Share

13. Iri Hati

Penulis: Cheezyweeze
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-17 19:02:09

Kehadiran Rose membawa pengaruh baik untuk Jeno. Namun tidak untuk Maryam. Rasa iri dalam diri Maryam semakin tinggi. Terlebih lagi Maryam seperti tidak ikhlas jika Jeno harus hidup serumah dengan Rose. Entah apa yang membuat Maryam begitu membenci Rose. Padahal dari segi umur pun Maryam dan Rose sudah terlihat berbeda jauh.

Maryam menatap dua orang yang sedang bercanda di ruang tengah. Suara keduanya sampai terdengar di luar rumah. Beberapa pengawal Jeno tampak saling merespons.

"Sejak kedatangan perempuan itu. Tuan Jeno tidak lagi emosian."

"Betul sekali. Tuan Jeno jadi terlihat sangat hangat walaupun beliau akan berubah tegas saat tiba di kantor," kata pengawal dengan badan tinggi besar dan penuh tato.

"Semoga saja akan seperti itu terus agar kita tidak setiap hari kena marah," lanjut salah seorang diantara pengawal yang sedang duduk santai sambil minum kopi.

Maryam melintas di ruang tengah. Dia hendak pulang ke gubuknya. Wajah datar Maryam memperlihatkan rasa benci pada sosok gadi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gadis Simpanan CEO Tampan   14. Daging Busuk

    BRAAK!Jeno menggebrak meja makan dengan keras sehingga membuat berantakan semua yang ada di atas meja tersebut. Apalagi Rose yang langsung muntah-muntah.Bau itu masih terasa di hidung Jeno. Sebenarnya Jeno juga merasa ingin muntah, tapi Jeno masih bisa menahannya.Jeno bergegas menuangkan air ke dalam gelas dan memberikannya pada Rose. "Minumlah ini." Jeno memberikan gelas itu pada Rose. "Pelan-pelan minumnya," lanjut Jeno.Rose meneguknya pelan, akan tetapi bau tidur belum juga hilang. "Selera makanku sudah hilang. Ini benar-benar membuat semua isi perutku keluar. Maafkan aku, tuan." Di bawah sana sangat kotor dan menjijikan. Hal itu yang membuat Rose meminta maaf pada Jeno karena telah mengeluarkan semuanya. Jeno mengusap punggung Rose, lalu dia melangkah menuju kulkas. Jeno membuka pintu kulkas dan memeriksa semua daging yang ada di dalam sana.Saat membuka pintu kulkas bau menyengat langsung menusuk hidung Jeno. Jeno mengeluarkan satu bungkus daging dan mendekatkan bungkusan it

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-25
  • Gadis Simpanan CEO Tampan   15. CCTV

    Maryam membungkuk dan mengambil benda tersebut. Wanita itu merasa sangat sayang untuk membuangnya, tapi jika sudah dingin hal itu tidak bekerja lagi."Aku akan membuat yang baru lagi jika dia sudah pulang nanti." Maryam masih berpikir jika Jeno akan mau meminumnya. Sedangkan wanita itu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi."Lalu bagaimana dengan dia? Beberapa hari ini aku tidak melihat dia?" Kepala Maryam menoleh ke kanan dan ke kiri. Dia seperti sedang mencari sesuatu. "Ah, sudahlah. Akan aku urus dia nanti." Maryam segera meninggalkan rumah itu.Sementara itu disebuah gedung besar, seorang pria sedang sibuk dengan laptopnya. Sesekali dia melirik ke arah ponselnya yang tak jauh dari laptop. Pria itu mengecek semuanya tanpa terkecuali."Masih aman. Jika sampai aku mengetahui hal itu lagi makanya aku akan mengambil keputusan tegas."Jeno masih terus memeriksa tiap sudut rumahnya. Namun, keseriusannya terjeda untuk beberapa saat."Tuan Jeno, anda sudah ditunggu di ruang rapat," ucap s

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10
  • Gadis Simpanan CEO Tampan   16. Pengusiran

    "Tu-Tuan Jeno ...." Mata itu seolah tidak bisa lepas dari wajah Jeno. Wajah Jeno terlihat sangat marah. Pria itu tidak bisa menyembunyikannya kemarahannya."Kau ku bayar untuk mengurus rumah dan menjaga Rose, tapi kenapa kau justru memperlakukan Rose seperti itu." Jeno menghempaskan tangan Maryam dengan kasar. "Itulah kenapa aku memasang CCTV," lanjutnya melirik Maryam."A-apa?" Maryam terkejut dan kepalanya menengadah ke atas mencari sesuatu. Akan tetapi yang dia cari tidak terlihat. "Bu-bukan begitu maksudku, tuan ...," rayu Maryam mendekati Jeno."Jangan sentuh aku!" seru Jeno sambil mendorong Maryam hingga jatuh.Rose kaget dengan sikap Jeno malam itu. Gadis itu langsung jongkok dan mencoba menolong Maryam. Namun, Jeno langsung menarik Rose. "Buat apa kau menolong orang yang hendak mencelakaimu," ujar Jeno. "Kau lihat kan kelakuan dia tadi. Apa kau masih berniat untuk menolongnya? Jika aku jadi kau, aku sudah tidak sudi melihat mukanya," hardik Jeno.Maryam terisak. Dia merasa ji

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12
  • Gadis Simpanan CEO Tampan   17. Jeno Telat Pulang

    Sejak kejadian pengusiran Maryam, kini Rose yang semakin sibuk. Dia harus mengurus ini dan itu di rumah Jeno. Semua dilakukan Rose dengan hati ikhlas, tapi Rose tetap ingat kata-kata Jeno. Kata-kata itu selalu menghantui dipikiran Rose. Namun, Rose selalu berpikir positif. Rose termenung saat dia sedang mengelap kaca jendela di ruang depan. Dia menatap pantulan wajahya di kaca itu. Wajah Rose yang mulai terawat sejak tinggal di rumah Jeno. "Apakah aku akan menjadi pembantu di rumah ini?" pikir Rose. Perlahan dia mulai menggerakkan kembali tangan kanannya. Rose menyapu sudut-sudut jendela itu, akan tetapi terlalu tinggi. "Aku harus mengambil sebuah kursi." Rose segera mengambil sebuah kursi dan meletakkannya tepat di dekat jendela kaca. Kemudian Rose melepaskan sandal dan kakinya naik ke atas kursi. Kini Rose bisa menjangkau semua kaca jendela itu termasuk kaca disetiap sudut yang sulit untuk dijangkau. Rose berjalan mundur beberapa langkah dari pintu kaca tersebut. Gadis itu berkaca

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-28
  • Gadis Simpanan CEO Tampan   18. Jeno Mabuk

    Tiba-tiba Rose terbangun karena dikejutkan dengan sebuah suara gedoran pintu yang cukup keras dari lantai bawah. Suara itu semakin kencang. Justru Rose malah berpikir jika ada pencuri yang masuk ke rumah Jeno."Suara apa itu? Apakah ada pencuri? Ah, tidak mungkin. Rumah ini kan dijaga ketat." Rose menurunkan kedua kakinya ke lantai saat mendengar suara orang berteriak dengan keras dan lantang. Kedua kaki itu gemetaran. "Si-siapa itu?" Suara di bawah sana semakin jelas dan mendekat. Nadanya seperti orang sedang marah-marah. Namun, terdengar ngawur dan asal-asalan. Setelah itu terdengar ribut-ribut di lantai bawah. Rose mendengar suara dari kedua pengawal Jeno."Siapa sih yang berisik malam-malam begini?" Tapi Rose tidak berani keluar dari dalam kamar. Gadis itu takut keluar jikalau itu adalah perampok.Selang beberapa detik suasana ribut itu berhenti. Rose melangkah mendekati pintu kamar dan menempelkan telinganya pada pintu tersebut. Kemudian Rose melangkah mundur dan kembali naik ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • Gadis Simpanan CEO Tampan   19. Malam Panas

    Pipi Rose merah karena tamparan keras dari Jeno. Bahkan ada sedikit darah disudut kiri bibir Rose. Mata Rose berkaca-kaca karena menahan rasa sakit. Rose menatap wajah Jeno yang terlihat menakutkan. Seakan mata itu tidak menaruh rasa kasian pada Rose.Tanpa pikir panjang Rose mendorong tubuh Jeno dan dia berlari menuju pintu. Rose menggerakkan gagang pintu tersebut berkali-kali."Ke-kenapa tidak bisa dibuka?" "Kau tidak akan bisa keluar dari kamar ini, jalang." Tawa Jeno terdengar menggelegar. Pria itu melangkah gontai mendekati Rose dan menarik tangan Rose dengan kasar."Lepaskan aku, tuan. Anda sedang dalam keadaan mabuk. Aku mohon lepaskan aku," kata Rose memohon.Jeno tidak mendengarkan teriakan Rose, dia mendorong tubuh Rose ke ranjang dan tanpa basa-basi Jeno menarik paksa lingerie yang dipakai oleh Rose. Rose hanya bisa menangis dan menutupi bagian tubuhnya yang sudah terekspos dengan jelas. Kini tak sehelai benang pun yang menempel ditubuh Rose. Jeno yang sudah kemasukan set

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-20
  • Gadis Simpanan CEO Tampan   20. Rasa Bersalah Jeno

    Rose hanya diam di dalam bath-up yang asap dari air hangat masih mengepul. Rose terlihat merenungi kejadian itu. Kata-kata Rose masih teriang-iang dalam benak Rose.Rose menarik napas panjang dan mengembuskan pelan. Tangan kanannya terangkat dan memegang bibirnya, lalu dia menenggelamkan kepalanya selama beberapa menit. Kemudian dia kembali muncul ke permukaan."Cukup pahit sekali hidupku ini. Kenapa ayah begitu jahat padaku? Kenapa aku harus dijual pada pria brengsek seperti dia?" keluh Rose pada bayangannya yang terpantul di permukaan air. "Apakah aku sanggup melewati kehidupanku yang pahit ini?" lanjutnya lirih.Sementara itu di dapur Jeno tengah sibuk membuatkan sarapan untuk Rose. Jeno merebus 4 buah kentang dan 2 butir telur. Tidak lupa Jeno memanggang 4 lembar roti tawar dan menuangkan susu ke dalam dua buah gelas. Setelah kentang dan telur matang, Jeno membelah telur serta kentang itu menjadi dua. Jeno menaruhnya di atas piring. Menata dengan rapi dan menarik."Aku berharap Ro

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-23
  • Gadis Simpanan CEO Tampan   21. Aurora Patricia

    Satu hari yang lalu. Jeno yang masih sibuk dengan berkas-berkasnya tidak tahu jika ada sepasang mata yang terus memperhatikannya dari balik cela. Mata berwarna biru dengan bulu mata yang lentik itu terus mengikuti gerak-gerik Jeno. Insting Jeno begitu kuat. Pria tampan itu merasakan jika dirinya sedang di mata-matai. Pria itu hanya tersenyum tipis. Bola mata biru itu terus memperhatikan Jeno dari rambut turun ke hidung Jeno dan berakhir ke bibir seksi Jeno. Aurora berkali-kali menelan saliva nya sendiri. Sebenarnya dia ingin sekali datang dan menghampiri Jeno lalu memeluknya. Apalah dayanya yang tidak bisa sembarangan mendekati Jeno. Ya, Aurora sudah pernah mendapatkan peringatan langsung dari Jeno untuk menjaga jarak. Namun, sepertinya Aurora tidak mengindahkan peringatan itu. Wanita itu terlalu terobsesi pada Jeno. "Kau sungguh tidak sopan mengintip seperti itu," ujar seseorang yang tiba-tiba mengagetkan Aurora. Aurora menegakkan badannya dan menatap pria yang berdiri di

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-02

Bab terbaru

  • Gadis Simpanan CEO Tampan   40. Adik Ipar

    "Kau tidak bisa menuduhku begitu saja. Aku bisa menuntut mu," ancam Jeff.Jeno membalikkan badannya menatap Jeff dan juga Paul. "Menuntut ku? Kau memperingatkan ku atau kau sedang mengancam ku? Bagaimana bisa kau menuntut ku?" Jeno memperlihatkan benda pipih yang berpindah tangan dari Sean ke Jeno. Lantas Jeno memperlihatkan sebuah video pada Jeff dan Paul. "Setelah melihat ini, apa kalian akan tetap menuntut ku?" Jeff dan Paul saling pandang. Mereka berdua merasa sangat heran pada pria yang berdiri di depan mereka. Jeff dan Paul merasa jika pria itu sangat ingin melindungi Ryan. "Ryan, kau bayar berapa mereka sehingga mereka seperti melindungi mu?" sungut Jeff pada Ryan. Ryan hanya bisa bengong karena memang dia tidak merasa membayar mereka. Ryan pun tidak mengenal siapa mereka."Jeff, jaga mulut mu itu," titah Martin. Martin paham betul siapa Jeno. Jeno adalah orang kaya nomor satu di kota itu bahkan dia bisa membuat orang menderita dan tersiksa hidup di dunia ini."Kenapa Tuan M

  • Gadis Simpanan CEO Tampan   39. Jeno Turun Tangan

    KLUNTANG!Sebuah benda jatuh ke lantai. Nampan yang dibawa oleh Ryan jatuh dan sajian yang dibawa oleh Ryan berceceran di lantai. Kejadian itu membuat Ryan menjadi pusat perhatian."Ryan, apa yang kau lakukan?" pekik Martin."I-ini ti-tidak seperti yang Anda lihat, tuan," ujar Ryan membela."Maksudmu apa? Jelas sekali ini kesalahanmu," seru Martin."Ti-tidak, tuan. Paul dan Jeff sengaja memasang kakinya agar aku tersandung." Ryan berusaha membela dirinya sendiri."Jangan menyalahkan orang lain. Lihatlah menu makanan yang sudah dipesan oleh pelanggan berserakan di lantai. Siapa yang rugi?" teriak Martin."Sa-ya yang akan mengganti biaya kerugiannya," ujar Ryan sambil menundukkan kepalanya."Huft ... cepat bersihkan lantainya," perintah Martin dengan jari telunjuknya mengarah ke lantai yang penuh dengan ceceran daging."Martin ...," panggil Jeno berjalan mendekati Martin. Martin pun membalikkan badannya dan terkejut melihat Jeno."Ma-maaf Tuan Jeno, atas keadaan yang tidak nyaman ini.

  • Gadis Simpanan CEO Tampan   38. Teguran dari Jeno

    Paul dan Jeff sengaja ingin mengerjai Ryan kembali. Mereka berpikir jika Ryan melakukan kesalahan, Ryan akan kena tegur dan pastinya Ryan akan mendapat komplain dari pelanggan juga atau bahkan bisa dipecat?Hal negatif sudah meracuni otak Jeff dan Paul hingga menggunakan cara licik. Sebenarnya Jeff tidak mengetahui jika Paul juga menaruh hati pada Monica, akan tetapi Paul begitu menata rapi perasaannya. Pria itu sanggup memendam perasaannya begitu lama. Berbeda dengan Jeff yang takut jika wanita yang dia taksir diambil oleh orang lain, makanya Jeff begitu terlihat grusah-grusuh.Paul memberi isyarat pada Jeff saat Ryan masuk ke dapur memberikan sebuah kertas berisi pesanan menu."Dua Beef Wellington." Hans dengan cekatan membuatkan menu tersebut.Melihat hal itu Jeff mendekati Paul. Pria itu membisikkan sesuatu pada Paul dan Paul menggelengkan kepalanya. Jeff pun menjauhkan kepalanya dan mengangkat kedua tangannya. Paul mendekati Jeff dan memegang pundaknya."Jangan gegabah ambil tind

  • Gadis Simpanan CEO Tampan   37. Ulah Paul dan Jeff

    Sean terus memantau Ryan dari jauh. Gerak-gerik yang mencurigakan dari Jeff pun bisa ditebak oleh Sean. Terlebih lagi Paul, Sean bisa membaca cara Paul memanipulasi Jeff. Seakan Paul sedang mengincar sesuatu dari Ryan melalui kelemahan Jeff, tapi apa yang diincar Paul? Sedangkan Sean sendiri belum begitu mengenal Ryan, tapi tuannya sudah menyuruhnya untuk melindungi Ryan. Paul mencengkeram tangan Jeff dengan kuat. Paul pun menggelengkan kepalanya, lalu dibalas dengan isyarat oleh Jeff. "Kalian berdua sedang apa?" tanya Ryan yang tiba-tiba membalikkan badannya dan mendapatkan Paul sedang memegang tangan Jeff. Melihat wajah Ryan, Jeff tidak bisa menahan amarahnya. Jeff merasa jika Ryan tengah bermain-main dengan dirinya. Jeff tidak bisa menahan diri, laki-laki itu mengibaskan tangannya untuk berusaha melepaskan genggaman tangan Paul. Jeff langsung mengarahkan bogem mentah di muka Ryan hingga Ryan tersungkur jatuh dan mulut Ryan mengeluarkan darah. Paul langsung menarik tubuh Jeff m

  • Gadis Simpanan CEO Tampan   36. Musuh Dalam Selimut

    Setelah bercakap-cakap dengan calon kakak iparnya. Ryan merasa sangat lega, tapi ada satu hal yang membuat Ryan bingung karena sang kakak tidak pernah menjawab telepon darinya. Hal itu membuat Ryan terus bertanya-tanya dalam hatinya. Apakah Ryan punya salah pada kakaknya? "Sudah 6 kali aku menghubungi kakak tapi tidak jua diangkat. Sebenarnya apa yang terjadi? Kak Rose tidak seperti ini biasanya." Ryan menatap layar ponselnya. "Apa aku harus menanyakan pada Kak Jeno?" lanjutnya. Berkali-kali Ryan memikirkan hal itu. Setiap dia ingin menghubungi Jeno selalu ada keraguan yang menghantui Ryan. Ryan paham jika Jeno adalah seorang yang sangat sibuk. Akhirnya Ryan memutuskan hanya mengirim pesan untuk Jeno. Secara diam-diam pun Jeno menyimpan nomor telepon milik Ryan. Itu semua Jeno lakukan karena syarat dari Rose. Ting! Jeno melirik saat mendengar bunyi suara dari ponselnya. Ryan menatap Rose yang tengah sibuk bermain dengan ponselnya. Jeno meletakkan ponselnya dan melangkah mendekati

  • Gadis Simpanan CEO Tampan   35. Salah Paham

    Rose sangat terkejut saat mendengar suara dari seberang sana. Bukan suara Ryan melainkan suara seorang wanita dan yang lebih membuat Rose takut adalah waktu menunjukkan pukul 21.30. Rose sudah berpikir negatif tentang Ryan sang adik. Dia ingin marah pada Ryan tapi berhubung tadi Rose terkejut dan langsung menutup sambungan telepon."Bodohnya aku," umpat Rose pada dirinya sendiri.Rose kembali mencoba menghubungi Ryan, akan tetapi tidak juga di angkat oleh Ryan. Itu berlaku sampai panggilan yang ke tujuh kalinya. Rose mulai murka pada Ryan. Rose tak habis pikir dengan adik satu-satunya itu. Padahal Rose paling tahu jika Ryan adalah anak yang baik dan patuh."Apa yang terjadi? Apakah dia——ah, tidak mungkin. Ryan tidak mungkin melakukan hal itu." Rose mulai mencemaskan adik satu-satunya. Pikiran Rose sudah memikirkan hal yang berbau negatif.Tidak ada respons lagi dari Ryan. Akhirnya Rose memilih untuk diam. Dia tidak akan menerima panggilan dari Ryan. Hati Rose sudah terlanjur kecewa p

  • Gadis Simpanan CEO Tampan   34. Kepindahan Ryan

    "Aku punya dua syarat untukmu. Pertama, aku ingin ayahku nanti yang akan mendampingiku dan yang kedua, aku ingin adikku Ryan tinggal bersama dengan ku di sini."Dua syarat itu memang tidak berat, tapi tidak bagi Jeno. Jeno tidak setuju dengan syarat nomor satu, karena Jeno sendiri mulai membenci ayahnya Rose. Tanpa diketahui oleh Rose, Roland sering menghubungi Jeno untuk meminta uang.Jeno sama sekali belum memberitahukan hal itu pada Rose, karena Jeno tidak ingin Rose sedih atau kecewa. Di sisi lain mungkin Rose juga tidak akan mempercayainya."Aku tidak bisa mengabulkan semua syarat mu, aku hanya bisa mengabulkan salah satunya." Jeno menatap Rose tanpa ekspresi. "Aku akan memberimu waktu sehari untuk memikirkannya. Jika kau menyetujuinya aku akan langsung mengumumkan berita bahagia itu," lanjut Jeno. Lantas pria itu berlalu dari hadapan Rose. Damian yang berada di sana hanya bisa tersenyum dan membungkukkan kepalanya, lalu berlalu mengikuti Jeno di belakangnya.Sementara itu di tem

  • Gadis Simpanan CEO Tampan   33. Dua Syarat

    Rem diinjak mendadak oleh Jeno, tetapi semua bisa dikontrol dan tidak ada yang terluka. Untung saja Jeno hanya memacu mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Namun, tentu saja membuat Rose marah. Bahkan gadis itu sempat memarahi Jeno. Rem diinjak mendadak bukan karena terjadi kecelakaan, melainkan Jeno terkejut dengan pernyataan dari Rose.Beruntung mereka sedang tidak berada di jalan raya. Jeno menatap Rose dengan seksama seolah Jeno tidak menyangka akan hal itu."Tapi aku punya syarat untukmu," lanjut Rose."Apa syaratnya?" tanya Jeno."Kita bicarakan syarat itu jika kita sudah sampai di rumah," sahut Rose. Jeno pun mengikuti permintaan dari Rose. Jeno kembali melajukan mobilnya menuju ke rumah. Sesampainya di rumah Jeno tidak langsung menagih ucapan Rose. Pria itu membiarkan Rose untuk beristirahat terlebih dahulu, karena dia pun harus segera ke kantor setelah menerima panggilan dari Damian.Empat jam kemudian saat menjelang petang Jeno pulang ke rumah. Rose pun sudah menyediakan men

  • Gadis Simpanan CEO Tampan   32. Masa Pemulihan

    Jeno melangkah mendekati salah satu pegawainya yang sedang membersihkan kaca. Jeno terus memperhatikannya. Pegawai itu tidak menyadari jika Jeno sedang memperhatikannya sedari tadi. Ada beberapa pegawai yang menyadari keberadaan Jeno di sana, mereka bekerja dengan perasaan takut."Se-sela-mat pa-gi, Pak Jeno," sapa mereka yang sadar akan keberadaan Jeno."Kenapa kalian seperti orang ketakutan?" tanya Jeno."Ti-tidak. Ma-maaf, tidak seperti biasanya Pak Jeno memantau kami bekerja. Apa salah seorang di antara kami ada yang melakukan kesalahan?"Jeno menarik napas, "Tidak ada. Kalian tidak ada yang membuat kesalahan. Apa kalian sudah sarapan?""Be-belum ...," ucap mereka."Turun lah kalian ke B1. Demian sudah menyiapkan sarapan untuk kalian dan kalian bisa kembali bekerja di jam 7." Jeno langsung berlalu dari sana."Terima kasih, Pak Jeno," ucap mereka sambil menunduk."Kok tumben sekali," celetuk seorang pegawai laki-laki."Hush, jangan bicara seperti itu. Pak Jeno sebenarnya orang bai

DMCA.com Protection Status