Kejadian Ardika menamparnya di tempat perjudian semalam masih segar dalam ingatannya.Hal ini terus berputar-putar dalam pikirannya.Setelah menemukannya, Darius dan Susi juga menceritakan padanya betapa arogan Ardika dan betapa Ardika memandang rendah mereka.Viktor sengaja menunjuk Ardika menjadi perawatnya jelas-jelas untuk mempermalukan Ardika.Dia berkata dengan gigi terkatup dan ekspresi bangga, "Ardika, bukankah kamu berlagak hebat di hadapan orang tuaku? Sepuluh hari hingga setengah bulan berikutnya, kamu yang menjaga dan melayaniku! Kamu harus menuruti semua perintahku!"Ardika berkata dengan dingin, "Bermimpi saja kamu!" Dia ingin sekali memukul pria tidak tahu diri itu sampai mati.Tepat pada saat ini, Desi tiba-tiba berkata, "Ardika, bagaimana kalau kamu yang menjaga Viktor?" Nada bicaranya tidak seperti sedang memerintah Ardika.Dia seolah-olah juga enggan mengucapkan kata-kata seperti itu.Namun, dia juga tidak punya pilihan lain lagi.Kalau bukan Ardika yang melakukannya
Tadi, setelah menerima pesan yang berisi bahwa Desi datang ke rumah sakit ini dari Novi yang sedang menunggu di tempat parkir, dia secara khusus bergegas ke sini."Hah, kamu berbicara seolah-olah kamu nggak melakukan kesalahan apa pun."Ganang mendengus dingin, lalu mencibir dan berkata, "Lima tahun yang lalu, karena kesalahanmu, terjadi kecelakaan medis, sampai-sampai seorang pasien wanita muda meninggal. Sejak saat itu pula, nama baik rumah sakit ini sudah tercoreng. Semua staf medis di rumah sakit ini juga ikut malu. Seharusnya orang sepertimu nggak menginjakkan kakimu di rumah sakit ini lagi!"Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke kerumunan di luar bangsal dan berkata, "Semuanya, bagaimana menurut kalian? Apa ucapanku benar?"Setelah mendengar ucapan Ganang, orang-orang yang berkerumun di luar bangsal baru tahu bahwa dulu Desi adalah seorang dokter di rumah sakit ini dan pernah menyebabkan kecelakaan medis hingga seorang pasien yang masih muda meninggal."Pak Ganang benar. Oran
Ganang menatap Ardika dengan tatapan meremehkan.'Bukankah menantu Desi ini ingin menghasilkan uang dengan menjadi perawat di sini? Aku nggak akan membiarkannya menghasilkan sepeser pun dari sini.' pikir Ganang.Dengan sorot mata dingin, Ardika berkata dengan suara dalam, "Aku punya kaki. Kalau aku mau pergi, aku bisa pergi sendiri. Kamu pikir kamu siapa? Beraninya kamu mengusirku!"Kalau bukan karena sebelumnya Viktor bersikeras ingin dilayaninya, dia juga tidak ingin berlama-lama di rumah sakit ini.Namun sekarang begitu Ganang mengusirnya dengan kasar seperti itu, dia malah mengurungkan niatnya untuk pergi."Huh, aku adalah wakil direktur rumah sakit ini!"Ganang berkata dengan ekspresi arogan, "Aku yang mengelola keamanan rumah sakit ini. Seseorang dengan gangguan mental sepertimu berada di sini untuk menghasilkan uang, bagaimana kalau sampai penyakitmu kumat, lalu melukai pasien dan keluarga pasien?!""Apa? Dia pengidap gangguan mental?"Begitu mendengar ucapan Ganang, orang-orang
Alvaro sudah mendengar semuanya dari Tarno.Tidak tahu keberuntungan seperti apa yang dimiliki oleh Ardika, sebelumnya pria itu sudah menyelamatkan Nona Keluarga Septio Provinsi Aste.Dengan begitu, Ardika sudah menjalin relasi dengan Keluarga Septio Provinsi Aste. Dia bukan hanya tidak bisa membalas dendam atas penghancuran tempat perjudiannya saja, dia juga harus tunduk di hadapan Ardika.Apa boleh buat, bisnis Billy bergantung pada Keluarga Septio Provinsi Aste.Setelah berpikir demikian, dia langsung melangkah maju dan mendorong seorang keluarga pasien yang sedang menonton keramaian. "Minggir sana! Jangan menghalangi jalanku!"Keluarga pasien itu adalah seorang pria paruh baya yang mengenakan setelan jas dan menggenggam sebuah dompet. Seharusnya dia adalah seorang bos, tetapi bukan bos besar.Dia menepis tangan Alvaro dan berkata dengan kesal, "Siapa kamu? Beraninya kamu memerintahku ....""Plak!"Sebelum pria paruh baya itu selesai berbicara, Alvaro langsung melayangkan tamparan k
Alvaro tidak bisa menyelesaikan kalimatnya lagi karena sorot mata Ardika terhadap dirinya tiba-tiba berubah menjadi sangat dingin.Setelah menghentikan Alvaro untuk menyelesaikan kalimatnya dengan sorot mata dinginnya, Ardika baru berkata kepada Desi, "Ibu, aku nggak memprovokasi Bos Alvaro. Dia datang untuk mencari Viktor. Mungkin penjudi sialan itu masih berutang pada Bos Alvaro dan belum membayarnya, jadi Bos Alvaro datang untuk menangkap Viktor dan menjadikannya sebagai pelayan."Selesai berbicara, dia melirik Alvaro dan berkata, "Bos Alvaro, ucapanku nggak salah, 'kan?"Dia tidak ingin Desi tahu bahwa dia yang memanggil Alvaro datang untuk membereskan Viktor.Sebelum penyakit mental Desi sembuh, dia belum bisa membereskan Keluarga Lasman secara langsung.Kalau tidak, semuanya hanya akan berjalan bertentangan dengan harapannya. Alih-alih berterima kasih, Desi malah akan menyalahkannya."Ya, aku datang untuk mencari Viktor."Alvaro segera menganggukkan kepalanya. Walaupun dia tidak
"Bagaimana ini?""Viktor ditangkap tepat di hadapan kita. Setelah orang tuanya mengetahui hal ini, pasti akan membuat keributan besar. Mereka pasti akan meminta kita mengeluarkan uang untuk menyelamatkannya. Tapi, keluarga kita benar-benar nggak punya uang lagi!"Melihat Viktor diseret keluar oleh anak buah Alvaro, Desi merasa agak panik.Ardika hanya tersenyum, hal yang Desi khawatirkan ini bukanlah masalah.Kali ini, dia tidak akan membawa uang untuk menyelamatkan orang lagi.Namun, dia tetap berkata, "Jangan khawatir, Bu. Semalam aku sudah berdiskusi dengan Bos Alvaro, aku diberi kesempatan untuk mengucapkan beberapa patah kata padanya. Aku coba tanyakan dulu padanya, Ibu tunggu aku di sini, ya."Kebetulan masih ada hal lain yang ingin dia sampaikan kepada Alvaro dan tidak boleh didengar oleh Desi.Selesai berbicara, dia bergegas keluar dari bangsal untuk menemui Alvaro."Bos Alvaro, mengenai masalah uang itu ...."Ganang sedang berdiri berhadapan dengan Alvaro.Melihat kedatangan A
Sebenarnya, saat mendengar ucapan Mulyadi, Ardika sendiri juga tertegun sejenak.Dia tidak mengetahui tentang penyumbangan peralatan medis ini.Seharusnya Henry yang melakukannya.Namun, terlepas dari kebenarannya, begitu mendengar ucapan Mulyadi, semua orang langsung tercengang.Mengingat kembali momen saat mereka mengejek Ardika, kebanyakan orang menundukkan kepala mereka secara naluriah, bahkan ingin sekali hilang ditelan bumi.Menyumbangkan peralatan medis bernilai triliunan! Kalau begitu, berapa nilai aset yang dimilikinya?!Seharusnya aset yang dimilikinya bernilai fantastis, bukan?Pemuda kaya raya seperti itu malah mereka anggap sebagai pecundang!Sungguh konyol!Bahkan Alvaro juga menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Dia berusaha menjilat Ardika bukan karena kemampuan yang dimiliki oleh Ardika, melainkan karena Ardika memiliki relasi dengan Keluarga Septio Provinsi Aste.Namun, sekarang setelah mendengar ucapan Mulyadi, Ardika sendiri juga seseorang yang kaya raya.Apa mema
Alvaro berjalan menghampiri Ganang dan berkata, "Ayo kita pergi."Ganang bertanya dengan bingung, "Bos Alvaro mengajakku ke mana?"Alvaro mendengus dan berkata, "Tentu saja ke tempatku untuk membicarakan tentang utangmu."Seolah-olah tidak mendengar apa-apa, Mulyadi langsung berbalik dan pergi.Saat ini, Ganang benar-benar merasa putus asa.Dia baru saja dikeluarkan oleh Mulyadi, sekarang dia akan dibawa pergi oleh Alvaro.Setelah melihat seulas senyum ganas di wajah Alvaro, dia sudah memahami satu hal. Kali ini dia ikut pergi dengan Alvaro, walaupun dia tidak mati, dia pasti akan berakhir dengan mengenaskan!Semua hal buruk ini menimpanya karena dia sudah menyinggung Ardika.Dia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, tadi Ardika menarik Alvaro ke samping dan membisikkan beberapa patah kata padanya. Karena beberapa patah kata dari Ardika itulah, Alvaro baru memperlakukannya seperti ini.Dia mengalihkan pandangannya ke arah Ardika, lalu berlutut dan berkata, "Tuan Ardika, aku mohon