Home / Romansa / Dinikahi Berondong Bucin / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Dinikahi Berondong Bucin: Chapter 41 - Chapter 50

100 Chapters

41

"Kalau kamu tidak percaya, Papa punya buktinya."Reta sebenarnya tidak ingin berlama-lama berada di dekat Panca. Namun, pria itu berhasil menarik rasa penasarannya. Panca mengatakan jika Mentari adalah selingkuhannya. Reta tentu tidak langsung percaya. Dia berpikir Panca membual sama seperti saat memberi tahu jika Suri yang berselingkuh lebih dulu."Mana buktinya?" tanya Reta menantang.Pria itu kemudian menunjukkan beberapa bukti transfer dari rekening pribadi Mentari. "Ini uang sogokan agar Papa menutup mulut," ujar Panca.Reta sontak membelalak. "Tidak mungkin, kan?" gumamnya. Akan tetapi, akal sehatnya mulai berpikir kritis. Mentari tidak akan mengirimkan uang sebanyak dan sesering itu jika tidak ada sesuatu."Bagaimana, Sayang? Bukankah kamu sudah tidak adil ke Papa? Kamu membiarkan perempuan itu hidup nyaman di rumah kamu, tapi, kamu tidak menerima papa kamu sendiri." Panca memprovokasi.Reta mengepalkan tangan. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Dia dan omnya sudah memasukkan
last updateLast Updated : 2023-11-28
Read more

42

"Lampiaskan saja kemarahan kamu kepada Tante, jangan pada Sasi. Dia sama sekali tidak ada hubungannya dengan kesalahan-kesalahan Tante di masa lalu." Mentari menangkupkan kedua tangannya, memohon.Reta justru tertawa sinis, meskipun sudut matanya berair. Dia berusaha menahan tangis. Tidak sudi menumpahkan air mata di depan perempuan yang telah menghancurkan keluarganya."Seharusnya kamu memikirkan sebab akibatnya dulu sebelum melakukan sesuatu. Sekarang saja memelas seperti ini. Kamu kasihan pada anakmu, tapi tidak kasihan pada anak orang lain yang menjadi korban dari perbuatanmu," sahut Reta. Sudah hilang rasa hormatnya kepada Mentari."Tante benar-benar minta maaf, Reta," ucap Mentari untuk yang ke sekian kali."Permintaan maaf kamu itu tidak akan mengobati rasa sakitku! Apa kamu tahu? Mama menangis hampir setiap hari setelah tahu suami yang sangat beliau cintai ternyata berkhianat. Apa kamu tahu? Bukan hati Mama saja yang terluka, tapi fisiknya juga. Jadi harus kuapakan kamu? Hah!"
last updateLast Updated : 2023-11-29
Read more

43

"Kak Reta, kok, kayak menghindari aku," ucap Sasi kepada Mentari.Sasi datang ke rumah ini membawa cake ketagih buatannya. Dia memberikan satu potong yang sudah dikemas menggunakan mika segitiga kepada Reta. Sasi sangat menunggu penilain dari Reta. Akan tetapi, orang yang sudah Sasi anggap seperti kakaknya sendiri itu hanya menerima kemudian berlalu."Mungkin suasana hati Reta sedang tidak baik. Kamu juga kalau tidak mood suka tidak ingin diganggu, kan?" Mentari memberi jawaban yang masuk akal."Mungkin." Sasi mengangkat pundak. "Padahal aku mau curhat ke Kak Reta.""Curhat apa? Ke Bunda saja."Anak itu menghela napas panjang. "Soal kakak kelas yang suka melabrak aku gara-gara cowok yang dia suka, malah naksir aku. Aku pula yang disalahkan! Aku mau ngadu ke Kak Reta."Sepertinya sekarang Reta tidak akan peduli lagi kepada Sasi. Mentari lantas mengusap kepala putrinya. "Kamu sudah berusaha membela diri?" tanyanya, "Jangan terlalu bergantung kepada orang lain, Bulanku. Akan ada saatnya
last updateLast Updated : 2023-12-01
Read more

44

Suri pernah memberi nasihat, "Satu langkah pertama yang kamu ambil, akan membawa kamu pada langkah-langkah berikutnya. Jika langkah pertama itu menuju kebaikan, maka langkah selanjutnya akan baik juga. Begitu pun sebaliknya."Dulu Ranggi hanya mendengarkan sambil lalu. Buktinya dia pernah pergi beberapa kali ke kelab saat beranjak dewasa. Sekarang pun, dia melakukannya lagi. Jika waktu itu karena tidak enak menolak ajakan teman-temannya, kini Ranggi menginjakkan kaki di ruangan yang penuh ingar bingar itu dengan kesadaran diri.Pria itu mengedarkan pandangan. Musik dj menggaung, membuat sebagian pengunjung ikut berjingkrak di bawah lampu disko."Ayo, Gi." Vanya menarik Ranggi menuju kerumunan orang-orang yang sedang berjoget itu. Vanya menggerakkan badannya, menikmati alunan musik. Sesekali dia menyenggol Ranggi, menyuruhnya ikut menari.Lama-kelamaan Ranggi terpancing. Dia mengangkat tangan, kemudian melompat sesuai entakan musik. Entah berapa lama Ranggi terbuai dengan gemerlap kehi
last updateLast Updated : 2023-12-01
Read more

45

Vanya bilang, Ranggi boleh menganggap tidak terjadi sesuatu di antara mereka. Akan tetapi, semakin Ranggi ingin mengabaikan hal itu, dia justru semakin resah dilanda rasa bersalah.Vanya sering mengunjungi Ravocado hanya untuk merecokinya. Namun, sejak malam itu yaitu satu minggu yang lalu, perempuan itu belum menampakkan batang hidungnya."Bagaimana kalau Vanya trauma terus tidak mau keluar kos?" Ranggi membatin. Dia mengacak rambutnya. Frustrasi dengan keadaan. Masalah hidupnya justru kian bertambah rumit. Mencari jalan keluar dengan cara-cara yang buruk memang hanya akan mendatangkan konflik baru.Ranggi menghela napas berat. Dia lantas menyambar kunci motornya. Ranggi tidak bisa diam saja, lalu mati karena digerogoti penyesalan. Dia lekas pergi ke kosan Vanya.Namun, pria itu mendadak mengerem kendaraan roda duanya saat melihat Mentari di antara antrean orang-orang yang hendak membeli makanan yang sedang viral. Sekarang, rasa bersalah itu semakin menjadi-jadi. Bukankah Ranggi bisa
last updateLast Updated : 2023-12-02
Read more

46

"Ranggi, kenapa kamu diam saja?"Sudah bermenit-menit berlalu sejak mereka duduk berhadapan di kursi makan. Mentari menunggu apa saja yang hendak Ranggi katakan. Namun, pria itu masih betah mengatupkan mulutnya."Aku tidak tahu harus memulainya dari mana," ucap Ranggi akhirnya."Jangan katakan dulu kalau kamu belum siap."Sepertinya Ranggi memang tidak akan pernah siap. Apa Ranggi harus mengakui jika dia telah melakukan sesuatu yang buruk kepada Vanya? Mentari pernah menjadi korban juga. Meskipun Mentari tidak menaruh dendam kepada Bentala. Akan tetapi, Mentari selalu emosional saat melihat atau mendengar berita tentang pelecehan.Ranggi juga tidak mau Mentari tahu bahwa dia menjadi pemabuk setelah pindah. Sekarang Ranggi benar-benar kapok setelah malam itu."Om Ranggi mau menikah lagi sama Kak Vanya."Ranggi sontak membelalak, lalu menoleh keponakannya yang justru berwajah datar."A-apa? Menikah?" tanya Mentari."Reta, jangan ikut campur," ujar Ranggi.Namun, anak itu tetap melibatka
last updateLast Updated : 2023-12-03
Read more

47

"Apa benar kamu Nak Tari istrinya Nak Ranggi?"Mentari sedang menyetrika pakaian, ketika ada sepasang suami istri paruh baya yang datang. Mentari sama sekali tidak mengenal mereka. Namun, ternyata, mereka kemari untuk mencarinya."Benar," jawab Mentari. Dia kemudian bertanya, "Bapak dan Ibu ini siapa?""Kami orang tua Vanya," ucap si ibu.Mentari terperangah sesaat, lalu mempersilakan keduanya duduk di kursi teras depan."Apa ada yang bisa saya bantu, Pak, Bu?" tanya Mentari setelah menghidangkan minuman untuk tamunya.Pasangan suami istri itu justru saling berpandangan. Dari sorot mata keduanya seperti sedang memberi isyarat, menyuruh satu sama lain agar menjawab pertanyaan Mentari."Katakan saja. Tidak perlu sungkan." Mentari dengan sabar menunggu mereka mau bersuara.Ayah Vanya lantas berdeham. "Apa Nak Tari sudah tahu jika Nak Ranggi, berencana menikahi putri kami?"Ternyata masalah itu. Mentari tidak berpikir ke sana. Rupanya Ranggi sudah membicarakan hal ini dengan orang tua Van
last updateLast Updated : 2023-12-04
Read more

48

Kak Reta : [Aku punya kabar untukmu. Aku sedang dalam perjalanan mengantar Om Ranggi yang akan menikah dengan Kak Vanya.]Kak Reta : [Jangan tanyakan apa pun padaku. Kalau kamu mau tahu, sebaiknya kamu datang ke rumah Kak Vanya sebelum akad berlangsung pukul 9.]Reta kemudian membagikan titik lokasi.Rencananya Sasi akan membuat klappertaart yang hendak dia jual ke tetangga yang sudah PO. Dia sangat senang berdagang. Akan tetapi, karena pesan dari Reta yang ambigu itu, Sasi harus mengurungkan niatnya. Dia lekas mandi dan bersiap-siap, lalu meminta Bentala mengantarnya."Yahdu katanya mau menikah lagi. Ini benar tidak, sih? Kak Reta tidak membalas lagi. Nomor Bunda juga sulit dihubungi," seru Sasi heboh sendiri."Prank, mungkin," kata Bentala, berusaha menenangkan putrinya yang kalang kabut.Sasi menggeleng tegas. "Kak Reta bukan orang yang suka bikin prank keterlaluan seperti ini. Lagian, dalam rangka apa?""Lalu sekarang bagaimana?" tanya Bentala."Kita ke sanalah, Ayah!""Tidak ke r
last updateLast Updated : 2023-12-05
Read more

49

"Sasi! Bulanku! Biarkan Bunda menjelaskan semuanya, Nak!" Mentari menggedor pintu kamar gadis itu.Sesaat setelah Reta pergi, Sasi ikut berlari ke luar dari rumah Vanya sambil menarik Bentala. Mentari tentu mengejar. Akan tetapi, Sasi meminta ayahnya agar tidak menghiraukan Mentari. Tidak ada yang keluar dari mulut Sasi. Hanya saja pipinya basah oleh air mata kecewa, juga malu."Sasi, tolong. Beri Bunda kesempatan untuk menjelaskan." Di luar sana Mentari terus mengiba sejak setengah jam yang lalu."Kalau Bunda mau mengatakan ucapan Kak Reta itu tidak benar, aku akan mendengarkan! Tapi, kalau sebaliknya, Bunda lebih baik pergi saja!" sahut Sasi akhirnya di sela isak tangis sambil menutup telinga.Sasi sebenarnya tidak ingin memercayai hal itu. Bundanya tidak mungkin menjadi orang ketiga di hubungan orang tuanya Reta. Namun, Reta yang tiba-tiba menghindarinya bahkan terkesan cuek, seolah menjawab keheranan Sasi akhir-akhir ini. Saat Sasi kembali dilabrak oleh kakak kelasnya yang kebetul
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more

50

Ranggi merintih kesakitan seraya memegangi perutnya karena mendapat pukulan dari Reta. Keponakannya itu benar-benar menyerang Ranggi lantaran Ranggi tidak mau pergi. Reta sangat nekat. Jika amarahnya terus dipancing, bukan tidak mungkin dia akan membuat Ranggi mengalami patah tulang.Namun, Ranggi masih berusaha menasihati anak itu. "Jangan sampai amarah membuat kamu melangkah terlalu jauh, Ret. Bukan ini yang Kak Suri inginkan.""Memang bukan. Ini murni keinginanku. Mama mungkin bisa memaafkan, tapi aku tidak. Aku ingin balas dendam karena rasa sakit yang aku alami!"Ranggi sudah kehilangan kata-kata. "Baiklah, aku akan pergi dari sini. Tapi, aku tidak benar-benar meninggalkanmu, Reta. Hubungi aku kalau butuh bantuan."Reta memutar bola matanya. "Tidak akan!" ucapnya sambil menutup pintu tepat di hadapan wajah Ranggi."Tidak akan?" Ranggi mencibir pelan. "Memangnya siapa yang selama ini memberinya uang jajan?"Reta mungkin punya rumah dan tabungan peninggalan Suri. Namun, sehari-har
last updateLast Updated : 2023-12-07
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status