Home / Lain / Terjerat Cinta Mafia Kejam / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Terjerat Cinta Mafia Kejam: Chapter 81 - Chapter 90

100 Chapters

CHAPTER 81

Happy reading!!! Lidah Atland terasa kelu untuk menjawab pertanyaan Aphrodite yang sangat menyayat hatinya. “Aku bahkan tidak pernah terbesit dalam pikiranku jika suatu saat kau akan melakukan hal ini padaku Atland tetapi hari ini kau menunjukkan padaku siapa sebenarnya dirimu!” “Aphrodite—“ perkataan Atland terputus ketika Aphrodite menaikkan tangannya sebagai isyarat kalau Atland harus diam. Aphrodite memakai celananya kembali dengan susah payah karena pukulan Atland sangat kencang. Aphrodite bahkan tetap terisak ketika menggunakan celananya. “Maaf Aphrodite tetapi tolong jangan tinggalkan aku,” kata Atland dengan suara serak. Aphrodite berjalan dengan tertatih-tatih untuk keluar dari dalam kamar Atland dan Dames ada didepan pintu kamar. “Aphrodite?!” Dames menatap Aphrodite dengan tercengang apalagi keadaan Aphrodite yang sangat berantakan. Tatapan Dames mengarah pada Atland, “bisakah kau menggendongku untuk keluar dari mansion ini?” tanya Aphrodite lemah apalagi Aphrodite mera
Read more

CHAPTER 82

Happy reading!!!! Arvies menggendong Aphrodite yang terlihat sangat damai dalam tidurnya. Arvies membawa Aphrodite ke sebuah kota yang sangat kecil sehingga Atland akan kesulitan untuk menemukan lokasi mereka. Arvies bahkan menutup seluruh akses yang berkaitan dengannya dan juga Aphrodite. Arvies meletakkan Aphrodite dengan hati-hati. “Apakah Reyn baik-baik saja?” tanya Aretha sambil menatap mata Aphrodite yang terlihat bengkak. Kota ini juga dipilih Arvies karena Aretha berada disana dan mereka berdua selalu menghabiskan waktu bersama di rumah sederhana tersebut. Arvies tidak perlu takut jika Atland melacak lokasi Aretha karena Arvies selalu menutup seluruh akses yang mengarah pada Aretha ketika mereka ingin berduaan. Arvies mengecup puncak kepala Aphrodite sebelum keluar dari kamar dan menarik tangan Aretha. “Reyn dan Atland bertengkar dan aku tidak menyangka jika Atland dengan sangat mudah melampiaskannya pada Reyn.” Aretha terkejut dan menatap mata Arvies yang sangat dekat ka
Read more

CHAPTER 83

Happy reading!!!!! Arvies pergi menemui Atland tanpa sepengetahuan Aphrodite dan juga Aretha. Wajah Arvies terlihat sangat marah ketika tiba kembali di mansion Atland. “Kau sudah kembali?” tanya Dames yang terkejut melihat kehadiran Arvies. Dames menghela napas karena sebentar lagi akan terjadi keributan didalam mansion apalagi Arvies melewatinya begitu saja tanpa menjawab pertanyaannya. Pintu ruang kerja Atland terbuka dengan kasar karena Arvies. “Dasar bajingan!” teriak Arvies murka. Atland pasrah saja ketika Arvies memukulnya dengan brutal. “Maaf kan aku,” kata Atland di sela-sela pukulan yang diberikan oleh Arvies. Arvies menendang perut Atland hingga Atland meringis karena tendangan yang sangat kencang. “Jangan pernah coba mencari adikku lagi dan mulai saat ini aku tidak akan merestui hubungan kalian sampai kapanpun!” Atland memeluk kaki Arvies hingga Arvies dan Dames terkejut. Atland tidak akan pernah merendahkan dirinya selama hidupnya tetapi sekarang Atland merelakan harg
Read more

CHAPTER 84

Happy reading!!!! Arvies baru saja tiba di Villa yang menjadi tempat persembunyian mereka dan keheningan menyambut Arvies sehingga Arvies merasa bingung karena biasanya Aphrodite dan Aretha sedang duduk nonton film sambil bercerita. Arvies akhirnya memanggil nama Aretha dan juga Aphrodite tetapi Arvies tidak kunjung mendapat jawaban. Arvies mulai khawatir dan berjalan cepat keluar dari dalam villa untuk mencari Aphrodite dan juga Aretha. Arvies melangkah kearah perkebunan teh yang tak jatuh dari tempat villanya berada. Mata Arvies tertuju pada Aphrodite dan Aretha yang sedang berbicara dengan seorang pria. “Apa yang kalian lakukan disini dan siapa pria ini?” tanya Arvies dengan nada tajam. Aphrodite dan Aretha langsung menatap Arvies dan pria yanh ditolong oleh Aphrodite dan Aretha juga menatap Arvies. “Aku dan Aretha membantu pria ini karena dia sedang terluka tetapi rumahnya berada jauh dari sini. Bisakah kita membawanya ke villa?” tanya Aphrodite. Arvies menatap pria itu deng
Read more

CHAPTER 85

Happy reading!!! Atland telah tiba didepan villa dimana Aphrodite berada dan Atland menatap bangunan itu dengan tatapan penuh kerinduan. Atland sesekali menghembuskan asap rokok yang menemaninya untuk menatap villa didepannya. Atland kemudian menginjak puntung rokoknya ketika lampu yang ada di ruang tamu tiba-tiba menyala. Atland memanjat pohon sehingga tidak ketahuan. Orang yang keluar dari rumah itu adalah Aphrodite dan Atland harus menahan dirinya untuk tidak berlari dan mendekap badan mungil yang menjadi candunya. Aphrodite duduk dikursi dan menatap gelapnya malam dengan tatapan sendu. “Apakah dia tidak mencariku?” tanya Aphrodite dalam hati. Aphrodite menatap sendal tidurnya yang berbentuk kelinci dan menghembuskan napasnya. Aphrodite merindukan Atland tetapi Aphrodite juga takut untuk bertemu dengan Atland. Aphrodite menghapus air matanya yang tiba-tiba saja mengalir. “Jangan menangis karena pria bajingan ini Aphrodite,” kata Atland sambil berbisik lirih. Atland mengepalkan
Read more

CHAPTER 86

Happy reading!!!! Aphrodite berlutut dan menatap Atland yang memasang raut wajah sedih dengan kedua matanya yang berwarna merah karena menangis. Aphrodite mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata Atland yang kembali menetes. Atland semakin tak kuasa menahan tangisnya ketika Aphrodite mengusap air matanya dengan sangat lembut. “Ya Tuhan aku sudah sangat bersalah pada wanita ini dan tidak sepantasnya aku menerima kelembutan yang diberikan oleh wanita ini padaku,” kata Atland dalam hatinya. “Maafkan aku Aphrodite,” kata Atland sambil berbisik lirih dan Aphrodite mengigit bibir bawahnya. “Pulanglah Atland.” Atland menggelengkan kepalanya dan menggenggam tangan Aphrodite yang ada di pipinya. “Bagaimana aku bisa pulang jika rumahku berada jauh dari sisiku?” Aphrodite menatap Atland dengan serius. “Aku masih menbutuhkan waktu untuk melupakan kejadian itu Atland, tolong mengerti kondisiku saat ini karena setiap aku melihatmu maka aku akan terbayang-bayang bagaiman cara kau menyakit
Read more

CHAPTER 87

Happy reading!!!!Tidak terasa waktu berlalu sangat cepat dan Aphrodite melewati banyak hal untuk memperbaiki dirinya menjadi seorang wanita yang lebih baik dari sebelumnya baik dari segi ekonomi, pekerjaaan dan juga pribadinya sendiri. Seperti saat ini Aphrodite mulai bekerja sebagai asisten dari kakaknya sendiri yaitu Arvies di perusahaan orang tua mereka. Memang awalnya tidak mudah bagi Aphrodite karena belajar bisnis sangat membuat otaknya panas dan hampir meledak tetapi karena dukungan dari Aretha dan juga Arvies, Aphrodite mampu melakukannya. “Permisi tuan ada berkas yang harus kau tandatangani,” kata Aphrodite sambil meletakkan sebuah berkas di atas meja Arvies. “Tolong kosongkan jadwalku besok karena aku ingin membuat kejutan untuk kekasihku,” kata Arvies tanpa menatap Aphrodite dan masih sibuk dengan berkas-berkas yang ada di tangannya. Aphrodite langsung berjalan mendekat dengan semangat. “Apakah kakak ingin melamar Aretha?” tanya Aphrodite dengan nada senang dan bahkan
Read more

CHAPTER 88

Happy reading!!! Aphrodite tidak pernah sejatuh cinta ini pada perhiasan tetapi kalung itu menarik perhatiannya. “Cantik sekali,” kata Aphrodite pelan sambil menyentuh kalung itu. “Terlihat cocok jika anda memakainya nona,” kata karyawan toko itu. Aphrodite bertanya tentang harga kalung itu dan seketika juga Aphrodite menjatuhkan rahangnya. “Kenapa mahal sekali,” kata Aphrodite dengan sedih dan Arvies tidak tegas melihat wajah sedih Aphrodite. “Ambil saja jika kau mau Reyn aku yang akan membayarnya.” Aphrodite menggeleng karena Aphrodite tidak ingin menghabiskan uang yang begitu banyak Hanya untuk sebuah kalung. “Aku akan menabung saja untuk membeli kalung itu,” kata Aphrodite dan meletakkan kalung itu kembali ke tempatnya. Pantas saja kalungnya sangat mahal karena menggunakan berlian bintang merah muda yang sangat mahal. Arvies menghela napasnya dan tidak memaksa Aphrodite untuk mengambil kalung itu padahal tidak masalah untuk Arvies mengeluarkan uang yang begitu besar hanya unt
Read more

CHAPTER 89

Happy reading!!!! Aviel berlari dan memeluk kaki ibunya dengan erat. “Mommy dia aunty cantik yang aku ceritakan,” kata Aviel dengan nada menggemaskan dan menunjuk kearah Aphrodite yang masih terdiam kaku. Wanita yang dipanggil ibu oleh Aviel adalah Ashyera. “Ekhm! Terima kasih karena sudah mengantar Aviel,” kata Ashyera sambil mengelus rambut cokelat milik Aviel. Aphrodite tidak tahu harus menanggapi apa dan matanya turun ke perut Ashyera yang membuncit. Aphrodite tidak berani menatap Atland pria yang dipanggil uncle oleh Aviel. “Tolong jangan membiarkan Aviel berjalan sendirian lagi karena bisa saja ada yang berniat melukainya.” Aphrodite tersenyum tipis dan tanpa menunggu respon Ashyera Aphrodite berbalik pergi karena Aphrodite sudah tidak sanggup menahan air matanya lagi. Kerinduannya pada Atland sangat besar tetapi Aphrodite seakan tertampar dengan kenyataan yang ada. Aphrodite semakin mempercepat langkahnya untuk sampai kemobil dan Aphrodite mencengkram stir mobil untuk melam
Read more

CHAPTER 90

Happy reading!!!!Aphrodite dan Ashyera sedang duduk ditaman dan mereka berdua sedari tadi hanya diam tanpa mengeluarkan satu kata pun. Aphrodite sendiri tidak ada niatkan untuk mengajak Ashyera berbicara karena Ashyera yang mengajaknya untuk duduk ditaman tersebut. “Aku minta maaf Aphrodite.” Mata Aphrodite langsung tertuju pada Ashyera yang sedang menunduk dan mencengkram gelas yang ada ditangannya. “Maaf karena sudah ikut andil ketika penyerangan malam itu terjadi,” kata Ashyera dengan nada pelan dan menatap warna mata Aphrodite yang sangat cantik. “Semua sudah berlalu dan aku tidak ingin membahas sesuatu yang sudah terjadi,” kata Aphrodite sambil menatap Aviel yang sedang mencoba untuk menangkap kupu-kupu. Ashyera mengigit bibir bawahnya untuk menahan tangis karena Ashyera merasa Aphrodite tidak ingin memaafkannya. Aphrodite terkejut ketika melihat ibu hamil yang duduk disampingnya tiba-tiba mengeluarkan isak tangis. “Hei apa yang terjadi padamu? Apakah perutmu sakit?” tanya A
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status