Semua Bab Obsesi Liar Mantan Bosku: Bab 131 - Bab 140

199 Bab

Bab 131. Nyaris Hilang Kendali

“Aku gak ingat sama sekali soal penjara itu, Mas. Beneran ....” Cindy mengaku dengan suara nyaris berbisik lembut. Sebastian masih menatap Cindy lekat lalu membelai kepalanya.“Apa kamu gak ingat kalau kamu pernah di New York?” tanya Sebastian masih mengorek keterangan dari Cindy. Ia sangat penasaran dengan kejanggalan kejadian yang membuat Cindy bersikeras tidak mengingatnya sama sekali.“Iya, aku pernah di New York, tapi aku gak ingat pernah kerja di sana. Cuma ... aku gak nyaman balik ke sana, Mas. Ga ada yang aku kenali di sana,” ujar Cindy dengan raut muram serta sedih. Sebastian menarik napas panjang dengan raut serius yang tak jauh berbeda. Ia meyakini jika Cindy memang sudah mengalami sesuatu yang tidak ia ketahui.“Kita akan cari tahu apa yang terjadi di sana, hmm ....”“Rasanya aku gak mau balik ke sana. Kalau ada apa-apa, bagaimana?”“Ada apa-apa?” Sebastian mengulan
Baca selengkapnya

Bab 132. Hukuman Misterius

Cindy seperti orang gagu setelah kedapatan hendak menghubungi Melvin. Ia tidak memiliki alasan atau pun mampu membela diri. yang dilakukan Sebastian kemudian merusak ponsel Cindy dengan membenturkan LCD nya pada ujung meja.“Mas, itu ....” Cindy separuh memekik karena ponselnya dirusak Sebastian. Tidak hanya itu, Sebastian melepaskan kartu sim yang ada di dalam ponsel untuk kemudian dibuangnya ke toilet sebelum di flush. Cindy hanya bisa bersedih ingin protes tapi tidak bisa.“Kamu berani hubungi dia di belakangku ya? Kamu pikir aku ga akan tahu apa pun yang kamu lakukan?” ucap Sebastian seraya mengibaskan ponsel itu di depan Cindy saat memperingatkannya. Ia lalu melemparkan ponsel itu ke dalam tong sampah.“Tapi, Mas. itu kan ponselku!” Cindy masih protes. Ia mulai kesal dan marah meski tadi sempat terbuai dengan sikap Sebastian yang membuatnya bergairah.“Aku bisa belikan ratusan bahkan ribuan ponsel yang kamu m
Baca selengkapnya

Bab 133. Melayang Di Awan

Seraya menyengir nakal penuh kemenangan, Sebastian menenggelamkan hasratnya dengan menggigit pelan leher Cindy. Ia sudah tidak peduli sedang berada di mana saat ini. Perjalanan menggunakan pesawat pribadi memudahkan Sebastian melakukan yang ia inginkan di atas awan dengan membawa Cindy terbang. Cindy pun menggeliat sekaligus menggelinjang pelan. Rasa berdesir menjalar dari tengkuk sampai ujung kaki. Panas sekaligus menggairahkan.“Mas, please jangan,” desah Cindy di dekat telinga Sebastian.“Jangan apa? jangan berhenti?” sindir Sebastian masih dengan keasyikannya mengulum kulit leher Cindy dan sebelah tangannya bermain memilin ujung puncak bukit kembar Cindy yang menegang. Tangan Cindy kemudian memberanikan untuk menghentikan tangan nakal itu semakin mempermainkan miliknya.“Cukup, Mas. Jangan ... kita sedang di pesawat.”“Lalu?” Sebastian makin sinis bertanya. Sebastian sedikit menjarakkan wajahnya dari Cin
Baca selengkapnya

Bab 134. Istri Dan Simpanan

Pesta di Majorca, Spanyol berlangsung tanpa henti. Selama 48 jam, Jessica Morine Sanjaya berpesta dengan minum dan berjoget sesuka hati. Tak lupa, ia pun berkencan dengan salah satu selebriti pria yang sudah mengincarnya dari hari pertama mereka menginjakkan kaki di pulau tersebut. Majorca yang indah dan hangat semakin membara dengan birahi di atas ranjang Jessica dan sang selebriti.Tak cukup sekali tapi sampai beberapa keduanya bergumul dalam peluh tanpa sehelai benang pun. Jessica sangat senang dipuaskan dan ia menyenangi pria tampan. Siapa yang peduli jika ia sudah menikah dengan Sebastian Arson yang juga memiliki pesona luar biasa. Hanya saja, Jessica tidak datang saat pernikahannya sehingga ia tidak tahu wajah Sebastian sama sekali.“Oh, yes!” Jessica memekik puas seraya terengah. Ia menghempaskan punggungnya usai melakukan hubungan tanpa berbaring. Sang pria juga terengah puas dan ikut berbaring di samping Jessica─tanpa pakaian sama sekali.“Owh, ternyata Dee benar soal dirimu.
Baca selengkapnya

Bab 135. Jalan Gelap Ingatan Yang Hilang

Ujung jemari Sebastian memutar lembut pada ujung pundak Cindy yang sedang tertidur di dalam pelukannya. Senyuman Sebastian tidak lekang karena hatinya sedang bahagia. Rasa cintanya pada Cindy terungkap begitu saja. Hidung Sebastian membaui ujung kening Cindy lalu bibirnya mengecup lembut. Cindy yang terlelap lantas sedikit membuka matanya. Ia masih menyandarkan diri pada Sebastian yang memberikan kehangatan cinta yang tak pernah padam untuk Cindy.Cindy pun sedikit menggeliat lalu menaikkan kepala dan memandang Sebastian yang separuh bersandar berbaring. Sebastian tersenyum, tak melepaskan belaian dari rambut Cindy.“Mas?”“Kamu uda bangun, Sayang?” Sebastian bertanya dengan lembut nyaris berbisik. Cindy menundukkan pandangannya dengan wajah merona yang terlihat jelas. Sebastian jadi makin gemas. Cindy masih malu-malu padahal ia bisa merasakan jika Cindy memang menyukainya.“Kenapa kamu malu, Sayang? Apa yang kamu pikirkan? Kita sudah melakukan banyak hal.” Cindy menaikkan pandanganny
Baca selengkapnya

Bab 136. Alasan Mencintai

“Apa kamu bertemu Mama kamu lagi?” tanya Sebastian makin penasaran. Cindy menggeleng.“Lalu Dion? Dion Juliandra apa dia bersama kamu?” Cindy mengangguk.“Apa Mas Seb kenal Mas Dion?” tanya Cindy lembut. Wajah Sebastian tidak berubah. Ia masih sama datar dan dinginnya. Sebelah jemari Sebastian kemudian memilin rambut Cindy dengan lembut. Ia menahan rasa marahnya pada Dion Juliandra. Pria itu sudah menjebak dan menipu banyak orang termasuk dirinya.“Iya, aku kenal dia. Dulu namanya Steven, tapi ternyata dia berbohong.” Sebastian menjawab dengan nada sinis. Cindy sampai tertegun mendengar hal tersebut. Cindy masih mengingat Dion dan sikapnya yang sangat baik. Dion membantu Cindy sampai akhirnya mereka berpisah karena ia harus kembali ke Amerika.“Apa yang dilakukan oleh Mas Dion, Mas?”Pertanyaan Cindy membuat Sebastian mengeraskan rahangnya. Ia menarik napas panjang tapi sesak dan berat. Se
Baca selengkapnya

Bab 137. Firasat Tak Baik

Baru kali ini Melvin jadi cemas pada keberadaan Cindy. Cindy sudah dua hari pergi dan belum menghubunginya sama sekali. Tidak hanya itu, ponselnya juga tidak aktif. Orang-orang yang sempat datang mencari Cindy juga tidak muncul lagi. Melvin jadi makin curiga tapi tidak bisa bicara pada siapa pun termasuk Keyla.“Kamu nelepon siapa, Mas?” tegur Keyla saat menemukan Melvin ada di ruang makan sendirian dengan ponsel di tangannya. Melvin sedikit terhenyak kaget lalu mendeham.“Cindy,” jawabnya pelan. Kelya langsung mengernyit tak suka.“Hah? mau ngapain kamu?” pekik Keyla marah. Kening Melvin ikut mengernyit melihat sikap Keyla yang aneh.“Kok ngapain? Cindy itu kan istriku, Key!” Melvin menyahut dengan suara mulai meninggi. Keyla masih mencebik sinis lalu membuang mukanya.“Iya, tahu dia istri kamu gak perlu di ulang-ulang juga aku tahu kok. Tapi kan kamu tau kalau dia sedang tugas ke luar kota. Ng
Baca selengkapnya

Bab 138. Dua Sisi

Dengan cepat Cindy berbalik dan kembali ke kamarnya. Ia tidak jadi menanyakan yang diucapkan Sebastian soal Melvin beberapa saat lalu. Jantung Cindy jadi berdetak kencang. Ia tahu kecurigaannya pada Melvin tapi tidak pernah menyangka jika Sebastian malah menemukan buktinya.“Apa benar Mas Melvin selingkuh?” gumam Cindy bermonolog seraya memegang dada dengan sebelah tangannya. Sekarang hati Cindy jadi resah. Ia sudah meninggalkan suaminya sendirian di rumah. Sedangkan Melvin akan dikunjungi oleh perawat bernama Keyla itu setiap hari tanpa Cindy yang bisa mengawasi.“Cinta? Sayangku?”Cindy tersentak saat Sebastian terdengar memanggil dari balik pintu kamar. Cindy berbalik dan membuka pintu dengan wajah tegang tak tersenyum.“Ayo kita keluar, kamu uda siap kan?” Cindy masih tertegun. Ia jadi lupa dengan ajakan makan oleh Sebastian sebelumnya.“Uh ....” Cindy malah makin bengong.“Kamu belum
Baca selengkapnya

Bab 139. Melintasi Waktu Dulu

Sebastian menggandeng Cindy ke sebuah bangunan yang membuat Cindy terpaku. Ia sampai membuka sedikit mulutnya kala melihat megahnya Moulson Enterprise.“Ini ....” gumam Cindy dengan mata berkaca-kaca. Ia tidak ingat apa pun tapi merasakan jika dulunya ia pernah berada dalam situasi yang sama.“Apa kamu masih ingat?” Sebastian berbalik dan sedikit bertanya. Pandangan Cindy lalu jatuh pada pintu kaca berputar di depannya. Beberapa staf masuk lalu lalang. Gerakan mereka seperti melambat dan Cindy masih terpaku. Ia menggeleng tak lama kemudian. Sebastian menarik napas panjang lalu melirik pada Lefrant yang terus mengawasi. Lefrant hanya memipihkan bibir lalu membuang pandangannya ke arah lain.“Ayo.” Sebastian kembali menggandeng Cindy masuk melalui pintu tersebut sama dengan staf-staf sebelumnya.“Mas, kenapa kita ke sini?” tanya Cindy memegang sebelah lengan Sebastian. Sebastian pun berhenti di tengah lobi dan
Baca selengkapnya

Bab 140. Dosa Yang Tertinggal

[Maaf, Pak. Saya gak bisa menyajikan kopi lagi] Cindy menolak dengan wajah menunduk pada Sebastian. Sebastian tampak mengernyit bingung. [Kenapa?] [Saya sudah bukan pegawai di sini lagi.] [Kok kamu masih mengungkit-ungkit soal itu lagi? Kan aku sudah bilang. Kamu tetap bekerja di sini sama aku] sahut Sebastian mulai meninggikan suaranya. . [Pak, saya ... saya gak bisa.] Sebastian berbalik menyamping dan terus menatap Cindy lekat.[Kenapa? Kamu mau bilang kalau kamu mau menikah sama laki-laki yang sudah melamar kamu itu?] [Bukan itu, Pak. Pak Seb sebenarnya gak mencintai saya. Perasaan itu semu.] [Gak mungkin. Yang aku rasakan ini adalah benar, Cindy. Aku memang mencintai kamu.] Cindy menoleh lagi pada Sebastian cepat dan video itu pun dihentikan. Sebastian menarik napas panjang sekaligus menaikkan dagunya dengan sikap angkuh yang kentara.&ldq
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
20
DMCA.com Protection Status