All Chapters of Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna): Chapter 111 - Chapter 120

126 Chapters

Bab 111

Shanum masih tertegun di tempatnya, dengan perasaan yang ... entahlah. Otaknya blank dan tenggorokannya tercekat tiba-tiba setelah mendengar kenyataan yang dibawa sang bunda. Rasa bingung, sedih, bahagia, kecewa, marah, banyak lagi berkecamuk dalam hatinya saat ini. Pokoknya kacau sekali. Saking kacaunya, ia sampai tidak tahu harus bereaksi apa saat ini.Jadi dia tidak benar-benar sebatang kara? Dia masih punya keluarga dari pihak sang ayah, yang berada di negara China. Salah satunya Mr Chen yang ternyata adalah pamannya. Ada rasa lega dalam sudut hatinya mengetahui semua fakta barusan. Namun juga sedih dan miris mendengar kisah orang tuanya yang ternyata tragis. Meski begitu, Shanum pun senang mengetahui jika ternyata dia bukanlah anak haram seperti tuduhan beberapa orang. Karena faktanya, Shanum ternyata lahir dalam sebuah ikatan pernikahan yang Sah. Sah dalam hukum agama dan negara! Karena akta nikah orang tuanya pun ternyata ada. Tersimpan rapi di rumah yang ditinggalkan ibunya
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Bab 112

Shanum menegakkan punggungnya kala menyadari bahwa sekarang semua mata tertuju padanya. Ini saatnya.Daddy Arjuna melanjutkan, suaranya penuh wibawa."Selama ini, banyak yang mengenal Shanum sebagai anak angkat keluarga Setiawan. Namun, malam ini, saya ingin meluruskan satu hal. Shanum bukan hanya bagian dari keluarga Setiawan, tetapi juga berasal dari keluarga terpandang di luar negeri."Ruangan semakin hening. Beberapa tamu terlihat saling bertukar pandang, penasaran dengan apa yang akan dikatakan selanjutnya.Daddy Arjuna tersenyum tipis, lalu mengangkat tangannya, memberi isyarat kepada seseorang di antara para tamu. "Izinkan saya memperkenalkan seseorang yang sangat berarti dalam kehidupan Shanum."Seorang pria paruh baya dengan setelan elegan melangkah maju. Wajahnya penuh ketenangan, namun sorot matanya menunjukkan kebanggaan."Inilah Mr. Chen, paman kandung Shanum dari keluarga Fan Zheng."Seketika, ballroom kembali riuh. Para tamu mulai berbisik lebih keras. Para jurnalis lan
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Bab 113

Beberapa hari setelah somasi konyol itu dikirim, sebuah paket tiba di kontrakan sempit tempat Reksa tinggal. Di depan pintu, seorang kurir menunggu dengan wajah tak sabar."Pak Reksa, ini dokumen untuk Anda. Harap ditandatangani."Reksa, yang saat itu hanya mengenakan kaos lusuh dan celana pendek, menerima paket itu dengan dahi berkerut. Begitu ia melihat logo firma hukum ternama di amplopnya, jantungnya berdegup lebih cepat."Akhirnya! Mereka pasti takut!" katanya penuh keyakinan.Mama Rima, yang duduk di sofa usang, mencondongkan tubuh dengan antusias. "Buka cepat, Sa! Lihat apa mereka mau menyerah dan membagi hartanya!"Dengan tangan gemetar, bukan karena takut, melainkan penuh ambisi, Reksa membuka amplop itu dan mulai membaca. Namun, seiring dengan matanya yang bergerak dari baris ke baris, wajahnya yang semula penuh percaya diri berubah tegang, lalu merah padam."A-apa-apaan ini?!"Mama Rima merampas dokumen itu dan mulai membaca dengan lantang:"Tuan Reksa yang terhormat,Menan
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Bab 114

Reksa duduk di sofa butut kontrakannya, menatap layar ponselnya dengan penuh kepuasan. Jumlah followers-nya melonjak drastis setelah drama yang ia mainkan berhasil menarik perhatian netizen."Lihat, Ma! Aku sudah tembus 500 ribu followers! Banyak yang mulai mendukungku!" Reksa tertawa, menunjukkan layar ponselnya pada Mama Rima.Mama Rima tersenyum penuh kemenangan. "Bagus, Sa. Itu berarti Shanum mulai terpojok. Dia pasti akan luluh dan memberikan apa yang kita mau."Reksa menyeringai. "Bukan hanya itu, Ma. Aku juga sudah jadi selebgram dan pasti sebentar lagi akan terima endorse. Tunggu saja, anakmu ini pasti dapat uang berlipat. Ya dari Shanum, ya dari endorse-an." Mata Reksa berkilat penuh rencana.***Di salah satu vila mewah di Beijing, Shanum duduk santai sambil menyesap teh hangat. Di depannya, Arjuna sedang sibuk membaca laporan dari tim media keluarga Chen. Sementara Bunda Karina, sedang mengobrol seru dengan nenek kandung Shanum. Orang tuanya memang menyusul ke China bebera
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Bab 115

Di tengah kehancurannya, ternyata Reksa masih belum menyerah.Ia menatap layar ponselnya yang kini dipenuhi hujatan, dan Followers-nya terus turun. Jumlahnya kini tinggal 50 ribu, dan mayoritas hanya bertahan untuk mengejeknya.Reksa tidak bisa menerima ini begitu saja!"Aku harus mengubah keadaan!" katanya dengan penuh tekad.Mama Rima yang duduk di sampingnya ikut panik. "Iya, Sa! Kita harus cari cara buat ngembaliin simpati orang!"Reksa tidak bisa berpikir apa pun ia terlalu syok dengan keadaan yang berputar arah terlalu tajam. Ia belum menyiapkan apa pun untuk serangan ini. Setelah berpikir keras beberapa saat, Reksa akhirnya menemukan strategi baru. Ia akan tetap berpura-pura menjadi korban.Pria itu mengambil ponselnya, bersiap membuat rekaman video dengan wajah lusuh dan mata berkaca-kaca. Pokoknya ia harus semelas mungkin."Hai teman-teman… Aku nggak tahu harus mulai dari mana… Tapi aku merasa dikhianati…" katanya dengan suara gemetar."Aku cuma seorang ayah yang ingin dekat
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Bab 116

Satu Tahun Kemudian ..."Akhirnya setelah satu tahun, kita kembali ya, Sayang," ucap Shanum ketika turun dari pesawat, sambil mengusap kepala Baby Nata yang tertidur lelap di pangkuannya.Penerbangan panjang itu cukup melelahkan, tapi hatinya sedikit lebih ringan. Banyak hal yang sudah ia lalui dalam satu tahun terakhir, dan sekarang ia kembali ke tanah air, ke tempat di mana segalanya dimulai.Sebenarnya, ia belum ingin kembali jika menuruti ego. Akan tetapi, Shanum kasian juga melihat Bunda dan Daddy bolak balik ke china hanya untuk melihat Baby Nata. Selain itu, bukannya rasanya tidak adil jika Shanum akhirnya memilih tinggal di keluarga Chen setelah semua yang diberikan Keluarga Setiawan selama ini untuknya? Shanum merasa jadi kacang lupa kulitnya. Karena itulah, cukuplah setahun Shanum menenangkan diri di negeri orang, kini sudah waktunya ia kembali ke keluarga yang selalu mensuport-nya. Meski tidak memiliki hubungan darah.Begitu melewati pintu kedatangan, Shanum langsung melih
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Bab 117

Shaki tersenyum lebar seperti anak kecil yang baru mendapat permen. "Kak Sha nggak bohong, kan? Aku takut Kak Sha lupa sama aku setelah satu tahun di luar negeri!"Shanum tertawa kecil sambil menggeleng. "Mana bisa aku lupa sama biang onar satu ini?"Shaki memasang ekspresi dramatis, menepuk dadanya dengan gaya lebay. "Syukurlah! Aku takut Kak Sha cuma ingat Safran doang!"Mendengar namanya disebut, Safran yang sejak tadi diam hanya menaikkan alis sambil menyeruput minumannya.Shanum memutar bola mata. "Kenapa aku harus lebih ingat dia daripada kamu?"Shaki terkekeh, melirik Safran dengan tatapan menggoda. "Ya … siapa tahu selama ini Kak Sha diam-diam merindukan dia?"Shanum melipat tangan di dada, menatap Shaki dengan pandangan malas. "Shaki, kau nggak bosan bikin gosip aneh-aneh?"Shaki mengangkat bahu tanpa dosa. "Nggak. Lagi pula, apa yang aku bilang tadi masuk akal, kan?""Masuk akal dari mana? Jangan ngadi-ngadi, deh.""Ya, kan--""Shanum?"Shaki yang baru saja ingin menyahuti S
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Bab 118

"Biarkan saja. Aku tidak keberatan kok dengan keberadaannya di sini.""Oh, ya sudah kalau begitu."Shanum pasrah melihat Baby Nata tidur nyaman di dada Safran, ia akhirnya memilih duduk di sofa, mencoba menikmati suasana acara yang masih berjalan. Tetapi ketenangan itu tidak berlangsung lama, karena seseorang tiba-tiba duduk di sebelahnya."Kak Sha, aku serius, loh. Mungkin ini pertanda."Shanum menghela napas panjang sebelum menoleh ke Shaki yang duduk dengan ekspresi penuh konspirasi."Pertanda apanya?"Shaki menyeringai. "Ya pertanda kalau aku atau Safran itu jodoh Kak Sha."Shanum memutar bola mata. "Shaki, cukup.""Tapi—""Serius, cukup."Shaki mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil yang permennya direbut. Tetapi ekspresinya langsung berubah jahil."Kak, aku ada ide bagus," bisiknya tiba-tiba."Jangan macem-macem Shaki. Aku tidak tertarik pada apapun idemu itu." Shanum langsung menolak mentah-mentah tanpa mau tau ide Shaki yang di tawarkan.Ngapain? Biang onar ini tak dapat di
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Bab 119

Pagi hari, seusai mandi, Shanum berniat menghampiri Baby Nata yang tadi diculik Bunda Karina setelah mandi. Katanya, "Bunda mau mengajak Baby Nata tour di rumah ini. Biar kalau dia keasyikan merangkak terus nyasar, tau arah pulang."Ada-ada saja memang bundanya itu. Akan tetapi, Shanum merasa tak ada alasan untuk menolak. Toh, Baby Nata sama neneknya ini."Loh, kok?" Saat akhirnya menemukan keberadaan bayi gembul miliknya, Shanum cukup kaget karena Baby Nata bukan bersama Bunda seperti sangkaannya, tapi dengan Frans yang dengan santai menggendongnya sambil menikmati suasana taman samping di pagi hari."Oh, sudah berani gendong, ya, sekarang?" seloroh Shanum, teringat dulu Frans selalu menolak jika dimintai tolong menggendong Baby Nata. Mendengar ada suara mendekat, Frans menoleh. Dia lalu menaikan satu sudut bibirnya menatap Shanum. "Dia sudah tak serapuh dulu."Shanum mendengkus kasar, lalu memilih mendaratkan tubuh di sofa kecil yang ada di sana. Membiarkan Baby Nata menikmati wakt
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

Bab 120

Shanum masih menatap Safran dengan tatapan penuh tanya. Jujur, perhatian pria ini membuatnya sedikit salah tingkah."Kak Sha?" panggil Safran, mengangkat satu alisnya. "Kenapa diam? Jangan bilang kakak curiga aku dirasuki Shaki?"Shanum tersentak. "Hah? Nggak, bukan itu!""Terus?"Shanum mengerjap, lalu buru-buru menggeleng. "Nggak ada apa-apa. Aku cuma heran aja.""Heran kenapa?"Shanum membuka mulut, lalu menutupnya lagi. Akhirnya, ia hanya mendesah. "Sudahlah, nggak penting. Kita makan dulu aja."Safran tersenyum tipis. "Baik, Kak Sha."Mereka akhirnya berjalan beriringan menuju restoran yang tadi disebutkan oleh Safran. Suasana jalanan cukup ramai, tetapi tidak terlalu berisik. Safran berjalan santai di sisi Shanum, sesekali meliriknya untuk memastikan wanita itu tidak kepayahan.Setelah sampai di restoran, mereka langsung memesan makanan. Shanum memilih menu yang aman untuk lambungnya, sementara Safran memesan makanan favoritnya.Saat makanan datang, mereka mulai makan dalam diam
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more
PREV
1
...
8910111213
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status