Semua Bab Obsesi Liar Mantan Bosku: Bab 151 - Bab 160

199 Bab

Bab 151. Miliki Aku

“Aku gak ingat, Mas. Aku gak bisa mengingatnya. Aku gak bisa,” ujar Cindy meneteskan air matanya. Sebastian diam sejenak lalu menyeka air mata itu dengan jarinya. Matanya tidak lekang pindah dari mata Cindy lalu kembali mencumbunya.“Kamu akan mengingat semuanya lagi, Cinta. Tapi aku tahu ... kalau kamu hanya mencintaiku.” Sebastian kembali bicara dengan ujung hidungnya terkait pada Cindy yang memejamkan mata. Sebelah tangan Cindy ikut membelai pipi Sebastian. Tanpa jarak, keduanya saling menempelkan kening dan memejamkan mata, membaui satu sama lain lalu mencumbu pelan dan lembut.“Tapi kita sesungguhnya tidak menikah, Mas. Aku ....”“Ssstt.” Sebastian menempelkan jari telunjuknya pada bibir Cindy sehingga ia berhenti bicara.“Kita akan menikah. Besok, kita ke catatan sipil atau kalau kamu mau, kita bisa menikah di gereja. Terserah sama kamu, Cinta. Tapi kita bisa menikah besok.” Cindy tercengan
Baca selengkapnya

Bab 152. Kegelapan Yang Kembali

Arion Konstantine tetap membajak akses kamera di hotel Paradise demi bisa memata-matai keberadaan Cindy. Praktis hanya pengawal Sebastian yang terlihat mondar-mandir di depan kamar presidential suite termasuk satu pria berkaca mata. Arion sudah mencari tahu pria tersebut bernama Lefrant Emir, seorang pengacara.Ia duduk di sebuah kamar yang juga disewanya untuk memata-matai Cindy dan Sebastian. Beberapa komputer di pasang untuk kebutuhan tersebut. Arion harus mengerahkan tenaganya sendiri karena kasus Cindy bukanlah kasus yang diperintahkan oleh organisasi tempatnya bekerja. Meskipun demikian, Arion tidak keberatan. Ia memang harus memantau pergerakan Sebastian yang kini sedang memiliki Cindy. Ponselnya kemudian berdering dan Arion mengangkat panggilan dari Dion.“Apa ada perkembangan?” tanya Dion pada Arion yang tidak berhenti memandang salah satu layar. Dua anak buahnya tetap bekerja di belakang untuk memperoleh informasi.“Mereka belum kelua
Baca selengkapnya

Bab 153. Rencana Menikah

Beberapa Jam Sebelumnya ....Lefrant keluar dari kamarnya berjalan menuju kamar Sebastian Arson. Ada dua orang yang sedang mengawal kamar itu lalu menunduk sekali padanya. Lefrant ikut membalas. Kamera di sudut depan koridor tetap merekam gerak-geriknya yang kemudian mengetuk pintu. Dari tangkapan kamera, Arion terus memperhatikan Lefrant yang sempat melirik ke arah kamera sebelum pintu kamar terbuka.“Masuk,” ujar Sebastian memerintahkan. Lefrant masuk dan Sebastian memberikan sedikit perintah pada pengawalnya.“Periksa makanan yang sampai nanti, terus cek juga mobilnya.” Pengawal itu mengangguk pada Sebastian.“Baik, Tuan.”Sebastian lantas masuk dan menutup pintu kembali. Ia berjalan melewati Lefrant membawanya ke salah satu sofa di sudut ruang tamu di kamar mewah tersebut.“Lef, siapkan surat-surat dan dokumenku untuk dibawa ke catatan sipil. Aku mau menikah sama Cindy!” ujar Sebastian tanp
Baca selengkapnya

Bab 154. Cinta Gila, Cinta Buta

Lefrant menarik napas panjang saat menutup pintu mobil Sebastian. Ia didekati oleh salah satu anak buahnya dan berbisik, “Mobil di seberang sudah berdiri cukup lama di sana. Sepertinya kita diikuti.” Lefrant menarik wajahnya lalu melirik pada anak buahnya tersebut. Ia mengangguk paham.“Putar tujuan kita. Buat mereka tersesat,” ujar Lefrant menanggapi. Pengawal itu mengangguk paham. Lefrant yang seharusnya tidak satu kendaraan dengan Sebastian memilih masuk ke mobil yang sama.“Ada apa, Lef?” tegur Sebastian saat Lefrant masuk dan duduk di kursi depan.“Hanya sedikit masalah di depan.” Lefrant menjawab dengan kode. Sebastian yang sedang merangkul Cindy lantas mengernyit. Cindy pun ikut menoleh pada Sebastian. Sebastian lalu menoleh ke arah samping luar dan melihat sebuah mobil tengah mengekori mereka. Mobil itu ikut keluar dari sisi jalan dan berbalik ke arah rombongan mobil Sebastian hendak melintas.“Ada apa, Mas?” tanya Cindy separuh berbisik. Sebastian menoleh pada Cindy lalu meme
Baca selengkapnya

Bab 155. Kabur

Dion bergerak bersama Arion Konstantine untuk masuk ke hotel Paradise memeriksa kamar yang didiami oleh Cindy dan Sebastian. Hotel itu memang di bawah kendali Sebastian tetapi CEO nya adalah orang lain. Dion langsung menemui CEO setelah tidak berhasil pada manajer.“Silakan, tuan-tuan,” ujar CEO Paradise hotel, Patrick Swenmen. Ia tersenyum ramah pada Dion dan Arion yang datang menemuinya.“Maaf, jika kami mengganggu. Kami ingin bertemu dengan Sebastian Arson. Aku dengar dia menginap di sini,” ujar Dion tanpa basa-basi setelah ia duduk di kursi. Patrick tersenyum dan mengangguk.“Untuk apa kalian mencari Tuan Arson? Boleh kutahu atas kepentingan apa?”Dion lantas menunjukkan lencana khusus sebagai penyidik di bawah kepolisian New York. Patrick sedikit maju ke depan lalu mengangguk paham.“Jadi Anda berdua datang kemari untuk bertemu dengan Tuan Arson? Dari mana Anda memperoleh informasi tentang hal itu?” Patrick kembali bertanya.“Itu tidak penting. Tuan Arson adalah salah satu terpid
Baca selengkapnya

Bab 156. Janji Yang Harus Ditepati

Sebastian terus mengulum bibir manis Cindy meski pesawat masih berada di udara. Ia sudah tidak malu-malu lagi melakukannya. Bahkan keduanya masih duduk di kursi masing-masing. Hanya saja Sebastian tidak ragu mencumbu Cindy yag malu-malu.“Mas,” desah Cindy pelan melepaskan pagutan bibir Sebastian darinya. Sebastian tersenyum lembut lalu mengecup kecil ujung bibir Cindy. Cindy merona dan ikut mengulum senyuman. Sebelah tangan Sebastian terus membelai pipi Cindy dan sebelah lagi memegang punggungnya.“Kamu cantik banget, Cinta.” Sebastian ikut mendesah pelan memuji Cindy. Cindy menaikkan lengkungan senyumannya pada Sebastian. Telapak tangan Cindy perlahan mengusap sisi dada Sebastian sembari terus memandanginya.“Kenapa kita harus ke Las Vegas, Mas?” tanya Cindy mengalihkan perhatian Sebastian dengan pertanyaan lain. Kedua alis Sebastian naik bersamaan. Ia masih tersenyum lalu menoleh sejenak ke arah Lefrant yang sedang membaca buku. Sebastian dan Lefrant belum berbicara soal orang yang
Baca selengkapnya

Bab 157. Istri Penganggu

Sebastian masih mengurus beberapa pekerjaan bersama Lefrant di kamarnya malam ini. ia sengaja meminta Cindy untuk tidur lebih awal agar dirinya bisa berkonsentrasi dengan pekerjaannya. Sedang sibuk mengerjakan beberapa hal di laptopnya, ponsel Lefrant bergetar. Lefrant segera memeriksa lalu mengernyit.“Halo?”“Mana Sebastian?” terdengar suara wanita yang membuat Lefrant makin mengernyit.“Siapa ini?”“Aku istrinya.” Lefrant seketika menjauhkan ponsel itu dari telinganya dan menyerahkan pada Sebastian. Sebastian sempat mengernyit meski ia tetap mengambil ponsel Lefrant.“Halo?”“Hai, Seb. Di mana kamu?” kening Sebastian masih mengernyit mendengar suara yang asing baginya. Jessica adalah orang asing meski ia adalah istri sah.“Siapa kau bertanya padaku? Apa urusanmu,” tukas Sebastian dengan sinis. Jessica terkekeh kecil sedikit mengolok Sebastian. Sebastian masih bersikap dingin lalu melirik pada Lefrant. Lefrant hanya diam saja menunggu.“Aku istrimu, apa kamu lupa?”“Jangan ganggu ak
Baca selengkapnya

Bab 158. Menculik Cindy

Cindy terbelalak melihat sosok pria yang membekap mulutnya. Ia tidak bisa berteriak sama sekali.“Jangan berteriak dan ikut aku, mengerti?” ujar pria itu dalam bahasa Indonesia. Pria itu mengenakan masker di mulutnya dan topi pet sehingga Cindy tidak bisa mengenalinya. Cindy spontan menggeleng seraya bergumam.“Hhmppp!”“Diam, dek. Jangan melawan. Kamu ikut, Mas sekarang. kalau gak ....” pria itu sedikit menoleh pada ujung koridor.“Aku akan ledakkan kamar Sebastian!” sambungnya mengancam Cindy. Cindy langsung pucat ketakutan. Ia mulai tidak bisa bernapas karena rasa sesak yang menekan dadanya. Akhirnya Cindy pun mengangguk. Pria itu pun menarik tangan Cindy membawanya masuk ke dalam lift.Cindy ketakutan dan ingin kabur tapi tak bisa. Saat Cindy ingin berteriak, pria itu sudah menarik Cindy masuk ke dalam lift. Cindy belum selesai syok, pria itu menarik tangannya lalu memasangkan borgol yang terkait
Baca selengkapnya

Bab 159. Keegoisan Cinta

Napas Sebastian makin tersengal gusar kala tidak menemukan Cindy di kamarnya. Ia meremas ponsel Cindy yang ia temukan di dekat ranjang.“Kita periksa kamera dulu!” ujar Lefrant mencoba menenangkan Sebastian meski sia-sia.“Aku tidak akan melepaskan siapa pun yang sudah menculik Cindy!” Sebastian menggeram membuat sebuah ancaman. Lefrant mengangguk cepat lalu mengikuti Sebastian keluar dari kamar.Manajer hotel tersebut kini sedang sibuk serta harus bertanggung jawab. keamanannya bisa bobol dan bocor sehingga tamu penting seperti Sebastian Arson bisa murka. Sebastian dan Lefrant masuk ke ruang kontrol untuk melihat seluruh kamera pengawas.Tidak butuh waktu lama bagi Sebastian menemukan jika ada seseorang yang tidak dikenal menarik Cindy ke dalam sebuah koridor.“Itu ... mana kameranya?” tunjuk Sebastian pada manajer tersebut.“Maaf, Tuan Arson. Hanya kamera ini hanya bisa menyorot sampai pertengahan
Baca selengkapnya

Bab 160. Siapa Monster Sesungguhnya?

Dion menatap Cindy dengan penuh keharuan sekaligus kesedihan. Cindy melihatnya seperti orang asing. Sesungguhnya Cindy tidak akan bisa mengingat Dion jika ia tidak memperkenalkan dirinya sebagai sepupu. Ingatan Cindy dihapus total akibat pengobatan dan percobaan medis yang dilakukan untuknya.Jason Thorn yang merawat Cindy sekaligus yang bertanggung jawab pada pengobatan dan eksperimen itu kini melihat hasilnya. Cindy yang sangat depresi setelah meninggalkan Sebastian benar-benar kehilangan seluruh ingatan dalam hidupnya. Setelah ia sadar, Dion dan Ayu memperkenalkan diri mereka sebagai saudara sekaligus membawa bukti tentang hubungan tersebut. Cindy pun mempercayai semua versi cerita yang dibawa oleh Dion dan Ayu.Dion ingin melepaskan ingatan soal Sebastian dari Cindy. Baginya, Sebastian tidak berhak mengacak-acak kehidupan Cindy. Bibi Dion, Budhe Dewi yang merupakan mendiang ibu kandung Cindy sudah berpesan pada Dion, agar Cindy tetap bersamanya dan dilepaskan dari
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
20
DMCA.com Protection Status