Home / Urban / Pembalasan Dendam Sang Duda Kaya / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Pembalasan Dendam Sang Duda Kaya: Chapter 31 - Chapter 40

93 Chapters

31. Kisah Ben dan Sander

“Di dunia ini banyak sekali pria sepertinya. Hanya bisa menggertak dengan mengandalkan tubuh besar dan penampilan sangar, padahal sebenarnya lemah dan tidak berguna.” Seorang pria yang tengah sibuk memotong beberapa balok es terus menggerutu tanpa memedulikan lawan bicaranya yang hanya bergumam sambil menimbang berember-ember ikan segar. “Aku tidak mengerti kenapa begitu banyak orang menghormatinya. Kalau bukan karena butuh uang, aku tidak akan ada di sini!”Bruk!Salah satu balok es yang masih berukuran panjang jatuh begitu saja setelah tergelincir dari tahan sang pria penggerutu, membuat pria itu berteriak frustrasi. Ia hancurkan potongan balok yang kini telah terbelah menjadi dua menggunakan kapak. “Sial! Di luar sini kita harus bekerja keras untuk menambah kekayaan preman sialan itu! Dia pasti sedang bersantai dengan nyaman saa
last updateLast Updated : 2023-11-30
Read more

32. Perubahan Hidup

“B-bunuh diri?” Salah satu pegawai kesulitan untuk bertanya saking terkejutnya. “Seorang mahasiswa? Bagaimana bisa?”“Ben pasti bekerja di toko dekat sekolah dan universitas,” sahut pegawai lainnya.“Betul.” Sander mengangguk dengan semangat hingga bahunya ikut bergerak naik dan turun. Beberapa orang yang melihatnya mungkin akan mengira bahwa ia sedang mendengarkan musik ajojing. “Anak-anak yang cukup berani untuk mendekati Ben sangat kagum dan senang berbincang dengannya. Tidak terhitung berapa mahasiswi yang meminta nomor ponselnya, tetapi satu pun tidak ada yang berhasil mendapatkannya.”“Tunggu dulu! Kalau Ben memang sehebat itu, kenapa dia bisa membuat seorang mahasiswa hampir bunuh diri?”Sande
last updateLast Updated : 2023-12-01
Read more

33. Bukan Aku

Ben mengernyit, melihat kue-kue kecil berwarna-warni berjajar di atas meja. Buah-buahan yang terlihat segar mendekorasi bagian atas setiap kue dengan kilau yang menggoda, tetapi Ben justru muak melihatnya.“Coba bayangkan kandungan gula di dalamnya,” ujarnya sambil duduk bersandar dengan tangan bersedekap di dada. “Bukankah wanita biasanya memperhatikan apa yang mereka makan? Apa kamu akan baik-baik saja memakan semua krim dan gula itu?”“Ssttt! Diam dulu!” Ashana menegurnya dengan heboh. Kedua tangan gadis itu bergerak lincah, mengarahkan sudut kamera ponselnya agar sesuai dengan yang diinginkan. “Jarang sekali aku bisa membeli semua dessert ini sekaligus! Aku harus mengabadikannya.”
last updateLast Updated : 2023-12-03
Read more

34. Semakin Dekat?

Ben menemui jalan buntu.Semua tidak berjalan sesuai keinginannya. Bukannya mendapatkan solusi, menemui Ashana justru membuat beban pikiran Ben bertambah. Ia sama sekali belum menemukan cara memanfaatkan informasi tentang identitasnya untuk penyelidikan kematian Alisya. Kenyataan bahwa ia adalah anak tunggal dari pasangan fenomenal tampaknya belum cukup. Kalaupun Ben mengambil langkah besar seperti mengungkapkan jati dirinya di depan khalayak ramai, ia pikir semua itu tidak akan menimbulkan efek yang berarti. Bisa jadi identitas dirinya tidak sehebat yang ia kira.Meskipun begitu, Ben tentu saja tidak menyerah. Berhenti berjuang sama sekali tidak ada di dalam kamus hidupnya.“Tidak perlu memaksakan diri untuk mencari wartawan atau penguntit lain yang juga ada di sekitarku.” Jari-jari Ben mengetik pesan u
last updateLast Updated : 2023-12-04
Read more

35. Angin Segar

Semuanya terasa seperti angin semilir yang hanya lewat pelan-pelan. Terasa sangat samar, ia bahkan tidak membuat tatanan rambut berantakan, tetapi ia sungguh ada di sana. Membuat para manusia yang kebetulan dilewatinya merasa lebih nyaman dan sejuk.Begitu pula dengan yang Ben rasakan saat ini. Kesadarannya seakan-akan mengambang antara ada dan tiada. Setiap orang dan benda yang ia lewati hanya terlihat seperti blur belaka, tetapi ia sama sekali tidak khawatir apalagi takut. Sebab ia hanya sedang melayang ke atas awan oleh kebahagiaan. Hatinya juga dipenuhi rasa tenteram yang sudah lama tidak menghampiri.Ben masih sulit memercayai hal-hal baik yang terjadi kepadanya hari ini.“Menurutmu, apa kita juga bisa belikan sepatu? Tapi kita tidak tahu ukuran yang tepat.” Ashana bergerak lincah ke sana kemari. Me
last updateLast Updated : 2023-12-05
Read more

36. Kamu Tidak Boleh Bahagia!

Elina berdiri dengan gagah dalam balutan pakaian krem mewah, lengkap dengan topi berjaring khas miliknya. Salah satu tangannya menunjuk wajah Ben penuh penghinaan. “Sudah kuduga. Tidak mungkin kamu tidak mempunyai perempuan lain! Hah! Lagaknya aja mau tetap setia sama Thalia!”Ben menghela napas, seketika paham apa maksud mantan mertuanya. “Maaf, kamu hanya salah paham, Elina. Kami hanya berteman,” jawabnya sambil melangkah mendekat. Diikuti oleh Ashana yang seketika tersenyum.“Tuh, kan! Bagimu juga kita ini berteman!” celetuknya setengah berbisik.“Ibu ada perlu apa kemari?” Ben mengabaikan Ashana dan memilih untuk memberi perhatian kepada sang mantan mertua. Tanpa sengaja ia bahkan kembali memanggil Elina dengan sebutan ‘Ibu’. “Ada yang bisa kami b
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more

37. Rahasia Panti Asuhan

“Kamu tidak perlu repot-repot melakukan itu.”Ucapan Ben memecah keheningan yang terbentuk sejak mereka menempuh perjalanan pulang. Ashana yang masih mengemudi penuh konsentrasi lantas menoleh dengan salah satu alis terangkat.“Tidak perlu melakukan apa?”“Yang tadi. Bagaimana bisa kamu bersikap kasar kepada seorang ibu yang tidak kamu kenal?” Ben menghela napas sambil duduk bersandar dengan relaks. Kedua matanya terpejam sementara mulutnya masih berbicara. “Jangan terlalu terlibat dengan masalahku lebih dari yang telah kamu lakukan. Masih ada banyak hal penting yang harus kamu perhatikan.”“Seperti apa?”“Seperti bagaimana caranya agar kamu bisa naik pangkat.
last updateLast Updated : 2023-12-07
Read more

38. Curiga

“Lho? Lho? Ada apa dengannya?” Ashana menoleh ke sana kemari dengan kebingungan. Perlahan, ia kembali mencoba mendekati sang anak, tetapi dengan segera ia berhenti di tempat saat anak itu malah semakin menjerit. “Bukan aku! Aku tidak melakukan apa pun!”Anak-anak kecil mulai menertawakan sikap Ashana yang mengangkat kedua tangan dengan heboh, layaknya seorang penjahat kelas teri yang tertangkap basah. Sementara itu, anak-anak yang sudah sedikit lebih dewasa mencoba menenangkan tangisan sang bocah kecil.“Jangan khawatir, Kak. Rafa memang sering seperti ini,” jelas salah seorang gadis. Usianya tidak tampak lebih dari 10 tahun, tetapi dengan sangat sabar ia menenangkan anak yang lebih kecil darinya layaknya saudara kandung.“Sudah sering?” Ashana berjongkok sambil tetap
last updateLast Updated : 2023-12-09
Read more

39. Terlalu Ikut Campur

“Hah? Eh, itu ….” Ashana berdeham lalu menarik napas dalam-dalam. Tidak ada alasan untuknya merasa takut. Ia memiliki niat yang baik. “Aku hanya merasa heran kenapa Rafa begitu ketakutan. Dia seperti pernah mengalami kekerasan.”Mayang membelalakkan mata, tetapi dalam hitungan detik ia kembali mengatur ekspresinya agar terlihat tenang. “Aku baru tahu kalau kamu begitu peduli dengan anak-anak di sini. Bukankah alasanmu kemari adalah untuk mendekati Ben?” tuduh perempuan yang biasanya bersikap begitu bersahabat. Kini ia menatap Ashana tajam sambil menyilangkan tangan.“Itu memang alasan utamaku,” jawab Ashana penuh percaya diri. “Tapi konsentrasiku cukup bagus. Aku bisa fokus pada lebih dari satu hal.”“Hebat sekali. Tapi kurasa kamu hanya akan m
last updateLast Updated : 2023-12-10
Read more

40. Penyesalan Ashana

Ben menggelengkan kepala. “Bukan apa-apa. Rossa, sebaiknya kamu kembali ke kamar.”“Tenang saja, Ben. Aku hanya ingin jalan-jalan sebentar,” jawab Rossa sambil tersenyum, tetapi senyumnya kemudian menghilang saat ia bertatapan dengan Ashana. “Sedang apa kamu di sini? Kalau ingatanku tidak salah, aku sudah beberapa kali melarangmu datang.”“Eh, itu …,” Ashana meminta tolong kepada Ben melalui tatapan memelas. Namun, Ben sama sekali tidak berniat untuk memaksa Rossa mengingat hal yang perempuan paruh baya itu lupakan. “Memang benar, itu aku, tapi beberapa hari ini aku bersikap baik sehingga Anda memperbolehkanku untuk datang bersama Ben,” jawabnya sedikit ragu-ragu.“Aku begitu?”“Iya &hel
last updateLast Updated : 2023-12-11
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status