar dan mempersempit jarak di antara mereka, membiarkan tubuh mereka saling menempel satu sama lain, tanpa peduli dengan apa pun lagi. Kali ini mereka mencoba melupakan segalanya. Membuang perbedaan yang nyaris membuat mereka tidak berani melangkah selama beberapa hari ini.Ah, kegilaan ini benar-benar membuat Dominic tidak bisa lagi berpikir waras, dia ingin terus menyentuh setiap inci tubuh Anna. Selama ini dia tidak pernah menginginkan seorang wanita,
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more

66. Tawaran Pria Genit

"Selamat pagi!".Anna membuka mata dan dia tersenyum kecil saat melihat Dominic sedang memerhatikan dirinya dengan senyum lebar. "Kau sudah bangun, Dom? Maaf aku kesiangan karena sedikit lelah."Dominic menaikkan salah satu alisnya saat mendengar kalimat permintaan maaf dari Anna. Dia tidak mengerti dengan maksud perkataan gadis itu. Kenapa harus meminta maaf? Anna menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya, lalu berniat untuk segera turun. Dia sudah hampir terlambat untuk membuatkan Dominic sarapan. Namun, saat Anna menurunkan kakinya dan ingin berjalan, gadis itu terdiam dan terlihat mengernyitkan kening saat rasa sakit menjalar di area inti miliknya. "Ck, lagi pula kau mau ke mana, sih?" decak Dominic. Pria itu lantas berdiri setelah hanya diam memerhatikan Anna sejak tadi. Dia menghampiri Anna dan kembali mendudukkan gadis itu di atas ranjang. "Masih sakit?" tanya Dominic dengan wajah khawatir. "Em, sedikit ... jam sarapanmu hampir terlambat, Dom. Aku harus memasak.""Diam dan
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more

67. Kenapa Baik-Baik Saja?

"Austin!" panggil Anna ketika melihat Austin berdiri di depan pintu. Sepertinya pria itu akan berangkat bekerja. "Anna, kau dari mana saja sejak kemarin? Aku mencarimu ke mana-mana."Anna hanya menyengir saja. "Sorry. Kau mau berangkat ke kantor?""Iya. Hari ini orang-orang dari perusahaan jasa iklan itu akan kembali datang. Kami akan melihat dan memotret beberapa bagian menarik dari resort.""Wah, semoga berhasil!" jawab Anna dengan senyum lebar. Dia mengacungkan dua ibu jarinya di depan Austin, sebagai tanda semangat. "Jadi, hari ini kau akan mulai bekerja dengan Dominic lagi?"Anna terdiam, dia tidak tahu harus menjawab bagaimana karena dia sudah bersama Dominic sejak kemarin. "I-iya. Setelah ini kami akan ke kota untuk belanja.""Bagus. Kontrak kalian akan selesai dalam beberapa hari lagi, kan? Katakan saja jika Dominic menyulitkanmu." Anna hanya mengangguk dengan senyum tipis. Setelah itu mereka memutuskan untuk berjalan bersama menuju kantor Austin. "Austin, ada yang ingin k
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

68. Double Date!

"Kau bertemu Austin tadi?"Anna mengangguk, sementara tangan gadis itu sibuk memasukkan beberapa jenis buah dan sayur-sayuran ke dalam troli. Ada Dominic yang berdiri di belakangnya, sembari mendorong troli. Posisi mereka terlihat cukup mesra bagi orang-orang yang melihat. "Membicarakan sesuatu yang penting?" tanya Dominic yang masih penasaran. "Em, cukup penting. Kau mau apel?" tawar Anna sembari menunjukkan buah apel pada Dominic. "Boleh. Apa yang kalian bicarakan?""Mau berapa?""Terserah maumu. Jika mau semua juga tidak masalah. Aku bahkan bisa membelikan kebun apel untukmu."Anna berbalik dan langsung mencubit perut Dominic yang keras. Wajahnya cemberut karena sebal mendengar kesombongan Dominic yang tiada habisnya. "Aw, kenapa malah mencubitkku? Aku 'kan bicara fakta, Sayang. Kau mau apa sekarang? Akan kubelikan.""Diam dan jangan pamer lagi!" hardik Anna. Dia menatap Dominic dengan tatapan tajam. "Oke!" Dominic kembali mendorong troli saat Anna berjalan. "Jadi, apa yang k
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

69. Kencan di Kereta!

"Double date?" "Iya. Kau terlalu lama tidak berkencan, Dom. Hingga lupa dengan istilah-istilah anak muda jaman sekarang," decak Emily ketika Dominic terlihat bingung. "Aku tau maksudnya, Emily." Dominic terlihat tidak terima dengan perkataan Emily yang seolah dia tidak tahu apa-apa. "Hanya saja kurasa sekarang bukan waktu yang tepat. Kencan di musim dingin? Ide yang konyol!""Kata siapa?" Emily melotot tidak terima."Sayang," panggil Harry. Dia mencoba mengingatkan Emily setelah melihat bagaimana ekspresi tunangannya itu. Ah, Dominic dan Emily memang tidak cocok bersama. Mereka sudah seperti musuh bebuyutan yang tidak pernah akur. "Ayo, Harry. Kita pergi saja dari sini!""Emily!" Anna mencoba meraih tangan Emily untuk mencegah gadis itu pergi. Setelah itu, dia menoleh ke arah Dominic dan menatapnya dengan senyum manis. "Ayo, Dom! Kita coba ide Emily. Sepertinya bukan ide yang buruk."Dominic ingin menolak, tetapi karena Anna yang meminta, akhirnya pria itu pun setuju. Ya, walaupun
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

70. Masalah Tiga Pria

"Aku tidak menyangka jika Dominic bisa selembut itu. Maksudnya dia bisa menunjukkan perasaannya pada Anna dengan indah."Harry mengangguk setuju. Dia semakin memeluk Emily dengan erat. "Dan aku juga tidak menyangka jika hidup Anna sesulit itu. Dari luar dia terlihat sangat ceria, bukan?""Itulah sebabnya kita tidak bisa menilai seseorang hanya dari luarnya saja. Ah, aku semakin menyayangimu, Harry.""Aku juga," ucap Harry sembari mengecup puncak kepala Emily. Akhirnya mereka memutuskan untuk tidak membicarakan Dominic dan Anna lagi. Sudah cukup setelah mereka melihat bagaimana mesranya Dominic bersama Anna tadi. "Jadi, kapan tanggal pernikahan kita akan ditetapkan?" tanya Harry. Tangan pria itu terus mengusap rambut panjang Emily dengan perlahan. "Setelah proyek pameranku selesai. Bagaimana?"Harry mendesah kasar. "Pameran lukisanmu itu masih lama, bukan? Enam bulan lagi, Emily.""Itu tidak lama jika kita tidak terlalu menunggunya, Harry. Aku hanya perlu membuat beberapa lukisan la
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more
PREV
1
...
56789
...
27
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status