Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Chapter 251 - Chapter 260

All Chapters of Menantu Pahlawan Negara: Chapter 251 - Chapter 260

1624 Chapters

Bab 251 Keluarga Septio Provinsi Aste

Begitu mendengar suara itu, Ardika melihat wanita itu sambil mengerutkan keningnya.Dia merasa wanita itu sangat familier.Sesaat kemudian, dia teringat bahwa wanita itu adalah wanita yang diselamatkan olehnya dari tangan komplotan kriminal saat menangkap Claudia.Sebelum dia datang ke showroom ini, kalau dia tidak salah ingat, kata Sigit nama wanita itu adalah Rachel Septio?Pemuda di samping Rachel mengamati Ardika sejenak.Tepat pada saat ini pula, Tarno menghampirinya dan bertanya dengan sopan, "Halo, apa kamu datang ke Showroom Mobil Neptus untuk melihat-lihat mobil?""Bukan."Pemuda itu menggelengkan kepalanya dan menunjuk Ardika, lalu berkata, "Aku sedang mencari seseorang. Dia orangnya."Tarno menatap Ardika dengan tatapan terkejut, lalu bertanya dengan hati-hati, "Apa kamu ada urusan mencarinya?""Kamu nggak perlu ikut campur."Pemuda itu berkata dengan ekspresi arogan, "Sepertinya dia sudah membuat masalah di sini?"Melihat sikap arogan lawan bicaranya, Tarno merasa agak kesa
Read more

Bab 252 Dua Ratus Miliar Sebagai Ungkapan Terima Kasih

"Eh? Ada apa ini? Bukankah mereka datang untuk mencari perhitungan dengan Ardika? Kenapa malah menjadi berterima kasih padanya?!""Kapan idiot itu menyelamatkan Nona Keluarga Septio Provinsi Aste?""Aku benar-benar kesal setengah mati. Kalau tahu begitu, aku nggak akan menunjukkan jalan kepada mereka!"Begitu mendengar ucapan Rachel, Wisnu dan dua orang lainnya yang berdiri tidak jauh dari mereka hampir memuntahkan darah.Mereka benar-benar kelelahan menunjukkan jalan kepada dua saudara dari Keluarga Septio Provinsi Aste itu.Namun, ternyata mereka malah membawa dewa penyelamat bagi Ardika!Hal yang lebih membuat mereka iri adalah Ardika telah menjalin hubungan dengan Keluarga Septio Provinsi Aste.Idiot itu sangat ahli dalam membuat sensasi dengan mengandalkan kekuatan dan kekuasaan orang lain.Setelah menjalin hubungan dengan Keluarga Septio Provinsi Aste, dia pasti akan makin menjadi-jadi!Di sisi lain, menatap wajah polos dan mata cerah Rachel, selain merasa senang sudah menyelamat
Read more

Bab 253 Keserakahan Membawa Petaka

Selesai berbicara, Liander langsung melambaikan tangannya kepada pengawalnya.Melihat lambaian tangan majikannya, pengawal itu segera mengeluarkan buku cek dan menuliskan 200 miliar.Setelah menandatangani dan menulis namanya, Liander merobek selembar cek, lalu menyodorkannya ke jendela mobil. "Nah, ini untukmu. Mulai sekarang uang 200 miliar ini menjadi milikmu. Kamu bisa pergi ke Bank Sejahtera dan mentransfer uang ini ke rekeningmu. Nanti aku akan memberi tahu penanggung jawab rekening ini."Khawatir Ardika tidak mengerti cara pemakaian cek tersebut, dia memberi sedikit penjelasan dengan sabar."Kenapa idiot itu bisa begitu beruntung? Apa dia layak mendapatkan uang sebesar 200 miliar sebagai ungkapan terima kasih? Kenapa bukan kita yang menyelamatkan Nona Rachel?!"Pandangan Wisnu dan Wulan yang berdiri tidak jauh dari sana tercengang melihat pemandangan itu. Mereka hampir saja meneteskan air liur.Saat ini, mereka ingin sekali menjadi Ardika dan langsung mengulurkan tangan mereka u
Read more

Bab 254 Beli Showroom Untukku

"Kenapa? Kali ini sudah cukup?"Liander mengira akhirnya Ardika sudah puas. Dia mencibir dan berkata, "Tapi, kamu harus berjanji padaku terlebih dahulu. Kelak, kita nggak punya hubungan apa-apa lagi dan jangan memberi tahu orang lain bahwa kamu sudah menyelamatkan anggota Keluarga Septio Provinsi Aste."Dia tidak ingin Ardika memanfaatkan nama Keluarga Septio Provinsi Aste untuk melakukan hal buruk dan merusak reputasi keluarga mereka.Ardika tersenyum dan berkata, "Tadi kamu bilang namamu Liander, 'kan? Aku hanya ingin mengingatkanmu satu hal.""Sepertinya kamu perlu mengingat-ingat kembali batas nominal penggunaan selembar cek."Selesai berbicara, dia menatap Liander seperti menatap idiot.Liander tertegun sejenak, lalu menoleh dan menatap pengawalnya, "Apa aku benar-benar sudah melupakan batas nominal penggunaan selembar cek?""Ya, Tuan Muda."Kemudian, pengawal itu bertanya, "Kalau begitu, apa ceknya jadi ditulis lagi?""Untuk apa ditulis lagi?!" teriak Liander dengan marah. Wajahn
Read more

Bab 255 Bergegas ke Rumah Sakit

"Ah ...."Saking terkejutnya, Liander berteriak dengan keras dan melompat ke samping.Dengan ekspresi pucat, dia menoleh dan mendapati mobil Ardika masih berada di tempat semula.'Dasar sialan! Dia hanya menggertakku, bukan benar-benar melajukan mobilnya ke arahku!' umpatnya dalam hati."Pertahanan mentalmu cukup lemah."Setelah melontarkan satu kalimat itu, Ardika menaikkan kaca mobilnya.Kemudian, Maserati Quattroporte berwarna perak itu seperti berubah menjadi seekor serigala putih dan melesat pergi."Dasar sialan, dasar sialan!"Liander mengentakkan kakinya dengan kesal.Namun, dia tidak bisa melakukan apa-apa terhadap Ardika. Setelah memaki beberapa patah kata di tempat, dia langsung masuk ke dalam mobilnya dengan marah.Sesaat kemudian, rombongan mobil dua bersaudara Keluarga Septio pun meninggalkan Showroom Mobil Neptus."Menurut kalian, apa penyakit idiot itu kumat lagi? Dia nggak hanya menolak penawaran uang dari Tuan Muda Liander dan berlagak suci, dia juga sudah menyinggung
Read more

Bab 256 Mobil Keluarga Kami Tidak Dapat Digunakan Lagi

"Novi, aku punya kaki sendiri! Kenapa aku nggak bisa datang ke sini?!"Begitu melihat wanita itu, Desi juga memasang ekspresi masam.Novi adalah rekan kerjanya saat dulu dia masih bekerja di rumah sakit ini.Sebelumnya, wanita itu berselisih dengannya di Hotel Puritama, bahkan membawa sekelompok orang untuk menindasnya."Hah, kalau dilihat dari cara bicara percaya dirimu ini, orang yang nggak tahu pasti akan mengira kamu kembali bekerja di sini lagi."Novi berkata dengan nada sinis, "Kecelakaan medis yang terjadi beberapa tahun yang lalu dan kasus kamu dikeluarkan dari rumah sakit sudah tersebar luas. Kemarin, wakil direktur rumah sakit, Pak Ganang Santosa baru saja mengungkit hal ini denganku. Kenapa kamu begitu nggak tahu malu dan kembali lagi?""Kalau aku adalah kamu, aku nggak akan menginjakkan kakiku ke tempat ini lagi selamanya. Bahkan, aku juga tidak akan melewati rumah sakit ini. Kamu benar-benar nggak tahu malu!"Ucapan wanita paruh baya itu membuka luka di dalam hati Desi.Ek
Read more

Bab 257 Ganti Mobil Balap

"Ardika, apa kamu bisa mati kalau nggak berbicara?" teriak Desi sambil mengentakkan kakinya dengan kesal.Dia benar-benar kesal setengah mati mendengar ucapan Ardika.Novi sekeluarga sedang memamerkan Mercedes Benz baru bernilai 1 miliar dan mengejek mereka hanya memiliki Audi A4 yang bernilai 600 juta.Hanya karena ini saja, Desi sudah sangat kesal dan malu.Saat ini, Ardika malah tiba-tiba muncul dan mengatakan Audi A4 keluarga mereka sudah tidak dapat digunakan lagi.Bukankah sama saja dengan memperburuk situasi?Sekarang, dia benar-benar ingin sekali melayangkan tamparan ke wajah idiot itu!"Astaga, satu-satunya mobil keluarga kalian sudah nggak bisa digunakan lagi?"Novi langsung tertawa dan berkata dengan bangga, "Kalau begitu, Desi, kelak keluargamu sudah nggak punya mobil lagi, mau ke mana pun jadi nggak praktis. Cih, benar-benar menyedihkan."Desi hanya memasang muram tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Apa yang Novi katakan adalah fakta, dia tidak bisa menyangkalnya.Uang seb
Read more

Bab 258 Kenapa Kedengarannya Seperti Suara Ardika

Yunita langsung berteriak dengan keras, "Siapa?! Siapa yang sengaja memarkir mobil sembarangan seperti ini dan memblokir mobil kami?! Mengendarai mobil balap saja sudah hebat, hah?!"Begitu orang-orang yang kebetulan lewat di tempat itu melihat posisi parkir mobil Yunia, mereka langsung melirik wanita itu dengan sorot mata seolah melihat orang gila, lalu pergi.Remon juga datang melihat posisi parkir mobil mereka sejenak. 'Dasar bodoh!' umpat pria itu dalam hati.Dia buru-buru menghentikan Yunita. "Jangan berteriak lagi. Kamu sendiri yang memarkirkan mobil dalam posisi miring. Tadi, aku sudah bilang aku saja yang memarkirkan mobil, tapi kamu malah bersikeras mau memarkirkan mobil sendiri!"Tadi, begitu keluar dari mobil, dia langsung pergi membeli rokok. Jadi, dia sama sekali tidak menyadari istrinya memarkirkan mobil dalam posisi miring seperti ini."Remon, kenapa kamu malah menyalahkanku?! Jelas-jelas mereka yang memarkirkan mobil memblokir mobil kita!"Karakter Yunita sama seperti i
Read more

Bab 259 Menyuruh Ardika Menjadi Perawat

Awalnya Ardika mengira Desi datang berobat ke rumah sakit dan kekurangan uang, jadi istrinya memintanya untuk membawa uang ke sini.Sekarang dia baru mengerti, ternyata uang 40 juta itu untuk Viktor."Ya, kami sudah membawanya. Sesuai permintaan kalian, 40 juta."Setelah memasuki bangsal, Desi bertanya dengan perhatian, "Viktor, kamu nggak apa-apa, 'kan?"Viktor sedang menyilangkan kakinya seperti seorang bos besar.Mendengar ucapan Desi, dia hanya mendengus dan menunjukkan ekspresi tidak senang."Nggak apa-apa katamu? Apa kamu nggak lihat bagaimana kondisi Viktor sekarang?!"Susi memelototi Ardika dan berkata, "Kalau semalam menantu pecundangmu ini mengeluarkan Viktor dari tempat itu lebih cepat, dia nggak akan dipukuli sampai seperti ini!"Semalam Ardika yang sudah menyelamatkan Viktor.Namun, alih-alih berterima kasih, wanita itu malah menyalahkan Ardika tidak menyelamatkan putranya lebih cepat.Mendengar ucapan Susi, Desi tidak mengucapkan sepatah kata pun.Ardika bukanlah orang ya
Read more

Bab 260 Orang Jahat Dihadapi Oleh Orang Jahat Juga

Kejadian Ardika menamparnya di tempat perjudian semalam masih segar dalam ingatannya.Hal ini terus berputar-putar dalam pikirannya.Setelah menemukannya, Darius dan Susi juga menceritakan padanya betapa arogan Ardika dan betapa Ardika memandang rendah mereka.Viktor sengaja menunjuk Ardika menjadi perawatnya jelas-jelas untuk mempermalukan Ardika.Dia berkata dengan gigi terkatup dan ekspresi bangga, "Ardika, bukankah kamu berlagak hebat di hadapan orang tuaku? Sepuluh hari hingga setengah bulan berikutnya, kamu yang menjaga dan melayaniku! Kamu harus menuruti semua perintahku!"Ardika berkata dengan dingin, "Bermimpi saja kamu!" Dia ingin sekali memukul pria tidak tahu diri itu sampai mati.Tepat pada saat ini, Desi tiba-tiba berkata, "Ardika, bagaimana kalau kamu yang menjaga Viktor?" Nada bicaranya tidak seperti sedang memerintah Ardika.Dia seolah-olah juga enggan mengucapkan kata-kata seperti itu.Namun, dia juga tidak punya pilihan lain lagi.Kalau bukan Ardika yang melakukannya
Read more
PREV
1
...
2425262728
...
163
DMCA.com Protection Status