Home / Romansa / Dinikahi Berondong Bucin / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Dinikahi Berondong Bucin: Chapter 21 - Chapter 30

100 Chapters

21

"Mbak Tari?"Mentari mengangguk. "Pesanan saya sudah bisa dibawa, Mbak?" tanyanya."Sudah, Mbak," ucap perempuan bernama Ratu itu. Dia ke dalam rumahnya sebentar, lalu kembali membawa box berisi empat cup strawberry cream cheese.Mentari sengaja memesan dessert dari Ratu hanya untuk bertemu dengannya secara langsung. Mentari ingin tahu siapa Ratu sebenarnya. Namun, dia ternyata tidak pernah bertemu dengan perempuan itu sebelumnya. Reaksi yang ditunjukkan Ratu juga biasa saja. Tidak ada yang mencurigakan."Mbak Ratu pernah dengar soal Sasi Dessert?" tanya Mentari memancing.Ratu tampak berpikir sejenak. "Tidak, Mbak," jawabnya."Yang viral di aplikasi X, loh, Mbak."Ratu menggeleng. "Saya tidak punya aplikasi itu, Mbak. Jadinya tidak tahu apa yang viral. Memangnya kenapa, Mbak?"Ekspresi Ratu terlalu tenang. Mentari tidak bisa mendeteksi kebohongan dari sorot maupun raut wajahnya. "Tidak. Saya pikir Mbak tahu, so
last updateLast Updated : 2023-11-02
Read more

22

Dulu Reta hanya marah karena sang papa sering menjadi alasan mamanya menangis. Namun, setelah dia beranjak dewasa dan tahu arti sebuah perselingkuhan, kemarahan itu berkembang menjadi rasa benci yang teramat dalam.Suri sering mengingatkannya agar tidak menyimpan dendam. Akan tetapi, salahkan Panca yang menampakkan diri di hadapan Reta lagi. Kemunculannya membuat luka Reta kembali menganga. Perbuatan buruk sang papa kembali menghantam ingatan. Menjadi mimpi buruk saat pria itu melakukan kekerasan terhadap mamanya.Hari ini Panca berusaha menemui Reta untuk yang kesekian kali dalam satu bulan ini. Anehnya, Panca selalu menunggu Reta di gerbang sekolah. Dia sengaja melakukan itu agar pertemuan ayah dan anak itu bisa disaksikan oleh orang banyak, sehingga Reta bisa lebih menjaga sikap. Jika Panca ke rumah, pastilah Reta tidak akan ragu mengusirnya meski dengan kekerasan sekalipun.Kemarin-kemarin Reta hanya mengabaikannya. Namun, sekarang dia sudah sangat muak. Kesabarannya habis begitu
last updateLast Updated : 2023-11-04
Read more

23

Mentari langsung membuang muka, menyembunyikan wajah agar Panca tidak melihat, apalagi mengenalinya. Sementara Reta justru mendengkus kasar. Dia tahu ini bukan kebetulan. Panca pasti sengaja merencanakannya. Pria itu memaanfaatkan Reta yang sedang gencar mempromosikan jualan Mentari di media sosialnya."125 ribu untuk tiga cup," ucap Reta dingin seraya mengulurkan dus kemas.Gadis itu memindai sebentar keadaan kediaman Panca. Ternyata memang sudah menjadi gembel. Seharusnya Panca bisa lebih berhemat."Tidak mau masuk dulu, Nak?" Pria itu bertanya."Bayar sekarang atau aku bawa lagi?" Reta sangat malas berbasa-basi."Barangkali kamu ingin mendengar penjelasan tentang yang Papa ucapkan waktu itu."Dugaan Reta benar. Panca memancingnya ke tempat ini. Mungkin dia belum tahu alamat rumah Reta."Oke, kalau memang tidak jadi dibeli. Menyusahkan orang saja," ujar Reta sambil memutar tubuh.Namun, Panca tidak membiarkannya pergi begitu saja. Pria itu menahan Reta di pundaknnya. "Kiani, kamu ha
last updateLast Updated : 2023-11-06
Read more

24

08XX : [Wah, Tari. Kejutan apa ini? Kamu menikah dengan mantan adik iparku?]Mentari spontan menelungkupkan layar ponselnya ke dada. Tanpa perlu menebak, dia langsung tahu siapa yang mengirim pesan itu meskipun Panca memakai nomor baru.Perempuan itu membasahi bibir. Jantung mendadak berdebar keras. Dia lantas menghela napas beberapa kali untuk menenangkan diri. Ibu jarinya bergerak memencet tombol on/off agar ponselnya mati. Namun, Mentari yakin Panca akan tetap mengganggunya. Panca tidak akan melepaskannya begitu saja."Wajah kamu pucat. Kamu baik-baik saja, kan, Sunshine?" tanya Ranggi yang baru kembali dari kamar mandi.Mentari sebisa mungkin membentuk senyuman tulus. "Iya," jawabnya seraya mengangguk pelan.Namun, Ranggi tetap ingin memastikan. Dia segera menempelkan telapak tangannya di kening Mentari, kemudian turun ke leher perempuan itu. Ranggi lantas mendudukkan dirinya di samping sang istri. "Kamu pasti mengkhawatirkan Sasi, kan?"Sebelum pesan dari Panca datang, Mentari me
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more

25

Mentari hanya bisa berpegangan erat pada tambang yang melingkar di pelampung ban yang dia naiki. Pekikkannya sesekali terdengar saat dia melewati jalur sungai yang cukup curam menurutnya, karena Ranggi justru tertawa geli melihat reaksi Mentari."Ranggi! Aku mau berhenti di sini saja," seru perempuan itu, lalu menjerit saat pelampung bannya menabrak batu kali. Dia nyaris saja terguling."Sebentar lagi sampai ke vila, Sunshine. Semangat! Masa mau kalah sama anak kecil?"Mentari mendengkus kesal. Seumur hidup, ini pertama kalinya dia mencoba wahana river tubing atas bujukan Ranggi. Meskipun sungainya tidak terlalu dalam, tetap saja Mentari takut. Beruntung jembatan kayu yang berada tepat di depan vila sudah kelihatan. Mentari akhirnya bisa menghela napas lega saat bokongnya terangkat dari pelampung."Seru, kan?" Ranggi bertanya sambil merangkul pundaknya.Mentari tersenyum paksa. "Seru karena kamu bisa menertawai aku!""Aduh, si cantik marah." Ranggi mencubit pipi istrinya.Hari ini ada
last updateLast Updated : 2023-11-09
Read more

26

"Apa, Sunshine? Kamu akan mencari pekerjaan?" Ranggi memutar tubuhnya, menghadap Mentari yang tengah duduk bersandar di kepala ranjang."Iya," jawab Mentari sambil menahan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya agar tidak merosot.Ranggi mengurungkan niatnya yang hendak ke kamar mandi. Dia kembali duduk di dekat sang istri. "Apa uang yang selama ini aku kasih ke kamu itu kurang?"Perempuan itu menggeleng. "Ini bukan soal uang nafkah, Ranggi. Kamu tahu, kan, selama belasan tahun aku terbiasa mencari uang sendiri. Jadi, saat aku tidak memilikinya, seperti ada yang kurang."Apa yang Mentari katakan tidak sepenuhnya sebuah kebohongan. Dia memang tidak betah jika tidak mempunyai uang hasil keringatnya sendiri. Akan tetapi, itu bukan alasan utama."Tidak boleh," kata Ranggi tegas, "Memangnya kamu mau kerja apa dan di mana, Sunshine? Berbisnis dari rumah saja banyak yang memusuhi kamu."Mentari menghela napas. Dia belum kepikiran sampa
last updateLast Updated : 2023-11-11
Read more

27

Mentari berhasil membuktikan diri di hari pertama dia bekerja. Mentari yang sudah terbiasa menghias kue tidak perlu beradaptasi terlalu lama. Dia juga lega karena tidak menerima tatapan kebencian dari rekannya yang lain. Mereka semua bekerja sama untuk memuaskan keinginan pelanggan.Keahlian Mentari membuatnya dipercaya Chloe di bagian kue pengantin. Dia sangat senang kue buatannya selalu mendapat pujian, meskipun pujian itu bersifat umum untuk tempat kerjanya. Rekannya yang lain juga profesional.Chloe sendiri lebih sibuk mengurusi request pemesan yang terkadang aneh. Hari ini juga dia dan tim harus membuat kue duplikat salah satu produk dari suatu merk kecantikan. Chloe lumayan kesulitan menyesuaikan ini dan itu."Ranggi, hari ini aku lembur, ya," ucap Mentari kepada suaminya di telepon."Lagi?" Ranggi terdengar tidak suka."Iya. Di sini sedang kebanjiran pesanan. Semua pegawai juga lembur. Tidak mungkin aku sendiri yang pulang, apalagi aku punya tanggung jawab besar untuk kue penga
last updateLast Updated : 2023-11-12
Read more

28

"Aku bawakan makan siang lagi buat kamu, Gi."Vanya dengan senyum lebarnya menghampiri Ranggi yang baru saja menghubungi supplier alpukat agar segera mengirimkan buah itu."Taruh saja di situ," ucap Ranggi seraya menunjuk meja kerjanya menggunakan dagu.Pria itu sedang lumayan sibuk, jadi tidak ada waktu untuk mengusir Vanya. Sejak Mentari bekerja, dia jadi tidak sempat membuat dua dessert yang menjadi andalan kafenya. Ranggi cukup kesulitan mencari pengganti yang rasanya sesuai dengan buatan sang istri karena sudah disukai banyak pelanggannya."Mukanya kayak orang bingung begitu, Gi," kata Vanya."Lagi berpikir kapan utangmu lunas.""70 persen gajiku buat cicil utang, loh, Gi. Aku mencukupi kebutuhanku dari jasa foto. Kamu tega banget mengungkit itu terus."Ranggi justru tersenyum licik. "Memang aku orangnya tega. Kenapa?"Vanya mencebik. "Cepat makan," ujarnya sambil membuka rantang satu per satu. "Aku juga sekalian mau makan di sini karena tadi tidak sempat takut kamu keburu lapar.
last updateLast Updated : 2023-11-14
Read more

29

"Tadi aku buatkan kopi," ucap Mentari seraya menaruh cangkir berisi cairan hitam pekat itu di meja. Mentari bersyukur dia membuat kopi di mug listrik sehingga minuman itu tetap hangat.Ranggi yang sedang fokus dengan ponselnya mendongak. "Terima kasih, Sunshine."Mentari mengangguk dengan senyuman. Dia lalu duduk di samping suaminya. "Kamu sedang apa?""Melihat review produk-produk Wizurai di marketplace." Ranggi menunjukkan layar ponselnya. Dia tidak berbohong.Mentari membaca beberapa komentar teratas. Semuanya memberikan ulasan yang positif. Mentari sangat lega. Berita viral itu hanya menghancurkan usaha Mentari meskipun Ranggi juga ada di dalam vidionya.Menjadi perempuan memang sulit. Saat seorang istri diselingkuhi, pasti ada pihak-pihak yang justru menuduh si istri tidak becus melayani suaminya. Padahal, memang suaminya saja yang tidak bersyukur dan tidak mau menjaga pandangan serta hawa nafsu.Sebagian pihak lain menyerang si selingkuhan. Mencaci maki dengan kalimat buruk. Pad
last updateLast Updated : 2023-11-16
Read more

30

[Sunshine, hari ini kamu lembur tidak?]Ranggi menghela napas ketika pesan yang dia kirim belum juga dibaca oleh istrinya. Sekarang sudah waktunya Mentari pulang jika tidak lembur. Perempuan itu akan selalu mengabarinya. "Aku tidak bisa diam saja!" kata Ranggi geregetan. Dia hanya mengkhawatirkan sang istri. Takut terjadi sesuatu yang buruk kepada Mentari.Pria itu lantas tancap gas, membawa dirinya menuju toko tempat Mentari bekerja. Pegawai yang sedang bersiap menutup toko memberi tahu, "Mbak Tari sudah pulang sejak tadi siang, Mas. Sakit.""Makasih," ucap Ranggi seraya mengambil langkah seribu menuju motornya. Dengan kecepatan tinggi dia bergegas ke rumah."Sunshine!" serunya di ambang pintu kamar.Ranggi lekas mendekati Mentari yang tengah berbaring. Wajah perempuan itu pucat. "Sunshine," panggilnya lembut sambil menyelipkan beberapa helai rambut Mentari ke belakang telinganya.Mentari yang menyadari keberadaan Ranggi perlahan membuka mata. Keningnya mengerut. "Kamu sudah pulang?
last updateLast Updated : 2023-11-18
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status