Happy reading!!! Atland telah tiba didepan villa dimana Aphrodite berada dan Atland menatap bangunan itu dengan tatapan penuh kerinduan. Atland sesekali menghembuskan asap rokok yang menemaninya untuk menatap villa didepannya. Atland kemudian menginjak puntung rokoknya ketika lampu yang ada di ruang tamu tiba-tiba menyala. Atland memanjat pohon sehingga tidak ketahuan. Orang yang keluar dari rumah itu adalah Aphrodite dan Atland harus menahan dirinya untuk tidak berlari dan mendekap badan mungil yang menjadi candunya. Aphrodite duduk dikursi dan menatap gelapnya malam dengan tatapan sendu. “Apakah dia tidak mencariku?” tanya Aphrodite dalam hati. Aphrodite menatap sendal tidurnya yang berbentuk kelinci dan menghembuskan napasnya. Aphrodite merindukan Atland tetapi Aphrodite juga takut untuk bertemu dengan Atland. Aphrodite menghapus air matanya yang tiba-tiba saja mengalir. “Jangan menangis karena pria bajingan ini Aphrodite,” kata Atland sambil berbisik lirih. Atland mengepalkan
Happy reading!!!! Aphrodite berlutut dan menatap Atland yang memasang raut wajah sedih dengan kedua matanya yang berwarna merah karena menangis. Aphrodite mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata Atland yang kembali menetes. Atland semakin tak kuasa menahan tangisnya ketika Aphrodite mengusap air matanya dengan sangat lembut. “Ya Tuhan aku sudah sangat bersalah pada wanita ini dan tidak sepantasnya aku menerima kelembutan yang diberikan oleh wanita ini padaku,” kata Atland dalam hatinya. “Maafkan aku Aphrodite,” kata Atland sambil berbisik lirih dan Aphrodite mengigit bibir bawahnya. “Pulanglah Atland.” Atland menggelengkan kepalanya dan menggenggam tangan Aphrodite yang ada di pipinya. “Bagaimana aku bisa pulang jika rumahku berada jauh dari sisiku?” Aphrodite menatap Atland dengan serius. “Aku masih menbutuhkan waktu untuk melupakan kejadian itu Atland, tolong mengerti kondisiku saat ini karena setiap aku melihatmu maka aku akan terbayang-bayang bagaiman cara kau menyakit
Happy reading!!!!Tidak terasa waktu berlalu sangat cepat dan Aphrodite melewati banyak hal untuk memperbaiki dirinya menjadi seorang wanita yang lebih baik dari sebelumnya baik dari segi ekonomi, pekerjaaan dan juga pribadinya sendiri. Seperti saat ini Aphrodite mulai bekerja sebagai asisten dari kakaknya sendiri yaitu Arvies di perusahaan orang tua mereka. Memang awalnya tidak mudah bagi Aphrodite karena belajar bisnis sangat membuat otaknya panas dan hampir meledak tetapi karena dukungan dari Aretha dan juga Arvies, Aphrodite mampu melakukannya. “Permisi tuan ada berkas yang harus kau tandatangani,” kata Aphrodite sambil meletakkan sebuah berkas di atas meja Arvies. “Tolong kosongkan jadwalku besok karena aku ingin membuat kejutan untuk kekasihku,” kata Arvies tanpa menatap Aphrodite dan masih sibuk dengan berkas-berkas yang ada di tangannya. Aphrodite langsung berjalan mendekat dengan semangat. “Apakah kakak ingin melamar Aretha?” tanya Aphrodite dengan nada senang dan bahkan
Happy reading!!! Aphrodite tidak pernah sejatuh cinta ini pada perhiasan tetapi kalung itu menarik perhatiannya. “Cantik sekali,” kata Aphrodite pelan sambil menyentuh kalung itu. “Terlihat cocok jika anda memakainya nona,” kata karyawan toko itu. Aphrodite bertanya tentang harga kalung itu dan seketika juga Aphrodite menjatuhkan rahangnya. “Kenapa mahal sekali,” kata Aphrodite dengan sedih dan Arvies tidak tegas melihat wajah sedih Aphrodite. “Ambil saja jika kau mau Reyn aku yang akan membayarnya.” Aphrodite menggeleng karena Aphrodite tidak ingin menghabiskan uang yang begitu banyak Hanya untuk sebuah kalung. “Aku akan menabung saja untuk membeli kalung itu,” kata Aphrodite dan meletakkan kalung itu kembali ke tempatnya. Pantas saja kalungnya sangat mahal karena menggunakan berlian bintang merah muda yang sangat mahal. Arvies menghela napasnya dan tidak memaksa Aphrodite untuk mengambil kalung itu padahal tidak masalah untuk Arvies mengeluarkan uang yang begitu besar hanya unt
Happy reading!!!! Aviel berlari dan memeluk kaki ibunya dengan erat. “Mommy dia aunty cantik yang aku ceritakan,” kata Aviel dengan nada menggemaskan dan menunjuk kearah Aphrodite yang masih terdiam kaku. Wanita yang dipanggil ibu oleh Aviel adalah Ashyera. “Ekhm! Terima kasih karena sudah mengantar Aviel,” kata Ashyera sambil mengelus rambut cokelat milik Aviel. Aphrodite tidak tahu harus menanggapi apa dan matanya turun ke perut Ashyera yang membuncit. Aphrodite tidak berani menatap Atland pria yang dipanggil uncle oleh Aviel. “Tolong jangan membiarkan Aviel berjalan sendirian lagi karena bisa saja ada yang berniat melukainya.” Aphrodite tersenyum tipis dan tanpa menunggu respon Ashyera Aphrodite berbalik pergi karena Aphrodite sudah tidak sanggup menahan air matanya lagi. Kerinduannya pada Atland sangat besar tetapi Aphrodite seakan tertampar dengan kenyataan yang ada. Aphrodite semakin mempercepat langkahnya untuk sampai kemobil dan Aphrodite mencengkram stir mobil untuk melam
Happy reading!!!!Aphrodite dan Ashyera sedang duduk ditaman dan mereka berdua sedari tadi hanya diam tanpa mengeluarkan satu kata pun. Aphrodite sendiri tidak ada niatkan untuk mengajak Ashyera berbicara karena Ashyera yang mengajaknya untuk duduk ditaman tersebut. “Aku minta maaf Aphrodite.” Mata Aphrodite langsung tertuju pada Ashyera yang sedang menunduk dan mencengkram gelas yang ada ditangannya. “Maaf karena sudah ikut andil ketika penyerangan malam itu terjadi,” kata Ashyera dengan nada pelan dan menatap warna mata Aphrodite yang sangat cantik. “Semua sudah berlalu dan aku tidak ingin membahas sesuatu yang sudah terjadi,” kata Aphrodite sambil menatap Aviel yang sedang mencoba untuk menangkap kupu-kupu. Ashyera mengigit bibir bawahnya untuk menahan tangis karena Ashyera merasa Aphrodite tidak ingin memaafkannya. Aphrodite terkejut ketika melihat ibu hamil yang duduk disampingnya tiba-tiba mengeluarkan isak tangis. “Hei apa yang terjadi padamu? Apakah perutmu sakit?” tanya A
Happy reading!!! Ashyera semakin tercengang ketika Ares mengangguk dan mengambil Aviel dari gendongan pengasuhnya. “Kau bisa menggendong Aviel ketika kau sudah selesai beristirahat.” Ashyera mengerjapkan matanya berulang kali ketika melihat bagaimana Ares memperlakukan anaknya dengan baik dan bahkan Ares memberikan nama pada bayinya. Tanpa sada Ashyera tersenyum dan matanya berkaca-kaca. “Nona kah harus istirahat sebelum tuan Ares kembali dan memarahi anda,” kata salah satu pelayan yang ditugaskan untuk mengurus Ashyera. Ashyera akhrinya memilih untuk beristirahat karena Ashyera tidak ingin membuat Ares marah. Ashyera akhrinya terbangun setelah tertidur cukup lama dan suara tangisan bayi membuat tidur Ashyera terganggu. Ares mencoba menenangkan Aviel dengan menepuk pelan punggung bayi kecil itu. “Bisakah kau membawa bayiku kemari?” kata Ashyera dengan nada pelan tetapi masih bisa didengar oleh Ares. Ashyera mendekap bayinya dengan perasaan haru untuk pertama kalinya. “Apakah ana
Happy reading!!! Atland tetap diam dan tidak membalas perkataan Arvies dan Arvies semakian emosi ketika Atland mengeluarkan smirk miliknya yang bisa membuat para wanita bertekuk lutut padanya. “Aku hanya membawanya ke mansionku Arvies.” Arvies mendengus dan melepas paksa kerah baju Atland. “Pergi dari mansionku dan jangan pernah muncul lagi didepan ku dan juga adikku.” Aphrodite yang sedari tadi berdiri tidak jauh dari tempat Atland dan Arvies hanya bisa mengigit bibir bawahnya dengan panik. “Aku mohon Arvies jangan pisahkan aku dari adikmu sudah cukup kami berpisah selama dua tahun ini,” kata Atland dan membuat langkah Arvies berhenti. Arvies berbalik dan menatap tepat dimata Atland. “Lalu kau akan menyakiti adikku lagi dan membuatnya menangis?!” tanya Arvies sambil mendengus dan kemudian menatap Atland dengan tatapan remeh. “Aku tidak ingin memberikan ijin lagi kepada seseorang yang menyakiti hati adikku Atland dan lebih baik kau kembali karena sampai kapanpun aku tidak akan me
Happy reading!! Aphrodite menghentikan langkah kakinya ketika sampai di depan pintu ruangan Arvies kakaknya. Aphrodite menatap Atland dengan tatapan gelisah dan Atland menggenggam tangan Aphrodite dengan erat seolah menyalurkan ketenangan untuk Aphrodite. “Semuanya akan baik-baik saja,” kata Atland dengan suara lirih. Atland membuka pintu ruangan Arvies ketika Aphrodite mengangguk. Tatapan Aphrodite terpaku pada kondisi kakaknya yang jauh dari kata baik. “Kakak … bagaimana kabar kakak? Apakah masih sakit?” pertanyaan itu mengalir bergitu saja walaupun Aphrodite tahu kakaknya tidak dalam keadaaan yang baik-baik saja. Aphrodite sendiri mencoba untuk bersikap tenang didepan kakaknya. Padahal jauh didalam lubuk hatinya, Aphrodite ingin menangis sekencang-kencangnya sambil memeluk kakaknya. “Aku baik-baik saja sweetheart.” Arvies mencoba menggerakkan badannya yang seolah remuk. Perban di kepala serta bahu Arvies membuat Aphrodite meringis ngilu. “Dimana Aretha?” tanya Arvies dengan
Happy reading!!! Atland merangkul pundak Aphrodite dengan kuat tetapi tidak menyakiti ketika peti Aretha mulai diturunkan kedalam tanah. Aphrodite sendiri masih tidak menyangka jika sahabatnya akan meninggal secepat ini padahal begitu banyak rencana yang bahkan belum mereka lakukan bersama. Aphrodite membiarkan air matanya mengalir dengan deras dan entah sudah berapa kali dia menitipkan air mata. Aphrodite langsung luruh ke tanah ketika satu persatu anak buah Atland mulai menutupi peti Aretha dengan perlahan. “Berhenti! Aku bilang berhenti!” Teriak Aphrodite dengan suara seraknya. Sungguh Aphrodite tidak sanggup melihat peti Aretha tertimbun oleh tanah. “Sayang …,” kata Atland dengan nada rendah karena tidak sanggup melihat kerapuhan Aphrodite. “Atland … Aretha mungkin saja masih hidup. Tolong angkat kembali peti itu.” Aphrodite belum bisa menerima keadaan yang sungguh menikam jantungnya. Aphrodite bahkan tidak bisa membayangka
Aphrodite berlari dengan cepat tanpa mempedulikan apapun dan bahkan Aphrodite tidak meminta maaf kepada orang-orang yang tidak sengaja ditabraknya. Di dalam kepala Aphrodite saat ini dia hanya ingin bertemu dengan kakaknya. “Bagaimana dengan keadaan kakakku?” tanya Aphrodite dengan suara bergetar dan bahkan napasnya tidak beraturan karena berlari. Mr. Tobias menghela napasnya dan menarik Aphrodite untuk duduk di kursi yang ada didepan ruangan operasi. “Dokter Jordan masih didalam untuk mengeluarkan peluru yang bersarang didalam tubuh kakakmu Reyn.” kata Mr. Tobias dan membuat air mata Aphrodite langsung luruh. “Semua akan baik-baik saja sayang,” kata Atland sambil memeluk Aphrodite yang langsung terisak di pundak suaminya. Mr. Tobias mengurungkan niatnya untuk memberitahukan kepada Aphrodite tentang kondisi Aretha yang jauh lebih parah dibandingkan kondisi Arvies. Aphrodite baru menyadari kalau dia
Happy reading everyone!!! Aphrodite melangkah dengan penuh percaya diri ketika masuk kedalam perusahaan milik Atland. Wajah datar Aphrodite tidak membuat para lelaki merasa takut tetapi semakin menatap Aphrodite dengan tatapan yang sangat memuja. “Apakah Atland sangat sibuk hari ini?” tanya Aphrodite pada Dames yang baru saja menekan tombol lift. “Tuan Atland hanya bertemu beberapa investor saja hari ini nyonya.” Aphrodite mengangguk dan begitu bunyi lift terdengar Aphrodite langsung melangkahkan kaki jenjangnya menuju ke ruangan Atland. “Hai sayang.” Atland yang baru saja ingin menegur orang yang berani masuk kedalam ruangannya tanpa mengantuk langsung mengurungkan niatnya ketika melihat istri tercintanya yang masuk kedalam ruangannya. “Hai sayang, bagaimana perjalanannya? Apakah aman?” tanya Atland dan melangkah mendekati Aphrodite. Aphrodite menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Atland. Atland melabuhkan ciuman di bibir mungil Aphrodite. Atland menat
Happy reading!!!! Sebulan telah berlalu dan setiap hari cinta antara Atland dan juga Aphrodite semakin bertumbuh. Atland memperlakukan Aphrodite layaknya ratu sampai terkadang Aphrodite tidak tahu harus membalas rasa cinta Atland dengan cara apa. “Aku sudah bilang jangan masuk kedalam dapur.” Aphrodite terkejut ketika suara itu sangat dekat dengan telinganya dan belum lagi sepasang tangan yang melingkar erat dipinggangnya. “Kau membuatku hampir menumpahkan makanan ini,” kata Aphrodite dengan nada geram tetapi malah membuat Atland mencium pipinya dengan gemas. “Jawab pertanyaanku sayang.” Aphrodite menghela napasnya. “Aku hanya bosan seharian berbaring di tempat tidur Atland dan juga aku ingin kamu memakan masakanku sendiri,” kata Aphrodite dengan nada sedih dan Atland tidak cepat luluh dengan perkataan Aphrodite. Atland memberi kode kepada maid untuk mengambil alih masakan Aphrodite dan kemudian Atland menarik tangan Aphrodite untuk keluar dari dapur. Aphrodite hanya bisa mengh
Happy reading!!! Atland memegang pundak Aphrodite dan menatap istrinya dengan tatapan serius. “Tetaplah disini dan jangan keluar sebelum aku datang menjemputmu,” kata Atland dengan nada serius dan kemudian mengambil sebuah pistol di balik jasnya dan meletakkannya di atas tangan Aphrodite.“Tembak siapapun yang berani melukaimu,” kata Atland lagi dan berjalan keluar bersama Arvies.Aphrodite menjatuhkan dirinya di kursi dan memegang erat pistol yang ada di tangannya. “Aku mohon Tuhan sekali ini saja tolong biarkan kebahagiaan ini tidak berlalu dengan cepat.” “Semuanya akan baik-baik saja Reyn percaya padaku,” kata Aretha sambil menggenggam tangan Aphrodite dengan erat. Atland dan Arvies baru saja tiba di tempat pelaminan yang dimana seharusnya Atland dan Aphrodite sudah berdiri disana dengan penuh kebahagiaan. “Siapa kalian dan ada urusan apa kalian datang kemari?” tanya Arvies dengan suara yang menggema dikeheningan malam karena banyak sekali pria bersenjata yang berbaris rapi didep
Happy reading!!!! Aphrodite menutup mulutnya tak percaya ketika melihat Atland yang berlutut memegang sebuah cincin. Aphrodite menitikkan air matanya dan mengangguk berulang kali. Atland menghela napasnya dengan sangat lega dan memasukkan cincin yang sudah dibelikannya pada jari manis Aphrodite. “Terima kasih sayang.” Atland mengangkat tubuh Aphrodite dengan gerakan memutar. “Terima kasih sayang, terima kasih karena sudah memberikan kesempatan pada pria brengsek ini.” Aphrodite mengecup bibir Atland dan tersenyum dengan manis. “Semua orang berhak memiliki kesempatan kedua Atland dan aku rasa kau layak menerimanya. Lagipula kau berhasil mengunci hatiku dengan namamu sehingga tidak ada yang berhasil menerobos masuk kedalam hatiku.” “Aphrodite!!!! Selamat untuk pertunangan kalian!!” suara Aretha menggema di atas kapas sehingga Aphrodite terkejut. Aphrodite menurunkan tangannya yang melingkar di leher Atland dan berbalik. Disana Aphrodite bisa melihat ada Arvies, Aretha, Ashyera dan
Happy reading!!!! Satu bulan sudah Atland menunjukkan kesungguhannya untuk memenangkan kembali hubungannya dengan Aphrodite dan setiap hari setelah Atland pulang dari kantor maka Atland akan menjemput Aphrodite di kantor Arvies. “Hai sayang,” kata Aphrodite dengan nada ceria sambil mengecup bibir Atland dengan singkat. Atland menjemput Aphrodite di ruangan yang bersebelahan dengan ruangan Arvies. “Aku ingin mengajak kamu makan malam.” Aphrodite mengangguk sambil membereskan barang-barangnya. “Aku akan pamit terlebih dahulu pada kakak.” Tanpa menunggu jawaban Atland Aphrodite langsung masuk kedalam ruangan Arvies. “Kakak mungkin aku akan sedikit terlambat karena aku akan makan malam bersama dengan Atland.” Arvies mengangguk dan mengecup kepala adiknya. “Hati-hati di jalan,” kata Arvies. “Ayo kita pergi!” Aphrodite menggandeng tangan Atland dengan mesrah dan mereka di sambut dengan tatapan iri serta kagum dari karyawan yang ada di kantor Arvies. Atland membuka pintu mobil untuk A
Happy reading!!! Atland tetap diam dan tidak membalas perkataan Arvies dan Arvies semakian emosi ketika Atland mengeluarkan smirk miliknya yang bisa membuat para wanita bertekuk lutut padanya. “Aku hanya membawanya ke mansionku Arvies.” Arvies mendengus dan melepas paksa kerah baju Atland. “Pergi dari mansionku dan jangan pernah muncul lagi didepan ku dan juga adikku.” Aphrodite yang sedari tadi berdiri tidak jauh dari tempat Atland dan Arvies hanya bisa mengigit bibir bawahnya dengan panik. “Aku mohon Arvies jangan pisahkan aku dari adikmu sudah cukup kami berpisah selama dua tahun ini,” kata Atland dan membuat langkah Arvies berhenti. Arvies berbalik dan menatap tepat dimata Atland. “Lalu kau akan menyakiti adikku lagi dan membuatnya menangis?!” tanya Arvies sambil mendengus dan kemudian menatap Atland dengan tatapan remeh. “Aku tidak ingin memberikan ijin lagi kepada seseorang yang menyakiti hati adikku Atland dan lebih baik kau kembali karena sampai kapanpun aku tidak akan me