Home / Romansa / Gadis Simpanan CEO Tampan / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Gadis Simpanan CEO Tampan: Chapter 21 - Chapter 30

41 Chapters

21. Aurora Patricia

Satu hari yang lalu. Jeno yang masih sibuk dengan berkas-berkasnya tidak tahu jika ada sepasang mata yang terus memperhatikannya dari balik cela. Mata berwarna biru dengan bulu mata yang lentik itu terus mengikuti gerak-gerik Jeno. Insting Jeno begitu kuat. Pria tampan itu merasakan jika dirinya sedang di mata-matai. Pria itu hanya tersenyum tipis. Bola mata biru itu terus memperhatikan Jeno dari rambut turun ke hidung Jeno dan berakhir ke bibir seksi Jeno. Aurora berkali-kali menelan saliva nya sendiri. Sebenarnya dia ingin sekali datang dan menghampiri Jeno lalu memeluknya. Apalah dayanya yang tidak bisa sembarangan mendekati Jeno. Ya, Aurora sudah pernah mendapatkan peringatan langsung dari Jeno untuk menjaga jarak. Namun, sepertinya Aurora tidak mengindahkan peringatan itu. Wanita itu terlalu terobsesi pada Jeno. "Kau sungguh tidak sopan mengintip seperti itu," ujar seseorang yang tiba-tiba mengagetkan Aurora. Aurora menegakkan badannya dan menatap pria yang berdiri di
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

22. Permainan Aurora

"Shit!" umpat Jeno. Demian mengangkat kepalanya dan menatap Jeno. Netra Demian beralih dari wajah Jeno pindah ke tangan Jeno yang masih memegang ponselnya. Demian hanya bisa menduga-duga."Apa apa?" tanya Demian."Sungguh kurang ajar wanita jalang itu," ungkap Jeno."Aurora?" tebak Demian. Jeno menganggukkan kepalanya. Demian menarik napas dan menatap ponsel Jeno. Demian seperti memberi pertanyaan pada Jeno melalui sorot matanya. "Jika hal itu kurang baik, aku bisa memberi dia pelajaran," sambung Demian."Tidak perlu. Biar aku sendiri yang akan memberi dia pelajaran." Jeno meletakkan ponselnya di atas meja. Jeno hanya melihat menu makanan tanpa memegangnya sedikit pun. Nafsu makannya telah sirna."Makanlah," tawar Demian, tapi Jeno hanya menjawab singkat. "Ini enak loh. Apa kau tidak ingin mencobanya?" lanjutnya. Jeno masih enggan untuk menyantapnya. "Jika kau ingin memberi pelajaran pada Aurora, tentunya kau juga butuh energi. Jangan hanya gara-gara hal itu napsu makanmu langsung hi
last updateLast Updated : 2024-07-04
Read more

23. Positif Hamil

Benda pipih itu retak parah dibagian layarnya. Jeno tidak tanggung-tanggung membantingnya dengan sangat keras. Manik mata Jeno menatap tajam pada Aurora seraya memberi ancaman peringatan pada wanita itu."Dengar baik-baik, Aurora. Jika kau masih mencari masalah denganku, akan aku pastikan kau menderita selamanya." Jeno segera berlalu dari sana. Jeno melangkah dan dia dengan sengaja menginjak benda pipih yang sudah tergeletak di lantai.Kretek .... Bunyi itu terdengar dan membuat hati Aurora bertambah sakit. Jeno keluar dari tempat itu tanpa menutup pintu.Setelah kepergian Jeno baru Aurora bisa bernapas dengan lega. Dia memegang dadanya yang terasa sangat sesak. Aurora tidak pernah melihat peringai yang menyeramkan dari Jeno."Kau pikir aku takut padamu? Aku tidak akan begitu saja menyerah." Aurora melangkah dan membungkuk mengambil ponselnya yang sudah rusak parah. Dalam hatinya berbagai macam umpatan terucap.Keesokan harinya Aurora tidak melihat Jeno sama sekali di kantor. Yang te
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

24. Rencana Aurora

Rose masih tidak percaya jika dirinya hamil. Di samping itu dia juga bingung karena dia hamil dalam keadaan belum mempunyai status apapun. Rasa dilema mulai menyerah Rose.Namun, sepertinya Jeno paham apa yang sedang dirasakan oleh Rose. Pria itu melangkah mendekati Rose."Kau tidak perlu khawatir. Aku akan bertanggung jawab atas anak yang ada di dalam rahim mu itu. Yang jelas itu adalah anakku bukan anak pria lain." Jeno memegang tangan Rose."Apa aku bisa memegang kata-kata mu itu?" tanya Rose."Tentu saja. Aku sudah memutuskan aku akan segera menikahi mu dan aku rasa tidak perlu juga meminta restu dari ayahmu itu. Kau sudah jatuh di tangan orang yang tepat seperti aku ini," kata Jeno."Bukankah restu dari orang tua itu penting.""Kau masih menganggap dia sebagai ayah mu? Setelah apa yang dia lakukan padamu," tegas Jeno. Rose menundukkan kepalanya. Dia mengingat pada waktu itu, di mana sang ayah menjualnya pada pria yang sekarang sedang duduk di sampingnya. "Jika aku jadi kau, aku
last updateLast Updated : 2024-07-23
Read more

25. Rose Keguguran

Aurora melirik saat Demian menutup pintu ruangan Jeno, lalu dia kembali fokus ke Jeno saat mengumumkan bahwa pagi itu akan ada rapat. Sekilas Jeno menatap Aurora dengan tatapan yang tidak suka saat Aurora tersenyum menggoda padanya, lalu Jeno membuang napas kasar dan mengalihkan pandangannya.Demian mendekati Aurora, "Hey, jaga tingkah laku mu jika tidak ingin berakhir mengenaskan." Demian segera berlalu dari hadapan Aurora menyusul Jeno dan beberapa pegawai lainnya berjalan di belakang Jeno.Aurora masih berdiri diam di kubikel nya. Kedua matanya beberapa kali bergantian menatap rombongan Jeno dan pintu ruangan Jeno, lalu dia mengambil tumpukan berkas yang ada di atas meja kerjanya. Aurora segera berlalu dan menyusul Jeno dan yang lainnya.Setelah semua masuk ke dalam ruang rapat. Jeno menyuruh Demian untuk segera memulai rapat pada pagi hari itu. Jeno duduk tenang menyimak Demian yang sedang memimpin rapat tersebut.Rapat berlangsung kurang lebih 1 jam. Saat semua sedang sibuk, Auro
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more

26. Pemecatan Aurora

"Segera bereskan semua barangmu," perintah Demian. Kali itu Demian sama sekali tidak menaruh rasa kasian pada Aurora, karena hal itu terjadi atas kelakuan dia sendiri yang dianggap selalu meremehkan saran atau nasehat orang lain. Demian sendiri juga sudah memberi peringatan berkali-kali pada Aurora."Tidak ... bukan seperti ini caranya. Aku tidak terima," kata Aurora membela dirinya sendiri."Telingamu sudah cukup jelas tadi Jeno bilang apa," tegas Demian."Apa dia gila membuatku tidak bisa mencari pekerjaan di beberapa perusahaan di kota ini?" teriak Aurora.Demian berdecak, "Sudah aku tekankan dari awal dan Jeno pun sudah memberimu peringatan, tapi kau masih saja nekat mencari masalah." Demian menyerahkan amplop pada Aurora. "Segera bereskan barang-barangmu. Aku sudah tidak ingin melihat mukamu lagi," lanjut Demian berlalu dari hadapan Aurora.Terima atau tidak terima, Aurora terpaksa membereskan semua barang-barangnya. Dia membereskan semuanya dengan keadaan hati yang tidak ikhlas
last updateLast Updated : 2024-08-21
Read more

27. Melamar Kerja

"Jen, apa kau sangat menikmatinya?" tanya Aurora dengan sangat manjanya. Wanita itu menaruh kepalanya di dada sebelah kanan Jeno dan tangan itu meraba halus dari dada kiri Jeno bergerak ke perut dan turun ke bawah.Tiba-tiba tangan Jeno menahan tangan Aurora. "Jangan lakukan itu lagi?""Kenapa?" tanya Aurora semakin menggoda Jeno dengan menciumi dada pria tampan itu."Kau akan menyesal nanti," lanjut Jeno."Aku tidak akan pernah menyesal jika bersamamu." Aurora meneruskan aktivitasnya dia terus menciumi dada Jeno hingga turun ke perutnya. Sedangkan tangan kanannya sudah menelusup ke dalam selimut dan bermain dengan senjata milik Jeno.Jeno mulai aktif kembali setelah 30 menit yang lalu dia sudah menyelesaikan 2 ronde. Kini Jeno dipaksa lagi oleh Aurora untuk bangkit dan bermain lagi."Kau sungguh wanita hiperseks, Aurora," tandas Jeno."Aku seperti ini juga karena kau, Jen," balas Aurora dengan bermain apik di area sensitif milik Jeno tepatnya di bawah pusat Jeno.Aurora terus memaink
last updateLast Updated : 2024-09-03
Read more

28. Daftar Hitam

Setelah menunggu sekitar 10 menit akhirnya dipanggil satu persatu. Setiap dipanggil dua orang sekaligus yang masuk. Bahkan sampai anda insiden saling menjatuhkan. Salah seorang dari mereka memasang kaki agar target tersandung dan jatuh. Jebakan itu berhasil dan target pun jatuh ke lantai tepat dihadapan Aurora. Wanita itu meringis kesakitan di depan Aurora dan Aurora pun tidak menghiraukan sama sekali. Justru Aurora sibuk sendiri dengan sebuah kaca yang dia pegang. Apalagi jika bukan bersolek. Wanita itu terpaksa bangun walaupun lututnya terasa nyeri dan lebam berwarna biru keunguan. Wanita itu langsung masuk ke dalam ruangan. Sekitar 10 menit kemudian wanita itu keluar dan duduk lagi di tempat semula. Kandidat selanjutnya pun masuk ke dalam dan sampailah giliran Aurora. Aurora masuk ke dalam ruangan bersama dua pelamar lainnya karena total pelamar ganjil.Aurora duduk bersama kedua rivalnya. Sementara di depan mereka ada dua orang yang sedang memeriksa CV ketiga calon pelamar kerja.
last updateLast Updated : 2024-09-23
Read more

29. Douglas Elvis

Aurora terkejut dan dia terlambat untuk menghindar. Hal itu mengakibatkan Aurora sedikit terserempet mobil yang lewat serta membuatnya jatuh di atas trotoar. Aurora meringis karena pantatnya mencium trotoar dengan keras.Mobil berhenti tidak jauh dari Aurora. Pintu terbuka dan keluarlah seorang pria dari dalam mobil."Nona, anda baik-baik saja? Apa ada yang terluka?" kata pria itu menghampiri Aurora.Aurora mengangkat kepalanya dan menatap pria tersebut. Mata Aurora tidak berkedip sama sekali saat melihat pemandangan di depannya. Aurora begitu sangat terkesima dengan pria yang sedang berdiri di depan Aurora."Nona ... nona, anda tidak apa-apa?" Pria itu membuat Aurora tersadar dari mimpinya yang mengagumi ketampanannya."A—ku ... aku hanya sedikit tergores," kata Aurora sambil memegangi lengannya dan benar saja kain yang menutupi lengannya robek.Lantas Aurora mencoba untuk berdiri, akan tetapi Aurora terjatuh lagi karena dia merasakan sakit dan nyeri pada bagian pergelangan kakinya.
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

30. Rival Kerja

Elvis merasa ada yang aneh saat melihat ibunya Aurora sama sekali tidak mengatakan sesuatu alias diam. Begitu juga dengan Aurora. Elvis memang sosok pria yang sangat peka dengan keadaan.Elvis berdeham agar suasana tidak canggung dan hening. "Bolehkah aku bertanya?" Aurora menatap Elvis, lalu tersenyum. "Kau pasti menanyakan suatu hal yang baru terjadi beberapa detik yang lalu?""Apa kau tidak begitu akrab dengan ibumu?" lanjut Elvis. Aurora menghela napas panjang, lalu mengangkat kepalanya ke atas. "Jika kau tidak ingin menceritakannya, tidak apa-apa. Aku yang sudah sangat lancang telah bertanya padamu.""Aku memang tidak akrab dengan ibuku sejak kejadian itu. Kau pasti kenal Jeno, kan?" Aurora menatap Elvis dan pria itu menganggukkan kepalanya."Memangnya——apa ada hubungannya dengan Jeno?" selidik Elvis. Pria itu begitu ingin tahu kejadian yang sebenarnya."Sebenarnya ibuku bekerja di rumah Jeno, tapi karena suatu hal ibuku dipecat dari pekerjaannya," terang Aurora.Elvis mengerutk
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status