"Tunggu, Nona. Cukup menyiksa tubuhnya yang sudah rapuh ini, bagaimana kalau kita menyiksa dia?" Lelaki itu menunjukkan foto Amelia, ibu Airina. Mata Airina membelalak lebar, di ruangan gelap ini laki-laki itu tidak terlihat jelas. "Bajingan, siapa kau?" teriak Airina naik pitam. "Hahaha, jadi apa kau masih ingin bungkam, Nona?" tanyanya. Airina tetap diam, isi kepalanya terasa sangat rancu. Jika ia mengatakan yang sebenarnya, semuanya akan berakhir sia-sia. Akan tetapi, jika ia diam keamanan ibunya terancam, sebenarnya siapa lelaki itu? "Aku sudah mengatakan yang sebenarnya, jika kalian masih tidak percaya aku bisa apa?" elak Airina. "Jalang, kau masih bisa mengelak! Lihatlah tubuhmu yang sudah tidak berupa, wajah cantikmu yang sekarang mirip gelandangan itu." Gemma mencengkram dagu Airina kuat-kuat, tangannya itu mirip seperti atlit tinju. "Emm emm!" Airina tergagap. "Apa? Kau memang gelandangan dari Kota Lyon yang dipungut oleh Arsen, kan?!" tanya Gemma dengan memaksa. "
Read more