"Kakak tidak papa?"Shanum mengangguk, "tidak apa-apa, terima kasih." Lantas ia cepat membenarkan tubuhnya, kala menyadari jika posisinya masihlah tidak sopan. Bersandar pada dada bidang pria itu."Kakak yakin? Bagaimana dengan kandungan kakak?" tanya pria itu perhatian sekali. "It's okeh ... uhm ... Safran, iya kan?" Shanum agak ragu untuk menyebutkan nama pria di hadapannya itu. "Iya, kak. Aku Safran." Pria itu membenarkan. Ah, harusnya memang Shanum tidak usah bertanya. Dari penampilan dan sikapnya saja sudah beda. Dan lagi ... seorang Shaki mana mau jam segini ada di perkantoran. Pasti anak nakal itu lebih betah di depan kamera bersama pada model seksinya. Shanum mengangguk paham, "Sekali lagi, terima kasih ya, Safran.""Sama-sama, Kak. Tapi kalau boleh aku kasih saran, lain kali jangan terlalu fokus pada ponsel kalau sedang jalan. Takutnya seperti tadi, Kakak nggak ngeh kalau ada tulisan itu." Safran lalu menunjuk papan peringatan 'lantai licin' yang pasti di pasang OB. "Bah
Last Updated : 2025-01-23 Read more