Share

46

Penulis: Noorie
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-03 18:38:43

"Ranggi, kenapa kamu diam saja?"

Sudah bermenit-menit berlalu sejak mereka duduk berhadapan di kursi makan. Mentari menunggu apa saja yang hendak Ranggi katakan. Namun, pria itu masih betah mengatupkan mulutnya.

"Aku tidak tahu harus memulainya dari mana," ucap Ranggi akhirnya.

"Jangan katakan dulu kalau kamu belum siap."

Sepertinya Ranggi memang tidak akan pernah siap. Apa Ranggi harus mengakui jika dia telah melakukan sesuatu yang buruk kepada Vanya? Mentari pernah menjadi korban juga. Meskipun Mentari tidak menaruh dendam kepada Bentala. Akan tetapi, Mentari selalu emosional saat melihat atau mendengar berita tentang pelecehan.

Ranggi juga tidak mau Mentari tahu bahwa dia menjadi pemabuk setelah pindah. Sekarang Ranggi benar-benar kapok setelah malam itu.

"Om Ranggi mau menikah lagi sama Kak Vanya."

Ranggi sontak membelalak, lalu menoleh keponakannya yang justru berwajah datar.

"A-apa? Menikah?" tanya Mentari.

"Reta, jangan ikut campur," ujar Ranggi.

Namun, anak itu tetap melibatka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dinikahi Berondong Bucin   47

    "Apa benar kamu Nak Tari istrinya Nak Ranggi?"Mentari sedang menyetrika pakaian, ketika ada sepasang suami istri paruh baya yang datang. Mentari sama sekali tidak mengenal mereka. Namun, ternyata, mereka kemari untuk mencarinya."Benar," jawab Mentari. Dia kemudian bertanya, "Bapak dan Ibu ini siapa?""Kami orang tua Vanya," ucap si ibu.Mentari terperangah sesaat, lalu mempersilakan keduanya duduk di kursi teras depan."Apa ada yang bisa saya bantu, Pak, Bu?" tanya Mentari setelah menghidangkan minuman untuk tamunya.Pasangan suami istri itu justru saling berpandangan. Dari sorot mata keduanya seperti sedang memberi isyarat, menyuruh satu sama lain agar menjawab pertanyaan Mentari."Katakan saja. Tidak perlu sungkan." Mentari dengan sabar menunggu mereka mau bersuara.Ayah Vanya lantas berdeham. "Apa Nak Tari sudah tahu jika Nak Ranggi, berencana menikahi putri kami?"Ternyata masalah itu. Mentari tidak berpikir ke sana. Rupanya Ranggi sudah membicarakan hal ini dengan orang tua Van

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-04
  • Dinikahi Berondong Bucin   48

    Kak Reta : [Aku punya kabar untukmu. Aku sedang dalam perjalanan mengantar Om Ranggi yang akan menikah dengan Kak Vanya.]Kak Reta : [Jangan tanyakan apa pun padaku. Kalau kamu mau tahu, sebaiknya kamu datang ke rumah Kak Vanya sebelum akad berlangsung pukul 9.]Reta kemudian membagikan titik lokasi.Rencananya Sasi akan membuat klappertaart yang hendak dia jual ke tetangga yang sudah PO. Dia sangat senang berdagang. Akan tetapi, karena pesan dari Reta yang ambigu itu, Sasi harus mengurungkan niatnya. Dia lekas mandi dan bersiap-siap, lalu meminta Bentala mengantarnya."Yahdu katanya mau menikah lagi. Ini benar tidak, sih? Kak Reta tidak membalas lagi. Nomor Bunda juga sulit dihubungi," seru Sasi heboh sendiri."Prank, mungkin," kata Bentala, berusaha menenangkan putrinya yang kalang kabut.Sasi menggeleng tegas. "Kak Reta bukan orang yang suka bikin prank keterlaluan seperti ini. Lagian, dalam rangka apa?""Lalu sekarang bagaimana?" tanya Bentala."Kita ke sanalah, Ayah!""Tidak ke r

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • Dinikahi Berondong Bucin   49

    "Sasi! Bulanku! Biarkan Bunda menjelaskan semuanya, Nak!" Mentari menggedor pintu kamar gadis itu.Sesaat setelah Reta pergi, Sasi ikut berlari ke luar dari rumah Vanya sambil menarik Bentala. Mentari tentu mengejar. Akan tetapi, Sasi meminta ayahnya agar tidak menghiraukan Mentari. Tidak ada yang keluar dari mulut Sasi. Hanya saja pipinya basah oleh air mata kecewa, juga malu."Sasi, tolong. Beri Bunda kesempatan untuk menjelaskan." Di luar sana Mentari terus mengiba sejak setengah jam yang lalu."Kalau Bunda mau mengatakan ucapan Kak Reta itu tidak benar, aku akan mendengarkan! Tapi, kalau sebaliknya, Bunda lebih baik pergi saja!" sahut Sasi akhirnya di sela isak tangis sambil menutup telinga.Sasi sebenarnya tidak ingin memercayai hal itu. Bundanya tidak mungkin menjadi orang ketiga di hubungan orang tuanya Reta. Namun, Reta yang tiba-tiba menghindarinya bahkan terkesan cuek, seolah menjawab keheranan Sasi akhir-akhir ini. Saat Sasi kembali dilabrak oleh kakak kelasnya yang kebetul

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • Dinikahi Berondong Bucin   50

    Ranggi merintih kesakitan seraya memegangi perutnya karena mendapat pukulan dari Reta. Keponakannya itu benar-benar menyerang Ranggi lantaran Ranggi tidak mau pergi. Reta sangat nekat. Jika amarahnya terus dipancing, bukan tidak mungkin dia akan membuat Ranggi mengalami patah tulang.Namun, Ranggi masih berusaha menasihati anak itu. "Jangan sampai amarah membuat kamu melangkah terlalu jauh, Ret. Bukan ini yang Kak Suri inginkan.""Memang bukan. Ini murni keinginanku. Mama mungkin bisa memaafkan, tapi aku tidak. Aku ingin balas dendam karena rasa sakit yang aku alami!"Ranggi sudah kehilangan kata-kata. "Baiklah, aku akan pergi dari sini. Tapi, aku tidak benar-benar meninggalkanmu, Reta. Hubungi aku kalau butuh bantuan."Reta memutar bola matanya. "Tidak akan!" ucapnya sambil menutup pintu tepat di hadapan wajah Ranggi."Tidak akan?" Ranggi mencibir pelan. "Memangnya siapa yang selama ini memberinya uang jajan?"Reta mungkin punya rumah dan tabungan peninggalan Suri. Namun, sehari-har

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • Dinikahi Berondong Bucin   51

    "Kenapa Bunda masih ada di sini? Aku, kan, sudah bilang, aku tidak mau ketemu Bunda." Sasi membuang muka, enggan menatap perempuan yang sedang duduk bersama neneknya.Hari ini benar-benar hari terburuk dalam hidup Sasi. Sekolah menjadi tempat yang menyeramkan. Tahu Reta sudah tidak melindungi Sasi lagi, beberapa anak cewek yang tidak menyukainya mulai berani mengganggu Sasi. Saat pulang gadis itu harus menanggung malu karena tanpa dia sadari, ada yang jail menempelkan kertas bertuliskan 'AKU ANAK SEORANG PELAKOR' di punggungnya."Kamu harus bicara baik-baik dengan bundamu," kata Bentala yang setiap hari selalu menyempatkan diri mengantar jemput Sasi.Sasi mendengkus. "Apa lagi yang harus dibicarakan, Ayah? Semuanya sudah jelas.""Nak, itu masa lalu bundamu. Sekarang bundamu sudah menyesalinya. Kita semua pasti pernah melakukan kesalahan." Bentala mendorong punggung Sasi agar anak itu mau masuk ke rumah.Akan tetapi, Sasi tetap tindak ingin melangkahkan kakinya. Dia sampai berpegangan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-08
  • Dinikahi Berondong Bucin   52

    "Aku menyangka Vanya itu kamu, Sunshine. Makanya ...." Ranggi menggeleng. Dia tidak mau melanjutkan kalimatnya.Sebenarnya Ranggi tidak ingin memberi tahu Mentari soal kejadian yang dia harap tidak pernah terjadi itu. Namun, Ranggi sendiri yang meminta agar mereka tidak menyembunyikan apa pun lagi. Keduanya harus saling terbuka kepada satu sama lain."Hidupku tidak akan tenang kalau aku pura-pura melupakan apa yang sudah terjadi. Aku benar-benar minta maaf, Sunshine. Jangan tinggalkan aku." Ranggi menggenggam erat tangan Mentari, khawatir perempuan itu akan pergi."Penyesalan itu datangnya selalu terlambat, ya, Ranggi?" Mentari menghela napas berat."Sunshine, jangan pergi." Ranggi semakin mengeratkan genggamannya. Dia merengek seperti anak kecil. Matanya bahkan sudah berlinang.Karena kedua tangan Mentari masih diperangkap oleh pria itu, Mentari akhirnya mencondongkan tubuhnya, lalu mengecup sudut mata Ranggi. Hal itu membuat Ranggi sedikit terlonjak."Aku juga memiliki kesalahan yan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-09
  • Dinikahi Berondong Bucin   53

    "Jadi apartemen yang akan kamu tempati itu statusnya menyewa, bukan milik suamimu, apalagi atas nama kamu?" tanya ibunya Vanya yang hari ini datang lagi ke rumah Ranggi untuk memastikan nasib putrinya.Vanya mengangguk. "Iya, Bu. Tidak apa-apa, kok. Yang penting, kan, Ranggi sudah memberikanku tempat tinggal.""Tapi ini tidak adil! Istri pertamanya diberi rumah bahkan sebelum menikah. Sedangkan kamu tinggal di apartemen. Menyewa, pula!" ucap ibunya Vanya menggebu-gebu.Beliau lantas beralih pada Ranggi dengan tatapan marah. "Tidak bisa seperti ini. Kamu harus adil kepada Vanya!" sambung beliau, kentara sekali sangat kesal.Ranggi sontak menghela napas panjang. "Kalau saya punya uang yang banyak sekali sampai kebingungan bagaimana cara menghabiskannya, tentu saya akan membelikan Vanya rumah, bahkan istana saja sekalian. Tapi, Bu. Semua itu membutuhkan proses. Mohon bersabar, yang terpenting saya tidak membuat Vanya kepanasan dan kehujanan. Apartemen yang akan Vanya tinggali juga aman d

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-10
  • Dinikahi Berondong Bucin   54

    Dalam sekejap Sasi langsung menjadi pusat perhatian gara-gara seruan lantangnya. Ibunya Vanya sontak berdiri dengan tatapan nyalang ke arah anak itu."Kamu! Kamu yang mengacau di pernikahan Vanya! Anaknya pelakor itu, kan?" tanya beliau seraya menunjuk-nunjuk Sasi."Iya," jawab Sasi tanpa rasa takut. Dia mengangkat kepalanya, membalas tatapan ibunya Vanya."Anak tidak tahu sopan santun!" kata ibunya Vanya, "Selama ini ibumu mengajari apa, sih? Tips merebut suami orang?"Sasi sontak menggertakkan gigi. "Bunda mengajariku untuk tidak menghakimi masa lalu seseorang yang sudah berubah," sahut anak itu.Sasi kemudian merasa tertampar, karena dia sendiri sempat menghakimi Mentari. Dia tidak ingin mendengar penjelasan bundanya sedikit pun. Matanya gelap oleh fakta itu, yang membuat Sasi melupakan kebaikan apa saja yang sudah dilakukan Mentari.Sekarang dia benar-benar malu, apalagi setelah tahu Mentari bisa tergelincir dalam hal itu tidak lain demi dirinya. Penderitaan Mentari juga berawal d

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-11

Bab terbaru

  • Dinikahi Berondong Bucin   100

    "Reta?"Mentari terperanjat ketika mendapati gadis itu mengunjungi kediamannya. Reta memang pernah ke sini saat mereka berkemah di halaman. Akan tetapi, waktu itu dia bersama Ranggi, tidak seorang diri seperti hari ini."Silakan duduk, Reta," ucap Mentari aasedikit canggung. "Mau dibuatkan minuman apa?"Gadis itu menggeleng pelan. "Tidak usah. Aku tidak akan lama. Ada sesuatu yang ingin aku katakan."Mentari lantas mengambil tempat di seberang Reta. Dia bertanya-tanya hal apa yang membawa Reta sampai menemuinya. "Ada apa?""Ini soal Om Ranggi.""Ranggi?""Iya. Sebenarnya aku tidak punya hak membicarakan hal ini. Tapi, karena aku menduga aku menjadi penyebabnya, mau tidak mau aku harus terlibat.""Apa sesuatu terjadi lagi kepada Ranggi?" Mentari sontak panik. Dia sedikit trauma jika ada orang lain yang ingin memberikan kabar soal pria itu kepadanya. Dulu Xavier saat Ranggi kecelakaan. Belum lama ini Sasi memberi tahu jika mantan suaminya tersebut dibegal."Om Ranggi masih mencintai And

  • Dinikahi Berondong Bucin   99

    Sasi pikir Lukman akan memiliki pandangan buruk kepadanya karena menyembunyikan pernikahan. Namun, pria itu justru khawatir. Sasi benar-benar terkejut. Pesan Lukman belum Sasi balas. Selain karena tidak tahu harus menjawab apa, Sasi juga harus segera membersihkan diri lantaran Emir sudah keluar. Keterlambatannya itu ternyata semakin membuat Lukman cemas hingga dia kembali mengirim pesan. Lukman : [Sasi, aku harap kamu baik-baik saja.] Pria itu mungkin tidak akan tenang sebelum Sasi menjawabnya. Sasi : [Aku baik-baik saja, Kak.] Lukman : [Benarkah?] Sepertinya Lukman benar-benar peduli kepada Sasi. Perempuan itu refleks terenyum. Sasi : [Iya.] "Ada apa, Babe?" Ah! Sasi lupa jika dia sedang berada di dalam mobil bersama Emir. Sasi lantas menunjukkan foto Rai yang sedang mengikuti acara outbond. Sasi sengaja meminta foto Rai kepada Mentari karena merindukan adiknya itu. "Sepertinya aku kenal tempat itu." "Iya. Di Nuraga Park. Sekolah Rai sedang mengadakan study tour ke sana."

  • Dinikahi Berondong Bucin   98

    "Papi, Mami kenapa tidak pulang-pulang?" Danta bertanya sambil berurai air mata. Dia pasti sangat merindukan Vanya.Ranggi segera merangkul tubuh kecil anak itu. "Urusan mami kamu belum selesai. Sabar, ya? Kan, ada Papi, ada Kak Reta juga.""Mau Mami." Danta menggeleing.Ranggi belum bisa menceritakan keadaan Vanya. Danta masih terlalu kecil untuk mengetahui apa yang terjadi."Kalau sekarang kita main ke rumah Kak Rai, gimana? Mau, kan?"Danta berpikir sejenak. Dihapusnya air mata menggunakan punggung tangan, lalu mengangguk pelan. "Mau," jawabnya.Ranggi tersenyum lega. Dia lantas membawa anak itu menemui Rai. Kesedihan Danta perlahan berkurang saat dia bekerja sama merakit lego bersama kakaknya."Mbak, apa malam ini Rai boleh menginap di rumahku? Mungkin Danta tidak akan terlalu kepikiran Vanya kalau ada anak seumurannya," kata Ranggi kepada Mentari."Aku tidak keberatan kalau anaknya mau. Tapi, Rai susah tidur di tempat asin

  • Dinikahi Berondong Bucin   97

    "Hanya karena aku menerima keadaanku, itu tidak berarti aku akan menceraikanmu, Sasi. Aku tetap tidak akan membiarkanmu bersama lelaki lain yang wajahnya sempurna, sedangkan aku seperti ini."Perkataan Emir menampar Sasi dengan telak. Seharusnya dia yang memiliki wajah rusak. Seharusnya dia yang tidak percaya diri hingga tidak ingin bertemu orang lain. Seharusnya dia juga yang saat ini sibuk perawatan dengan biaya mahal.Bagaimana mungkin Sasi sempat berpikir akan terbebas dari pernikahan ini saat ucapan terima kasih dan kata maaf saja tidak akan cukup untuk membayar tindakan Emir?Sasi akan menjadi orang yang tidak tahu diuntung."Aku mengerti," sahutnya."Jangan pernah membahas perceraian lagi denganku!" kata Emir tegas."Iya." Sasi kemudian menyentuh pipi Emir yang terkena siraman air keras. Bulan depan pria itu akan menjalani operasi terakhir.Tatapan Emir melembut. Dia menahan tangan Sasi agar tetap berada di pipinya. "Maaf, aku

  • Dinikahi Berondong Bucin   96

    "Jadi, Emir, kapan kamu akan mentalakku?"Pertanyaan tersebut keluar dari bibir mungil Sasi. Dia mengatakannya dengan santai, seolah-olah hal itu perkara sangat sepele tanpa tahu dampak yang akan dialami oleh si pendengar. Untuk sesaat, Emir merasa jantungnya berhenti berdetak.Pria yang sedang menonton siaran ulang pertandingan voli itu seketika mengetatkan rahang. Dicengkeramnya kuat-kuat remot yang berada digenggaman."Kamu lupa, ya? Toko buka minggu depan. Besok kita harus mulai mengundang tamu-tamu untuk pembukaan nanti," jawab Emir. Tatapannya tetap menatap layar yang memperlihatkan dua tim lokal sedang bertanding. Namun, hatinya remuk redam."Oh, iya juga." Helaan napas terdengar.Apa Sasi kecewa? Rupanya dia ingin cepat-cepat melepaskan diri dari Emir, padahal perasaan pria itu sudah berubah. Ternyata selama ini cinta Emir tidak bersambut. Menyedihkan. Mungkinkah dia sedang dihukum karena dengan sengaja menikahi Sasi hanya untuk membuatnya

  • Dinikahi Berondong Bucin   95

    Lukman : [Sasi, kamu sudah punya pacar?]Seharusnya pertanyaan itu mudah. Namun, Sasi justru kesulitan menjawab. Jari-jarinya terhenti begitu saja di atas layar. Dia mendadak sesak. Entah kenapa Sasi enggan memberi tahu statusnya saat ini.Alih-alih memberi jawaban, dia malah balik bertanya.Sasi : [Memangnya kenapa, Kak?]Lukman : [Tidak. Takutnya ada yang marah kita berbalas pesan begini.]Perempuan itu seketika menoleh ke arah pintu kamar mandi. Guyuran shower terdengar dari dalam sana. Dia merasa Emir tidak memiliki alasan untuk marah karena hal ini. Lagi pula, Sasi dan Lukman hanya berkirim pesan. Itu juga membahas pekerjaan, meskipun sedikit keluar konteks.Sasi : [Tidak, kok.]Lukman : [Syukurlah.]Pria itu mengirim emoji senyum, yang membuat Sasi turut menarik kedua sudut bibirnya.Lukman : [Untuk logonya benar tidak ada yang harus direvisi? Kalau menurut kamu ada yang kurang, katakan saja.]Sasi : [Sudah

  • Dinikahi Berondong Bucin   94

    Lukman Respati adalah kakak kelas Sasi sejak SMP. Sasi bisa naksir Lukman karena dia berbeda dari anak-anak cowok yang sering menyatakan cinta. Lukman memperlakukan Sasi sama seperti perlakuannya kepada orang lain. Tidak membeda-bedakan, tidak memprioritaskan, hanya karena Sasi cantik.Sasi terkesan pada Lukman. Dia jadi penasaran tipe perempuan seperti apa yang pria itu suka. Sampai SMA Sasi masih diam-diam memperhatikannya. Akan tetapi, sejak pindah sekolah, dia tidak pernah tahu kabar Lukman lagi.Tanpa sadar Sasi tersenyum. Dia teringat hari-hari jatuh cinta saat Lukman selalu menjadi sosok yang Sasi cari di sekolah. Hanya memperhatikannya dari jauh sudah cukup untuk Sasi. Asalkan dalam sehari dia bisa melihat pria itu."Bagaimana kabarnya sekarang? Apa dia sudah menikah?" Sasi membatin.Dia lalu memeriksa akun Lukman. Di sana pria itu membuka jasa ilustrasi untuk logo brand, sampul buku, dan lain-lain. Dari testimoninya sudah banyak yang memesan dan

  • Dinikahi Berondong Bucin   93

    Jalanan malam cukup lenggang, sehingga Ranggi menambah kecepatan berkendara. Dia ingin segera mengistirahatkan badan dan pikiran setelah masalah yang terjadi dengan Wizurai. Lain kali Ranggi akan lebih berhati-hati dalam memilih partner. Dia juga harus memastikan kejadian seperti ini tidak terulang.Pria itu mendengkus. Meskipun masalah berhasil diselesaikan lantaran Ranggi sudah memberikan kompensasi, kekesalannya tetap ada. Ini adalah kali pertama Wizurai tersandung kasus memalukan. Ilustrator yang bekerja sama dengannya memplagiat karya orang luar negeri. Selain membuat brand Wizurai tercoreng, dia juga membuat negara sendiri ikut terkena tinta hitam.Kedongkolan Ranggi belum menghilang saat seseorang tiba-tiba melintas di depan. Dia sontak membelalak. Beruntung dia berhasil menghentikan mobil sebelum menabrak. Namun, hal itu tetap membuatnya berada dalam masalah.Teman-teman orang yang hampir Ranggi tabrak lekas mengerumuni mobil."Keluar lo! Tanggung

  • Dinikahi Berondong Bucin   92

    "Emir?"Pria itu menatap tepat ke dalam mata perempuan di hadapannya. Dia sudah berusaha menahan diri. Akan tetapi, dorongan itu terus mendesak untuk dituruti.Emir menundukkan kepala. Mengikis ruang kosong di antara dirinya dan Sasi. Gadis itu tersentak. Namun, Emir tidak berhenti. Bagaimanapun juga, dia adalah pria normal. Batas yang selama ini dia bangun untuk membentengi diri sendiri perlahan roboh. Barangkali karena kesadaran jika Sasi adalah istrinya dan mereka selalu bersama.Saat di Amerika, Emir bisa menahan godaan lantaran sejak remaja orang tuanya sudah sering mengajari soal hal-hal yang dilarang agama, beserta dampak buruk dari perbuatan tersebut. Emir bisa tahan banting meskipun banyak perempuan cantik dan seksi, juga kehidupan bebas di sana. Tambah lagi, sang papa diam-diam menyuruh orang mengawasi setiap gerak-gerik Emir. Makin tidak beranilah dia.Akan tetapi, saat ini penghalang yang mengikat naluri biologisnya sudah semakin longgar. Seka

DMCA.com Protection Status