“Pertanyaan macam apa itu?” Ben tertawa mengejek. “Bukankah sejak awal, kamu tidak pernah meminta izin untuk apa pun dan hanya melakukan semua yang kamu inginkan? Kamu datang ke hidupku seperti banteng yang mengejar kain matador. Kupikir aku harus waspada agar tidak diseruduk olehmu.” Ashana merengek sambil memukul bahu Ben, tetapi Ben dengan sigap menangkap lengannya dengan satu tangan. “Baru beberapa menit lalu aku minta maaf soal itu, tapi kamu sudah membahasnya lagi! Lalu bagaimana bisa kamu tega membandingkan wanita cantik sepertiku dengan banteng?” “Itu hanya perumpamaan.” “Tetap saja terasa menyebalkan!” Gadis itu menghela napas keras-keras. “Ya, sudahlah! Sekarang jawab saja pertanyaanku. Apa aku masih bisa berada di sisimu atau tidak?” “Kamu terdengar seperti sedang melamarku.” “Ben!” “Iya, iya. Terserah kamu saja. Aku tidak keberatan.” Dalam sekejap, Ben menyingkirkan sikap jahilnya, dan tersenyum tulus. Ia menepuk bagian saku bajunya yang sedikit menyembul karena menyi
Last Updated : 2023-12-12 Read more