Home / Romansa / Kubawa Benihmu, Mas! / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Kubawa Benihmu, Mas!: Chapter 51 - Chapter 60

158 Chapters

51. Masa Lalu

"Untuk apa kamu pegang uang sebanyak itu? Kemarikan uang itu, buat nambah modal usaha furniture milik Bagas. Bukankah semua kebutuhanmu terpenuhi dari Bagas?""Tetapi itu masih hak saya dari hasil keringat kerja sebelum menikah dengan Mas Bagas, Madam. Maaf, tidak bisa!" "Sarita! Kau sudah berani menolakku!"Sarita tertunduk lesu, bukan maksud membantah perintah mertua tetapi wanita itu ingin mempertahankan hak yang mulai digerogoti oleh mertuanya itu. Namun, Anne tidak terima. Wanita itu terus saja memaksa Sarita untuk menggelontorkan uangnya."Jika ini mau kami, maka jangan salahkan aku bila terjadi sesuatu pada simbok kamu itu!" Anne pun berteriak pada Amir salah satu orang kepercayaan Anne."Iya, Madam. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Amir dengan langkah membungkuk mendekati Anne."Bawa sini Marni, jika perlu seret dan jangan lupa cambukku!"Amir pun kembali berjalan membungkuk, tetapi kali ini jalannya mundur. Hingga sampai ambang pintu barulah tubuh pria paruh baya itu tegak
last updateLast Updated : 2023-12-18
Read more

52. Terkuras Semua

"Jangan, Nduk! Itu untuk sekolahmu," ujar Marni dengan nada memelas.Sarita menatap punggung simboknya yang mulai mengeluarkan tetes darah. Jari jemari wanita muda itu pun menyentuh punggung Marni dengan bulir bening menetes di kedua pipinya."Ini ... Pasti sakit, Mbok. Biarkan uang Sari menebus ini semua!" bisik Sarita. Setelah berkata, Sarita gegas bengkit dan berlari menuju ke kamar simboknya. Beberapa saat dia pun kembali bersama sebuah buku kecil berwarna kuning, buku tabungan khas bank daerah."Silakan, Madam. Jika perlu ambil saja semua!"Anne meraih buku itu, kemudian tawanya menggelegar. Wanita itu berhasil menguras seluruh harta menantu barunya. Lalu Qnne menyodorkan ponselnya dengan menunjukkan aplikasi M-banking."Masukkan pinnya!""Tapi saya tidak pernah pakai aplikasi seperti ini, Madam. Saya hanya setor dan tarik tunai di bannk tersebut," ungkap Sarita."Dasar bodoh dan udik, pasang saja beberapa angka di sana. Biar aku yang urus selanjutnya!" Serita mulai mengetik be
last updateLast Updated : 2023-12-19
Read more

53. Apa Yang Bisa Aku Bantu?

Sarita pun mengikuti apa yang dikatakan oleh Saga, wanita itu masuk ke mobil dan duduk dalam diam. Hatinya masih melayang pada peristiwa menyakitkan sepanjang hidup bersama di mansion itu. Hampir tidak ada senyum bahagia yang ada sesaknya dada dan penderitaan.Saga setelah memasangkan sabuk pengaman segera melangkah panjang menuju ke sisi pintu yang lain. Dilihatnya sorot mata kosong sepupunya, napas kasar pun bisa di dengar oleh Sarita. Namun, wanita itu masih tidak peduli. Pikirannya seperti berada di tempat lainnya. Mobil melaju meninggalkan taman kota dan Sarita masih tetap bungkam."Apakah selamanya seperti ini, Sari?" tanya Saga memecah keheningan.Sarita perlahan menoleh melihat Saga yang memegang kemudi. Sorot matanya berubah sendu, lalu lengkungan tipis terpaksa dia hadirkan."Aku masih belum bisa menerimanya, Saga!""Siapa dan apa?""Pria itu inginkan rujuk, dia juga inginkan Alifian. Aku masih belum terima iklas," ungkap Sarita dengan pandangan ke depan.Saga meremas setir
last updateLast Updated : 2023-12-20
Read more

54. Ruang Pameran

Waktu terus berjalan, tanpa terasa pameran perhiasaan sudah memasuki hari ketiga. Terlihat rachel berdiri di depan stand miliknya. Hari ini Sagara berjanji akan datang untuk melihat semua peserta di ruang pamer tersebut. Tidak hanya pada gadis itu Sagara berjanji datang tetapi juga pada peserta yang lain. "Apakah kamu yakin dia akan datang, Chel?" tanya Ni Luh."Iya, untuk itulah aku berdandan sedemikian rupa agar dia mau mlihatku," jawab Rachel Ni Luh mengembuskan napas panjang. Berbeda dengan Rachel, Ni Luh lebih percaya bahwa Sagara yang dimaksud oleh sahabatnya berbeda dengan Sagara Arnold yang dilihatnya di pelelangan barang kemarin dulu.Namun, Rachel percaya bahwa Sagara nya ini sama dengan yang dilihat oleh sahabatnya itu. Semua pemilik stand terlihat sibuk membersihkan etelase dan melihat penampilannya. Apalagi terlihat beberapa pria berpakaian hitam memasuki ruang pamer tersebut. Rachel pun juga mulai menyiapkan segalanya, dalam hati wanita muda itu harus bisa mengalihka
last updateLast Updated : 2023-12-21
Read more

55. Siapa Wanita Itu

"Petugas, tolong bawa wanita kotor ini keluar!" kata Rachel."Mari saya antar Anda keluar, Nona!" pinta petugas."Tidak, saya ingin jumpa dengan Tuan Sagara. Tolong ini penting!" desak wanita itu.Petugas itu masih tidak mau mengerti akan kesulitan wanita tersebut. Mereka segera menyeret kedua lengan sang wanita. Pemandangan yang sangat menyedihkan, seorang wanita dengan paras cantik tetapi pakaiannya compang camping bahkan berbau selokan. Rachel masih menutup hidung mancungnya sambil terus menatap arah petugas itu membawa wanita bau. Ni Luh yang berdiri tidak jauj dari posisi Rachel hanya mendengus lirih dan menggelengkan kepala."Kau itu bodoh, Rachel!" sarkas Ni Luh."Enak saja kau bilang aku bodoh. Kau yang bahkan lebih parah, Ni Luh!" gertak Rachel.Ni Luh hanya tersenyum masam, dia tidak mengerti apa maksud dari perkataan sahabatnya itu. Apa yang dia lakukan adalah sebagai bentuk melawan perintah ayahnya dan Rachel tidak perlu tahu.Wanita yang mencari Sagara masih terus member
last updateLast Updated : 2023-12-22
Read more

56. Terungkap

"Lalu siapa yang kamu curigai, Aulia?" Imanuel begitu dia mobil sampai di depan rumah sarita dan Aulia terlihat berdiri di teras."Aku rasa tidak ada penyusup dalam rumah ini. Tatepi aku pun juga tiadak paham apa yang menjadi pemicu masalah ini.""tadi sempat ada wanita yang tidak di kenal dan berteriak mencari bos bahkan manggilnya langsung nama tanpa embel-embel pak atau tuan. Aku tidak curiga siapa wanita itu," kata Imanuel.Elfrada hanya diam. Lelaki itu memindai seluruh halaman rumah sepupu majikannya, matanya menyimpit kala dilihatnya sesuatu yang mencurigakan tersangkut di dahan sebuah cabang yangterlihat sedikit tajam.Elfrada pun berjalan mendekat pohon itu, tangannya terulur untuk mengambilbenda kecil yang tersangkut pada dahan tersebut. Bola matanya membulat sempurna melihat bend kecil itu yang ternyata sebuah kamera kecil."Bagaimana bisa kecolongan benda semacam ini kamu itu, Aulia?" kata Elfrada sambil menunjukan benda kecil itu pada aulia.Wanita itu menerima benda ke
last updateLast Updated : 2023-12-23
Read more

57. Lokasi

Mobil yang membawa Sarita dengan sopir Sagara pun telah sampai ke tempat yang telah di sherelok oleh Elfrada. Tampak bangunan kuno di sekitar pelabuhan blok D. Bukan seperti selayaknya sebuah bangunan karwna lebih ke sebuah kontainer tua."Apakah ini benar tempatnya, Saga?" tanya Sarita yang sedikit bergidik melihat lingkungan sekitar."Sepertinya benar, kau bisa lihat di sana terparkir beberapa mobil hitam berplat khusus!""Lalu dimana Elfrada dan yang lain?" tanya Sarita.Sagara mengedarkan pandangannya ke sekitar mencari beberpaa anak buah andalannya. Senyumnya mengembang kala dilihatnya beberapa pergerakan senyam di beberapa titik."Amati dan pastikan keberadaan mereka, Sarita!"Sarita pun mulai memindai seluruh tempat itu. Lalu senyum tipis terlihat di wajah sadisnya. Iya saat ini Sarita sudah dalam mode emosi tingkat tinggi."Apa rencanamu, Saga?""Tunggu kabar dari Elfrada, bersabarlah!"Kemudian Saga menyerahkan alat penghubung pada Sarita, lalu wanita itu pun segera memasang
last updateLast Updated : 2023-12-23
Read more

58. Pahlawan diantara Pahlawan

Belum selesai membuka jendela, Sutris seperti mendengar dengung segerombolan lebah. Pandangannya menatap ke depan, sebuah benda kecil melesat menuju ke arahnya. Sutris oun segera menunduk bersembunyi di balik kusen jendela sambil berteriak mengingatkan yang lain."Sialan, rupanya kita sudah dikepung!" umpat Sutris. Pria gempal itu akhirnya berdiri, belum sempat melangkah terdengar desingan yang kedua. Seiring suara desingan itu pintu utama kontainer terbuka dan telihatlah sosok yang tidak asing bagi para penculik."Tuan Bagas, mengapa Anda datang ke sini?" "Bukan urusanmu, bagaimana bisa kau culik anakku tanpa memberitahu aku sebagai ayahnya, Hah! Apa ini semua suruhan ibuku?" geram Bagaskara."Bukankah ini rencana awal Anda, Tuan?" tanya Sutris berjalan mendekat."Sialan, kau lempar sebuah fitanh di depan putraku. Ingin mati, Hah?"Bagaskara berjalan santai menuju ke kursi tempat Alifian terikat. Pria itu kemudian menunduk mensejajarkan wajahnya dengam wajah putranya. Perlahan tang
last updateLast Updated : 2023-12-25
Read more

59. Lawan Yang Tak Sebanding

Bagaskara mengerang kesakitan saat sebuah golok menyayat lengannya. Untung saja dia cepat menghindar saat golok itu menyerang lehernya. Andai kurang cepat menghindar bisa saja kepalanya terpisah dari leher."Haha, dasar lemah selamanya lemah, Bagaskara! Kau tidak akan bisa membebaskan darah dagingmu sendiri," umpat Sutris."Bangsat, bedebah kau, Sutris. Berani menikungku dari belakang setelah kubersihkan namamu, Hah!" "Serang pria banci itu!" kata Sutris memberi perintah yang lainnya.Segera kelima pria gempal mengurung posisi Bagaskara yang melindungi Alifian dari perbagai serangan. Pria kecil itu tampak berdiri kokoh di belakang Bagas, sementara di luar terlihat Sarita mulai cemas dengan kondisi putranya. Dia tidak menyangka bahwa Bagaskara datang secepat itu dan masuk tanpa perhitungan."Saga, ini bagaimana?" tanya Sarita lirih "Sudahlah, kita pantau saja sampai dimana kesiapan priamu itu dalam menghadapi anak buahnya sendiri," ungkap Sagara."Tetapi lihatlah pria itu mulai kewal
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more

60. Kemengan Yang Mudah

Bagaskara tidak bisa berkutik, dia terdesak oleh semua serangan Bidin. Sementara, tubuh mungil yang sejak tadi memeluk tungkainya kini terlempar seiring sebuah tendangan Bidin pada pangkal pahanya."Alif ...," teriak Sarita dari luar.Wanita itu segera berlari begitu melihat tendangan Bidin tepat sasaran yang dituju membuat Alifian terlepas dari pelukannya. Namun, langkah Sarita segera berhenti melihat tubuh putranya sudah dalam dekapan hangat Elfrada. "Terima kasih, El!""Sudah menjadi tugas saya untuk menjaga keselamatan kalian, Nyonya!"Sarita meraih tubuh putranya dan segera membawa dalam dekapnya. Dibelainya pipi Alifian dengan menyebut nama sang putra lirih."Fian, lihatlah, ini bunda. Buka mata kamu, Sayang!" pinta Sarita.Meskipun saat itu Sarita sudah mendapatkan putranya kembali, tetapi tatapannya menajam pada manik mata biru milik Bagaskara. Dia tidak peduli dengan keadaan pria itu yang sudah babak belur bahkan darah keluar diberbagai tempat."Bunda, bagaimana keadaan ayah
last updateLast Updated : 2023-12-28
Read more
PREV
1
...
45678
...
16
DMCA.com Protection Status