Home / Romansa / Kubawa Benihmu, Mas! / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Kubawa Benihmu, Mas!: Chapter 31 - Chapter 40

158 Chapters

31. Niat Sarita

Saga menatap Sarita, perempuan itu terlihat sudah mantap untuk berkunjung ke mansion milik Madam Anne. Mau tidak mau dia harus datang untuk menyelamatkan simboknya, itu yang ada dalam pikiran Sarita."Apakah kamu sudah siap, Sarita?" "Aku harus ke sana sekarang juga daripada nunggu esok hari, Saga!" kata Sarita tegas."Sudah siapkah mental kamu menghadapi Anne, ataupun mantan suamimu?""Harus, ini demi simbok. Wanita yang tulus merawatku, Saga."Sagara pun bangkit dari duduknya, lalu meraih tubuh Alifian dan digendongnya laki-laki kecil itu. Saat melewati Sarita, tangannya menepuk lembut bahu wanita itu memberi kekuatan dan semangat agar perempuan tersebut mampu melawan rasa sakit yang menggerogoti jiwanya.Sarita mendongak menatap manik mata Saga, keduanya untuk sesaat saling mengunci hingga bersamaan mengangguk. Senyum tipos terukir di bibir keduanya, lalu kepala Sagara menunduk hingga menyentuh ujung kepala Sarita."Selamat berjuang, aku selalu ada untukmu, Sarita!" kata Saga sesa
last updateLast Updated : 2023-11-30
Read more

32. Menjemput Simbok.

Mobil yang dikendarai oleh Aulia mulai membelah jalan ibu kota. Wanita muda itu begitu lihai mengemudi mobil canggih itu, hingga dalam waktu singkat mobil sport merah tersebut mulai memasuki halaman mansion milik Anne.Beberapa pekerja melihat mobil baru itu, kaca depan terbuka. Sarita mengulum senyum dan anggukkan kepala setiap menjumpai pekerja yang dia kenal. Seperti pada Mang Udin."Lho, Neng Sarita! Apa kabar?" sapa Mang Udin."Baik, Mang. Mari!"Udin tersenyum sambil mempersilakan Sarita untuk masuk lebih dalam. Mang Udin sendiri berlari kecil mengikuti laju kendaraan Sarita dan mengarahkan perkir yang benar, kemudian Sarita keluar dari mobil. Pandangannya melihat sekitarnya."Masih sama tidak ada yang berubah meskipun sudah empat tahun kutinggalkan." Sarita melangkah memasuki rumah inti. Namun, langkahnya terhenti kala dia mendengar suara wanita bicara dengan lantang."Hai, Gundik. Berhenti di sana!" Sarita yang merasa bukan namanya akhirnya melanjutkan jalannya menuju ke dau
last updateLast Updated : 2023-12-01
Read more

33. Terlepas

"Nona!" "Sarita!"Teriak Aulia dan Marni bersamaan, tetapi Aulia berteriak sambil bergerak cepat dengan mendorong tubuh majikannya agar terlepas dari lajunya peluru. Anne terlihat sangat bahagia, binar matanya menyatakan begitu puas melihat darah mengalir dari tubuh Sarita."Kau salah sasaran, Anne. Aku masih hidup!"Mendengat suara itu, dahi Anne mengernyit. Dia tidak mengerti bagaimana bisa meleset bidikannya hanya gerakan kecil saja. Dalam hati wanita itu mengumpat, sedangkan Aulia tersenyum sinis menatap sosok Anne."Mertua tidak tahu diuntung, harusnya kau sadar dengan kemampuan putramu yang dibawah standart. Bagaskara Pradipta, tidak pantas memegang tapuk perusahaan Luxthor mewarisi kekayaan Tuan Albert Pradipta," ungkap Aulia."Kau! Bedebah, siapa kamu?" tanya Anne lantang."Aulia Sangker, asisten Nona Sarita Alinsky Waluyo." Aulia menjawab dengan tegas sambil memegang lengannya."Gadis sialan. Mau apa kamu ikut datang, Heh!"Aulia terdiam, tangan satunya segera merobek ujung
last updateLast Updated : 2023-12-02
Read more

34. Bebas Tanpa Syarat

"Sialan, wanita tidak tahu diuntung!" Hentak Anne. Tubuh Sarita terguling ke kanan akibat tidak siap menerima dorongan kedua tangan Anne. Melihat majikannya yang terguling, Aulia segera berjalan sedikit lari membantu Sarita berdiri lagi. Kemudian mendorong balik tubuh Anne. Wanita tua itu jatuh terjengkang ke belakang. "Kau!""Apa, Hah? Masih kurang ...," decak Aulia kasar."Sialan, penjaga! Tangkap kedua wanita sialan ini!" perintah Anne kala dia sudah terdesak.Sarita berdiri dengan sebilah pisau yang dia keluarkan dari ujung sol sepatunya. Mata wanita itu menatap nyalang pada setiap pekerja pria yang sebagian besar dikenalnya."Jika kalian maju satu langkah saja, maka pisau ini akan melayang dan menancap teoat pada jantung. Bukankah kalian tahu bagaimana nasib lemparan pisau saya selama ini?"Mendengar apa yang dikatakan oleh Sarita, semua pekerja pria tidak ada yang berani maju barang satu langkah pun. Hal ini membuat geram hati Anne."Kalian ... Ish!" geram Anne.Sarita tertawa
last updateLast Updated : 2023-12-02
Read more

35. Kisah Selembar Cek

"Bagaimana kabar kamu, Nduk?" tanya Marni sambil memandang Sarita.Wanita muda itu tersenyum, lalu melabuhkan kepalanya pada pangkuan wanita tua itu. Kemudian meraih jari jemari keriput pada kepalanya agar mengelus rambutnya. Marni pun mengerti apa maksud Sarita. Dengan lembut dan pelan sambil menyuarakan kidung mocopat."Sari kangen masa seperti ini, Mbok. Empat tahun ini, Sarita terus berjuang untuk memantaskan diri sebagai penerus Waluyo. Lelah dan capek!" keluh Sarita dengan nada rendah dan manja."Sarita, ingin memutar ulang waktu. Lalu menolak waktu diberi perintah untuk menjemput Aden Bagaskara. Mungkin jika bisa diulang kejadiannya tidak begini ya, Mbok?" kata Sarita terus mengisahkan hidupnya selama empat tahun ini.Marni menatap sendu manik mata biru milik Sarita, tangannya tidak berhenti mengelus rambut hitam panjang milik anak asuhnya itu. Sesekali bibir Marni mengulas senyum di sela kidungnya."Sekarang apakah masih terasa capek, Nduk?" "Masih, Mbok. Hanya saja sedikit t
last updateLast Updated : 2023-12-03
Read more

36. Diambang Kehancuran

Anne masih menunggu dalam kecemasan dan bimbang. Wanita itu sedikit tidak percaya dengan keaslian cek. Secara Sarita begitu dia lukai sedemikian rupa, andaikata cek itu resmi dan asli ini adalah hal yang luar biasa. Namun, jika semua palsu maka semakin peninglah otak wanita paruh baya itu."Bagaimana Siska?" "Ini Asli, Anne. Namun, ada batas waktu jam untuk mencairkan dan juga hanya bank yang dia tunjuk yang bisa mencairkan uang sebanyak itu," jawab Siska."Lalu, berapa jam yang aku butuhkan untuk mencairkan uang itu?" tanya Anne."4jam kedepan, tetapi ini sudah berjalan 30 menit. Bukan hanya itu saja, Anne. Bank yang dia tunjuk tempatnya cukup jauh dari lokasi rumah kamu itu," ungkap Siska."Sialan, pandai juga dia berpolitik denganku. Awas saja jika cek ini sampai di bank itu kosong." Anne mencengkeram ujung meja kerjanya, "Beri aku lokasi bank itu, Sis! Mumpung masih ada waktu!"Anne menutup panggilan itu, lalu menunggu beberapa detik hingga sebuah notif pesan masuk yang berisi al
last updateLast Updated : 2023-12-03
Read more

37. Tahigan Saga

Anne membolakan kedua mata kala dilihatnya pada layar ponselnya ada nama pria yang selama ini menjadi target penyuntik dana perusahaannya."Tolonglah perusahaan saya, Pak Saga?" "Aku hanya ingin manarik semua sahamku pada perusahaan tekstil milikmu, Madam. Aku tidak ingin sahamku ikut turun hanya kerena sikapmu!""Jangan lakukan itu, Pak. Pada siapa lagi aku meminta pertolongan jika tidak pada Anda!" rengek Anne.Namun, hening. Diseberang Saga hanya bungkam, napasnya turun naik seirama terdengar tanpa ada pergolakan. Sedangkan napas Anne tercekat pada temggorokan. Wanita paruh baya itu begitu bingung, apa sebab awal kehancurannya."Saya mohon, apapun yang Bapak inginkan pasti saya penuhi," rayu Anne untuk mendapatkan empati dari Saga.Anne tidak mengerti saja siapa sosok Saga yang menghubunginya itu. Andai dia tahu mungkin segera perempuan itu bersujud meminta maaf. Yang dia tahu Saga ini dan Saga Waluyo orangnya berbeda, padahal mereka berdua sama."Aku tidak bisa, Madam. Dalam satu
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more

38. Permintaan Anne

Anne mencemgkeram ujung meja, kedua matanya menajam. Dia tidak terima dengan kekalahannya ini. Yang ada di otaknya hanya bagaimana cara untuk mangaji karyawannya jika semua saham sudha ditarik oleh Saga. Dia benar-benar tidak menyangka semua ini."Bagaimana jika kaiin di gudang kita lelang saja, Madam?" ide Kemal.Anne menatap pada Kemal, wanita itu mendengkus lalu pandangannya beralih pada Cintya. Cintya terlihat serius menatap layar laptopnya, sesekali dia menyeka keringat yang keluar. Lalu kepalanya terangkat dan tatapannya langsung terkunci oleh tatapan Anne."Semya sudah saya revisi, Madam. Jika untuk menggaji karyawan bulan ini, keuangan pabrik masih mencukupi dan hanya menyisakan 50 juta rupiah saja," ungkap Cintya. "Ini berlum gaji kepala bagian," lanjut Cintya.Anne tampak berpikir, dia begitu menyesali atas tindakannya yang menyinggung hati pembisnis muda itu. "Sungguh tidak pernah aku kira semua ini, dasar Bagas kurang ajar. Dia tidak segera bertindak!" umpat Anne dalam ha
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more

39. Penolakkan

Hening, tidak ada suara dari seberang. Hanya deru napas Bagas yang terdengar teratur. Anne menunggu jawaban dari putranya, tetapi hingga sepuluh detik belum ada jawaban."Bagas, kau masih di sana?" tanya Anne."Iya, Mah. Maaf sepertinya itu sulit setelah perbuatan mama beberapa waktu tadi. Rencana Mama yang memasung simbok membuat luka Sarita semakin melebar.""Aku pikir dengan jalan itu, wanita sundel itu melunak," kilah Anne."Tapi lihat hasilnya, Ma! Semua rencanaku hancur. Kini aku harus ulang dari awal lagi, atau mencari jalan yang beda untuk dapatkan putraku," kata Bagas datar."Apa rencana kamu, Bagas?"Belum juga Anne mendengar jawaban dari seberang, panggilan itu terputus secara sepihak dari Bagaskara. Rupanya pria itu sudah malas membahas masalahnya dengan sang ibu. Dia lebih memilih berjalan melalui pikirannya sendiri.Saat ini Bagas sedang berada di sebuah perusahaan kayu terbesar di Jepara milik orang tua Ni Luh Ayu. Pria itu mencoba melobi kerjasama dengan PT. Kayu Abadi
last updateLast Updated : 2023-12-07
Read more

40. Senyum Itu

"Hai Sayang, kita masuk dulu yuuk! Nanti mama jelaskan siapa nenek ini," kata Sarita.Alifian pun mengangguk lalu berjalan mendahului tiga wanita dewasa itu. Kemudian anak kecil itu mempersilakan pada mereka untuk duduk dan dia pamit undur diri ke belakang guna memberitahukan pada simbok agar buatkan minum."Wah, Aden pinter deh!" puji Aulia.Alifian hanya mengacungkan jempol lalu berjalan masuk ke dalam. Beberapa saat pria kecil itu sudah masuk bersama seorang wanita muda yang membawa nampan berisi tiga gelas minuman hangat dan juga susu tidak lupa ada cemilan."Silakan di nikmati, Nyonya. Saya permisi!" "Terima kasih Siti!" ucap Sarita.Wanita itu yang bernama Siti mengangguk dan balik badan, dia masuk ke dalam untuk melanjutkan pekerjaannya. Setelah kepergian Siti, Sarita menatap simboknya. Marni masih diam, pandangannya menyapu sekitarnya lalu terbitlah sebuah senyuman lebar dengan mata mengerjab. Perlahan bulir bening turun dari kedua sudut matanya."Kok Simbok nangis, Sarita mi
last updateLast Updated : 2023-12-09
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status