Semua Bab Kubawa Benihmu, Mas!: Bab 21 - Bab 30

158 Bab

21. Sagara Tahu

Apa yang dikhawatirkan oleh Sarita terjadi juga, Saga mendengar bahwa ponakannya belum pulang dari sekolah dan tidak ada juga di sekolah. Seketika emosinya naik, segera semua anak buahnya dikerahkan untuk mencari keberadaan Alifian.Telepon Sarita berdering, gegas wanita itu merogoh ponselnya yang dia simoan di dalam tas kerjanya. Kedua matanya membola kala di layar tertera nama Saga."Iya, Saga!" kata Sarita datar."Apa kamu juga berniat sembunyikan sesuatu padaku, Sarita?" tanya Saga dingin."Apa yang bisa Sarita sembunyikan dari Abangnya, Hem!""Lalu mengapa kamu masih diam dan santai hadapi masalah ini, apa kamu tidak khawatir jika putramu hilang selamanya, Hah!"Sarita terkekeh lirih, hal itu membuat dengus kasar di seberang. Sangat bisa dibayangkan oleh Sarita wajah Saga yang datar dan dingin dengan sedikit semburat merah akibat menahan emosi."Sudahlah, biarkan saja. Nanti juga akan dia antar pulang, Saga!" "Berarti kamu tahu saat ini Alifian bersama dengan siapa?""Tidak, han
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-21
Baca selengkapnya

22. Mulai Bertindak

Semeentara di ruang kerja dalam sebuah gedung tinggi, seorang pria sedang termenung menatap luar. Pandangannya terlihat kosong."Sudah lama aku mencari keberadaanmu, Sarita. Kini setelah kutemukan mengapa justru tumbuh rasa ini!" gumam pria itu."Rasanya tidak mungkin jika rasa ini terbalaskan, sepeertinya cinta untuk pria itu masih ada!" lanjutnya masih bermonolog.Saat sedang melamun sambil membayangkan wajah seorang wanita yang akhir-akhir ini menemani harinya, terdengar suara dering telepon yang menandakan adanya panggilan masuk. Segera kakinya bergerak menuju ke meja di mana benda pipih itu berbunyi."Hallo, katakan saja apa maumu!"Saga, pria itu bernama Sagara. Tanpa banyak bicara pria itu langsung ke inti tujuan pebicara yang ada di seberang. Mendengar semua informasi penelepon, Saga langsung memutus sambungan dan tangannya meraih kunci mobil dan dompetnya."Oper janji temu dengan klien dua jam ke depan. Aku ada perlu penting!" kata Sagara pada sekretarisnya saat dia melewati
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-22
Baca selengkapnya

23. Arti Sebuah Nama

"Apakah jawaban ini penting buatmu, Saga?"Sagara hanya menatap dalam manik mata wanita di depannya dengan bibir tertutup rapat. Sarita membalas tatapan itu dengan sorot sendu nan lembut."Bisa dikatakan penting, bahkan levelnya naik," jawab Sagara."Apalah arti sebuah nama bagimu, Saga. Itu tidak akan mampu menghentikan setiap langkahmu. Aku sangat paham bagaimana kau jalankan pion itu," kata Sarita datar.Saga tersenyum tipis yang masih terlihat jelas oleh penglihatan Sarita. Kemudian perempuan itu bangkit dari duduknya dan menghempaskan bobot di samping kanan Saga yang kosong. Disentuhnya pipi pria itu dan kepalanya mendekat, lalu ... Cup!Saga terhenyak kaget, tetapi responnya datang terlambat. Karena Sarita sudah berdiri dan berjalan kembali ke meja kerjanya. Wanita itu pun meraih tas selempang dam memakainya."Aku akan jemput Alifian sebelum pria itu mengambilnya lagi. Apakah kamu ikit atau masih duduk di sana?" tanya Sarita.Sagara segera bangkit dari duduknya dan berjalan men
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-23
Baca selengkapnya

24. Pulang Bersama

Sementara di sekolah Alifian, anak kecil itu terlihat bahagia ketika dilihatnya sang mama menjemput bersama dengan pria yang dia puja."Ayah Saga!" teriak Alifian sambil berlari merentangkan kedua lengannya.Saga yang ada diujung koridor sekolah segera berjongkok dengan merentangkan kedua lengan untuk menyambut datangnya Alifian. Pria itu mengulas senyum tipis."Apa kabar, Jagoan?" "Ayah Saga kok lama tidak jemput Alif, memangnya lagi sibuk kerja?" tanya Alif begitu polosnya."Iya lagi banyak order, Alif," jawab Saga, "Apa kamu rindukan ayah, Hem?" Alifian pun mengangguk, lalu berjalan sambil melompat sesekali terdengar senandung lirih. Sangat terlihat jika dia begitu bahagia. Sarita pun tersenyum melihat tingkah putranya."Alif jangan lari-larian kek gitu, ntar jatuh!" teriak Sarita saat putranya berlari sambil menari.Sarita melangkah sedikit berlari, tetapi langkahnya tiba-tiba terhuyung kala lantainya ada yang naik satu tingkat. Dengan cepat sebuah tangan kekar meraih pinggang r
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-24
Baca selengkapnya

25. Barang Retur

Sementara di ruang kerja Madam Anne terlihat mengepalkan kedua tangannya. Kali ini dia merasa kecolongan waktu."Sial, sial! Bagaimana semua barang itu bisa cepat terendus. Harusnya mereka mulus tanpa terlihat. Semua sudah aku upayakan, sialan. Siapa wanita itu," gumam Anne.Kedua mata wanita itu masih menatap layar laptopnya, tiba-tiba terdengar pintu ruangannya di ketuk. Dia pun mengucap satu kata masuk untuk pengetuk pintu itu."Selamat siang, Madam! Semua barang yang masuk ke Mall Austi dikembalikan sebagai barang retur," kata Lusia, asisten Anne.Anne seketika menatap ke arah Lusia yang masih berdiri di ambang pintu. Wanita muda itu belum berani melangkah lebih ke dalam, hal ini dikarenakan aura dingin yang terpendar begitu terasa dan mampu membuat ciut nyali Lusia."Apa salahnya hingga mudahnya mereka meretur semua kiriman itu? Dan mana buktinya?" cerca Anne."Saya sendiri juga tidak mengerti, Madam. Di kertas retur tersebut ada tanda tangan Tuan muda Bagas," ungkap Lusia."Baga
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-25
Baca selengkapnya

26. Ngobrol Bareng Anne

Setelah puas melihat semua barang hasil retur Mall Austi, Anne berjalan kembali menuju ke ruangannya. Wanita itu sedikit merasa kecewa dan harus berpikir keras akan dibawa kemana semua barang produksi tersebut Baru saja Anne duduk santai di sofa dalam ruang kerjanya, pintu terbuka tanpa diketuk lebih dulu. Wanita itu tidak heran akan perlakuan putranya. Dia memang seenaknya masuk tanpa ketuk pintu."Ada hal penting apa hingga aku kamu libatkan, Mah?""Bukan aku yang ingin libatkan kamu, Gas. Namun, kamu yang lebih dulu melibatkan diri," jawab Anne dengan nada tegas.Bagaskara mengkerutkan keningnya. Setahu dia hal apapu yang mengenai usaha mamanya dia tidak akan ikut campur kecuali bersangkutan dengan Sarita. Sejak menceraikan gadis itu jiwa Bagaskara terasa hampa dan kosong. Bahkan hasratnya menghilang begitu saja."Apa yang Mama bicarakan mengenai retur furniture?" "Iya, kamu tahu pasti dengan hal itu. Siapa yang melakukan ini semua, jujur aku tidak terima, Gas!" "Sarita!"Anne m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-26
Baca selengkapnya

27. Anne Berulah

Bagaskara masih duduk tenang di hadapan Anne, mamanya. Dia tetap menunggu reaksi Anne dengan sabar. Mungkin semua butuh proses dan itu mampu membuat perasaan wanita itu bergolak."Apa sebaiknya kita temui langsung Sarita untuk menanamkan modalnya, Gas?" "Rasanya saat ini susah untuk niat itu, Mah. Apalagi dia juga sudah tahu jika aku sedang menjalin hubungan dengan Ni Luh. Sarita bukan wanita bodoh untuk saat ini," ungkap Bagaskara."Kita singkirkann saja dulu Ni Luh, bagaimana pendapatmu?""Itu tidak mungkin, Mah. Ni Luh sendiri sudah berkorban banyak untuk usaha mama, Lho!"Anne mengurut dahinya, kemudian pibdah ke pelipis. Rasanya kepalanya berputar dengan masalah yang datang secara bersamaan. Apalagi Sarita muncuk dengan identitas baru. Hal ini juga membuatnya pusing dan tergiur akan status sosial keluarga Waluyo."Apakah kamu sudah korek keterangan dari Mbok Marni, Gas?""Sudah, Mah. Simbok mengaku tidak mengerti dan juga tidak percaya dengan berita yang aku bawa. Justru dia mas
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-27
Baca selengkapnya

28. Sebuah Nama

Simbok terdiam menatap gambar yang di sodorkan oleh Bagaskata. Hati wanita tua itu terenyuh melihat putrinya dan anak laki-laki tampan. Namun, demi keselamatan keduanya dia harus tetap bungkam. Lalu menggelengkan kepalanya."Bagaimana?""Tidak, saya tidak tahu!""Kau masih bungkam!" Anne menarik rambut putih Marni hingga kepala wanita tua itu tengadah."Kau tidak jujur, maka hidupmu hancur. Apakah ini yang kamu mau!"Marni tetap bungkam, bahkan bibirnya mengulas senyum lebar. Dia sama sekali tidak takut dengan ancaman Anne. Wanita tua itu sudah iklas dan bersyukur dalam hati melihat senyum Saritanya."Kau tersenyum, Marni? Ini membuktikan bahwa kau mengenal wanita dan anak ini, Marni. Aku tidak salah, 'Kan! Haha ...," kata Anne, "Akhirnya aku bisa mendapatkan dia lagi. Kau yang menjadi jaminannya!""Tapi aku tidak kenal mereka, Madam. Yang aku tahu, Saritaku masih di desa, dia sedang bertani dengan tanah yang dulu aku beli," ungkap Marni, " Saya punya bukti saat Sarita sedang bertani
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-27
Baca selengkapnya

29. Undangan Kematian

Sarita masih terdiam menatap layar ponselnya. Hatinya meragu dan bimbang antara diangkat atau tidak. Namun, rasa penasaran sudah memenuhi otaknya. Dia hatus segera mengatur deru napasnya, tetapi suara Bagas yang ada di luar membuatnya serba salah. "Bisakah Anda menjauh dari mobilku, Pak Bagas!" pinta Sarita tegas."Aku hanya ingin mengundangmu untuk makan malam di sebuah cafe, Sarita!" "Baik, akan kupenuhi undanganmu, Pak Bagas. Dimana dan kapan waktu itu tiba?" Akhirnya Sarita lebih memilih memerhatikan Bagas lebih dulu."Aku ingin di Cafe Dan'z jam tujuh malam, bagaimana?""Deal. Sekarang menepilah!"Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Sarita, Bagas pun menuruti keinginan wanita itu. Dia menepi dan memberi jalan untuk mobil wanitanya. Setelah Bagas menepi, Sarita segera melajukan mobilnya menuju ke sekolah Alifian. Putranya itu dia masukkan ke day care yang lumayan ternama dan terjamin kwalitasnya. Sekolah yang langsung dibawah pengawasan seorang alim ulama yang sudah kompe
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-27
Baca selengkapnya

30. Sarita Mengeram

"Saga!" desis Sarita saat berjalan menuju ke pintu penumpang.Pria yang dipanggil Saga itu bergeming. Kedua lengannya terulur meraih tubuh Alifian. Anak itu hanya diam dengan pandangan kosong. Dengan langkah cepat, Saga membawa ponakannya naik ke lantai lima tempat kantornya berada. Seluruh lantai itu menjadi wilayah kekuasaannya. Hanya dia yang tinggal di sana. Semua fasilitas hidup Saga tercukupi di lantai itu. Mulai mini bar hingga kamar tidur. Bahkan kolam renang pun juga ada."Jagoan, Ayah. Lihat mata ayah!" pinta Saga dengan nada tegas.Alifian masih diam. Kedua bola matanya enggan melihat manik mata hitam milik Saga. Anak itu justru melihat ke arah lain. Lebih tepatnya menatap aquarium yang berisi ikan arwana merah. Bibir bocah pria itu tersenyum."Aku tidak apa, Ayah. Hanya enggan bicara saja!" kata Alifian lirih."Lalu mengapa kau biarkan mama hilang akal?" tanya Saga."Ada sesuatu yang membuatku ingin membalas sakit hati mama, tetapi aku masih kecil, Ayah," ungkap Alifian.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
16
DMCA.com Protection Status