"Ibu, tidak perlu bahas itu ya, aku tidak mungkin melakukan apa pun yang merugikan. Jadi, berita itu jelas bohong, aku baik-baik saja ibu. Jangan khawatir," pinta Airina. Amelia tersenyum, kalimat yang menenangkan batinnya yang sempat shock. "Terima kasih, Nak. Hati-hati ya," ucap Amelia. Wanita paruh baya itu mengantar anak sulungnya sampai ke gerbang. Di sambut dua laki-laki bertubuh kekar dengan jas hitamnya. "Kami pamit, Ibu. Terima kasih," pamit Airina. Airina memasuki mobil Bentley, matanya masih menggulir ke arah Amelia yang belum beranjak dari tempat berdirinya. "Aku sangat menyayangimu, Ibu. Huh, ternyata seberat ini setelah menikah," gumam Airina. "Nona, Tuan muda sempat meminta untuk membawa nona muda ke Jozy resto," ucap Aron. "Ya, ikuti apa kata Arsen saja, Aron." Airina merebahkan tubuhnya pada sandaran kursi, matanya menatap kosong ke jalanan kota Macherie. "Nona, nona!" panggil Aron berulang. "Ada apa?" tanya Airina. "Kita sudah tiba, silakan turun, Nona,"
Read more