Semua Bab Gadis Simpanan CEO Tampan: Bab 11 - Bab 20

41 Bab

11. Alergi Seafood

Pagi itu hujan deras mengguyur. Membasahi semua yang ditemuinya hingga membuat cuaca pagi begitu sangat dingin. Hal itu membuat dua orang yang sedang tertidur enggan untuk bangun.Jeno merapatkan pelukannya pada tubuh Rose. Gadis itu sama sekali tidak bergerak karena rasa hangat yang dia rasakan membuatnya terasa sangat nyaman. Jeno pun kembali menutup matanya.Hujan semakin deras. Dingin bercampur dengan sejuk dan Petrichor mulai tercium. Rose membuka matanya dan bergerak pelan. Dia tidak ingin membangunkan Jeno. Rose dengan pelan memindahkan tangan Jeno yang melingkar dipinggangnya."Kau hendak ke mana?" Tangan Jeno mencegah Rose hingga membuat Rose menoleh."Aku ingin ke kamar mandi," sahut Rose. Jeno pun melepaskan genggaman tangannya.Rose melangkah masuk ke dalam kamar mandi dan memutar kran air. Setelah itu dia menunggu beberapa menit agar air itu menjadi hangat. Sambil menunggu air penuh, Rose melangkah ke arah jendela yang tidak jauh dari bath-up. Rose menggeser kaca itu sedi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-26
Baca selengkapnya

12. Tiga Bulan

"Ada apa?" Suara Jeno memotong kalimat Rose. Jeno langsung meraih kedua tangan Rose. "Jangan digaruk itu bisa menjadi luka dan kulit akan hitam. Sebentar aku carikan obat gatal."Jeno kembali dengan sebuah benda ditangannya. Jeno pun mengoleskan krim pada lengan Rose. Krim itu sangat dingin di kulit hingga gatal yang dirasakan oleh Rose berkurang."Te-terima kasih, tuan." "Jangan menggaruknya. Biarkan obat itu menyerap. Tidak lama lagi kulitmu itu akan kembali seperti semula," pinta Jeno. Rose pun menurutinya."Ta-tapi kenapa bisa seperti ini?" kata Rose heran."Mungkin salah satu menu makanan yang kau makan ada campuran seafood-nya," jelas Jeno. Rose menganggukkan kepalanya. "Beristitahatlah dulu. Nanti jika belum membaik aku akan membelikanmu obat," lanjut Jeno.Jeno meninggalkan Rose biar Rose bisa istirahat dengan nyaman. Jeno memberi perintah pada anak buahnya untuk menjaga Rose, karena dia akan keluar sebentar membeli sesuatu.***Sudah 3 bulan Rose tinggal di rumah Jeno. Jeno
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-11
Baca selengkapnya

13. Iri Hati

Kehadiran Rose membawa pengaruh baik untuk Jeno. Namun tidak untuk Maryam. Rasa iri dalam diri Maryam semakin tinggi. Terlebih lagi Maryam seperti tidak ikhlas jika Jeno harus hidup serumah dengan Rose. Entah apa yang membuat Maryam begitu membenci Rose. Padahal dari segi umur pun Maryam dan Rose sudah terlihat berbeda jauh.Maryam menatap dua orang yang sedang bercanda di ruang tengah. Suara keduanya sampai terdengar di luar rumah. Beberapa pengawal Jeno tampak saling merespons."Sejak kedatangan perempuan itu. Tuan Jeno tidak lagi emosian.""Betul sekali. Tuan Jeno jadi terlihat sangat hangat walaupun beliau akan berubah tegas saat tiba di kantor," kata pengawal dengan badan tinggi besar dan penuh tato."Semoga saja akan seperti itu terus agar kita tidak setiap hari kena marah," lanjut salah seorang diantara pengawal yang sedang duduk santai sambil minum kopi.Maryam melintas di ruang tengah. Dia hendak pulang ke gubuknya. Wajah datar Maryam memperlihatkan rasa benci pada sosok gadi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-17
Baca selengkapnya

14. Daging Busuk

BRAAK!Jeno menggebrak meja makan dengan keras sehingga membuat berantakan semua yang ada di atas meja tersebut. Apalagi Rose yang langsung muntah-muntah.Bau itu masih terasa di hidung Jeno. Sebenarnya Jeno juga merasa ingin muntah, tapi Jeno masih bisa menahannya.Jeno bergegas menuangkan air ke dalam gelas dan memberikannya pada Rose. "Minumlah ini." Jeno memberikan gelas itu pada Rose. "Pelan-pelan minumnya," lanjut Jeno.Rose meneguknya pelan, akan tetapi bau tidur belum juga hilang. "Selera makanku sudah hilang. Ini benar-benar membuat semua isi perutku keluar. Maafkan aku, tuan." Di bawah sana sangat kotor dan menjijikan. Hal itu yang membuat Rose meminta maaf pada Jeno karena telah mengeluarkan semuanya. Jeno mengusap punggung Rose, lalu dia melangkah menuju kulkas. Jeno membuka pintu kulkas dan memeriksa semua daging yang ada di dalam sana.Saat membuka pintu kulkas bau menyengat langsung menusuk hidung Jeno. Jeno mengeluarkan satu bungkus daging dan mendekatkan bungkusan it
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-25
Baca selengkapnya

15. CCTV

Maryam membungkuk dan mengambil benda tersebut. Wanita itu merasa sangat sayang untuk membuangnya, tapi jika sudah dingin hal itu tidak bekerja lagi."Aku akan membuat yang baru lagi jika dia sudah pulang nanti." Maryam masih berpikir jika Jeno akan mau meminumnya. Sedangkan wanita itu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi."Lalu bagaimana dengan dia? Beberapa hari ini aku tidak melihat dia?" Kepala Maryam menoleh ke kanan dan ke kiri. Dia seperti sedang mencari sesuatu. "Ah, sudahlah. Akan aku urus dia nanti." Maryam segera meninggalkan rumah itu.Sementara itu disebuah gedung besar, seorang pria sedang sibuk dengan laptopnya. Sesekali dia melirik ke arah ponselnya yang tak jauh dari laptop. Pria itu mengecek semuanya tanpa terkecuali."Masih aman. Jika sampai aku mengetahui hal itu lagi makanya aku akan mengambil keputusan tegas."Jeno masih terus memeriksa tiap sudut rumahnya. Namun, keseriusannya terjeda untuk beberapa saat."Tuan Jeno, anda sudah ditunggu di ruang rapat," ucap s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-10
Baca selengkapnya

16. Pengusiran

"Tu-Tuan Jeno ...." Mata itu seolah tidak bisa lepas dari wajah Jeno. Wajah Jeno terlihat sangat marah. Pria itu tidak bisa menyembunyikannya kemarahannya."Kau ku bayar untuk mengurus rumah dan menjaga Rose, tapi kenapa kau justru memperlakukan Rose seperti itu." Jeno menghempaskan tangan Maryam dengan kasar. "Itulah kenapa aku memasang CCTV," lanjutnya melirik Maryam."A-apa?" Maryam terkejut dan kepalanya menengadah ke atas mencari sesuatu. Akan tetapi yang dia cari tidak terlihat. "Bu-bukan begitu maksudku, tuan ...," rayu Maryam mendekati Jeno."Jangan sentuh aku!" seru Jeno sambil mendorong Maryam hingga jatuh.Rose kaget dengan sikap Jeno malam itu. Gadis itu langsung jongkok dan mencoba menolong Maryam. Namun, Jeno langsung menarik Rose. "Buat apa kau menolong orang yang hendak mencelakaimu," ujar Jeno. "Kau lihat kan kelakuan dia tadi. Apa kau masih berniat untuk menolongnya? Jika aku jadi kau, aku sudah tidak sudi melihat mukanya," hardik Jeno.Maryam terisak. Dia merasa ji
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-12
Baca selengkapnya

17. Jeno Telat Pulang

Sejak kejadian pengusiran Maryam, kini Rose yang semakin sibuk. Dia harus mengurus ini dan itu di rumah Jeno. Semua dilakukan Rose dengan hati ikhlas, tapi Rose tetap ingat kata-kata Jeno. Kata-kata itu selalu menghantui dipikiran Rose. Namun, Rose selalu berpikir positif. Rose termenung saat dia sedang mengelap kaca jendela di ruang depan. Dia menatap pantulan wajahya di kaca itu. Wajah Rose yang mulai terawat sejak tinggal di rumah Jeno. "Apakah aku akan menjadi pembantu di rumah ini?" pikir Rose. Perlahan dia mulai menggerakkan kembali tangan kanannya. Rose menyapu sudut-sudut jendela itu, akan tetapi terlalu tinggi. "Aku harus mengambil sebuah kursi." Rose segera mengambil sebuah kursi dan meletakkannya tepat di dekat jendela kaca. Kemudian Rose melepaskan sandal dan kakinya naik ke atas kursi. Kini Rose bisa menjangkau semua kaca jendela itu termasuk kaca disetiap sudut yang sulit untuk dijangkau. Rose berjalan mundur beberapa langkah dari pintu kaca tersebut. Gadis itu berkaca
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-28
Baca selengkapnya

18. Jeno Mabuk

Tiba-tiba Rose terbangun karena dikejutkan dengan sebuah suara gedoran pintu yang cukup keras dari lantai bawah. Suara itu semakin kencang. Justru Rose malah berpikir jika ada pencuri yang masuk ke rumah Jeno."Suara apa itu? Apakah ada pencuri? Ah, tidak mungkin. Rumah ini kan dijaga ketat." Rose menurunkan kedua kakinya ke lantai saat mendengar suara orang berteriak dengan keras dan lantang. Kedua kaki itu gemetaran. "Si-siapa itu?" Suara di bawah sana semakin jelas dan mendekat. Nadanya seperti orang sedang marah-marah. Namun, terdengar ngawur dan asal-asalan. Setelah itu terdengar ribut-ribut di lantai bawah. Rose mendengar suara dari kedua pengawal Jeno."Siapa sih yang berisik malam-malam begini?" Tapi Rose tidak berani keluar dari dalam kamar. Gadis itu takut keluar jikalau itu adalah perampok.Selang beberapa detik suasana ribut itu berhenti. Rose melangkah mendekati pintu kamar dan menempelkan telinganya pada pintu tersebut. Kemudian Rose melangkah mundur dan kembali naik ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-07
Baca selengkapnya

19. Malam Panas

Pipi Rose merah karena tamparan keras dari Jeno. Bahkan ada sedikit darah disudut kiri bibir Rose. Mata Rose berkaca-kaca karena menahan rasa sakit. Rose menatap wajah Jeno yang terlihat menakutkan. Seakan mata itu tidak menaruh rasa kasian pada Rose.Tanpa pikir panjang Rose mendorong tubuh Jeno dan dia berlari menuju pintu. Rose menggerakkan gagang pintu tersebut berkali-kali."Ke-kenapa tidak bisa dibuka?" "Kau tidak akan bisa keluar dari kamar ini, jalang." Tawa Jeno terdengar menggelegar. Pria itu melangkah gontai mendekati Rose dan menarik tangan Rose dengan kasar."Lepaskan aku, tuan. Anda sedang dalam keadaan mabuk. Aku mohon lepaskan aku," kata Rose memohon.Jeno tidak mendengarkan teriakan Rose, dia mendorong tubuh Rose ke ranjang dan tanpa basa-basi Jeno menarik paksa lingerie yang dipakai oleh Rose. Rose hanya bisa menangis dan menutupi bagian tubuhnya yang sudah terekspos dengan jelas. Kini tak sehelai benang pun yang menempel ditubuh Rose. Jeno yang sudah kemasukan set
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-20
Baca selengkapnya

20. Rasa Bersalah Jeno

Rose hanya diam di dalam bath-up yang asap dari air hangat masih mengepul. Rose terlihat merenungi kejadian itu. Kata-kata Rose masih teriang-iang dalam benak Rose.Rose menarik napas panjang dan mengembuskan pelan. Tangan kanannya terangkat dan memegang bibirnya, lalu dia menenggelamkan kepalanya selama beberapa menit. Kemudian dia kembali muncul ke permukaan."Cukup pahit sekali hidupku ini. Kenapa ayah begitu jahat padaku? Kenapa aku harus dijual pada pria brengsek seperti dia?" keluh Rose pada bayangannya yang terpantul di permukaan air. "Apakah aku sanggup melewati kehidupanku yang pahit ini?" lanjutnya lirih.Sementara itu di dapur Jeno tengah sibuk membuatkan sarapan untuk Rose. Jeno merebus 4 buah kentang dan 2 butir telur. Tidak lupa Jeno memanggang 4 lembar roti tawar dan menuangkan susu ke dalam dua buah gelas. Setelah kentang dan telur matang, Jeno membelah telur serta kentang itu menjadi dua. Jeno menaruhnya di atas piring. Menata dengan rapi dan menarik."Aku berharap Ro
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status