All Chapters of Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna): Chapter 91 - Chapter 100

104 Chapters

Bab 91

"Maaf, Sha. Kita tidak bisa bersama lagi. Aku ... harus menikahi Rania," ucap Mahesa kala itu. Sukses meluluh lantakan hati belia Shanum dan mimpi-mimpi yang terlanjur ia ukir untuk mereka. "Tapi, Kak. Kan bukan Kakak yang menghamilinya. Kenapa harus Kakak yang bertanggung jawab?" tukas Shanum tak terima. "Tapi karena aku lah, Rania akhirnya dilecehkan Boby," jawab Mahesa kemudian.Shanum memejamkan matanya erat. Merasai hatinya yang merepih sakit akibat keputusan sepihak Mahesa. Pria itu memang terkenal terlalu baik. Tidak bisa bilang tidak pada siapapun yang meminta tolong. Akan tetapi, alasan Mahesa bagi Shanum sangat konyol. Masa hanya karena pas Rania menelepon untuk minta tolong tak dia angkat. Dia merasa bertanggung jawab atas nasib Rania yang kini hamil ulah pria lain, yang mana itu adalah pacar Rania sendiri!Sungguh! Shanum tak habis pikir!Bukan, bukan maksud Shanum tak prihatin dengan nasib malang yang menimpa Rania. Tetapi kan' maksud Shanum masih ada Boby yang lebih l
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Bab 92

Shanum menghela nafas berat saat ingatan menyakitkan itu berputar kembali. Entah mengapa, meski Shanum sudah berusaha keras berdamai dengan masa lalu kelam itu. Tetap saja terasa menyakitkan jika diingat lagi. Mungkin karena Mahesa adalah cinta pertama untuk Shanum. Hingga apa pun yang menyangkut tentang Mahesa terlalu berbekas di hatinya. Sebenarnya, Shanum tidak tahu Mahesa benar-benar menikah dengan Rania atau tidak. Sebab dua keluarga itu akhirnya memilih pindah keluar negeri demi menutupi aib, katanya. Sejak itu Shanum kehilangan kontak mereka. Bahkan dengan Rani pun, Shanum sudah tidak pernah berkontak lagi. Keluarga Tante Ana dan Om Adam seolah sengaja menghindari dari Shanum. Entahlah, mungkin mereka turut merasa bersalah karena memang hubungan Shanum dan Mahesa sudah diketahui dua keluarga."Non, sudah sampai."Sepertinya Shanum terlalu larut dalam lamunannya. Hingga tak terasa telah membuang waktu percuma selama dalam perjalanan. "Ah, iya." Shanum pun bersiap. Angga turu
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Bab 93

"Kakak tidak papa?"Shanum mengangguk, "tidak apa-apa, terima kasih." Lantas ia cepat membenarkan tubuhnya, kala menyadari jika posisinya masihlah tidak sopan. Bersandar pada dada bidang pria itu."Kakak yakin? Bagaimana dengan kandungan kakak?" tanya pria itu perhatian sekali. "It's okeh ... uhm ... Safran, iya kan?" Shanum agak ragu untuk menyebutkan nama pria di hadapannya itu. "Iya, kak. Aku Safran." Pria itu membenarkan. Ah, harusnya memang Shanum tidak usah bertanya. Dari penampilan dan sikapnya saja sudah beda. Dan lagi ... seorang Shaki mana mau jam segini ada di perkantoran. Pasti anak nakal itu lebih betah di depan kamera bersama pada model seksinya. Shanum mengangguk paham, "Sekali lagi, terima kasih ya, Safran.""Sama-sama, Kak. Tapi kalau boleh aku kasih saran, lain kali jangan terlalu fokus pada ponsel kalau sedang jalan. Takutnya seperti tadi, Kakak nggak ngeh kalau ada tulisan itu." Safran lalu menunjuk papan peringatan 'lantai licin' yang pasti di pasang OB. "Bah
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Bab 94

Shanum bergidik sendiri kala mengingat tatapan Mr Chen. Bukan dia mau suudzon. Akan tetapi, rasanya benar-benar tak nyaman di tatap selekat itu oleh lawan jenis. Mana sudah berumur pula. Shanum kan jadi ngeri. "Langsung pulang, Non?" tanya Angga ketika ia sudah duduk nyaman di mobil. "Iya," jawab Shanum seadanya. Sang sopir pun lekas menjalankan kendaraan roda empat itu ke arah tujuan tuannya. *** Hari pun berlalu. Tak ada kejadian berarti yang lagi yang mengusik. Shanum menjalani hari seperti biasa. Menikmati kehamilan yang semakin besar sambil mempersiapkan hari persalinan yang tinggal hitungan jari. Setiap pagi, Shanum rutin berjalan kaki di sekitar rumahnya. Ken bilang, dia harus banyak gerak agar persalinannya lancar. Kadang Shanum di temani Bunda Karina, Frans, atau Angga. Siapa sajalah yang punya waktu. Jika Aika, istri Kairo dengan menginap, maka Shanum akan di temani Aika. Akan tetapi, jika bersama Aika biasanya akan ke taman komplek yang tak jauh dari rumah. Seb
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Bab 95

"Bayar tuh' hutangmu!" tandas Amanda hendak berlalu ke dalam kamar. Namun, langsung dicegat Reksa."Man, bayarkan dulu. Aku sedang tidak punya uang." Reksa memerintah seenak udelnya. Seolah Amanda adalah bawahannya. "Ya, gimana bisa punya uang, kalau kerja aja nggak mau?" ketus Amanda.Pria mendengkus tak suka. "Nggak usah bawel. Bayarin dulu sana!" Reksa masih menyuruh dengan tak tahu malu. Malahan kini, pria itu yang seenaknya pergi ke kamar. Pasti akan melanjutkan tidur.Selalu saja begini. Siapa yang berhutang, siapa yang harus membayar. Amanda benar-benar tidak tahan lagi. Ia bukan Randy yang kesabarannya seluas samudera. Ia Amanda Saputri yang sudah terlalu kecewa dengan keluarga suaminya. Cukup sudah! Lihat saja, hari ini akan Amanda beri pelajaran pria mokondo tak tahu diri itu. Dengan langkah pasti Amanda menuju pintu rumah kontrakan reyotnya."Orangnya di dalam. Nggak punya uang katanya buat bayar hutang. Terserah kalian mau apa kan dia. Tuh! Kamarnya di sana!" tunjuk Aman
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Bab 96

Meskipun berat, sepertinya Amanda memang harus mulai ambil keputusan tegas. Ia tidak mau hidupnya sia-sia bersama sang suami yang terlalu lembek. Selalu di nomor sekian kan dan ... ah, ternyata begini yang Shanum rasakan selama ini. Pantas saja wanita sabar itu akhirnya berontak. Tolong ingatkan Amanda untuk meminta maaf pada Shanum jika nanti bertemu lagi. Meski tidak tahu kapan, tapi semoga saja Tuhan masih sudi mengabulkan doa orang yang berlumuran dosa ini."Man, aku mohon jangan begitu." Randy berucap lirih. Tak sanggup jika harus memilih antara anak istri dan keluarganya. Apalagi, Randy masih punya satu rahasia, yang membuatnya sangat merasa bersalah hingga saat ini pada Reksa dan Mama Rima."Pilih saja, Mas. Aku nggak mau denger alasan apa pun lagi." Nampaknya Manda sudah benar-benar bulat pada keputusannya. Randy terdiam bingung. Sementara tetangga mulai riuh membicarakannya."Kalau saya jadi Amanda juga mending hidup sendirilah daripada sama suami lembek begitu.""Iyalah.
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Bab 97

"Jangan sentuh aku! Aku sudah muak dengan kalian!" Amanda masih meraung marah. "Sekali lagi aku tanya kamu, Mas. Pilih kami atau mereka!"Nyatanya Amanda sepertinya sudah tidak bisa dibujuk. Apalagi melihat tempramen Reksa yang makin hari makin mengkhawatirkan. Tadi pria itu berani mengacak kamar pribadinya, lalu mengambil dompetnya, dan barusan. Barusan saja berani menampar keras Amanda. Bukan apa-apa, Amanda cuma takut nanti bukan hanya ia yang disakiti, tapi juga anaknya, Nikita. Seburuk-buruknya Amanda, jelas tidak mau sampai anaknya kenapa-napa."Pilih, Mas!" desak Amanda sekali lagi. Randy menyugar rambutnya kasar. Sungguh dia bingung harus memilih yang mana. Di satu sisi ada rasa bersalah dan hutang budi. Sisi lainnya ada anak dan istri yang makin tersakiti. Randy harus pilih yang mana?"Sudahlah!" Salah satu Debkolektor yang dari tadi menyimak akhirnya buka suara. "Kami ke sini tuh buat nagih hutang, bukan malah liat drama kalian. Sekarang, cepat bayar hutang!" inbuhnya kemu
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Bab 98

Randy menulikan diri dan tetap melangkah pergi di sela raungan pilu Rima yang memintanya tetap tinggal. Menggandeng erat lengan Amanda, pria itu melangkah dengan yakin dari tempat tersebut. "Mau kasihan, tapi ya salah sendiri terlalu pilih kasih," celetuk salah satu tetangga yang masih bisa Randy dengar."Iya, ya. Padahal Randy itu orangnya baik dan sopan. Dia juga ramah dan ringan tangan selama tinggal di sini. Sayang, punya keluarga kok toxic semua," sahut lainnya. Tetangga lainnya menyahut kembali, tapi kini tak bisa Randy dengar karena mereka memang sudah jauh melangkah. "Mas, kita mau ke mana?" tanya Amanda meminta keyakinan sambil membenarkan gendongan pada putri kecilnya yang tengah terlelap dalam gendongan kain.Randy terdiam. Tak langsung menjawab tanya Amanda yang sebenarnya ia pun tak tahu akan kemana saat ini. Keputusan pergi menjauh dari Rima diakuinya memang terlalu impulsif. Akan tetapi, semua tercetus begitu saja ketika melihat istrinya di tampar Reksa. 'Mereka tid
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Bab 99

"Kenapa kamu tidak ambil rumah yang dihadiahkan Pak Arjuna saja, Ran?" tanya Hendra tiba-tiba. Mendengar kalimat barusan, kening Amanda bertaut bingung. Rumah hadiah Pak Arjuna? Itu ayah angkatnya Shanum kan?Maksudnya apa?Memang apa yang sudah Randy lakukan hingga bisa mendapatkan hadiah rumah dari Pak Arjuna? Cerita tentang keterlibatan Randy pada penyelamatan Shanum memang orang-orang tertentu saja yang tahu. Hendra pun tahu sebab tak sengaja melihat Pak Arjuna menemui Randy untuk menyampaikan terima kasihnya. "Nggak, Pa. Randy sungkan," jawab Randy kemudian. Amanda masih memilih menyimak saja meski hati sudah sangat penasaran. Cerita apa yang sudah ia lewatkan hingga Randy tau-tau dapat rumah begitu dari ayahnya Shanum."Kenapa sungkan? Pak Arjuna kan memberikan rumah itu untuk balas budi karena kamu--""Pa?" cegah Randy. "Tidak usah membahas itu lagi. Randy malu. Karena apa yang Randy lakukan tidak ada apa-apanya dengan kebaikan Shanum selama menjadi keluarga kita. Maka da
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Bab 100

"Mas, tadi kata Papa kamu dapat hadiah rumah dari Pak Arjuna. Itu maksudnya apa, ya?" Amanda mengeluarkan penasaran yang sedari tadi ditahannya."Bukan apa-apa. Tidak usah dipikirkan," jawab Randy tak ingin jujur. Amanda mengangsur nafas kasar mendengarnya. "Mas, ayolah! Jangan bohong. Kita kan udah janji memulai semuanya lagi dari awal. Tanpa ada yang ditutupi lagi dan selalu saling percaya. Mas lupa?"Randy melipat bibirnya. Sesungguhnya Randy masih ragu untuk berterus terang. Akan tetapi, Amanda benar. Mereka sudah punya kesepakatan tadi. Istimewanya dia sendiri yang mencetuskan hal itu pertama kali. Masa kini ia juga yang mangkir. "Mas? Ayolah! Jujur aja. Aku nggak akan menghakimi kamu apa pun, kok. Aku janji akan mendukung apa pun keputusan yang kamu ambil akan masalah itu." Amanda kembali mendesak. Membuat Randy makin dilema. "Mas, ayo cerita aja. Bukan hanya aku loh yang kepo. Para Reader juga. Kalau nggak percaya, tanya aja gih!" Randy pun mendesah berat mendengarnya. Mung
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status