Share

43

Penulis: Noorie
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-01 20:32:34

"Kak Reta, kok, kayak menghindari aku," ucap Sasi kepada Mentari.

Sasi datang ke rumah ini membawa cake ketagih buatannya. Dia memberikan satu potong yang sudah dikemas menggunakan mika segitiga kepada Reta. Sasi sangat menunggu penilain dari Reta. Akan tetapi, orang yang sudah Sasi anggap seperti kakaknya sendiri itu hanya menerima kemudian berlalu.

"Mungkin suasana hati Reta sedang tidak baik. Kamu juga kalau tidak mood suka tidak ingin diganggu, kan?" Mentari memberi jawaban yang masuk akal.

"Mungkin." Sasi mengangkat pundak. "Padahal aku mau curhat ke Kak Reta."

"Curhat apa? Ke Bunda saja."

Anak itu menghela napas panjang. "Soal kakak kelas yang suka melabrak aku gara-gara cowok yang dia suka, malah naksir aku. Aku pula yang disalahkan! Aku mau ngadu ke Kak Reta."

Sepertinya sekarang Reta tidak akan peduli lagi kepada Sasi. Mentari lantas mengusap kepala putrinya. "Kamu sudah berusaha membela diri?" tanyanya, "Jangan terlalu bergantung kepada orang lain, Bulanku. Akan ada saatnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dinikahi Berondong Bucin   44

    Suri pernah memberi nasihat, "Satu langkah pertama yang kamu ambil, akan membawa kamu pada langkah-langkah berikutnya. Jika langkah pertama itu menuju kebaikan, maka langkah selanjutnya akan baik juga. Begitu pun sebaliknya."Dulu Ranggi hanya mendengarkan sambil lalu. Buktinya dia pernah pergi beberapa kali ke kelab saat beranjak dewasa. Sekarang pun, dia melakukannya lagi. Jika waktu itu karena tidak enak menolak ajakan teman-temannya, kini Ranggi menginjakkan kaki di ruangan yang penuh ingar bingar itu dengan kesadaran diri.Pria itu mengedarkan pandangan. Musik dj menggaung, membuat sebagian pengunjung ikut berjingkrak di bawah lampu disko."Ayo, Gi." Vanya menarik Ranggi menuju kerumunan orang-orang yang sedang berjoget itu. Vanya menggerakkan badannya, menikmati alunan musik. Sesekali dia menyenggol Ranggi, menyuruhnya ikut menari.Lama-kelamaan Ranggi terpancing. Dia mengangkat tangan, kemudian melompat sesuai entakan musik. Entah berapa lama Ranggi terbuai dengan gemerlap kehi

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-01
  • Dinikahi Berondong Bucin   45

    Vanya bilang, Ranggi boleh menganggap tidak terjadi sesuatu di antara mereka. Akan tetapi, semakin Ranggi ingin mengabaikan hal itu, dia justru semakin resah dilanda rasa bersalah.Vanya sering mengunjungi Ravocado hanya untuk merecokinya. Namun, sejak malam itu yaitu satu minggu yang lalu, perempuan itu belum menampakkan batang hidungnya."Bagaimana kalau Vanya trauma terus tidak mau keluar kos?" Ranggi membatin. Dia mengacak rambutnya. Frustrasi dengan keadaan. Masalah hidupnya justru kian bertambah rumit. Mencari jalan keluar dengan cara-cara yang buruk memang hanya akan mendatangkan konflik baru.Ranggi menghela napas berat. Dia lantas menyambar kunci motornya. Ranggi tidak bisa diam saja, lalu mati karena digerogoti penyesalan. Dia lekas pergi ke kosan Vanya.Namun, pria itu mendadak mengerem kendaraan roda duanya saat melihat Mentari di antara antrean orang-orang yang hendak membeli makanan yang sedang viral. Sekarang, rasa bersalah itu semakin menjadi-jadi. Bukankah Ranggi bisa

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-02
  • Dinikahi Berondong Bucin   46

    "Ranggi, kenapa kamu diam saja?"Sudah bermenit-menit berlalu sejak mereka duduk berhadapan di kursi makan. Mentari menunggu apa saja yang hendak Ranggi katakan. Namun, pria itu masih betah mengatupkan mulutnya."Aku tidak tahu harus memulainya dari mana," ucap Ranggi akhirnya."Jangan katakan dulu kalau kamu belum siap."Sepertinya Ranggi memang tidak akan pernah siap. Apa Ranggi harus mengakui jika dia telah melakukan sesuatu yang buruk kepada Vanya? Mentari pernah menjadi korban juga. Meskipun Mentari tidak menaruh dendam kepada Bentala. Akan tetapi, Mentari selalu emosional saat melihat atau mendengar berita tentang pelecehan.Ranggi juga tidak mau Mentari tahu bahwa dia menjadi pemabuk setelah pindah. Sekarang Ranggi benar-benar kapok setelah malam itu."Om Ranggi mau menikah lagi sama Kak Vanya."Ranggi sontak membelalak, lalu menoleh keponakannya yang justru berwajah datar."A-apa? Menikah?" tanya Mentari."Reta, jangan ikut campur," ujar Ranggi.Namun, anak itu tetap melibatka

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-03
  • Dinikahi Berondong Bucin   47

    "Apa benar kamu Nak Tari istrinya Nak Ranggi?"Mentari sedang menyetrika pakaian, ketika ada sepasang suami istri paruh baya yang datang. Mentari sama sekali tidak mengenal mereka. Namun, ternyata, mereka kemari untuk mencarinya."Benar," jawab Mentari. Dia kemudian bertanya, "Bapak dan Ibu ini siapa?""Kami orang tua Vanya," ucap si ibu.Mentari terperangah sesaat, lalu mempersilakan keduanya duduk di kursi teras depan."Apa ada yang bisa saya bantu, Pak, Bu?" tanya Mentari setelah menghidangkan minuman untuk tamunya.Pasangan suami istri itu justru saling berpandangan. Dari sorot mata keduanya seperti sedang memberi isyarat, menyuruh satu sama lain agar menjawab pertanyaan Mentari."Katakan saja. Tidak perlu sungkan." Mentari dengan sabar menunggu mereka mau bersuara.Ayah Vanya lantas berdeham. "Apa Nak Tari sudah tahu jika Nak Ranggi, berencana menikahi putri kami?"Ternyata masalah itu. Mentari tidak berpikir ke sana. Rupanya Ranggi sudah membicarakan hal ini dengan orang tua Van

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-04
  • Dinikahi Berondong Bucin   48

    Kak Reta : [Aku punya kabar untukmu. Aku sedang dalam perjalanan mengantar Om Ranggi yang akan menikah dengan Kak Vanya.]Kak Reta : [Jangan tanyakan apa pun padaku. Kalau kamu mau tahu, sebaiknya kamu datang ke rumah Kak Vanya sebelum akad berlangsung pukul 9.]Reta kemudian membagikan titik lokasi.Rencananya Sasi akan membuat klappertaart yang hendak dia jual ke tetangga yang sudah PO. Dia sangat senang berdagang. Akan tetapi, karena pesan dari Reta yang ambigu itu, Sasi harus mengurungkan niatnya. Dia lekas mandi dan bersiap-siap, lalu meminta Bentala mengantarnya."Yahdu katanya mau menikah lagi. Ini benar tidak, sih? Kak Reta tidak membalas lagi. Nomor Bunda juga sulit dihubungi," seru Sasi heboh sendiri."Prank, mungkin," kata Bentala, berusaha menenangkan putrinya yang kalang kabut.Sasi menggeleng tegas. "Kak Reta bukan orang yang suka bikin prank keterlaluan seperti ini. Lagian, dalam rangka apa?""Lalu sekarang bagaimana?" tanya Bentala."Kita ke sanalah, Ayah!""Tidak ke r

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • Dinikahi Berondong Bucin   49

    "Sasi! Bulanku! Biarkan Bunda menjelaskan semuanya, Nak!" Mentari menggedor pintu kamar gadis itu.Sesaat setelah Reta pergi, Sasi ikut berlari ke luar dari rumah Vanya sambil menarik Bentala. Mentari tentu mengejar. Akan tetapi, Sasi meminta ayahnya agar tidak menghiraukan Mentari. Tidak ada yang keluar dari mulut Sasi. Hanya saja pipinya basah oleh air mata kecewa, juga malu."Sasi, tolong. Beri Bunda kesempatan untuk menjelaskan." Di luar sana Mentari terus mengiba sejak setengah jam yang lalu."Kalau Bunda mau mengatakan ucapan Kak Reta itu tidak benar, aku akan mendengarkan! Tapi, kalau sebaliknya, Bunda lebih baik pergi saja!" sahut Sasi akhirnya di sela isak tangis sambil menutup telinga.Sasi sebenarnya tidak ingin memercayai hal itu. Bundanya tidak mungkin menjadi orang ketiga di hubungan orang tuanya Reta. Namun, Reta yang tiba-tiba menghindarinya bahkan terkesan cuek, seolah menjawab keheranan Sasi akhir-akhir ini. Saat Sasi kembali dilabrak oleh kakak kelasnya yang kebetul

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • Dinikahi Berondong Bucin   50

    Ranggi merintih kesakitan seraya memegangi perutnya karena mendapat pukulan dari Reta. Keponakannya itu benar-benar menyerang Ranggi lantaran Ranggi tidak mau pergi. Reta sangat nekat. Jika amarahnya terus dipancing, bukan tidak mungkin dia akan membuat Ranggi mengalami patah tulang.Namun, Ranggi masih berusaha menasihati anak itu. "Jangan sampai amarah membuat kamu melangkah terlalu jauh, Ret. Bukan ini yang Kak Suri inginkan.""Memang bukan. Ini murni keinginanku. Mama mungkin bisa memaafkan, tapi aku tidak. Aku ingin balas dendam karena rasa sakit yang aku alami!"Ranggi sudah kehilangan kata-kata. "Baiklah, aku akan pergi dari sini. Tapi, aku tidak benar-benar meninggalkanmu, Reta. Hubungi aku kalau butuh bantuan."Reta memutar bola matanya. "Tidak akan!" ucapnya sambil menutup pintu tepat di hadapan wajah Ranggi."Tidak akan?" Ranggi mencibir pelan. "Memangnya siapa yang selama ini memberinya uang jajan?"Reta mungkin punya rumah dan tabungan peninggalan Suri. Namun, sehari-har

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • Dinikahi Berondong Bucin   51

    "Kenapa Bunda masih ada di sini? Aku, kan, sudah bilang, aku tidak mau ketemu Bunda." Sasi membuang muka, enggan menatap perempuan yang sedang duduk bersama neneknya.Hari ini benar-benar hari terburuk dalam hidup Sasi. Sekolah menjadi tempat yang menyeramkan. Tahu Reta sudah tidak melindungi Sasi lagi, beberapa anak cewek yang tidak menyukainya mulai berani mengganggu Sasi. Saat pulang gadis itu harus menanggung malu karena tanpa dia sadari, ada yang jail menempelkan kertas bertuliskan 'AKU ANAK SEORANG PELAKOR' di punggungnya."Kamu harus bicara baik-baik dengan bundamu," kata Bentala yang setiap hari selalu menyempatkan diri mengantar jemput Sasi.Sasi mendengkus. "Apa lagi yang harus dibicarakan, Ayah? Semuanya sudah jelas.""Nak, itu masa lalu bundamu. Sekarang bundamu sudah menyesalinya. Kita semua pasti pernah melakukan kesalahan." Bentala mendorong punggung Sasi agar anak itu mau masuk ke rumah.Akan tetapi, Sasi tetap tindak ingin melangkahkan kakinya. Dia sampai berpegangan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-08

Bab terbaru

  • Dinikahi Berondong Bucin   100

    "Reta?"Mentari terperanjat ketika mendapati gadis itu mengunjungi kediamannya. Reta memang pernah ke sini saat mereka berkemah di halaman. Akan tetapi, waktu itu dia bersama Ranggi, tidak seorang diri seperti hari ini."Silakan duduk, Reta," ucap Mentari aasedikit canggung. "Mau dibuatkan minuman apa?"Gadis itu menggeleng pelan. "Tidak usah. Aku tidak akan lama. Ada sesuatu yang ingin aku katakan."Mentari lantas mengambil tempat di seberang Reta. Dia bertanya-tanya hal apa yang membawa Reta sampai menemuinya. "Ada apa?""Ini soal Om Ranggi.""Ranggi?""Iya. Sebenarnya aku tidak punya hak membicarakan hal ini. Tapi, karena aku menduga aku menjadi penyebabnya, mau tidak mau aku harus terlibat.""Apa sesuatu terjadi lagi kepada Ranggi?" Mentari sontak panik. Dia sedikit trauma jika ada orang lain yang ingin memberikan kabar soal pria itu kepadanya. Dulu Xavier saat Ranggi kecelakaan. Belum lama ini Sasi memberi tahu jika mantan suaminya tersebut dibegal."Om Ranggi masih mencintai And

  • Dinikahi Berondong Bucin   99

    Sasi pikir Lukman akan memiliki pandangan buruk kepadanya karena menyembunyikan pernikahan. Namun, pria itu justru khawatir. Sasi benar-benar terkejut. Pesan Lukman belum Sasi balas. Selain karena tidak tahu harus menjawab apa, Sasi juga harus segera membersihkan diri lantaran Emir sudah keluar. Keterlambatannya itu ternyata semakin membuat Lukman cemas hingga dia kembali mengirim pesan. Lukman : [Sasi, aku harap kamu baik-baik saja.] Pria itu mungkin tidak akan tenang sebelum Sasi menjawabnya. Sasi : [Aku baik-baik saja, Kak.] Lukman : [Benarkah?] Sepertinya Lukman benar-benar peduli kepada Sasi. Perempuan itu refleks terenyum. Sasi : [Iya.] "Ada apa, Babe?" Ah! Sasi lupa jika dia sedang berada di dalam mobil bersama Emir. Sasi lantas menunjukkan foto Rai yang sedang mengikuti acara outbond. Sasi sengaja meminta foto Rai kepada Mentari karena merindukan adiknya itu. "Sepertinya aku kenal tempat itu." "Iya. Di Nuraga Park. Sekolah Rai sedang mengadakan study tour ke sana."

  • Dinikahi Berondong Bucin   98

    "Papi, Mami kenapa tidak pulang-pulang?" Danta bertanya sambil berurai air mata. Dia pasti sangat merindukan Vanya.Ranggi segera merangkul tubuh kecil anak itu. "Urusan mami kamu belum selesai. Sabar, ya? Kan, ada Papi, ada Kak Reta juga.""Mau Mami." Danta menggeleing.Ranggi belum bisa menceritakan keadaan Vanya. Danta masih terlalu kecil untuk mengetahui apa yang terjadi."Kalau sekarang kita main ke rumah Kak Rai, gimana? Mau, kan?"Danta berpikir sejenak. Dihapusnya air mata menggunakan punggung tangan, lalu mengangguk pelan. "Mau," jawabnya.Ranggi tersenyum lega. Dia lantas membawa anak itu menemui Rai. Kesedihan Danta perlahan berkurang saat dia bekerja sama merakit lego bersama kakaknya."Mbak, apa malam ini Rai boleh menginap di rumahku? Mungkin Danta tidak akan terlalu kepikiran Vanya kalau ada anak seumurannya," kata Ranggi kepada Mentari."Aku tidak keberatan kalau anaknya mau. Tapi, Rai susah tidur di tempat asin

  • Dinikahi Berondong Bucin   97

    "Hanya karena aku menerima keadaanku, itu tidak berarti aku akan menceraikanmu, Sasi. Aku tetap tidak akan membiarkanmu bersama lelaki lain yang wajahnya sempurna, sedangkan aku seperti ini."Perkataan Emir menampar Sasi dengan telak. Seharusnya dia yang memiliki wajah rusak. Seharusnya dia yang tidak percaya diri hingga tidak ingin bertemu orang lain. Seharusnya dia juga yang saat ini sibuk perawatan dengan biaya mahal.Bagaimana mungkin Sasi sempat berpikir akan terbebas dari pernikahan ini saat ucapan terima kasih dan kata maaf saja tidak akan cukup untuk membayar tindakan Emir?Sasi akan menjadi orang yang tidak tahu diuntung."Aku mengerti," sahutnya."Jangan pernah membahas perceraian lagi denganku!" kata Emir tegas."Iya." Sasi kemudian menyentuh pipi Emir yang terkena siraman air keras. Bulan depan pria itu akan menjalani operasi terakhir.Tatapan Emir melembut. Dia menahan tangan Sasi agar tetap berada di pipinya. "Maaf, aku

  • Dinikahi Berondong Bucin   96

    "Jadi, Emir, kapan kamu akan mentalakku?"Pertanyaan tersebut keluar dari bibir mungil Sasi. Dia mengatakannya dengan santai, seolah-olah hal itu perkara sangat sepele tanpa tahu dampak yang akan dialami oleh si pendengar. Untuk sesaat, Emir merasa jantungnya berhenti berdetak.Pria yang sedang menonton siaran ulang pertandingan voli itu seketika mengetatkan rahang. Dicengkeramnya kuat-kuat remot yang berada digenggaman."Kamu lupa, ya? Toko buka minggu depan. Besok kita harus mulai mengundang tamu-tamu untuk pembukaan nanti," jawab Emir. Tatapannya tetap menatap layar yang memperlihatkan dua tim lokal sedang bertanding. Namun, hatinya remuk redam."Oh, iya juga." Helaan napas terdengar.Apa Sasi kecewa? Rupanya dia ingin cepat-cepat melepaskan diri dari Emir, padahal perasaan pria itu sudah berubah. Ternyata selama ini cinta Emir tidak bersambut. Menyedihkan. Mungkinkah dia sedang dihukum karena dengan sengaja menikahi Sasi hanya untuk membuatnya

  • Dinikahi Berondong Bucin   95

    Lukman : [Sasi, kamu sudah punya pacar?]Seharusnya pertanyaan itu mudah. Namun, Sasi justru kesulitan menjawab. Jari-jarinya terhenti begitu saja di atas layar. Dia mendadak sesak. Entah kenapa Sasi enggan memberi tahu statusnya saat ini.Alih-alih memberi jawaban, dia malah balik bertanya.Sasi : [Memangnya kenapa, Kak?]Lukman : [Tidak. Takutnya ada yang marah kita berbalas pesan begini.]Perempuan itu seketika menoleh ke arah pintu kamar mandi. Guyuran shower terdengar dari dalam sana. Dia merasa Emir tidak memiliki alasan untuk marah karena hal ini. Lagi pula, Sasi dan Lukman hanya berkirim pesan. Itu juga membahas pekerjaan, meskipun sedikit keluar konteks.Sasi : [Tidak, kok.]Lukman : [Syukurlah.]Pria itu mengirim emoji senyum, yang membuat Sasi turut menarik kedua sudut bibirnya.Lukman : [Untuk logonya benar tidak ada yang harus direvisi? Kalau menurut kamu ada yang kurang, katakan saja.]Sasi : [Sudah

  • Dinikahi Berondong Bucin   94

    Lukman Respati adalah kakak kelas Sasi sejak SMP. Sasi bisa naksir Lukman karena dia berbeda dari anak-anak cowok yang sering menyatakan cinta. Lukman memperlakukan Sasi sama seperti perlakuannya kepada orang lain. Tidak membeda-bedakan, tidak memprioritaskan, hanya karena Sasi cantik.Sasi terkesan pada Lukman. Dia jadi penasaran tipe perempuan seperti apa yang pria itu suka. Sampai SMA Sasi masih diam-diam memperhatikannya. Akan tetapi, sejak pindah sekolah, dia tidak pernah tahu kabar Lukman lagi.Tanpa sadar Sasi tersenyum. Dia teringat hari-hari jatuh cinta saat Lukman selalu menjadi sosok yang Sasi cari di sekolah. Hanya memperhatikannya dari jauh sudah cukup untuk Sasi. Asalkan dalam sehari dia bisa melihat pria itu."Bagaimana kabarnya sekarang? Apa dia sudah menikah?" Sasi membatin.Dia lalu memeriksa akun Lukman. Di sana pria itu membuka jasa ilustrasi untuk logo brand, sampul buku, dan lain-lain. Dari testimoninya sudah banyak yang memesan dan

  • Dinikahi Berondong Bucin   93

    Jalanan malam cukup lenggang, sehingga Ranggi menambah kecepatan berkendara. Dia ingin segera mengistirahatkan badan dan pikiran setelah masalah yang terjadi dengan Wizurai. Lain kali Ranggi akan lebih berhati-hati dalam memilih partner. Dia juga harus memastikan kejadian seperti ini tidak terulang.Pria itu mendengkus. Meskipun masalah berhasil diselesaikan lantaran Ranggi sudah memberikan kompensasi, kekesalannya tetap ada. Ini adalah kali pertama Wizurai tersandung kasus memalukan. Ilustrator yang bekerja sama dengannya memplagiat karya orang luar negeri. Selain membuat brand Wizurai tercoreng, dia juga membuat negara sendiri ikut terkena tinta hitam.Kedongkolan Ranggi belum menghilang saat seseorang tiba-tiba melintas di depan. Dia sontak membelalak. Beruntung dia berhasil menghentikan mobil sebelum menabrak. Namun, hal itu tetap membuatnya berada dalam masalah.Teman-teman orang yang hampir Ranggi tabrak lekas mengerumuni mobil."Keluar lo! Tanggung

  • Dinikahi Berondong Bucin   92

    "Emir?"Pria itu menatap tepat ke dalam mata perempuan di hadapannya. Dia sudah berusaha menahan diri. Akan tetapi, dorongan itu terus mendesak untuk dituruti.Emir menundukkan kepala. Mengikis ruang kosong di antara dirinya dan Sasi. Gadis itu tersentak. Namun, Emir tidak berhenti. Bagaimanapun juga, dia adalah pria normal. Batas yang selama ini dia bangun untuk membentengi diri sendiri perlahan roboh. Barangkali karena kesadaran jika Sasi adalah istrinya dan mereka selalu bersama.Saat di Amerika, Emir bisa menahan godaan lantaran sejak remaja orang tuanya sudah sering mengajari soal hal-hal yang dilarang agama, beserta dampak buruk dari perbuatan tersebut. Emir bisa tahan banting meskipun banyak perempuan cantik dan seksi, juga kehidupan bebas di sana. Tambah lagi, sang papa diam-diam menyuruh orang mengawasi setiap gerak-gerik Emir. Makin tidak beranilah dia.Akan tetapi, saat ini penghalang yang mengikat naluri biologisnya sudah semakin longgar. Seka

DMCA.com Protection Status