All Chapters of Istri Satu Juta Dollar Sang Tuan Muda: Chapter 31 - Chapter 40

143 Chapters

Bab 31. Teman Gemma?

"I-iya, Anda siapa?" tanya Airina. "Aku teman Gemma Dassault," jawabnya. Airina terhenyak mendengar jawaban itu, ia tidak lagi ingin bicara. Rasa takutnya akan di sekap di ruangan gelap masih tersisa. "Eh, Nona. Jangan menjauh seperti itu, aku tidak akan melakukan apa pun padamu," ucapnya. "Tidak, aku memang kurang nyaman duduk tanpa jarak dengan orang asing," ujar Airina. Matanya menelisik ke atas sampai bawah, melihat wanita itu hanya tersenyum tipis. "Dih!" pekik Airina. "Ada urusan apa?" tanya Airina. "Tidak ada, aku hanya ingin tahu siapa sebenarnya yang mengambil Arsen dari Gemma," jelas wanita itu. "Ternyata Gemma memang kalah cantik, kamu juga terlihat lebih pandai. Apa tebakanku benar?" tanya wanita itu menebak. "Siapa kau?!" teriak Arsen. Lelaki itu berjalan dengan cepat, dua tangannya membawa cone ice cream. Tatapannya tajam menatap wanita yang kini berbicara dengan Airina. "Ada urusan apa, Anda?" tanya Arsen dengan mengangkat dagunya. "Saya hanya mengajaknya m
Read more

Bab 32. Tidur bersama

"Ini?" tanya Airina. Arsen menunjuk tepat pada jantungnya. Dengan ibu jari dan jari telunjuk seperti sarangheo versi korea, Arsen mengulas senyum tipis di wajahnya. Airina hanya diam dan terpaku, salah tingkah! Matanya membelalak lebar, dengan senyum yang sempat ia tahan. "Kenapa? kok diam," tanya Arsen. "Memangnya kamu tidak bisa membuat jantungku berdebar?" Lelaki itu tidak segan melempar pertanyaan yang membuat Airina semakin salah tingkah. "Diam, Arsen! Aku tidak suka kamu bertingkah seperti ini," gerutu Airina. Wanita itu hanya menarik selimutnya sampai batas kepala, menelangkup ke dalam selimut dengan senyum yang masih menghiasi wajahnya. 'Aku bisa gila!' batinnya. "Arsen, apa kamu tidak ingin keluar dari kamarku?" tanya Airina. Ditariknya selimut yang kini membungkus istrinya dengan satu tangan. Menampakkan wajah Airina yang memerah layaknya kepiting rebus. "Lihatlah, apa kamu sadar kalau ini kamarku?" todong Arsen. "Loh, baiklah aku akan pergi ke kamarku!" Tanpa r
Read more

Bab 33. Hadiah?

"Sejak kamu memelukku semalam," jawab Arsen bohong. "Hah?" beo Airina. Saat ini Airina hanya bisa diam menahan malu, memeluk Arsen lebih dulu saat tertidur. "Tidak perlu kaget, aku bisa memaklumi itu dan aku senang," jelas Arsen. "Iya, maaf. Sepertinya aku saat tidur suka melakukan hal-hal di luar nalar," jelas Airina. "Hahaha, tidak apa-apa, Airina. Apa agendamu hari ini?" tanya Arsen. Airina hanya diam, seperti sedang berpikir dengan jadwal pekerjaannya. "Aku ada pekerjaan, jadi aku harus ke butik hari ini," jawab Airina. Ia beranjak dari ranjang Arsen, melangkah ke luar kamar tanpa pamit. Arsen hanya menggelengkan kepalanya pelan. "Dasar wanita!" gumamnya. **** "Arsen," panggil Airina."Ada apa?" tanya Arsen. Airina hanya menggeleng, kini keduanya berjalan beriringan menuju mobil. "Pagi ini kamu sangat cantik," bisik Arsen. "Hahaha, biasa aja," elak Airina. Arsen menarik beberapa helai rambut Airina ke belakang telinga, "Sempurna!" ucapnya. Deg! Jantungnya berdetak
Read more

Bab 34. Batal!

"Tuan Muda, mengapa Anda begitu emosi? Saya minta maaf, mari kita mulai meeting kali ini," ucap Gilbert. Arsen hanya menolehkan kepalanya sejenak, menatap wajah polos Airina. "Maaf, sepertinya kerjasama kali ini dibatalkan, silakan Anda pergi!" tegas Arsen. "Tu-tuan muda, mengapa Anda membatalkan kerjasama secara sepihak?" tanya Gilbert tergagap. "Bekerjasama dengan orang yang suka merendahkan orang lain tidak akan menguntungkan bagiku. Jadi pergilah!" tegas Arsen. Raut wajah Gilbert terlihat emosi, matanya menatap nyalang ke Airina. "Tuan Arsen, jangan sesekali membatalkan kerjasama seperti ini. Tuan Pinault saja tidak pernah melakukan seperti ini, apalagi hanya karena seorang wanita," ujarnya dengan meledek. "Maksud Anda apa? wanita yang Anda hina adalah istriku. Sekarang begini, jika istrimu dihina oleh kolegamu, apa kau akan diam saja, Tuan Gilbert?" Dengan urat wajah yang sudah menonjol ke permukaan, Arsen menatap nyalang ke arah lelaki paruh baya itu. "Saya pamit, Tuan
Read more

Bab 35. Bertemu Amelia

"Ibu, tidak perlu bahas itu ya, aku tidak mungkin melakukan apa pun yang merugikan. Jadi, berita itu jelas bohong, aku baik-baik saja ibu. Jangan khawatir," pinta Airina. Amelia tersenyum, kalimat yang menenangkan batinnya yang sempat shock. "Terima kasih, Nak. Hati-hati ya," ucap Amelia. Wanita paruh baya itu mengantar anak sulungnya sampai ke gerbang. Di sambut dua laki-laki bertubuh kekar dengan jas hitamnya. "Kami pamit, Ibu. Terima kasih," pamit Airina. Airina memasuki mobil Bentley, matanya masih menggulir ke arah Amelia yang belum beranjak dari tempat berdirinya. "Aku sangat menyayangimu, Ibu. Huh, ternyata seberat ini setelah menikah," gumam Airina. "Nona, Tuan muda sempat meminta untuk membawa nona muda ke Jozy resto," ucap Aron. "Ya, ikuti apa kata Arsen saja, Aron." Airina merebahkan tubuhnya pada sandaran kursi, matanya menatap kosong ke jalanan kota Macherie. "Nona, nona!" panggil Aron berulang. "Ada apa?" tanya Airina. "Kita sudah tiba, silakan turun, Nona,"
Read more

Bab 36. Pembelaan

"Maksud Anda apa?" pekik Arsen. Airina yang menjadi korban memegang pipi kanannya, satu tamparan dari seorang pengunjung itu membuat merah pipinya. "Maaf, saya tidak mengganggu, Anda. Atas dasar apa Anda melakukan ini?" tanya Airina. "Kamu itu sombong, suamimu juga!" hardiknya."Sudah, kita pergi saja, Arsen. Waktu kita terlalu berharga untuk ada di sini sia-sia," Ucap Airina dengan menantang. Dua pengunjung itu semakin naik pitam, kesabarannya yang sangat tipis. "Apa nona baik-baik saja?" tanya Aiden dan Aron kompak. "Iya, ini dikompres akan reda. Ayo pulang," ajaknya. "Arsen, apa kamu masih ada pekerjaan?" tanya Airina. Arsen sedikit diam dengan berpikir panjang. Semenit berikutnya dia menoleh. "Tidak ada, apa kamu mau kita langsung pulang ke apartemen?" Arsen berbalik bertanya pada wanita di sampingnya. "Iya, aku ingin istirahat di rumah saja. Tetapi kalau kamu masih ada pekerjaan, biar Aron yang mengantarku pulang," tuturnya."Aron, langsung pulang saja!" titah Arsen.
Read more

Bab 37. Bahagia menikah denganku?

"Arsen ...!" teriak Airina. Tangan Arsen segera meraih pinggang Airina yang hampir terjatuh itu. "Syukurlah kamu masih bisa aku raih," ucap Arsen. "Ada apa? kamu tidak suka, apa mau jatuh ke lantai saja?" Gelak tawa Arsen membuat Airina melipat wajahnya kesal. "Mengapa kamu tidak mendengar ucapanku? Aku sedang sibuk menggambar desain terbaru, lihatlah ideku jadi hilang!" gerutu Airina. "Memangnya terinspirasi dari apa?" tanya Arsen."Entahlah aku malas, keluarlah, Arsen! Aku tidak ingin diganggu," pekiknya. Arsen malah memilih duduk di sofa dekat jendela, menikmati segelas air yang ia bawa. "Kemarilah, kamu sudah bekerja terlalu keras. Oh ya, harusnya kamu istirahat, Airina. Pipimu kan masih sakit," titah Arsen. "Arsen, yang sakit itu pipi bukan tangan aku. Mengapa kamu ini sangat aneh!" Airina menggerutu sepanjang langkahnya menuju sofa, tangan lelaki itu menarik Airina. Hingga ia duduk di paha Arsen. "Aku tidak nyaman, Arsen. Apa boleh aku membaringkan tubuhku saja?" tan
Read more

Bab 38. Lelap dalam dekap

"Awas aja kamu!" teriak Arsen. "Wlee, sudah kembalilah ke kamarmu, Arsen. Sampai jumpa besok pagi!" seru Airina. "Oh iya, Airina. Aku melupakan sesuatu," ucapnya sebelum benar-benar keluar. Airina mendongak menatap Arsen, lelaki itu seperti sedang berpikir keras. "Ada undangan makan malam lusa, apa kamu bersedia menemaniku?" tanya Arsen. "Makan malam?" Airina berbalik melempar tanya, ia masih berpikir apa itu akan baik untuknya. "Tidak perlu khawatir, aku memastikan tidak ada orang yang akan mengganggumu. Aku sudah memiliki istri, tidak mungkin aku berangkat sendiri, bukan?' jelas Arsen. Airina mengangguk, tanpa banyak berpikir Airina hanya meng-iyakan ajakan Arsen. "Baiklah, lagi pula aku tidak bisa menolak ajakanmu. Selama kamu bisa memastikan itu aman untukku, aku tidak masalah," ucap Airina. "Ya sudah, selamat beristirahat, Airina." Arsen keluar dari kamar Airina. Berjalan pelan dengan wajah yang sumringah. Langkahnya terhenti saat mendengar teriakan Airina. "Ada apa?"
Read more

Bab 39. Sambutan hangat

"Gak mungkin, udah jangan bercanda, Arsen. Keluarlah dari kamarku!" pekiknya. Arsen hanya diam, "Memangnya kenapa dengan keluargamu?" tanya Arsen. "Kita tidak setara, Arsen. Ingat kita hanya nikah kontrak, jangan menyalahi itu. Tolong ya," ucap Airina lirih. Mendengar ucapan Airina, Arsen langsung pergi begitu saja. Meninggalkan Airina tanpa banyak kata, ada perasaan di hatinya yang paling dalam. "Sudahlah, Arsen. Dia memang tidak mencintaimu, Airina hanya kasihan padamu yang terjebak hubungan dengan Gemma!" Arsen menggumam. "Tuan muda, raut wajah Anda sangat berbeda dari biasanya. Apakah ada hal yang membuat Anda merasa kurang baik?" tanya Aron. "Tidak ada, aku baik-baik saja." Arsen duduk di salah satu kursi makan, diam menunggu Airina datang. Tidak lama dari itu, Airina datang dengan rok panjangnya. Rambutnya tergerai rapi dengan kemeja yang melekat. "Maaf membuatmu menunggu terlalu lama, Arsen," ucap Airina. "Ya, tidak apa-apa. Ayo sarapan!" Arsen membantu Airina menyia
Read more

Bab 40. Rencana resepsi pernikahan?

"Hai, Ibu. Apa kabar?" Sapa Airina dengan mencium pipi kanan kiri Julie dan sebaliknya. "Ibu baik, bagaimana denganmu, nak?" Julie berbalik tanya. "Baik," singkat jawaban Airina. Julie dan Airina berjalan masuk ke dalam butik diikuti oleh Arsen. Hanya membuntuti dua wanita yang ia sayang. "Arsen, duduklah!" titah Julie. Kini Arsen hanya melihat Julie mengepas pakaian Airina. Dengan tawa renyah dari Airina dan ibunya. Arsen mengulas senyum, sesekali ia berdiri membantu Julie yang kesulitan. "Arsen, duduklah! Jangan mengganggu ibu," ujarnya. "Ibu, itu berlebihan untuk Airina. Lihatlah tubuhnya yang sangat kecil itu," ucap Arsen."Diamlah, kamu itu tidak tahu model!" gerutu Julie. Arsen kembali diam, Airina hanya menatap Arsen dengan terkekeh. Lelaki itu akhirnya bisa diam dalam kendali ibunya. **** "Akhirnya selesai juga!" ucap Airina. "Mengepas baju untuk makan malam bersama kolega ternyata melelahkan ya," ucap Airina pada Arsen. "Ya, itu sudah biasa bagi keluarga Pinault.
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status